Minggu, 29 September 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 8 : Chapter 6 - Perlengkapan Dunia Lain

Volume 8
Chapter 6 - Perlengkapan Dunia Lain


“Fue ... Sentakan mereka benar-benar menakutkan.”
“Maaf. Aku bisa saja meminta Kizuna melakukannya, tapi kau sepertinya pilihan yang lebih baik.”
“Ya ...” Kizuna bergumam, menatap Rishia.

Bahkan dengan topengnya, Rishia tampak seperti klutz. Dia memainkan peran dengan sempurna. Justru, sifatnya sudah membuat dia tidak perlu berpura-pura.
Meskipun dari sudut pandang lain, kami mendapatkan semua uang itu karena Rishia.

“Tapi, Naofumi, kau cukup mengesankan. Dari mana kau tahu cara menaikkan harga hingga begitu tinggi?”
“Ini cara terbaik untuk mendapat untung paling banyak dari jumlah obat yang hanya sedikit.”
“Bukankah itu akan bekerja dengan cara yang sama jika kita menjual tiga botol, bukan?”
“Bisnis tidak sesederhana itu. Jika kau bisa membuat orang merasa putus asa, lebih mudah untuk mengarahkan mereka ke harga yang lebih tinggi.”

Jika kami menjual lima botol, aku kira botol kedua akan dijual seharga 35 gyokugin, dan para pedagang akan mengetahui harga pasar dengan botol ketiga.

Pasti akan berbeda di harga akhirnya, tapi dengan obat yang revolusioner di depan mata mereka, dan tiba-tiba kehilangan dari barang dagangan itu, mereka akan kehilangan semua kesabaran dan perspektif mereka.

Jika ada pedagang yang yakin mereka akan menemukan angsa yang bertelur emas, maka segalanya akan berbeda. Tapi bukan itu masalahnya.
<TLN: itu hanya perumpamaan ya, artinya menemukan hal yang tak terduga  :v>
Jadi lebih masuk akal untuk menjual satu botol dengan harga yang jauh lebih tinggi.

“Jika kita menjual lima botol, maka itu berharga satu kinban dan 80 gyokugin . Mungkin itu bisa membantu menyebarkan rumor untuk lelang yang akan datang, mungkin bisa membantu kita untuk mendapatkan harga lebih tinggi saat turun ke jalan, tapi kita tidak punya cukup waktu untuk itu.”

Ada hal lain yang harus kami fokuskan.
Kizuna mengatakan kalau ini adalah negara musuh, jadi kami membutuhkan uang untuk melarikan diri dan menjamin keselamatan. Kami harus keluar dari sini sebelum terlalu banyak orang mulai berpikir mereka bisa mendapatkan uang dari kami.

“Jadi, apa kita bisa membeli travel passes sekarang?”
“Oh, tentu. Kita punya banyak uang.”
“Bagus. Kalau begitu ayo beli itu dan gunakan sisa uang untuk membeli kristal yang bisa digunakan untuk memperkuat senjata.”
“Aku terkesan. Aku memiliki beberapa rekan pedagang dan suka menghasilkan uang, tetapi tidak satu pun dari mereka yang sebagus dirimu,” Kizuna menjelaskan ketika dia mengikutiku di jalan.

Itu terdengar lucu. Setelah menjual barang-barang kami di kios pinggir jalan, kami sekarang akan menjadi pelanggan di sekitar kota. Aku putuskan untuk pergi ke toko senjata terlebih dahulu.

Kami berjalan di dalam toko dan melihat-lihat apa yang mereka jual. Ada katana dan nagamaki. Mereka juga menjual kipas lipat, sabit, dan tombak. Keseluruhannya, pemilihannya benar-benar berbeda dari pak tua di toko senjata.
<TLN: senjatanya kayak katana tapi gagang pedangnya lebih panjang. Kalo pengen liat bentuknya liat aja di mbah Google :v>
Tentu saja toko senjata hanya menjual senjata. Yang bisa kami lakukan hanyalah membeli pedang baru untuk Rishia. Aku membeli satu kodachi yang sepertinya cocok untuk levelnya.

“Jadi di mana aku bisa beli perisai?”
“Di toko baju besi.”

Aku seharusnya sudah tahu itu.
Toko-toko senjata di dunia yang terakhir menjual baju besi dan senjata, tapi itu biasanya sangat jarang. Aku mulai merindukan Pak Tua.
Kami pergi ke toko baju besi selanjutnya, tapi mereka tidak memiliki banyak perisai yang dijual dan pilihannya tidak terlalu bagus.

Tapi aku memang menemukan perisai yang tampaknya terbuat dari cangkang kepiting tapal kuda.
Aku pernah melihat hal serupa di game sebelumnya. Perisai yang dipajang semuanya cukup mirip dengan apa yang dijual pak tua itu di tokonya.

Sebenarnya, aku bisa mengubah perisaiku menjadi sebagian besar dari mereka, jika saja levelku cukup tinggi untuk membukanya. Tidak banyak yang bisa dipilih.

Negara ini terasa mirip sekali dengan Jepang, jadi aku tidak mengharapkan mereka untuk memiliki banyak perisai untuk dijual. Aku tak pernah mendengar para prajurit dari periode Sengoku menggunakan perisai. Aku tidak yakin mengapa, tapi terlepas dari alasannya, faktanya memang tak banyak perisai yang tersedia.

