Rabu, 18 September 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 54. Perpisahan

Chapter 54. Perpisahan


Kami kembali ke tempat dimana bos mati untuk memeriksa para hero yang pingsan dengan suka relawan dan penduduk desa. 
Sangat tidak penting.....

Yah aku harus kembali untuk mendapat bahan dari gelombang untuk diserap perisaiku, karena Assault Shadow Goblin and Shadow Lizardmen berbentuk bayangan, mereka tidak bisa diserap.
Tidak, aku punya perasaan kalau aku membuat gumpalan bayangan dan memadatkannya aku seharusnya bisa menyerapnya.

Shadow shield
Kemampuan terbuka..... Bonus Pemakaian: Darkness Resistance (Kecil)

Orang lain mengabaikannya karena bonus pemakaian ini hanya memberikan status saja.

Hantu besar seperti ikan yang dikalahkan oleh hero lain cukup menarik.

“Aan~”
“Jangan makan itu.”

Karena Firo akan memakan kepalanya aku memerintahkan dia untuk berhenti.   
Kenapa burung ini mengamuk, alasannya masih tidak diketahui.
Perkiraanku, itu karena inti naga yang tidak sengaja dimakan temanku ini.

“Tapi...”

Ketika aku akan mengambilnya, itu terlepas dari tanganku dan terjatuh ke tanah, cukup mengejutkan.

“Bagaimana kau bisa mengambilnya?”
“Aku menggunakan sihir angin di tanganku”
“Hah....”

Aku bahkan tidak bisa menyentuhnya dengan tangan kosong, ini benar-benar ikan yang aneh.
Aku minta pada tentara suka relawan untuk membawa hero lain kesini, sepertinya peralatan khusus mereka diperlukan.
Karena satu dari mereka memiliki senjata dengan atribut rendahan yang berguna, aku harus meminjamnya.
Menurut Firo, item itu sendiri harus dilapisi oleh sihir.
Perisaiku menyerap bagian dari kepalanya.

Soul Eater Shield
Kemampuan terbuka....... Bonus Pemakaian: Skill "Second Shield"  Soul Resistance (Menengah) Mind Attack Resistance (Menengah) SP Up Special effect: Soul Devour Sp recovery (Lemah)

Meskipun kepala iblis itu menghilang, monster itu tidak menghilang jadi itu tidak masalah. 
Aku menyerap bagian lain tapi tidak ada perubahan juga.
Bagaimanapun, aku penasaran apa itu skill Second Shield. Untuk Soul Resistance...... itu mungkin ketahanan melawan serangan dari jenis ini. Nama Soul Devour membuatku sedikit cemas. Itu seperti aku bisa memakan jiwa; itu cukup tidak menyenangkan.

Bentuk dari perisaiku berubah secara perlahan. Desainnya nampaknya berdasarkan kepala dari iblis ini karena itu yang melekat pada perisaiku.   
...... Pertahanannya lebih besar dari Chimeric Viper Shiled.
Sepertinya Soul Devour adalah skill khusus untuk perisai ini.

Jadi aku mengulurkan tanganku. 
Ketika aku melakukannya aku tidak bisa menyentuh bentuk dari Soul Eater.
Tapi entah bagaimana itu terasa berbeda.
Bagus.
Aku tidak mau sesuatu yang akan memakan jiwa, aku tidak punya hobi semacam itu.
Mungkin itu adalah counter effect. Itu mungkin hanya akan menyerap SP musuh saja.
Nah sekarang, bagaimana dengan skill Second Shield?
Aku akan melakukan percobaan.
“Second Shield!”
Air Strike Shiled -> Second Shield
Sebuah icon muncul.
“Air Strike Shield!”  
Setelah aku mengonfirmasi Air Strike Shield yang muncul, sekali lagi aku memanggil.
“Second Shield!”
......Perisai lain muncul.
Aku mengerti. Rupanya aku akan mampu untuk menambah perisai lain diatas Air Strike Shield dalam durasi efeknya.
Ini kegunaannya akan beragam, tapi kinerja dari perisai kedua mungkin berbeda.

Aku lebih memperhatikan sisa-sisa dari Soul Eater.

“Aku ingin menyerap sisanya, tapi kawan yang menjengkelkan itu tidak akan tinggal diam......”

