Selasa, 26 Februari 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 15-41 Hukuman Ilahi (10), Akhir

Chapter 15-41. Hukuman Ilahi (10), Akhir


Satou di sini. aku suka film-film Hollywood yang sederhana. Ada banyak hal yang harus kau jawab dengan tepat jika kau berpikir keras tentang hal itu, aku tidak bisa memahami serial film tentang penderitaan. Happy Ending benar-benar yang terbaik.


"Fiuh, kurasa sebagian besar tsunami sudah teratasi sekarang?"

Aku menyelamatkan kedua gadis itu dari Sea king, melenyapkan Familiar Dog-head, [Sky King] yang berukuran pulau kecil, dan makhluk seperti tyrannosaurus yang dibalut api [Flame King], lalu aku terbang ke laut selatan dan mengatasi tsunami.

Aku bahkan harus memberantas armada ancient undead dan ghost di pulau terapung yang muncul di tengah jalan, itu merepotkan.

Bagaimana aku mengatakan ini, laut selatan adalah neraka.

Jendela penanda muncul dalam penglihatanku ketika aku menggerutu.

--Bahaya?

"Geh, ini buruk!"

Aku kembali ke solitary island palace dengan Unit Arrangement.

"Hikaru! Tolong urus Ganika Marquisdom."
"Un, aku mengerti--"

Setelah mengatakan itu pada Hikaru yang berdiri di solitary island palace, aku berteleportasi ke weasel empire dengan magic space.

Terus terang, aku tidak ingin membiarkan Hikaru keluar tetapi Arisa berada dalam situasi berbahaya saat ini.
Karena Hikaru mendapat berkah dari Dewa Pelindungnya, [Ama no Mizuhana-hime] selain dari Dewa Parion, aku yakin dia akan baik-baik saja.

Di sisi lain gate teleport, ada Staff Warship Arisa yang setengah meleleh sedang melakukan pendaratan darurat, gadis-gadis beastkin dan Kaisar Weasel yang berubah menjadi demon lord di sekitar kapal, dan hero Meiko yang mengeluarkan cahaya biru, tampak berbahaya.
Lyuryu dan Lady Ringrande tampaknya berada di kapal udara besar di kejauhan.

Aku melihat ke langit dan melihat tujuh bola cahaya mengambang.
Karena indikasi mereka menunjukkan, [UNKNOWN], mereka mungkin adalah para Dewa atau para familiar Dewa.

Cincin cahaya berubah menjadi pusaran cahaya penuh warna.

- Crisis Preception.

Yang itu berbahaya.

Aku mengulurkan [magic Hand] ke semua orang yang bisa dijangkau.

Sementara crisis preception mengejutkanku kembali, aku entah bagaimana – berhasil menjangkau semuanya.

--Ini buruk.

Sesuatu jatuh dari langit.

--Bahaya, berbahaya, berbahaya.

Aku menggunakan Unit Arrangement secepatnya.

Momen tepat sebelum cahaya yang jatuh dari langit menyentuh kami - entah bagaimana itu diaktifkan tepat waktu.


"Fiuh, sudah lama aku tidak panik."

Setelah kami pindah ke gurun pribadiku, aku menghela napas lega.

- Ups, belum!

Selanjutnya, aku teleportasi lagi untuk menyelamatkan Lyuryu dan yang lainnya.
--LYURYURYUUU.

Melihatku, white dragon mengeluarkan suara kegembiraan dan melompat ke arahku seperti Pochi.

--Geh.

Di belakang Lyuryu, di belakang kapal udara besar yang jatuh, aku melihat tsunami cahaya putih datang.
Mungkin gelombang sisa dari cahaya yang dijatuhkan kepada kita.

"Oy, oy, tempat ini sudah masuk pertengahan menuju kota tetangga, jauh dari ibu kota kekaisaran kau tahu--"

Sambil bergumam takjub, aku menangkap Lyuryu dan kapal perang besar dengan [Magic Hand] dan membawa mereka ke tempat yang sama seperti sebelumnya.