Kurasa itu sama seperti di dunia sebelumnya. Selain toko senjata Pak Tua di Melromarc, kebanyakan toko senjata lainnya tidak memiliki banyak pilihan perisai untuk dijual. Aku mendengar kalau sebagian besar dari perisai itu diambil dari pasar karena agama nasional mewakili perisai sebagai senjata musuh.

“Mau membeli armor baru?”
“Ya ...”
“Yah, kita punya uang untuk itu, jadi mari kita mendapatkan set armor yang lebih layak. Jika kita bisa mendapatkannya dengan chainmail dibagian dalam, itu yang terbaik.”

Aku pura-pura mengejek saran itu, dan Kizuna tampak terkejut dengan kelakuanku. 

“Kenapa kau harus menolak sekasar itu?”

Kupikir reaksiku masuk akal. Tidak ada yang kubenci lebih dari chainmail. Aku tidak akan pernah memakai sesuatu seperti itu.

“Aku tidak pakai chainmail.”
“Oh ya? Kau menjadi emosional tentang hal-hal aneh.”
“Ngomong-ngomong, aku tahu ini adalah toko armor, tapi mengapa mereka menjual kimono dan haori?”

Itu membuat suasana nyaman di toko, tapi dari tampilan Haori compang-camping yang dikenakan Kizuna, itu tampaknya tidak memberikan banyak pertahanan. Memang, mereka mungkin dibuat dengan sihir atau atribut khusus lainnya, tapi aku masih tidak mengerti mengapa mereka harus dijual di toko armor.

“Jika kau masih bingung, lihat dulu efeknya? Maka kau akan mengerti.”

Aku berjalan ke tempat kimono dan haori lalu melihat informasinya. Aku terkejut ... itu kelihatannya memiliki peringkat pertahanan yang cukup mengesankan. Itu lebih efektif daripada penampilannya. Itu sebabnya Kizuna begitu terikat dengan haori-nya.

“Glass memberikan ini kepadaku...”
“Jangan sentimental padaku.”

Haorinya benar-benar rusak, meskipun kupikir dia sudah memakainya selama bertahun-tahun. Apa yang tidak akan rusak dalam waktu selama itu?

Aku tentu saja tidak ingin berjalan-jalan menggunakan kimono atau haori.
Itu semua agak mahal juga. 
Untuk saat ini, aku putuskan puas dengan satu set armor yang layak.

Tapi semua armor itu tampak seperti milik seorang samurai. Semuanya terbuat dari logam dan kayu yang dipernis. Kukira aku harus puas dengan tampilan samurai.

Rishia mungkin bisa menggunakan pelindung dada juga. Bahkan mungkin akan terlihat bagus untuknya. Untungnya toko itu menjual pelindung dada, jadi aku membelinya dan menyuruhnya mencobanya.

“Apa kau sudah selesai gantinya?”
“Um, iya ...”
“Sepertinya hari-hari kigurumimu akan mulai terlupakan.”



Rishia selalu mengenakan kigurumi, tapi sekarang dia lebih terlihat seperti petualang.
Dia juga memiliki kodachi di pinggangnya, yang membuatnya terlihat seperti seorang ninja ... tapi apa dia bisa bergerak seperti ninja? Aku mulai ragu.
<TLN : Kododachi itu pedang katana kecil yang biasanya digunakan sebagai secondary weapon oleh para samurai>
Apakah dia bisa bergerak seperti wanita tua Hengen Musou? Aku ragu tentang itu, juga ...

“Baiklah, ayo pergi.”

Armor baru itu bergesek dan mendecit ketika kami meninggalkan toko. Rasanya kurang tidak pas. Seharusnya aku tidak berharap banyak, tapi barang yang dibuat oleh pak tua di toko senjata itu benar-benar yang terbaik. Barbarian Armor memiliki rantai berisik yang tergantung padanya, tapi itu tidak pernah menggangguku seperti yang dilakukan armor baru ini.

Namun, aku tidak bisa mengeluh tentang peningkatan pertahanan yang diberikannya kepadaku.
Kami kembali ke pasar berikutnya dan mencari bahan yang bisa kami gunakan untuk memperkuat perisaiku.

Jika aku tidak cukup kuat untuk melewati pertempuran yang akan datang, maka peluangku untuk bertahan lebih lama sangatlah kecil. Aku masih berlevel cukup rendah, jadi aku akan puas dengan perisai sementara yang akan bertahan sampai aku bisa mengakses yang lebih kuat.
“Jadi, dimana kita bisa mendapatkan travel passes ini?”
“Di guild itu, yang sebelumnya sudah kita kunjungi.”
“Ah, di sana ya.”

Guild selalu memiliki tanggung jawab semacam balai kota. Kukira berbagai dunia ini memiliki kesamaan. Namun, itu bisa menunggu. Aku lihat koleksi kristal bumi yang dijual di toko dan mulai menawar untuk mendapatkan harga yang lebih baik.
             
Ada bongkahan kristal yang membantu memulihkan MP di dunia ini, mirip dengan apa yang dilakukan magic water di dunia tempatku dipanggil. Seperti yang diharapkan, mereka menjualnya dengan harga yang sama. Tetapi ketika Rishia dan aku menggunakannya ,mungkin karena kami berasal dari dunia yang berbeda, mereka memberi kami lebih banyak poin exp daripada bos monster yang kami lawan di Kepulauan Cal Mira. Kau dapat melihat alasan mengapa kami menginginkannya.

Sepertinya mereka memberikan jumlah Exp berbeda berdasarkan ukuran dan kemurnian mereka. Ini pada dasarnya berarti kita bisa membeli poin Exp dengan uang, yang memang sangat bagus. Apa yang lebih nyaman dari itu? Sayangnya, aku tak tahu berapa lama aku bisa berharap itu bisa bekerja.

“Baiklah, ayo kita beli travel passes ini dan segera berangkat.”
“Benar juga. Jika kita berkeliaran di sini lebih lama ...” kata Kizuna, melirik kami dan sekitar.

Aku memahami petunjuknya dan mengikuti arah pandangan Kizuna. Kami diikuti oleh sekelompok pria. Mereka mungkin mencium peluang uang yang bisa dihasilkan dengan soul-healing water kami, dan mereka ingin menangkap kami dan memaksa kami untuk memberi tahu mereka cara membuatnya.

“Bagaimana jika kita sekalian membelikan ofuda untuk Rishia-san?”
“Ofuda?”
“Itu semacam magic tool. Pengguna yang mahir dapat menggunakan kekuatan sihir mereka sendiri dan memanifestasikannya secara fisik sebagai potongan kertas. Orang yang tidak bisa menggunakan sihir sendiri bisa menggunakan ofuda sebagai mantra sekali pakai.”

Itu sebenarnya terdengar seperti ide yang cukup bagus. 

“Aku mungkin bisa menggunakannya juga.”
“Jika aku mencoba dan menggunakan ofuda yang berisi serangan, dengan melemparkannya pada seseorang, itu tidak akan berhasil. Aku rasa itu tidak akan bekerja untukmu juga, Naofumi.”

Itu terdengar masuk akal.
Perisaiku tentu tidak akan membiarkanku melukai siapa pun.

Bahkan jika aku membuat bom dan melemparkannya ke orang, itu tidak menyebabkan damage, jadi aku merasa ofuda mungkin bekerja, atau lebih tepatnya tidak bekerja dengan cara yang sama.
Kizuna dan aku benar-benar tidak cocok untuk bertarung dengan orang lain.

Rishia lebih fleksibel, tapi masalahnya adalah dia tidak pandai dalam hal apa pun. Dia mungkin bisa melukai orang lain dalam pertempuran, tapi dia adalah petarung yang buruk.

Aku tidak bisa mengatakan betapa bergunanya ofuda bagi dia sampai aku melihat bagaimana ofuda sebenarnya bekerja. Paling tidak, itu akan memberinya jalan serangan lain, dan itu pasti akan berguna.

“Tapi aku ... aku tidak bisa menggunakannya ...”
“Kau hanya perlu melemparkannya ke musuh atau menempelkannya pada musuh. Itu saja, kau pasti bisa.”
“Benarkah? Itu saja?”

Kizuna menuntun kami ke sebuah toko yang memiliki banyak ofuda yang berbeda untuk dijual. Ada wood ofuda, paper ofuda... bahkan stone ofuda. Bagiku itu hanya tampak seperti label nama.
Itu terlihat seperti dibuat dengan sangat hati-hati, mulai dari bahan hingga desain di permukaannya.

“Ambil saja fire ofuda sederhana ini. Setidaknya kita bisa menggunakannya di malam hari untuk menyalakan api unggun.”

Kizuna membeli seikat fire ofuda dan memberikannya kepada Rishia.

“Rishia-san, aku tidak tahu bagaimana sihir bekerja di duniamu, tapi memfokuskan kekuatan sihirmu ketika kau menggunakan ini akan memperbesar efeknya.”
“Oh ... Baiklah.”

Aku tidak bisa memikirkan alasan untuk tidak setuju.
Sekarang untuk menyelesaikan urusan kami datang ke sini. Kami harus menemukan tempat yang jauh dari publik di mana kami dapat menggunakan kristal bumi untuk mendapatkan Exp.

Kami berhasil melakukannya. Aku berada di level 35, dan Rishia naik level sedikit lebih tinggi dariku. Kenapa dia naik level lebih cepat dariku, apa jumlah exp yang kami perlukan berbeda?

Baiklah. Setidaknya aku sudah cukup naik level untuk menggunakan perisai yang dijual di toko senjata dan cukup untuk membuka beberapa perisai yang kuperoleh kembali di dunia tempatku dipanggil. 

Kami meninggalkan kota secepat mungkin dan berjalan ke ibukota.
Aku mencoba merangkum beberapa hal yang aku pelajari tentang Kizuna di jalan. Selama beberapa hari terakhir, sudah jelas kalau dia adalah pahlawan yang sangat kuat.

Dia bisa dengan mudah membunuh lebih dari setengah monster yang kami temui di jalan. Skillnya sangat unik, dan aku masih tidak memahaminya dengan baik. Aku akan mencoba menjelaskan apa yang kumaksud.

Pertama akan aku bahas skill yang sering dia gunakan disebut Form One: Pitfall.

Itu membuat lubang besar di tanah di depannya, dan monster dipaksa untuk berhenti atau jatuh ke dalamnya. Lubang itu sedalam pinggang, tidak terlalu dalam ketika kau memikirkannya.

Yang benar-benar dilakukannya hanyalah membuat lubang. Itu tidak memiliki efek lain yang cukup besar untuk dibicarakan, tapi itu mengurangi jumlah monster dan membuka pertahanan mereka. Begitu dia melihat kesempatan untuk menyerang, dia bisa membunuh monster itu dengan satu pukulan.

Saat menyerang, ia dengan mudah beralih dari pancing, busur, dan pisau tuna-nya. Gerakannya bersih dan mengesankan untuk dilihat.