Mereka mungkin tidak akan diam. 
Ini meresahkan karena ada yang lebih kuat dari hero yang terkuat di dunia ini.
Jika mereka bertiga selemah ini, walaupun aku bertambah kuat aku tidak akan bisa melawannya dengan mudah.

Hah.... Haruskah aku pergi begitu saja?

“Master, bolehkah sisanya untuk Firo?”
Burung itu meneteskan air liur dimana-mana sambil membuat keributan.
“Tidak ada pilihan lain.....”
Aku memotong daerah tulang belakang sampai ekor dan memberikannya kepada Firo.
Yang mana dilahapnya dalam satu suapan.
“Teksturnya seperti slime~”
“Tunggu sebentar burung. Kapan kita bertemu dengan slime?”
“Uhmm kau tahu~”

Aku akan mengabaikan detailnya dan menyingkatnya.
Akibatnya aku marah.
Yang artinya aku tidak bisa menyerap apapun dengan perisaiku. 
“Baiklah, mari bantu pembangunan ulang desa.”

Bersama dengan para suka relawan kami mulai membantu desa sekitar, dengan mengolah bangkai iblis dan membangun ulang bangunan yang rusak. Tetap saja, aku tidak bisa membantu semua orang. Jadi prioritas pertamaku menjadi membuat makanan dan mengobati yang terluka.

“Oke!”

Para suka relawan dengan patuh melakukan apa yang kuminta tanpa bertanya.
Nampaknya aku tidak perlu meragukan mereka lagi.
Satu malam terlewati setelah pertarungan yang panjang, sepertinya ksatria akhirnya sampai.
Beserta para suka relawan, aku dipanggil oleh pemimpin ksatria yang marah.

“Brengsek! Siapa yang memberimu izin untuk dengan egois mengambil tentaraku!”
“Ini bukan kesalahan Hero-sama! Kami sendiri yang ingin membantu dan meminjam kekuatannya.”
“Apa? Kalian semua memanggil diri kalian ksatria dari Merlot Mark? Dengan berpihak pada bajingan perisai?”
“Kau tahu..... Ini adalah adegan yang memalukan, jika kau punya masalah dengan tindakan kami singkirkan saja kami, benar bukan?”
Para suka relawan melindungiku dengan terus terang mengeluarkan pendapat mereka.
Berdasarkan cerita yang aku dengar, atasan para ksatira mengadakan pertemuan setelah mereka menemukan kalau para suka relawan ingin membantu seorang hero.

“Aku pikir jika mereka ini tidak ada disini kerusakannya akan lebih parah.”

Warga yang mendengar apa yang aku katakan juga mengangguk.

“Hero lain dan kawan mereka dibawa ke bangunan itu untuk beristirahat setelah mereka dikalahkan oleh lawan tangguh yang muncul selama gelombang.” 

Meskipun mereka tidak bertanya pada warga yang merawat hero dan kawan mereka.
Berkat obat yang diresepkan, mereka akan pulih sepenuhnya dalam beberapa hari.
Dikarenakan pemulihan yang cepat, mereka sadar hari ini.

“Cepat bawa Hero-sama dan kawan-kawannya, kirim mereka ke Institut Pengobatan secepatnya!”
“Hei..... Mereka akan baik-baik saja. Yang lebih penting adalah warga dan lainnya yang terluka parah.”
“Para Hero adalah prioritas utama kami, untuk dunia ini dan negara kami.”
Sungguh jawaban yang sombong....
Yah, sepertinya masalah mereka adalah karena aku memprioritaskan perawatan penduduk desa.

“Terserah. Pergilah, aku sibuk.”
“Tunggu, Perisai.”

Pemimpin ksatria memintaku untuk berhenti, jadi aku berbalik dan bertanya masalahnya.

“Apa lagi kali ini....”
“Kau perlu memberi laporan, jadi datanglah ke istana.”
“Tidak terima kasih, tempat itu bau.”
“Aku menyuruhmu untuk datang!”

Apakah kau punya wewenang? Meskipun ini tidak berarti mengapa itu masih perlu diprioritaskan. 
Para suka relawan merendahkan kepalanya dan melihat kebawah, tapi aku mengabaikan itu begitu saja dan berbalik.

“Hero Perisai aku mohon padamu, tolong pergilah......”

.......Oh, pria ini mematuhi instruksiku dan bertindak dengan benar.
Aku tidak bisa menolak dengan dingin, meskipun itu juga perlu untuk mengambil keretaku dari pria tua itu.

“Hah........”
Aku melihat kebelakang sambil menggaruk kepalaku.
“Baiklah. Aku akan pergi. Tapi aku hanya akan bertemu pria ini sekali.”
“Terima kasih banyak!”

Aku mengangguk kearah suka relawan yang mengucapkan terima kasih.
Lalu, kami langsung menuju ke istana.

Keesokan harinya.
Kami tiba di Kota Kastil dan memasuki istana.

“Kawan Perisai harus menuggu di ruangan lain.”
“Mengapa aku satu-satunya yang pergi?”

Mengapa pria ini bertingkah memaksa?
“Hei, boleh aku pergi dulu?”

Ini akan menjadi pemborosan waktu.

“Tolong jangan pergi. Ada banyak hal yang harus kau dengar.”
“Aku ingin bicara tentang itu sebelum datang kemari.”

Proses bagaimana hero lain dikalahkan dan bagaimana kami mengalahkan musuh sudah dijelaskan.
Sepertinya salah satu dari suka relawan mengonfirmasi apa yang aku katakan karena dia melihatnya sendiri.
Bagaimanapun, jika raja sampah itu mencoba memaksa sesuatu kepadaku aku akan melarikan diri.
Karena Raphtalia dan Firo aku tidak akan mudah ditangkap.

“Diam! Kau berada dihadapan raja!”

Aku dibimbing ke tahta dan raja sampah menyambutku dengan muram.
Nampaknya dia telah mendengar ceritanya. Dia sepertinya terganggu.

“Meski sangat disesalkan, terimakasih pada perisai karena gelombang telah dikalahkan. Meski aku tidak mempercayainya.”
“Apakah itu cara berterima kasih pada seseorang?”
“Penghinaan!.... Yah, tidak apa-apa. Aku hanya akan bertanya satu hal. Meski aku yakin kau akan berbohong.”
“..... Apa yang kau inginkan”

Itu sedikit menjengkelkan bahwa dia percaya apa yang aku katakan itu salah.

“Perisai, bagaimana kau memperdayai hero lain dan mencuri kekuatan mereka? Kau memiliki kewajiban untuk menjawab, meski aku tidak mempercayainya. Meski aku tahu kau berbohong.”

.......Jadi mengenai hal itu. Raja sampah itu khawatir kalau hero lain lebih lemah daripada aku.
Hah. Aku merasa sangat jijik bahkan sampai tidak bisa berbicara.
Sejujurnya, Glass yang mengalahkan hero lain.
Meskipun para hero menang jumlah, mereka masih kalah.
Apakah aku menang hanya karena kompeten dan fakta kalau party lain buruk? Atau karena hero lain lemah dan bahkan tidak membuatnya lelah.
Aku harus melihat-lihat sekitar ketika aku nganggur.
Tapi, apa yang harus dilakukan disini.
Baiklah.
Aku memberi senyum cerah kepada raja sampah dan jempol ke bawah.
“Bersujudlah jika kau ingin mengetahuinya.”
“Apa?”

Yang ada di wajah raja sampah adalah ekspresi tercengang. Itu adalah ekspresi yang menarik. Aku ingin mengambil fotonya.

“Apa kau tidak mendengarku? Sepertinya sampah pendengarannya buruk. Aku bilang padamu untuk meletakkan kepalamu ditanah jika kau ingin tahu.”
“Ka- Ka- Ka-”
“Ada apa? Kau terdengar seperti monyet yang menggila. Oh aku mengerti, raja sampah dari negara ini memang lebih rendah dari monyet. Meski aku lebih memilih berbicara pada monyet.”

Wajah raja sampah langsung memerah, dan menatapku seolah aku bertanggung jawab atas pembunuhan orang tuanya.
Ah, ini terasa sangat enak.

“Kau bajingan----------!”
Teriakan raja sampah menggema diseluruh istana.
Musuh dari gelombang didepan, dan raja sampah dibelakang.
Tapi, aku tidak berniat dikalahkan oleh keduanya.
Dan dengan cara ini aku menjauh dari raja sampah.




TL: Fujiwara-Sama
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar