Minggu, 01 September 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 8 : Chapter 1 - Pahlawan Alat Berburu

Volume 8
Chapter 1 - Pahlawan Alat Berburu


“Aku punya kesempatan untuk berpartisipasi dalam game, aku bersama adik dan kakakku ikut sebagai player game tersebut...”
<Bajatsu: adik dan kakak Kizuna perempuan>
“Jadi player game?”
“Awalnya kupikir kalau aku berada di dunia game itu, tapi tidak peduli berapa lamaku menunggu, aku tak pernah bertemu adik dan kakakku. Banyak hal terjadi, dan akhirnya aku sadar kalau aku berada di dunia lain sendirian. Aku akan memberitahukan detailnya.”

Bagaimana dia bisa memasuki dunia game dengan dua saudaranya?
Kisahnya mengingatkanku pada tiga pahlawan lainnya, kecuali saat mereka semua menyebutkan sesuatu tentang kematian. Tapi hei, dia melompati beberapa hal penting, apa ini semua tentang “memasuki dunia game”?

“Apakah kau berbicara tentang VRMMO? Apa game yang kau maksud secara kebetulan disebut Brave Star Online?”
“Gama apa itu?”
“Salah satu pahlawan di duniaku mengatakan dunia ini sama seperti game itu.”
“Oh benarkah? Game yang aku mainkan bernama Second Life Project. Ada satu lagi yang disebut Dimension Wave juga.”
“Second Life Project?”

Aku pernah mendengar tentang Dimension Wave sebelumnya. Itu adalah game konsol yang dibicarakan oleh Itsuki. Aku semakin penasaran dengan game Second Life Project.

“Itu sesuai dengan arti namanya. Second Life Project adalah salah satu game simulator di mana kau dapat memiliki kehidupan kedua secara online. Game ini menyiapkan perangkat khusus (pods) yang harus kau gunakan untuk memasuki dunia game. Mereka sering mengatakan satu hari di dunia nyata sama dengan beberapa tahun di dunia game.”

Kedengarannya sangat mirip dengan yang dibicarakan Ren, tetapi teknologinya tampak lebih tua. Ren membuatnya terdengar seperti VRMMO biasa, hal yang mungkin dimiliki keluarga normal di ruang tamunya. Setidaknya, itulah yang kubayangkan.

“Ini adalah penerapan yang hebat untuk pekerja yang tidak punya banyak waktu untuk bersantai. Ini cara cepat untuk menyegarkan pikiranmu. Kupikir mereka menyebutnya VRHMMO? Ini adalah kependekan dari Virtual Reality Healing MMO.”
“Kedengarannya seperti penghemat waktu sungguhan.”

Waktu adalah sumber daya yang sangat terbatas, dan bermain game membutuhkan banyak waktu, terlebih lagi jika kau bermain game online. Kembali ketika aku masih di kuliah, aku tahu seseorang yang harus berhenti bermain game saat mereka mendapatkan pekerjaan. Di sisi lain, aku kenal seseorang yang berhenti dari pekerjaannya agar mereka memiliki lebih banyak waktu untuk dihabiskan bermain game.

“Game 1 membiarkan siapa pun yang ingin bermain, tetapi kau harus mengikuti undian untuk memasuki Game 2. Tentu saja adikku memenangkan undian, jadi kami bertiga bisa bergabung.”
“Hm ...”
“Semua orang memulai game bersamaan dan mengakhirinya juga bersamaan. Game ini memiliki jadwal yang padat untuk dimainkan per orangnya.”

Kedengarannya agak jauh dari yang biasa kulakukan. Bukannya aku tak bisa memahaminya, itu hanya terdengar seperti plot film futuristik atau sesuatu. Tapi jika semua orang mulai dan berakhir pada saat yang sama, dan jika semua orang sedang online pada saat yang sama, maka itu terdengar seperti sistem yang sangat adil. Dan jika cuma butuh satu hari di dunia nyata, itu akan menghemat banyak waktu.

“Jadi kupikir aku memasuki game itu. Setelah mereka memanggilku, mereka mulai menjelaskan banyak hal. Aku pikir itu adalah awalan gamenya.”

Oh, sekarang dia benar-benar terdengar seperti ketiga pahlawan lainnya di dunia sebelumnya.

Dia pikir dia sedang bermain game tetapi sebenarnya dipanggil ke dunia lain. Setidaknya itu lebih baik daripada para pahlawan lain, yang tahu mereka dipanggil. Dan hanya aku yang masuk dengan cara membaca buku. Sangat membosankan! 
<Ryu: Dia berpikir kalau hero lainnya dipanggil saat bermain game sedangkan dia nggak. Dia cuma baca buku doang. :v >
<Bajatsu: Yang lain meninggal dulu, cuma dia yang hidup :v>

“Hah...”
“Tidak ada gelombang saat aku dipanggil.”
“Lalu mengapa mereka memanggilmu?”
“Karena penguasa monster, Kaisar Naga, menyebabkan kekacauan.”
“Kedengarannya seperti permainan retro bagiku.”

Itu terdengar seperti RPG lama bagiku.

“Aku tahu. Itulah yang aku pikirkan. Itu tidak terdengar seperti jenis permainan yang ada di situs web. Bukan hanya itu saja, instruksinya juga membuatnya terdengar seperti game yang lain.”
“Lalu, apa yang terjadi?”
“Aku pergi untuk berpetualang. Aku melakukan perjalanan dengan kapal. Suatu hari angin bertiup kencang, dan sebuah kapal hantu pun muncul. Glass dan rekan-rekannya membantuku memecahkan misteri kapal tersebut, tapi setelah dipecahkan kapal tersebut menghilang. Kami semua terjatuh sedangkan aku sendirian di tanah yang asing. Aku ditangkap dan dilemparkan ke labirin ini. Aku sudah tahu tempat seperti apa itu, jadi kau bisa bayangkan betapa marahnya aku di sini. Aku tak bisa berhenti berpikir kalau aku akan berada di sini sampai mati.”
“Aduh...”

Betapa sialnya gadis ini? Aku merasa seperti kami telah melalui hal-hal serupa, jadi aku mulai bersimpati dengannya.

“Sejak saat itu, aku berjuang keras setiap hari di labirin. Aku putuskan untuk berhenti menghitung hari... tahun yang sudah berlalu.”

Jadi itu sebabnya dia tidak tahu apa-apa tentang gelombang atau tentang dunia luar.
Bagaimanapun detailnya, kami berdua mengalami kesulitan yang sama, dan sekarang kami berdua terjebak di penjara yang sama.

“Ngomong-ngomong, berapa umurmu?”

Dia tampak seperti usia sekolah menengah.
Jadi jika dia setua yang terlihat, maka dia pasti telah dipanggil ke dunia ketika dia masih di sekolah dasar. Kukira aku bisa membayangkan itu. Aku sudah melihat banyak anime yang melibatkan anak-anak kecil yang diteleportasi ke dunia lain. Mungkin itulah yang terjadi pada Kizuna.

“Aku? Aku berumur delapan belas tahun.”
“Ha! Kau agak tua untuk ukuran loli-ba ...”

Aku berhenti mengatakan apa yang kupikirkan. Raphtalia akan kecewa padaku jika aku membuatnya marah.
Bicara tentang Raphtalia, dia terlihat seumuran denganku, tetapi sebenarnya usianya baru sekitar sepuluh tahun. Jika aku mengolok-olok Kizuna untuk hal sebaliknya, itu akan melukai perasaan Raphtalia.

“Kenapa? Apa kau tidak akan memanggilku loli-baba?”
<Ryu: jika kalian nonton Masamune-kun no Revenge. Si masamune manggil ibunya Loli-baba artinya udah tua tapi tubuhnya kayak loli. XD>
“Tidak apa-apa. Tapi hei, kok bisa tahu itu?”
“Aku tahu aku memang terlihat muda untuk usiaku?! Kalau aku seorang otaku, apa masalahnya?”

Heh, itu mulai masuk akal. Semua pahlawan yang dipanggil memiliki ciri-ciri tertentu yang condong otaku. Tapi tunggu sebentar, bagaimana jika pemakai senjata legendaris berhenti menua? Dalam beberapa hal itu akan menjadi hal yang hebat, tapi apa yang akan orang pikirkan jika kembali setelah hilang selama tiga puluh tahun dan sama sekali tidak menua? Aku tidak berpikir itu akan berjalan dengan sangat baik.
Tetapi tidak ada gunanya memikirkannya sampai aku menemukan jalan pulang. 

“Sudahlah, apa yang akan kau lakukan sekarang?”
“Rencanaku? Aku tidak bisa berdiri diam menghabiskan waktu di sini.”
“Itulah yang kupikir. Tapi, aku sudah lama mencari jalan keluar dari sini.”
“Kau bisa memberitahuku untuk menyerah, tapi aku tidak akan menyerah.”

Di satu sisi, akan menyenangkan untuk menghindari gelombang selama sisa hidupku, tapi di sisi lain, aku tidak ingin menghabiskan waktu hanya berkeliaran di sekitar labirin.

“Fueee ... Naofumi-san, aku belum mengerti apa pun yang kalian bicarakan.”
“Kau seharusnya pintar, tapi kau tidak bisa mengikuti percakapan sederhana ini?”
“Hei, kok aku merasa dipermalukan?!” Rishia merengek.

Aku menghela nafas. Aku mulai merindukan Raphtalia.
Kenapa aku harus terjebak dengan Rishia? Raphtalia jauh lebih mudah diajak bicara. 

“Fueee ...” dia merintih, mundur dariku. Dia menyebalkan.
“Aku tidak menyuruhmu untuk menyerah. Aku juga belum menyerah.”

Suara gerutuan meraung dari perut Rishia. Sudah lama sejak terakhir kali kami makan, dan kami sudah melakukan banyak pertempuran sejak saat itu. Aku bertanya padanya tentang hal itu, dan dia mulai tertawa.

“Mungkin waktunya kita makan?”
“Apa yang kau makan di sekitar sini? Pasti daging monster.”
“Ada ikan juga. Kita berada tepat di tepi lautan, jadi kita bisa memancing semua yang kita inginkan.”

Kizuna masuk ke labirin sebentar dan kembali dengan membawa makanan. Itu sebagian besar adalah daging kering, ikan dan buah-buah.

“Jika kau ingin sashimi atau semacamnya, aku bisa menangkap ikannya.”
“Apa kau punya ramuan obat? Aku memiliki bahan makanan lain juga, dan jika kita menggabungkan bawaan kita, kita mungkin bisa membuat bumbu.”
“Ya, aku mungkin memilikinya. Ingin mencobanya?”
“Bagus untukku. Tapi kalau peralatan kami tampaknya tidak berpengaruh di sini, jadi kami tak akan membantu sama sekali jika kami bertemu dengan monster yang kuat di jalan.”

Kizuna berpikir sejenak dan kemudian mengeluarkan item drop dari senjatanya. Itu terlihat seperti semacam peralatan. 

“Aku punya beberapa peralatan dasar yang akan aku gunakan untuk kerajinan nanti, tetapi kau bisa menggunakannya sekarang.”
“Terdengar bagus untukku.”

Dia memberiku sepotong kayu pelindung, beberapa pakaian ringan, pedang pendek, dan satu set pedang ganda.

“Aku tidak butuh senjata apa pun.”
“Ah, kurasa para pahlawan di duniamu persis seperti yang ada di sini. Kami tidak dapat menggunakan senjata selain dari yang telah ditugaskan kepada kami.”
“Benar. Itu benar-benar masalah besar untukku, karena aku tidak punya cara untuk memberikan damage langsung kepada musuh. Aku adalah perisai.”

Rishia mengambil senjata dari Kizuna dan menggunakannya. Dia adalah satu-satunya yang bisa naik level. Bagaimanapun, bukan karena levelnya banyak membantu statistiknya. Statistiknya berubah sangat sedikit sehingga aku penasaran apakah naik level itu baik untuk apa saja.
Kukira dia menebusnya dengan statistik mengejutkan dari awal.

“Tidak bisa memberikan damage langsung, eh? Jadi kukira kau harus menggunakan serangan balasan atau semacamnya?”
“Benar. Tak sepertimu, aku tak punya pilihan senjata yang banyak.”

Lagipula, apa yang sebenarnya digunakan oleh Pahlawan Alat Berburu?
Jika itu seperti bagaimana kedengarannya, dia pasti memiliki akses ke berbagai macam senjata.

“Ya, kurasa aku bisa mengubah senjataku menjadi segala macam hal. Ini adalah pisau tuna, untuk menghancurkan monster mati. Aku juga bisa menggunakan busur, ketapel, tombak dan semacamnya.”
“Cukup luas.”

Kupikir dia bisa menggunakan alat yang berbeda, tapi aku terkejut dengan banyaknya kategori yang dapat dia akses. Kukira aku sudah menduganya, mengingat Title yang tidak jelas Pahlawan Alat berburu.

“Menurutmu begitu? Yah, kurasa itu tidak nyaman bagi Glass, dengan Kipas sebagai salah satu dari senjata Vassal, membatasi dirinya hanya menggunakan Kipas. Apakah itu yang kau rasakan, Naofumi? Dibatasi?”
“Ya, aku hanya bisa selalu menggunakan perisai.”

Itu bukanlah perisaiku yang memiliki kemampuan yang baik, itu bukan yang ingin kukatakan. Hanya saja aku selalu bertahan, dan tidak ada cara untuk menyiasatinya. Satu-satunya perisai yang kumiliki yang dapat memberikan damage adalah Wrath Shield dan Spirit Tortoise Heart Shield.