"Master! Tolong selamatkan gadis hero nodesu."

Pochi yang menemukan kami melompat dan bicara padaku.

Tentu saja, hero Meiko yang mengamuk yang mengeluarkan cahaya biru dari mulut dan matanya tampak seperti dia di ambang kehancuran.
Aku dengan cepat mengikat hero Meiko dengan magic shadow dan menyerahkan Blood Elixir ke Pochi.

"Coba biarkan dia minum ini."
"Ya, nanodesu!"

Aku berharap ini akan menyembuhkannya, tetapi jika itu tidak mungkin maka aku harus membuatnya meminum [Nectar] terlarang.
Aku tidak bisa menyerahkan [Nectar] ke tangan orang lain karena akan menimbulkan banyak masalah.

Namun, aku tidak bisa menghiraukan hero Meiko lebih dari ini.

Aku perlu melakukan sesuatu tentang tsunami cahaya putih sebelum hero Meiko. Jika aku meninggalkan itu sendirian, paroki dan Pulau Dejima akan ditelan.
Bencana besar harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum seorang kenalan yang baru ku temui sekali.

"Arisa, aneh."

Aku mendengar Tama berteriak di atas kokpit Staff Warship yang hancur sebagian.
Aku buru-buru masuk ke kokpit pesawat dengan Flash Drive bahkan sebelum aku memikirkannya.

Persiapan untuk menggunakan Unit Arrangement menuju Pulau Dejima akhirnya dibatalkan, tetapi pada saat ini, itu tidak mencapai pikiranku.

"Arisa! kau baik-baik saja !!"
"Aku baik-baik saja."

Jawab Arisa dengan aksen aneh dengan kepalanya yang masih ditutupi oleh helm.
Cahaya ungu bocor dari celah golden armornya.

--demon lord.

Itu ditambahkan pada title Arisa.

Aku mengaktifkan Soul Seer, Magic Seer, Miasma Seer, Spirit Seer dan menyembunyikan Menu untuk membuatnya menjadi sedikit lebih efisien.

Bagian dalam mataku terasa sakit, mungkin aku berlebihan.
Namun, aku tidak peduli tentang itu sekarang.

Aku melihat bahwa MP bocor dari Soul Vessel Arisa yang retak, sementara miasma sedang memperluas celah itu.
Ini seperti semacam benda ungu yang meluap dari celah.

--Tenang, Satou.

Dengan panik aku menekan hatiku yang gelisah.

"Tidak apa-apa, Arisa. Tidak apa-apa."

Sambil bergumam seolah-olah aku meyakinkan diriku sendiri, aku merobek miasma dan dengan lembut memperbaiki Soul Vessel yang rusak ke bentuk aslinya.

"Baiklah, sedikit lagi--"

Aku menyingkirkan golden armor Arisa dengan Master Key .

"Jangan lihat."

Arisa menyembunyikan bibirnya dengan tangan dan meringkuk di kursi kokpit.
"Jangan khawatir, aku tidak akan membencimu hanya karena penampilanmu sedikit berubah."
"Benarkah?"
"Ya, tentu saja."

Aku bergumam untuk menenangkan Arisa dan mengangkat kepalanya.

"Minumlah ini. Selagi Soul Vessel-mu masih mempertahankan bentuknya."
"Un, oke."

Aku membuat Arisa minum [nectar].
Di antara barang-barang ku, hanya ini dan Blood Elixir Rev. yang mampu menyembuhkan kerusakan pada Soul Vessel.

Namun, penyembuhan dari Blood Elixir Rev. hanya sementara.
Ketika Soul Vessel rusak sebanyak ini, Vessel itu mungkin pada akhirnya tidak akan dipulihkan kecuali dia meminum [Nectar].

"--Ah, master memasukiku."

Arisa adalah Arisa bahkan pada saat seperti ini.
Mengabaikan omong kosongnya, aku berjaga-jaga tentang pemulihan Soul Vessel-nya.

Tak lama, setelah sesuatu yang terasa seperti keabadian, Soul Vessel Arisa dipulihkan.

"--Phew, bagus."
"Maafkan aku."

Aku mengelus kepala Arisa yang meminta maaf.
Karena sepertinya dia cukup menyesalinya, aku akan memutuskan hukumannya setelah aku mendengar alasan mengapa dia berlebihan.

"Jangan gegabah lagi, oke?"
"Un, jika terjadi sesuatu, ceritakan semuanya—"

Ketika kami saling menatap, keadaan darurat lainnya ditampilkan pada pembacaan AR.

Kalau dipikir-pikir, Pulau Dejima dan paroki dalam masalah bukan?


"—Tepat waktu."

Aku mendatangi tempat terdekat dengan Ibukota Kekaisaran, Pulau Dejima yang masih memiliki korban selamat, dengan unit arrangement

Kota Lete akan ditelan oleh tsunami cahaya putih di depan mata ku.

Aku ingat ketika orang reinkarnasi catear-kin menggunakan unique skill-nya untuk mencoba menghapus  memoriku.
aku telah melindungi gadis-gadis itu dengan orang-orang reinkarnasi lainnya, aku seharusnya pergi menemui mereka ketika aku punya waktu.

"Nah, aku harus melakukan sesuatu tentang itu."

Aku memilih magic earth tingkat lanjut [Great Wall] pada Daftar magic.

"Kurasa ini lebih seperti terbentuknya Pegunungan Nanashi, bukan Tembok Besar Cina?"

Sebuah tembok tinggi yang lebih tinggi dari pegunungan menjulang beberapa ratus kilometer.
Ini terlihat cukup mencolok, tetapi dibandingkan dengan [<< Continental Guard >>], magic ini lebih sederhana dan lebih hemat biaya.

"Nah, mari kita bersihkan ini dengan cepat."

Aku menghubungkan [Great Wall] sambil bergerak dengan Unit Arrangement.
MP-ku habis ditengah jalan, tapi karena aku memiliki beberapa holy sword yang terisi penuh di storageku, aku dapat melakukan isi ulang dari mereka.

"Siapa yang mengira bahwa itu akan hampir mencapai wilayah Ratkin di sisi utara."

Tsunami cahaya putih malapetaka ini pasti Hukuman Ilahi yang sebenarnya.
Mengubah beberapa kota menjadi garam putih mungkin Hukuman Ilahi dari para rasul dan satu Dewa, sedangkan cahaya putih sebelumnya mungkin Hukuman Ilahi skala besar dari tujuh Dewa.

Tidak heran kondisi untuk Hukuman Ilahi berubah tergantung pada siapa kau bertanya.


"Fumu, ini kawah dan lekukan berbentuk spiral yang mengerikan."

Setelah memastikan sudah aman dengan [Senrigan (Extra Clairvoyance)] dari magic space, aku pindah ke weasel empire menggunakan magic teleport.

Sepertinya para Dewa puas setelah menjatuhkan Hukuman Ilahi, mereka telah menghilang dari langit.

Aku mengembalikan [Room of Truth] tempat demon lord Troll disegel dari sub-space ku ke tempat aslinya.
Karena aku telah menempatkan penghalang yang sangat kuat di tempat asli, aku pikir mereka tidak menyadarinya.

Tampaknya penghalang telah hilang oleh Hukuman Ilahi para Dewa.
Mungkin bukan penghalang itu sendiri yang menghilang, tetapi batuan dasar tempat penghalang itu ditempatkan.

"Retakan apa itu?"

Aku melihat fenomena seperti fatamorgana di sudut pandangku.
Apakah itu kapsul evakuasi di ruang bawah tanah?

Itu terbelah, dan seseorang yang selamat -- ada di sana.

"Ini keajaiban bahwa dia selamat."

Aku mengeluarkan wajah familiar yang terkubur didalam garam.

--Uwaa.