Kami menemukan monster berskala besar seperti buaya bernama Massive Mandible. Aku memeganginya dan dia menyerang dengan pisau, menguliti seluruh tubuhnya dengan satu gerakan cepat dan membunuhnya dengan segera. Agak menakjubkan.

Skill lain yang dia suka gunakan disebut Fishing.

Dia bisa mengaitkan umpan pancingnya ke mulut monster dan menariknya ke udara. Kemudian monster-monster itu akan jatuh ke tanah dan berbaring di sana, dengan perut buncit, meninggalkan celah yang sempurna untuk serangan akhir.

Ternyata, dia memiliki cukup banyak skill lain. Tapi kami berhasil melewati beberapa hari dengan hanya dua skill.

Aku memang melihatnya menggunakan yang melibatkan umpan pancing misterius.

Kupikir itu mungkin telah menurunkan pertahanan musuh ... mungkin. Rishia telah menindaklanjuti dengan serangan dengan damage jauh lebih dari biasanya, jadi aku menduga itu karena umpan itu.

Aku bisa saja memintanya untuk menjelaskan, tapi aku sudah cukup banyak mengetahuinya hanya dengan melihatnya, jadi aku tidak perlu repot-repot menanyakannya.

Ngomong-ngomong, setelah menghabiskan beberapa hari bersamanya, aku sampai pada kesimpulan bahwa dia sekuat Glass dan L'Arc. Kalau saja dia bisa menggunakan skill serangannya terhadap orang lain, dia akan menjadi lawan yang tangguh.

Aku masih tidak tahu mengapa, tapi kami terus mendapatkan poin Exp lebih banyak dari pertempuran daripada yang biasa kulakukan, dan Rishia sudah mencapai level 42. Monster-monster itu cukup kuat, jadi kurasa itu menjelaskan mengapa kami naik level begitu cepat .

Tak lama kemudian, kami tiba di ibukota. 

“Keamanan terlihat sangat ketat.”
“Jika kita bisa menemukan jalan masuk, kupikir kita akan baik-baik saja.”

Kota yang kami tinggalkan tampak seperti periode Muromachi Jepang, tapi ibukotanya terlihat persis seperti kota dari periode Edo.

Sebuah kastil besar bergaya Jepang menjulang tinggi di atas kota. Tapi sama seperti di kota terakhir, tidak ada warga yang menyanggul rambutnya.
<EDN : Samurai-samurai jepang biasanya menyanggul rambutnya>

Kami berdiri di pintu masuk kota dan melihat guild petualang di kejauhan, tempat kami berharap menemukan jam pasir naga.

Musuh ada di mana-mana. Aku tidak yakin siapa itu, tapi aku tahu kalau itu termasuk pejabat tinggi dan orang-orang pintar lainnya. Mereka pasti sudah bersiap untuk yang terburuk, karena sepertinya ada banyak penjaga yang berpatroli di area sekitar jam pasir.

“Aku ingin tahu apa yang terjadi ...”

Jika mereka membuat persiapan ini dengan anggapan kalau salah satu dari empat pahlawan suci telah melarikan diri dari penjara, maka mereka sudah menunjukkan kepintarannya daripada para idiot di Melromarc.

Jika Kizuna bisa melawan orang, maka kami mungkin bisa menembus pertahanan mereka dengan paksa. Tapi dengan hanya Rishia yang bisa menyerang, itu tidak akan mudah. Tapi itu mungkin tidak mustahil.

“Haruskah kita pergi ke gunung dan naik level lebih tinggi? Mungkin kita bisa kembali dan menerobosnya.”
“Kau pikir ini game?” tanya Kizuna. 

Dia benar. Bagaimana level yang lebih tinggi akan membantu kita menembus kerumunan penjaga? Itu membuatku ingin menampar diriku sendiri.

“Selain itu, jika kita menghabiskan lebih banyak waktu leveling, kita hanya akan kehilangan lebih banyak waktu sebelum gelombang berikutnya datang.”
“Itu benar....”

Aku tidak tahu apakah Kizuna terdaftar, tapi jika kami membuang waktu untuk leveling, kami mungkin juga hanya menunggu gelombang untuk memindahkan kami keluar dari ibukota.

Kami menghabiskan lima hari di jalan.

Gelombang berikutnya akan datang dalam sembilan hari, dan itu akan memindahkan kami ke negara lain ketika itu tiba. Tapi apa gunanya hal itu bagi kami?

Aku hampir tidak dapat mengingat apa yang seharusnya kami lakukan pada saat itu, tapi terlepas dari apa pun yang terjadi, aku tidak dapat melupakan tujuan utamaku. Kami datang ke dunia ini untuk menghukum Kyo karena menggunakan Spirit Tortoise untuk menyebabkan kekacauan di dunia kami. Tapi kemungkinan itu tampak semakin jauh. Kami harus tetap fokus.

Kami tidak punya waktu untuk disia-siakan. Kami harusnya menemukan jalan keluar dari Negara ini segera mungkin. Selain itu, orang-orang mengejar kami. Siapa yang tahu kalau kita bisa tetap tidak terlihat selama seminggu penuh?

Mengapa aku selalu menjadi orang yang dicari ke mana pun aku pergi?
<TLN: keberuntungan mu jelek maybe :v>

“Tetap saja, dengan semua penjaga keluar seperti ini, aku tidak tahu apakah kita hanya bisa menyelinap masuk tanpa terdeteksi. Ini bukan film mata-mata.”
“Tentu, tapi jika semudah itu, itu tidak akan menyenangkan.”
“Fueee ... Apa yang akan kita lakukan?”
“Kizuna, apa kau yakin kita bisa berteleportasi keluar dari sini jika kau mencapai jam pasir naga?”
“Kau menanyakan itu sekarang? Ya, jika aku bisa sampai ke jam pasir, kita akan bebas. Percayalah kepadaku.”

Aku ingin protes kalau kepercayaan adalah masalah sebenarnya, tapi aku menahannya dalam tenggorokanku.

“Kita akan terlihat mencurigakan jika kita terus berdiri di sini dan memandanginya. Kita harus pergi ke tempat lain untuk berbicara.”
“Ya.”

Kami meninggalkan daerah itu dan berjalan ke tepi sungai terdekat untuk melanjutkan percakapan kami.

“Untuk apa bangunan itu digunakan? Upacara Kenaikan Kelas?”
“Maksudmu mengubah job? Ini digunakan untuk itu juga, tapi sebagian besar waktu orang pergi ke sana untuk memeriksa drop item mereka. Jika kau memeriksa drop itemmu di jam pasir naga, kau hampir selalu mendapatkan lebih banyak item daripada yang kau dapatkan dari salah satu mesin di negara.”
“Jadi para pahlawan tidak membutuhkannya, kan?”
“Tidak. Pahlawan dapat mengakses item drop mereka kapan pun mereka mau, jadi mereka tidak sering datang ke sini.”
“Mungkin kita harus berpura-pura menjadi petualang normal untuk mendekati gedung.”
“Itu tidak akan berhasil. Kau harus melalui pemeriksaan menyeluruh untuk bisa masuk. Kau harus memberikan identifikasi resmi. Itu adalah aset yang sangat penting bagi negara.”

Hm ... kami tidak bisa membuat pemalsuan identitas juga. Kami mungkin bisa melakukannya jika kami memiliki beberapa koneksi di dalam, tapi aku juga tidak bisa memikirkan cara untuk mewujudkannya.

“Terus, tidak ada jaminan pemegang senjata Vassal dari negara ini tidak akan menyerang kita. Bagaimanapun, kita berada di wilayah musuh.”
“Tunggu sebentar. Pemegang senjata Vassal ini ... apakah dia pemegang buku?”
“Vassal Buku? Bukan. Jika tidak salah, Vassal Cermin yang dinaungi oleh negara ini.”
“Cermin? Bagaimana cara kerjanya?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak tahu segalanya.”

Itu mengingatkanku pada sesuatu. Aku tidak bisa berhenti membayangkan kisah Putri Salju.

Cermin dalam cerita itu akan menjawab pertanyaan putri. Putri akan berkata, “Siapa yang paling cantik di negeri ini?” Bagaimana jika orang ini juga dapat mengajukan pertanyaan ke cermin itu, seperti, “Siapa yang melarikan diri dari labirin? Dimana mereka?”

Aku berharap itu tidak bekerja seperti itu. Hal Itu akan menjadi berita buruk bagi kami.

“Tapi kau tahu, tidak ada yang tahu seberapa kuat kita untuk menembus keamanan dan lari dari mereka.”

Lucu sekali, jika kami mengkhawatirkan semua ini ketika aku sudah bisa menembus pertahanan kapan saja kami mau.

“Aku tidak bisa memberikan melukai lawan jika itu manusia, tapi mereka masih akan kesulitan menangkapku. Satu-satunya alasan mereka berhasil memasukkanku ke penjara itu adalah karena aku tidak bisa bergerak ...”

Bukannya aku meragukan kemampuan Kizuna.
Aku sudah melihatnya menunjukkan kekuatannya yang mengesankan beberapa kali, aku sudah berasumsi dia dapat menahan serangan mereka, bahkan jika dia tidak bisa melukai mereka secara langsung.

“Tapi sebab itu aset penting, jadi mungkin saja para penjaga yang ditempatkan di sana, semuanya adalah petarung yang handal dan terampil.”
“Ya, tapi tetap saja ...”

Aku akan segera dapat menggunakan Wrath Shield, dan aku bisa menggunakannya untuk membakar garis pertahanan musuh. Mungkin kami bisa menembusnya dan sampai ke jam pasir naga.

“Kau dan aku mungkin bisa melewatinya, tapi bagaimana dengan Rishia-san? Dia bisa masuk dalam masalah.”
“Bagaimana bisa begitu?”
“Jika semua penjaga menyerang sekaligus, kau tidak akan bisa melindunginya dari serangan mereka semua.”

Apa? Ada sesuatu yang tidak beres di sini. 
Aku tidak akan bisa melindunginya? Aku yang merupakan seorang Pahlawan Perisai!

Yang bisa kulakukan adalah melindungi orang-orang, dan sekarang dia berkata aku tidak bisa melakukan itu? Kizuna menjadi agak terlalu merendahkan kemampuanku. Apakah dia pikir aku hanya bertanggung jawab atas penjualan? Apakah aku hanya juru masak di dalam party?
<TLN: artinya dia merasa kalau dia itu Cuma pelengkap didalam partynya. :v>

“Kizuna, aku benci mengatakannya dengan jelas, sungguh. Tapi aku memiliki beberapa skill bertahan yang mencakup area luas. Aku rasa, aku tidak akan kesulitan melindungi siapa pun yang membutuhkannya.”
“Oh ya. Bagus.”
“Tepatnya. Jika hanya satu orang Rishia. Aku bisa melindunginya dengan mudah.”
“Fueee ...”
“Memangnya kenapa? Apa aku mengatakan hal buruk bagimu?”
“Kau terdengar seperti kau tidak berpikir aku bisa menangani pertahanan.”
“Kurasa itu spesialisasimu? Jadi, apakah kau ingin mencoba menyerang dari depan? Kita benar-benar tidak terlalu perlu melawan mereka. Kita hanya perlu melewati mereka saja. Jika itu benar-benar diperlukan, aku memiliki cara untuk memberikan damage pada orang. Tapi harganya yang perlu dibayarkan juga mahal.”
“Curse series?”
“Semacam itu.”

Mengingat betapa miripnya senjatanya dengan milikku, aku berasumsi bahwa dia memiliki akses ke sesuatu seperti curse series.

Sama seperti bagaimana aku memiliki Wrath Shield atau Sprit Tortoise Heart Shield yang dapat merusak secara langsung, aku bertaruh dia memiliki akses ke satu atau dua senjata yang bisa menyerang terhadap lawan manusia.

Tapi sama seperti curse series, aku menganggap kalau tindakan ofensif seperti itu akan datang dengan harga yang mahal.

“Aku lebih suka menghindarinya jika memungkinkan. Tapi itu mungkin lebih baik daripada hanya duduk terdiam, mengingat betapa sedikit waktu yang kita miliki. Jika situasi menjadi kemungkinan yang terburuk, mungkin kau bisa menggunakan skill teleportasimu, Naofumi.”

Aku sudah memeriksa untuk memastikan kalau aku bisa menggunakan Teleportasi lagi.
Aku bisa menggunakannya, tapi tidak ada lokasi dari dunia yang memanggilku tersedia. Satu-satunya tempat yang bisa aku kunjungi adalah tempat-tempat di dunia baru yang sudah aku datangi dan daftarkan.

“Tapi aku tidak tahu apakah aku masih bisa menggunakannya ketika kita dekat dengan jam pasir naga.”

Ada waktu dan tempat di masa lalu di mana aku tidak bisa menggunakan teleportasi. Jadi ada kemungkinan kami bisa sampai ke ruangan dengan jam pasir dan kemudian kami tidak dapat berteleportasi. Mungkin lebih baik berhati-hati tentang hal itu.

“Jika itu masalahnya, kita hanya bisa lari ke tempat yang bisa kau lalui.”
“Rencana ini semakin berantakan saja.”
“Ini lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa, benarkan?”
“Ya.”

Aku menganggap diriku sebagai tipe orang yang menyerang dari depan dan bertugas melalui musuh ... tapi aku tidak berpikir aku sudah pernah benar-benar melakukannya. Aku telah memikirkannya sebelumnya, seperti ketika aku dicari oleh kerajaan dan harus melintasi perbatasan untuk melarikan diri. Aku sudah merencanakannya, tetapi paus muncul dan mengungkapkan dirinya sebelum aku bisa melintasi perbatasan.

“Fueee ... Kita akan menyerang penjaga?”
“Jangan ketakutan. Tentu saja itu yang akan kita lakukan.”
“Fuee.”
“Ketika ini semua berakhir, aku mau menghabiskan waktu dengan memancing dan bersantai.”
“Jangan melebarkan flag itu sekarang. Itu bertanda buruk.”
“Haha, benar sekali. Naofumi. Jika terjadi sesuatu, tolong sampaikan ini pada Glass ... ah tidak, cuma bercanda.”
“Jangan ditambah juga. Mari kita pergi.”

Kami berpura-pura tampak tidak tertarik, seolah itu hanya hari biasa, dan berjalan ke gedung mirip balai kota yang menampung jam pasir naga.

Tapi ... sesuatu sedang terjadi. Sekelompok orang berkerumun di sekitar pintu masuk. Mungkin kami bisa menggunakan kekacauan itu untuk keuntungan kami.
Kizuna tampak bingung apakah kami harus menyelinap ke kerumunan. Aku bertatap mata dengannya, dan dia mengangguk.

“Ada apa ini?” tanyaku secara acak pada kerumunan orang.
“Kau tidak tahu? Seorang jenius dari negara sebelah mengembangkan cara untuk menduplikasi kekuatan teleportasi jam pasir naga dari keempat pahlawan suci dan pemegang senjata Vassal. Dia baru saja berteleportasi ke ruangan ini untuk mendemonstrasikannya.”
“Oh? Orang macam apa dia?”

Itu terdengar seperti berlayar di satu kapal yang sama. Aku melirik ke dalam gedung melalui pintu depan. Ketika mereka menyebutkan seorang penemu jenius, itu mungkin Kyo, tapi ternyata bukan.

Dia tampak seperti karakter dari manga dan mengenakan armor seperti samurai di atas seragam sekolah. Apakah mereka memiliki sekolah di dunia ini? Itu tampak aneh bagiku. Dia mengikat rambutnya yang ditarik ke belakang menjadi ponytail.

Dia tidak mengikatnya tinggi-tinggi, seperti Motoyasu, hanya menariknya ke belakang dan mengikatnya ke bawah. Sekelompok gadis berdiri di belakangnya.
Dia pastilah orang yang Kizuna dan aku pernah dengar di guild petualang, seseorang yang mereka katakan berhasil menggandakan Skill teleportasi para pahlawan. Kukira ada kebenaran di balik rumor itu.

“Kita berhasil.”
“Anda Menakjubkan!”
“Aku tahu Anda akan berhasil!”

Para wanita yang berdiri di belakangnya semua meneriakkan kata-kata pujian.
Pria itu berjabatan tangan dengan seseorang yang tampak seperti perwakilan resmi dari negara ini.

Kami muncul tepat pada waktunya saat keamanannya ketat! Aku memutuskan kalau kami mungkin harus menarik diri dan menunggu kegembiraan mereda sebelum melakukan upaya kami untuk melewatinya. Jadi aku berbalik untuk mencari jalan keluar dari kerumunan, tapi...

“Ahhhh!”

Pejabat negara di dalam ruangan berteriak dan mengarahkan jarinya ke Kizuna. 

“Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau seharusnya di penjara tertutup itu?”
“Sialan!” Kizuna segera berlari ke jam pasir naga.

Itu langkah yang tepat. Begitu mereka tahu kami keluar dari penjara, mereka akan meningkatkan keamanan di sekitar jam pasir dan kami tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua. Kami harus melakukannya sekarang, apapun risikonya.

Rishia dengan panik melihat-lihat kerumunan, tidak yakin apa yang harus dilakukan, seperti anak sekolah bodoh yang tidak tahu apakah dia harus melakukan apa yang dikatakan rekan-rekannya atau tidak, karena dia tidak ingin mereka mengolok-oloknya.

Aku meraih tangannya dan menariknya ke arahku. 

“Shooting Star Shield!”

Penghalang berukuran sekitar dua meter muncul di sekitar kami, dan itu mendorong kembali orang-orang di kerumunan dan penjaga di dekatnya.

“Ada penyusup!” seseorang berteriak, dan semua penjaga segera bersiap untuk bertempur. Para petualang di dekat jam pasir, serta “si jenius” dan para pengikutnya, semua berbalik menghadap kami.

Ketika aku mengaktifkan Shooting Star Shield untuk mendorong kembali para prajurit, Kizuna berlari untuk mendekati jam pasir naga.

Tetapi prajurit yang bertugas melindungi jam pasir bereaksi sangat cepat. Selain itu, interior ruangan itu seperti balai kota dan penuh dengan meja-meja, dan rintangan lainnya.

Kizuna tampaknya tidak peduli. Dia melompat di atas meja, melompat dari meja ke meja lainnya dalam perjalanan menuju ke jam pasir. Para penjaga menembakkan panah ke arahnya, dan seorang langsung menembus haori-nya tapi dia tidak berhenti.

Aku mengejarnya, menggunakan penghalang untuk mendorong semua orang keluar dari jalan. Penghalang itu adalah garis pertahanan yang sangat kuat, tetapi itu juga mendorong mundur siapa pun yang tidak berada didalam party.

Pedang dan tombak bisa melewatinya, tapi mereka tidak cukup kuat untuk menghancurkannya. Saat itulah “si jenius” dan rekan-rekannya semua mengejar kami. Aku tidak suka sorot matanya. Sesuatu tentang mereka membuatku jengkel. Dia mengingatkanku pada Kyo.

“Ini tidak bisa diizinkan! Hentikan mereka!”
“Baik!”
“Terima ini!”

Para wanita di belakangnya semua bergegas untuk menyerang kami, menghantam Shooting Star Shield dengan serangan. Berapa lama itu akan bertahan?
Aku tidak punya waktu untuk berpikir, penghalang hancur dengan suara benturan bernada tinggi. 

“Fueee!”
“Tidak apa-apa. Mundur.”

Aku bersumpah kalau aku bisa melindunginya, tapi sepertinya itu mungkin lebih sulit dari yang kuduga. kalau saja Raphtalia ada di sini dia bisa melawan semua wanita ini.

Aku masih tidak tahu di dunia mana aku berada, tapi aku tidak dapat menyangkal kalau semua orang di sini tampaknya lebih kuat daripada asalku. Para monster memberi lebih banyak Exp. Itu berarti samurai dan petualang di dunia ini semua akan berada pada level yang lebih tinggi untuk jumlah pekerjaan yang sama.

Kizuna telah menyebutkan perubahan pekerjaan dan upacara peningkatan kelas, tetapi itu tidak berarti bahwa orang-orang di dunia ini terbatas pada level 40 tanpa melalui upacara kenaikan kelas kan, kan? Jika orang-orang ini berhasil mencapai level yang relatif tinggi, maka mungkin mereka tidak memiliki masalah untuk menghancurkan Shooting Star Shieldku, belum lagi peningkatan senjataku masih cukup rendah.

“Terima ini!”

Jenius itu berteriak, dan para wanita semua mundur sebagai tanggapan. Apa yang dia lakukan?
Aku benar-benar berharap mereka akan fokus padaku. Misi kami adalah membuat Kizuna cukup dekat dengan jam pasir naga sehingga dia bisa menyentuhnya. Jika aku bisa mengalihkan perhatian musuh, itu akan membantu.

Tepat ketika aku bertanya-tanya apa yang sedang mereka berkonsentrasi, mereka membentuk bola api raksasa di udara dan melemparkannya langsung ke arahku.
Itu tampak seperti jenis serangan yang bisa aku kirim kembali pada mereka jika waktunya tepat.

“Hya!”

Aku menyiapkan perisaiku, menunggu saat yang tepat, dan menggunakannya untuk memukul bola api kembali ke si jenius.

“Apa?! Tidaaaak!”

Bola api terbang melintasi ruangan dan menghantam si jenius, membuatnya terbakar. Dia jatuh ke lantai dan berguling-guling, mencoba memadamkan api, yang terbakar dengan ganas.

“Aaaaah!”

Semua orang mulai berteriak. Dalam semua kekacauan, aku tidak bisa melihat nama jenius itu. 

“Aku belum selesai denganmu ...” kata si jenius yang hangus, mencoba berdiri.
Dia cukup tangguh.

Dia menghunus pedang dari sarung pedang di pinggangnya dan terbang ke arahku. Aku mengangkat perisaiku tepat pada waktunya untuk menghentikannya.

“Kau bodoh. Kau memblokir seranganku tanpa mengetahui seberapa tinggi levelku. Aku bisa mengiris menembus perisai ...”

Dentang keras menggema di seluruh ruangan, dan aku merasakan kejutan aneh menembus perisai.

Orang ini ... Seberapa tinggi kekuatan serangannya? Maaf untuk mengecewakanmu, tapi itu tidak cukup tinggi untuk melewati pertahananku.

“Senang sekali kau sangat percaya diri, tapi sepertinya aku bisa menghentikan seranganmu tanpa masalah!” aku berteriak, mendorongnya kembali dengan seluruh kekuatanku. Ada jeda sesaat sebelum momentum mengirimnya terbang kebelakang.

Aku melihat ke arah Kizuna. Para prajurit hampir memojokkannya. Mereka hampir saja mengelilinginya, dan menjadi lebih dekat.

“Air Strike Shield! Second Shield! Dritte Shield!”

Aku mengaktifkan serangkaian perisai melintasi ruangan dan memposisikan mereka seperti pijakan diudara sehingga Kizuna bisa melompat pada mereka untuk mengatasi para prajurit.

“Terima kasih, Naofumi!” dia mengedip balik ke arahku ketika dia melompat-lompat di atas perisai. Dia tepat di depan jam pasir naga.
“Tak akan kubiarkan!” teriak si jenius, berlari melintasi ruangan untuk menghentikannya. Aku tidak tahu apa yang dia rencanakan, tapi aku tahu aku harus menghentikannya.

“Form One: Pitfall!”

Kizuna tidak membutuhkanku. Dia membuat lubang di tanah untuk menghentikan si jenius di jalurnya. Dia jatuh ke lubang sedalam pinggang, kehilangan pijakan, dan jatuh ke tanah.

“Ugh! Sial! Itu tidak akan menghentikanku!”
“Tuan---! Beraninya kau!” sebut pengikutnya.

Dia mencoba untuk melompat keluar, tapi sudah terlambat.
Rekan-rekan perempuannya berlari mengejar Kizuna, dengan tatapan membunuh di mata mereka.
Tapi sebelum mereka bisa sampai, Kizuna meraih dan menyentuh jam pasir naga. Dia melihat ke belakang untuk menemukan ku.

“Ayo pergi! Return Dragon Vein!

Cahaya lembut, benar-benar tidak seperti perasaan yang kudapat ketika menggunakan Portal Shield, memenuhi ruangan dan menyelimuti bidang penglihatanku.

“Jangan kira kau bisa lolos dari semua ini!”

Si jenius berteriak setelah kami diselimuti cahaya, suaranya serak karena marah. 

“Peduli amat. Kami tidak punya waktu untuk disia-siakan dengan orang-orang sepertimu.”

Dia memelototiku dengan sangat marah sehingga aku mengira ini adalah pertama kalinya dia kalah dalam pertempuran.
Kurasa aku bisa mengerti bagaimana perasaannya, tapi kami memiliki tujuan kami sendiri yang harus kami capai. Kami tidak bisa berada di negara ini selamanya. Aku tidak bisa memikirkan alasan untuk mematuhi hukum negara musuh yang telah melemparkanku dan Kizuna ke penjara.

“Camkan ini baik-baik! Aku pasti akan membalas penghinaan ini!”

Kedengarannya seperti kami membuat musuh baru. Yah. Aku akan kembali ke dunia tempatku berasal begitu kami menyelesaikan apa yang harus kami lakukan di dunia ini. Aku mungkin tidak akan pernah melihat pria itu lagi.

Sebelum si jenius dan para wanitanya bisa menggapai kami, Skill teleportasi Kizuna diaktifkan, dan pemandangan di sekitar kami berubah dalam sekejap. Itu seperti ... Rasanya seperti jatuh kembali ke lubang cahaya lewati dalam perjalanan antar dunia, tapi entah bagaimana ... lebih lembut.

Sebelum aku bisa mengomentarinya, pemandangan berubah lagi, dan kami berdiri di depan sebuah meja yang dikelola oleh orang-orang yang mengenakan pakaian gaya barat. Sepertinya kami berada di balai kota lain, tapi itu sangat berbeda dari yang baru saja kami tinggalkan.

Jadi ... pelarian kami sukses?

Semua orang di ruangan itu berbalik untuk melihat kami. 

“Ah...”

Mereka semua mengabaikanku dan menatap Kizuna. 

“Kizuna-sama!”
“Aku kembali!”
“Selamat datang kembali!”

Aku melihat-lihat lingkungan baru kami.
Seorang yang terlihat seperti birokrat resmi dengan gembira menjabat tangannya, senyum lebar terpampang di wajahnya. Sepertinya kami telah mencapai tempat yang aman.

“Apakah mereka akan mengikuti kita sampai sini?”
“Tidak jika mereka menggunakan Return Dragon Vein. Itu hanya dapat memindahkanmu ke jam pasir naga yang sudah kau kunjungi.”

Itu berarti mereka tidak bisa mengikuti kami. Sempurna.
Aku terus mencari-cari untuk memastikan itu bukan tipuan, tapi itu tetap tampak aman.

“Sepertinya kita berhasil selamat,” kataku, dan menghembuskan nafas yang telah kutahan.





TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader : Bajatsu, Hantu

0 komentar:

Posting Komentar