Tetapi Wrath Shield terkutuk itu yang membuatnya tidak bagus, dan itu akan mengutukku setiap kali aku menggunakan skillnya.
Spirit Tortoise Heart Shield bisa mengeluarkan serangan dahsyat yang disebut Energy Blast, tapi aku tidak bisa menggunakan perisai itu di dunia ini. Aku tidak bisa menggunakan perisaiku.

“Aku tak punya banyak pilihan sepertimu. Aku Pahlawan perisai, dan aku hanya fokus melindungi orang.”
“Aku tidak sekuat yang kau pikirkan. Senjataku memiliki batasan.”
“Seperti apa? Aku memberi tahumu tentang batasanku, jadi kau dapat memberitahuku tentang batasanmu.”
“Hm? Nah, Pahlawan Alat Berburu seharusnya, ya ... berburu. Itu berarti aku tidak bisa bertarung dengan manusia atau ras manusia lainnya. Aku sama sepertimu. Aku tidak bisa melukai orang. Aku tidak bisa membela diri jika ada orang datang menyerangku atau menangkapku. Yang bisa kulakukan adalah melarikan diri.” Jadi Kizuna tidak bisa menyakiti orang lain. Dia terbatas pada monster yang menyerang. “Jika kau tidak percaya padaku, aku akan membuktikannya,” katanya.

Dia ingin segera mengiris kami dengan pisau tuna. Aku mengangkat perisaiku untuk memblokirnya, tetapi ketika dia menarik pedangnya kembali, itu mengenai pipiku.

“Fueee?!”

Rishia menghindari serangan pertama, tetapi bilahnya mengenai kedua kalinya.
Baja dingin terasa mengerikan di wajahku, tapi ... tidak sakit. Bahkan, aku hampir tidak bisa merasakannya. Aku menyentuh kulitku, dan tidak ada darah ataupun goresan.

Rishia sangat terkejut sampai dia tampak seperti mau pingsan, tetapi serangan itu tidak memberikan damage seperti yang bisa kulihat.

“Kalian mengerti? Aku tidak bisa melukai siapapun, jadi kalian bisa santai.”
“Kau bisa bilang itu dulu.”

Aku juga melakukan hal yang sama kepada para pahlawan lain sebelumnya. Dulu, aku meninju salah satu dari mereka dengan tangan kosong, hanya untuk membuktikan bahwa aku tidak bisa melukai mereka.

“Di sisi lain, aku sangat efektif dalam hal melawan monster.”

Jadi dia adalah pahlawan yang berspesialisasi dalam pertarungan monster? Itu bukan spesialisasi yang sama dengan yang kumiliki, tetapi itu serupa. Pahlawan Perisai mungkin seharusnya mengambil semua kekuatan serangan pahlawan normal dan mendedikasikannya sebagai pertahanan. Efek serangan balik dari Wrath Shield dan Spirit Tortoise Heart Shield hanyalah efek sampingan.

Tapi jika aku memiliki cara untuk menyerang, mungkin Kizuna memiliki beberapa kemampuan khusus yang akan membiarkannya menyakiti manusia lain.
Aku tidak bisa mempercayainya untuk saat ini.
Meski begitu, dia sepertinya tidak menganggap kami sebagai musuh, jadi itu adalah kesempatan terbaik kami untuk bekerja sama untuk saat ini.

“Kalau begitu mari kita berkeliling? Aku sudah membersihkan tempat ini secara berkala, jadi seharusnya tidak ada monster yang terlalu kuat di luar sana. Namun, jika terlalu dalam, kita mungkin bertemu musuh kuat. Berhati-hatilah.”
“Oke.”

Monster seperti binatang buas, jadi memburu mereka bukanlah hal termudah di dunia ini. Kizuna memimpin jalan, dan segera kami berjalan melalui hutan lebat.
Aku tidak melihat jejak kaki monster apa pun atau yang lainnya, tapi itu tidak lama sebelum Kizuna mengulurkan tangannya dan menyuruh kami untuk berhenti.

“... Ada yang mendekat.”

Aku menahan napas untuk mendengarkan, dan tentu saja, aku bisa mendengar sesuatu bernapas di semak-semak. Mungkin itu karena aku berlevel rendah, tapi aku merasa intuisiku sedikit tumpul dari biasanya.

“Aku tak berpikir apa pun yang perlu dikhawatirkan. Ayo cepat dan bunuh.”
“Benar.”

Kizuna menyelinap ke semak-semak, dan sekelompok monster melompat keluar ketika dia mendekat.
Mereka tampak seperti tikus hijau yang sangat besar.
Mereka disebut Large Green Rat. Sepertinya jumlah mereka lebih dari empat!

“Hya!”

Kizuna berteriak. Serangannya segera membunuh dua dari mereka. Dua yang tersisa pasti tahu Rishia dan aku adalah lawan yang lebih lemah, karena mereka berlari untuk menyerang kami.

“Tunggu! Sial! Naofumi, jangan biarkan mereka pergi!”
“Baiklah! Jangan mengirim mereka lagi ke arahku!”
“Aku tahu!”

Aku memblokir tikus pertama dengan perisai, tetapi yang kedua menggores dan menggigit lenganku.

“Aduh!”

Aku kaget kalau monster seperti itu bisa menyakitiku. Mereka tampak seperti monster level rendah pada awal game, dan biasanya pertahananku terlalu tinggi untuk mereka. Kappa terlihat cukup kuat, jadi aku bisa mengerti itu. Tapi sekarang aku dihajar tikus? Kebanggaanku sulit menerima ini.
Aku benar-benar perlu naik level. Aku tidak bisa menahan keinginan untuk kehilangan statistik dan peningkatan kekuatan ku. 

“Fueee!”
“Berhenti merengek dan lakukan sesuatu!” teriak Kizuna.
“Kizuna sibuk berurusan dengan gerombolan tikus yang menyerangnya. Rishia, itu kesempatanmu sekarang!”
“O ... Oke!”

Rishia berlari ke depan dan menusukkan pedangnya ke tikus yang kupegang.

“Thrust Attack!”

Teriak Kizuna, menyodorkan senjatanya ke tikus. Gelombang kejut dengan Kizuna di pusatnya, meledak ke arah luar, membuat kerumunan tikus terbang. Mereka mati ketika mereka menyentuh tanah dengan suara lembut. Mereka pasti telah dipotong oleh bilah angin, karena banyak dari mereka yang teriris menjadi dua.

“Flying Sparrow!”

Bilah cahaya lain melesat ke udara ke arah tikus yang masih menyerang Rishia dan aku. Menilai dari penampilan serangannya, itu pasti bekerja persis dengan Serangan Motoyasu, Air Strike Javelin, yang bekerja dengan cara memukul musuh dengan senjata yang terbentuk dari energi.

“Mereka itu agak kuat.”
“Ya, tapi mereka lebih lemah dari kappa. Sebagian besar petualang di duniaku harus berada di level 15 sebelum mereka dapat membunuh salah satunya.”

Kami berjuang untuk mengalahkan monster yang bisa dikalahkan petualang level 15. Rishia bukan gadis yang akan kesulitan disini, jadi untuknya, setidaknya aku seharusnya tidak terkejut.

“Ayo kita lanjut perjalanannya.”
“Efek gangguan pahlawan membuat ini lebih sulit dari yang seharusnya.”
“Tak masalah jika ingin pergi tanpa diriku?”
“Kami tidak punya waktu untuk naik level. Kami hanya di sini untuk mendapatkan makanan.”
“Ya, benar. Jadi mari kita pergi.”

Kami memulai kembali penjelajahan kami, dan segera kami menemukan beberapa buah seperti pisang dan beberapa tanaman herbal. Untungnya skill appraisalku masih bekerja, dan Kizuna dapat mengkonfirmasi tanaman mana yang beracun dan mana yang berguna. Jadi kami dapat mengumpulkan cukup banyak ramuan obat.

Seperti yang Kizuna katakan, monster yang kami temui di sepanjang jalan tidak terlalu kuat, dan dia bisa mengalahkan mereka tanpa masalah. Seperti, dengan hanya satu pukulan. Seberapa kuat gadis ini?

Rishia mulai mendapatkan exp.
Kami hanya berburu selama dua jam, tapi Rishia sudah mencapai level 20. Dia naik level sangat cepat.
Sayangnya, fenomena gangguan pahlawan membuat Kizuna dan aku tidak naik level sama sekali. Begitu Rishia dan aku cukup kuat untuk bertahan hidup sendiri, akan lebih baik berpisah dengan Kizuna.

“Sudah waktunya mulai memasak.”
“Ide yang bagus.”
“Kau bisa menungguku selesai.”
“Aku tidak ingin sesuatu terjadi jika kau memberi kami sesuatu yang buruk.”
“Kau tidak terlalu percaya padaku?”

Kami kembali ke rumah pantai, membuat api, dan membakar beberapa daging dan ikan misterius dengan rempah-rempah. Aku berpikir tentang mungkin membuat beberapa tusuk sate untuk nanti.

“Apakah ada air untuk diminum? Aku mau membuat sup ...”
“Ya, ada mata air bawah tanah di sana. Aku biasanya minum dari sana.”

Kami sangat dekat dengan laut. Seharusnya aku tahu air di sekitarnya akan menjadi air laut. Melihat laut, aku merasa seperti kembali ke Kepulauan Cal Mira.
Kizuna mengeluarkan botol air dan mengisi panci besar seperti wajan. Kemudian dia membuat api baru di bawahnya. Aku menambahkan tulang dan kepala ikan dan biarkan mendidih.

Kizuna memiliki banyak waktu luang saat aku sedang memasak, jadi dia memutuskan untuk pergi memancing di laut. Dia bilang kita bisa makan apa saja yang dia tangkap sebagai sashimi.
Beberapa menit berlalu, dan ...

“Selesai! Kizuna, sudah siap!” Aku berteriak memanggilnya.

Makanan kami sudah siap. 

“Sudah selesai?”
“Ya.”
“Aku mendapatkan tangkapan besar juga,” katanya, tersenyum. Dia melihat lurus ke arah ikan besar yang menggantung di sana. Dia pasti sangat hebat.

“Mari makan.”
“Ya. Selamat makan!”
“Selamat makan!”

Rishia dan Kizuna mulai memakan makanan yang aku buat. Kizuna menelan gigitan pertama dan mengangguk pada dirinya sendiri.

“Yum. Ini enak. Naofumi, aku tak tahu kalau kau adalah koki yang handal.”
“Aku harus belajar ini setelah dipanggil ke dunia lain.”
“Aku harus mulai memasak untuk diriku sendiri setelah berakhir di tempat ini, tapi aku masih tidak bisa memasak dengan baik. Aku awalnya aku mau memanggang ikan dengan garam, tetapi membuat garam dari air laut terlalu merepotkan.”
“Jangan malas begitu. Untungnya, aku di sini nasi juga, jadi aku membuat paella. Kau mau?”
“Ini sangat lezat! Aku tak pernah tahu apa yang harus dilakukan dengan nasi. Yang bisa kupikirkan hanyalah membuat onigiri.”

Aku tak bisa membayangkan dari mana dia mendapatkan beras untuk dirinya sendiri, tapi aku menemukannya di antara barang-barangnya, jadi aku membuat paella. Dia tidak memiliki wajan yang bagus untuk itu, jadi aku harus membuatnya dalam pot tanah liat.

“Sudah berapa lama aku tidak makan seenak ini?”
“Fueee!”

Kizuna sudah selesai makan, tetapi Rishia masih makan, dan air mata mengalir di wajahnya. Apakah dia benar-benar lapar?

“Baik. Jadi apa selanjutnya?”

Kizuna bergumam ketika dia menyaksikan matahari terbenam ke laut.

“Kalian masih kuat untuk berangkat?”
“Bisa dibilang begitu, tetapi jika kau memiliki jalan keluar dari sini, kami siap.”
“Itu bukannya tidak ada ...,” katanya, menarik sesuatu dari sakunya. “Ingat apa yang aku katakan? Tentang seberapa keras aku berusaha keluar dari sini?”
“Ya. Kau bilang kau pergi jauh ke dalam labirin.”
“Nah, aku melakukan itu. Aku benar-benar mempertaruhkan hidupku. Tetapi aku tidak yakin aku akan selamat.”
“Di mana kita sekarang?”
“Kita berada di awal. Kupikir, ini bukan tempat yang buruk untuk hidup di tepi lautan seperti ini.”

Dia duduk bersila dan menyaksikan matahari terbenam.
Dia tampak ... sedih. Suasana kesepian menyelimutinya.

“Jadi, ketika aku benar-benar berada jauh di dalam labirin, aku menemukan benda terbang ini di sana,” katanya, mengulurkan sebuah cakram datar yang terlihat seperti CD.

Untuk apa itu? Bagaimana cara menggunakannya?
Aku kehabisan kekuatan sihir, jadi aku dengan ragu menyentuh cakram itu, tetapi tidak ada yang berubah. 

“Ingin kesana sekarang?”
“Jika kita bisa selamat dari ini, ayo.”
“Aku akan pergi dahulu untuk memeriksa rute,” katanya, lalu berdiri dan melemparkan ke samping disk itu.

Tetapi sebelum cakram menyentuh tanah, cakram itu berhenti di udara, melayang, dan mulai berputar dan bersinar. Kizuna merunduk ke dalam cahaya dan menghilang ... Lalu dia menjulurkan kepalanya ke belakang.

“Semuanya terlihat aman. Mau berangkat sekarang?”
“Sungguh menakjubkan!”
“Kau penuh kejutan, bukan? Kau tahu ...”

Benda itu sepertinya berguna. Itu sudah seperti skill teleportasi.
Aku melakukan apa yang dia katakan dan mengikutinya ke cakram cahaya.
Di sisi lain, aku menyadari diriku berdiri di atas pasir ... yang aneh, karena aku berada di sebuah ruangan besar yang berdinding batu di daerah mesir.

“Di sini,” kata Kizuna sambil menunjuk sesuatu.

Aku melihat ke arah yang ditunjukkannya dan melihat tangga yang mengarah keluar dari ruangan dan menuju ke gerbang bercahaya yang lain. Tetapi ada semacam penghalang, dan itu tampak seperti penghalang yang bisa ku buat dengan Shooting Star Shield. 

“Aku pikir kita bisa pergi ke ruang berikutnya jika kita bisa menemukan jalan keluar dari sini. Ayo lihat lebih dekat.”

Dia menaiki tangga ke penghalang sihir dan memberi isyarat agar aku mengikutinya.

“Apa itu?”
“Jika kita bisa menemukan jalan melewati ini, kurasa kita bisa keluar dari labirin.”
“Kenapa menurutmu begitu?”

Itu terdengar seperti penemuan besar bagiku. Apakah dia sudah sedekat ini untuk keluar tetapi tidak punya tenaga untuk menerobosnya? Apakah dia berkeliaran sepanjang waktu? Benarkah itu?

Aku berbalik dan melihat sesuatu melintasi lantai berpasir. Dua jalur mengarah keluar secara simetris dari pusat, dan mereka masing-masing memiliki objek seperti tombol di ujungnya. Mungkin kami harus mendorong mereka pada saat yang bersamaan.

“Itu bukan masalah sebenarnya. Itu di sini,” katanya sambil menunjuk ke gerbang lagi. 
“Apa ini?”
“Kita tidak bisa masuk sekarang karena penghalang, tapi jika kau semakin dekat, kau akan melihatnya. Ini bereaksi terhadap senjata kita dan tidak akan membiarkan kita lewat, karena itu mengarah ke dunia yang berbeda.”

Apaaa?
Kizuna memperhatikan mulutku terbuka ketika aku berdiri di sana, mengangguk.

“Aku mendapat peringatan yang mengatakan senjata tidak diizinkan lewat. Aku tidak tahu ada apa disisi lain gerbang itu. Aku tidak bisa menonaktifkan penghalang itu sendiri ...”

Aku mendekat ke penghalang dan peringatan melintas di depan mataku.


Tindakan Melanggar Aturan.
Keempat pahlawan suci tidak diizinkan untuk menyeberang antara dunia. Tindakan ini telah ditolak.


Apa pun yang ada di sisi lain gerbang, itu pasti bukan duniaku.

“Kupikir, kemana pun itu mengarah, itu seharusnya lebih baik daripada hanya berkeliaran di sini, kan? Tetapi jika kita masuk ke sana, kita akan dipanggil ketika gelombang datang, kan? Jadi mungkin kita bisa menggunakan efek pemanggilan gelombang untuk dikirim kembali ke dunia kita sebelumnya?”
“Mungkin. Tapi aku tidak bisa melewatinya.”

Izinkan saja tindakannya, perisaiku!
Bagaimana jika Rishia membukanya? Lalu mungkin Kizuna bisa melewati? Tapi...

“Bagaimana jika disisi lain hanya ada labirin lagi?”
“Aku tahu ... Itu sebabnya aku tidak tahu harus melakukan apa.”
“Hmm...”

Itu mengkhawatirkan, pasti.

“Mari kita kembali sekarang.”
“Oke.”

Rishia telah mempelajari beberapa tulisan di dinding, tetapi sekarang dia datang berlari dan bergabung dalam percakapan.

“Jika kita memecahkan teka-teki, bisakah kita keluar dari sini?”
“Tidak juga. Ini menuju ke dunia lain lagi.”
“Oh ...”
“Mari kita kembali sekarang.”
“Oke.”

Kizuna menggunakan item teleportasi miliknya dan membawa kami semua kembali ke pantai. Matahari telah terbenam sepenuhnya ketika kami pergi, dan pantai bermandikan warna malam.

“Monster yang lebih kuat keluar di malam hari, jadi kita harus kembali ke tempat awal. Di sana aman.”

Kizuna membawa kami kembali ke sel penjara, dan kami memutuskan untuk beristirahat.

“Umm ...”

Kizuna, Rishia, dan aku semua mulai berpikir tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Aku menyilangkan tangan dan mencoba memikirkan kembali apa yang kutahu. Ada jalur melalui gerbang yang mengarah ke dunia lain, dan menilai dari cara senjataku bereaksi, itu tidak mengarah kembali ke duniaku.

“Aku penasaran. Siapa yang membangun tempat ini?”

Rishia menanyakan itu pada Kizuna.
Aku ingin tahu hal yang sama.

“Hmm ... Yah, aku hanya tahu apa yang kudengar dari Glass, tetapi mereka mengatakan ini adalah peninggalan dari masa lalu, ketika seorang penyihir kuno membuatnya dengan sihir distorsi spasial khusus.”
“Hmm ... Aku penasaran bagaimana dia berhasil?”
“Awalnya ini adalah benteng yang dilindungi, tetapi ada masalah dengan sihir spasial, dan itu berubah menjadi labirin yang tak terhindarkan ini ... atau sesuatu. Ada banyak kerangka dan buku tua di sekitar sini yang menceritakan kisah itu.”
“Tak ada yang pernah melarikan diri?”
“Benar. Tapi aku pernah mendengar monster keluar dari pintu masuk labirin.”
“Tunggu sebentar, itu artinya bisa keluar!”
“Aku tak mengerti. Tapi dari apa yang kulihat, naga raksasa dan monster sihir yang tidak biasa dianggap berasal dari labirin.”

Hah? Ada yang aneh ini. Apakah kami benar-benar harus percaya bahwa monster raksasa bisa memecahkan teka-teki labirin dan dapat melarikan diri?

“Mungkinkah pintu keluar muncul secara kebetulan?”
“Kurasa itu mungkin. Tetapi bagaimana kau akan menemukannya?”

Pertanyaan bagus. Kau tidak bisa menunggu mengharapkan ketidaksengajaan. Itu hanya kebodohan. Tapi mengapa hanya monster besar yang bisa keluar? Pasti ada alasan. 

“Jadi, apakah kau pernah melihat monster besar itu?”
“Aku pernah melihat sesuatu seperti mereka.”

Jadi bagaimana mereka keluar?
Tunggu sebentar, dia berkata labirin terbentuk ketika sihir penyihir menjadi liar dan menyatukan banyak ruang yang berbeda, kan?

“Bisakah monster itu ...”
“Kau punya ide?”
“Hanya dugaan. Bagaimana jika monster yang sangat besar mengembara ke ruang sempit yang kecil?”
“Uh huh.”
“Jika monster itu memiliki terlalu banyak massa untuk ruang itu sendiri, maka ... mungkin mereka akan keluar?”

Aku pernah memainkan game seperti itu sekali, dulu sekali.
Dalam permainan, kau mengumpulkan furnitur dan menggunakannya untuk melengkapi rumah. Tapi jika kau menempatkan terlalu banyak furnitur berat di lantai dua, game akan memperingatkanmu dan kemudian furnitur akan menembus lantai.

Tempat ini rumit, ada begitu banyak ruang yang ditumpuk dan terhubung sehingga pintu keluarnya menghilang.

Jadi apa yang akan terjadi jika monster yang tinggal di ruang kecil tumbuh terlalu besar melebihi kapasitas ruang itu? Akankah itu melampaui batas ruang dan akhirnya dikeluarkan dari labirin?

“Itu bukan ide yang buruk, tapi apa yang akan kau lakukan? Membesarkan monster raksasa itu dari telur? Itu akan membutuhkan pemikiran kreatif.”

Akan lebih mudah jika aku bisa mengendalikan monster, seperti aku bisa mengendalikan Filo. Tapi aku tidak tahu apakah mungkin menambahkan monster ke party mu di sini.

Pertanyaan Kizuna adalah jawaban itu sendiri.
Jika kami menemukan telur, masih butuh waktu lama untuk membesarkan monster itu. Dan aku juga tidak bisa mengundang monster yang sudah dewasa ke party.

“Itu tidak akan berhasil.”
“Dengan mencoba ide itu saja akan menjadi pekerjaan yang berat.”

Kami bisa menyimpan ide itu sebagai pilihan terakhir. Sial ... Aku kehabisan ide.
Aku tidak ingin membuang waktu lagi di labirin sialan ini!
Ost mengorbankan dirinya untuk membuat jalan ini bagi kita. Aku harus menemukan Kyo dan membuat dia membayar untuk apa yang telah dia lakukan!

Mungkin itu lebih realistis untuk mengambil jalan yang Kizuna temukan. Kami tidak punya pilihan lain, jadi aku mulai melipat Barbarian Armor, dan kigurumi Filo, agar lebih mudah untuk dibawa.

Lalu aku melihat sesuatu. Ada sesuatu di saku Armor Barbarian. Aku sudah lupa tentang itu. Sebenarnya, aku meletakkan itu di sana agar suatu saat nanti aku akan membutuhkannya.

Sekarang aku menemukannya.
Kemudian aku melihat-lihat item drop yang aku simpan di dalam perisaiku.

“Hei, Kizuna.”
“Apa?”

Aku tersenyum padanya.

“Kurasa aku punya ide.”





TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader : Bajatsu, Hantu

0 komentar:

Posting Komentar