Tubuh bagian bawah dan salah satu lengannya menjadi garam dan hancur berantakan.
Merupakan keajaiban bahwa bagian-bagian vital seperti kepala dan jantungnya aman.

aku pindah ke laboratorium penelitian di Solitary island palace dengan Unit Arrangement sambil membungkusnya dengan magic Fixture.
Kurasa tidak perlu dibersihkan dan semacamnya."

Sambil menggumamkan itu, aku menempatkan Lady Liedill sang Knight Temple ke dalam tangki bio milik Nana.

"Meskipun ini cerita yang berbeda untuk kehilangan anggota tubuh, aku kira itu tidak mungkin untuk meregenerasi organ?"

Karena [nectar] terlalu berbahaya, aku mengisi tangki bio dengan Blood Elixir Rev.

Setelah itu, mode regenerasi dari Bio Tank seharusnya bisa mengurus sisanya.


"Apa yang harus kita lakukan tentang hero?"
"Benar. Aku akan meminta Echigoya Firm untuk merawat hero Meiko dan kelompoknya. Kita bisa mengirimkannya ke Saga Empire begitu mereka bisa bergerak."

Mungkin aku harus mengembalikan Lady Ringrande ke rumah orangtuanya, tetapi untuk sekarang mungkin lebih baik baginya untuk tinggal di kamar tamu Echigoya Firm.
Dia mungkin akan baik-baik saja karena aku sudah meminta Sera untuk merawatnya.

Karena hero Meiko jatuh dalam kondisi kritis dan memuntahkan darah ketika aku membiarkannya meminum [nectar] karena suatu alasan, aku hanya memberinya Blood Elixir Rev. Untuk mengembalikannya dari keadaan mengamuk sebagai pengobatan.

Aku melepaskan garis-garis biru pada kulitnya dengan operasi dan menyembuhkannya dengan high magic potion.

--Kemudian, setelah bertanya Klan Beriunan dan Burainan yang suka meneliti hal-hal untuk menyelidiki garis-garis tersebut, aku belajar bahwa komposisinya mirip dengan cairan biru yang mengkristal.
Saat itu, ketika aku menaruh terlalu banyak MP ke dalam [Magic Spear of Cricket] Liza, dan berkembang menjadi [Magic Spear Douma], garis kristal yang tampak mirip dengan cairan magic juga muncul di permukaan tombak, itu mungkin fenomena serupa.

"Apakah ini berarti Hukuman Ilahi sudah berakhir sekarang?"
"Un, mungkin. Sepertinya monster yang menyerbu di labirin dan daerah monster juga berhenti."

Aku menjawab pertanyaan Hikaru.

Aku berpikir untuk menyerahkan perawatan untuk daerah yang dilanda bencana ke masing-masing negara.
Jika mereka meminta bantuan Raja Shiga, aku berencana untuk memberi makanan yang diawetkan dan persediaan obat-obatan yang aku simpan dalam jumlah besar.


"Master, Pochi adalah anak nakal nanodesu."

Ketika aku selesai dengan beberapa pekerjaan, Pochi menghadapku dengan wajah serius.
Liza dan Tama bersamanya.

"Tolong beri hukuman pada Pochi nodesu."
"Apakah Pochi mengerti hal buruk apa yang dia lakukan?"
"Pochi meninggalkan posnya tanpa memberi tahu master nodesu."

Memang benar dia melanggar perintahnya, tetapi tanggung jawabku lebih berat untuk menunda-nunda meskipun aku sadar bahwa sesuatu terjadi pada Pochi.
Tidak melakukan kehidupan malam selama satu bulan terlalu ringan, aku harus meminta Hikaru untuk memikirkan sesuatu nanti.

Nah, kesampingkan hukuman untuk diriku, sekarang ini tentang Pochi.

"Kenapa kau meninggalkan posmu?"
"Pochi dipanggil oleh seorang gadis kecil nodesu."

Aku tidak bisa mengerti penjelasan Pochi, tetapi melihat gambar kasar dari Battle Recorder yang dipasang di golden armor, itu adalah seorang gadis yang terlihat mirip dengan gadis kecil dalam lukisan.

"Apakah dia menyebutkan namanya?"
"Tidak nodesu. Tapi, dia bilang Pochi adalah『 True hero 』nodesu."

Fumu, orang-orang yang tahu itu hanya kita - tidak, Pochi yang menjadi hero direkam pada batu tulis tertentu yang ditulis oleh [demon lord Troll].
Karena fakta bahwa Pochi mengalahkan demon lord rat juga tertulis, orang-orang yang berwenang dari weasel empire seharusnya menyadari hal itu bahkan jika mereka bukan Dewa.

Tapi yah, ada kemungkinan bahwa itu adalah Dewa Parion.

Di benua ini, satu-satunya orang yang mampu membuka gate dari Kota Seryuu ke ibukota weasel empire adalah aku, Arisa dan high elf.
Ini akan menjadi cerita yang berbeda jika orang yang bereinkarnasi dengan unique skill teleportasi muncul di Shiga Kingdom tetapi membuat asumsi tentang situasi yang tidak teratur seperti itu seperti teori konspirasi.

"Lalu?"
"Gadis itu berkata bahwa『 heroku akan dibunuh oleh demon lord yang jahat, tolong 』nodesu."

Begitu ya, [heroku] ya - secara kronologis, sepertinya dia tidak seperti [Gadis Kecil dalam lukisan].
Mungkin tidak masalah menganggap bahwa [Dewa Parion (Sementara)] yang meminta bantuan Pochi adalah makhluk yang berbeda dari [Gadis Kecil dalam Lukisan].

Selanjutnya, aku mendengarkan hal-hal yang terjadi di weasel empire dari Pochi.

"Kalau begitu aku akan mengumumkan hukuman untuk Prajurit Pochi."
"Aye."

Mendengar ucapanku, Pochi menegakkan diri.

"Kejahatan meninggalkan pos dan membahayakan diri sendiri tidaklah ringan."
"Aye."
"Karena itu, 10 hari makan tanpa daging harus diterapkan."

Telinga Pochi menurun, dia melihat ke bawah.
Liza dan Tama yang berada di sebelahnya tampak pucat seperti darah mereka membeku setelah mendengar hukuman berat [10 hari makan tanpa daging].

"Namun--"

Telinga Pochi berkedut.

"- Mengingat keberanian dan kebaikan Pochi untuk bergegas menyelamatkan nyawa seorang gadis dalam bahaya, makanan tanpa daging berkurang tiga hari."

Pochi mengangkat kepalanya.

"Terlebih lagi, menghargai kehati-hatianmu untuk tidak secara sembarangan menyerang para demon lord yang kau temui tetapi menilai dengan tepat apakah itu jahat atau tidak, makanan tanpa daging berkurang lagi tiga hari."

Telinga Pochi kembali ke posisi semula.

"Dan, memuji pencapaianmu menyembuhkan hero Meiko dan weasel empire yang diserang, dan menyelamatkan Lady Ringrande, makanan tanpa daging berkurang tiga hari lagi."

Ini mungkin akan terus berlanjut jika ini adalah kisah sekolah magic super populer, tetapi memberikan hukuman yang terlalu positif itu buruk.

"Itu sebabnya, makan tanpa daging hanya untuk hari ini. Berhati-hatilah untuk tidak mengulangi apa yang kau lakukan, oke."
"Ya, nanodesu! Pochi ingin belajar banyak hal lagi nodesu!"
"Yup, kau hebat Pochi."

Aku senang bahwa Pochi tertarik pada hal-hal selain pertempuran, makanan dan hobinya, menulis cerita.
Aku mengelus kepala Pochi dengan keras.

"Tama akan belajar juga ~?"

Karena Tama juga datang menyatakan dan memelukku di sisi yang berlawanan, aku juga memujinya, "Kau juga hebat Tama."
Sepertinya Tama sudah terpengaruh oleh Pochi.



TL: Haze t
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar