Rabu, 04 September 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 50. Sebelum Gelombang

Chapter 50. Sebelum Gelombang


"Nak, armormu belum siap. Jika kau di sini untuk menggunakan dapur, aku akan memintamu untuk menahan diri."
"Mengapa? Aku kira Kau memberiku izin beberapa saat yang lalu."
"Jika Kau ingin menggunakan dapurku, kau harus memberiku kompensasi."

Setelah berpisah dari anak-anak tentara, kami mampir ke pasar untuk membeli makanan dalam jumlah besar.
Kemudian kami memaksa masuk kedalam toko senjata milik kenalan kami untuk memasak makanan kami.
Apakah makanan yang aku berikan tidak termasuk kedalam kompensasi yang dia maksud?

"Makanan! Makanan!"

Untuk sementara waktu, Firo telah mengkonsumsi daging panggang dan sate tusuk yang telah aku buat.

"Baunya luar biasa! Semua orang yang memasuki toko tergoda oleh baunya. Ketika aku melayani mereka, mereka semua langsung pergi ke pasar untuk membeli makanan."

Raphtalia membawakan pak tua itu makanan selagi dia membuat armorku.

"Terlebih lagi, beberapa orang idiot mencuri makanan nona ini, bagaimana kau bisa menciptakan cita rasa seperti itu! Ada keributan menggila sejak beberapa waktu yang lalu."
"Tendang saja orang yang mencuri makanan."
"Orang yang mencuri makanan itu murah hati dan membeli senjata. Nona, dengan Kau di sini, catatan penjualanku untuk bulan ini naik drastis."
"Bagus. Ambillah sebagai rasa terima kasih untukmu."
"Baiklah. Bukan! Ini bukan restoran, ini toko senjata!"

Untuk toko senjata, Kau terlalu memiliki banyak wajan tambahan dan panci yang cukup besar.
Berkat itu, aku bisa meminjamnya untuk membuat kari versi dunia ini.

"......"

Seorang bibi dari lingkungan itu mengintip melalui jendela ventilasi, bersama dengan beberapa pria yang terlihat seperti petualang.
Aku menutup jendela ventilasi dengan keras.
Bau itu melayang ke depan toko senjata.

"Nak!"

Aku mendengar teriakan pria tua itu.
Sungguh......
Setelah kari selesai, kami diusir dari dapur pak tua itu dan dengan demikian mengakhiri sesi memasak kami untuk Firo.
Firo tampaknya masih tidak puas dan ingin makan lebih banyak. Hanya ada setengah dari isi panci yang tersisa.
Karena panci yang tertinggal, toko senjata kemudian mendapat desas-desus tentang memiliki makanan yang luar biasa lezat, tetapi itu adalah cerita untuk nanti.

"Goshujin-sama, Filo ingin makan lebih banyak makanan ~"

Aku membeli beberapa tusuk sate untuk Firo yang menggembungkan pipinya dengan ekspresi tidak puas saat berkeliaran di kota untuk makanan murah.

"Hmm, haruskah kita pergi membuat sesuatu di tepi sungai?"
"Daging lagi?"
"Ya, kau bosan dengan itu?"
"Aku tidak akan bosan dengan apa pun yang Goshujin-sama buat ~"
"Baiklah kalau begitu."

Kami kembali ke toko senjata untuk meminjam plat besi, yang dibawa Firo.
Yah, kita mungkin akan menjadi akrab dengan tempat ini karena kita akan memanggang di sini juga di masa depan.
Aku membeli bahan-bahan yang tepat dan mulai memanggang di tepi sungai.
Firo khawatir tentang daging yang tidak cukup sehingga dia pergi ke hutan tempat gerombolan Usapirus
Kami harus memanggang sampai Firo puas dan mulai berdiskusi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

"Ini adalah pertama kalinya kitasantai"
"Bila dipikir-pikir, benar juga"

Setiap hari di dunia yang tidak normal ini telah menjadi pertempuran dan saat ini kami menatap langit biru yang memberikan perasaan yang sangat damai.
Membuat orang lupa tentang gelombang bencana yang hanya beberapa hari lagi.
Tanpa diduga, Raphtalia bermain dengan bola yang aku beli untuknya saat pergi

"Bukankah itu bola yang aku beli untukmu?"

Raphtalia tersenyum ketika aku menunjuk bola.

"Jadi kau ingat"

Aku pikir dia kehilangan itu beberapa waktu yang lalu, aku tidak mengira dia masih memilikinya.

"Ini adalah hal pertama yang Naofumi-sama berikan padaku"
"Kau melihatnya dengan sangat sedih sehingga siapa pun akan berpikir untuk membelikannya"
"Aku tidak begitu."
"Na?"

Setelah Firo membersihkan sisa barbekyu, dia berbalik.

"Onee-chan, apa yang kau bicarakan?"
"Itu hanya sesuatu yang terjadi sebelum Firo lahir."
"Hmm ....."

Aku menyaksikan bola memantul.
Terlihat usang dan beberapa bagian terkoyak. Mungkin Raphtalia sering bermain dengan bola itu saat aku tidak melihatnya.

"Apakah kau ingin aku membelikanmu yang baru?"

Itu bukan barang mahal. Jika bermain dengan bola adalah hobi Raphtalia, maka demi relaksasi, aku akan membelikannya lagi.
"Tidak, itu tidak perlu karena ini adalah suatu kenang-kenangan."
"Aku tidak mengerti, tapi ......"

Jika dia ingin memperlakukannya sebagai kenangan berharga maka aku tidak akan mempertanyakannya.

"Apakah kau ingin bermain bersama?"
"Eh !?"

Raphtalia menatapku kaget.

"Ada apa?"
"Tidak ...... Aku hanya tidak berpikir Naofumi-sama adalah seseorang yang ingin bermain bola."
"Yah ...... Memang pasti ada beberapa orang yang berpikir seperti itu. Padahal, hari ini akan menjadi hari yang baik untuk bersantai dan bermain."

Apa kita bisa bermain bola voli hanya dengan dua orang? Yah, hasilnya selalu ada yang menjatuhkannya saat yang lain memberikan bolanya.
Bola itu dilemparkan ke arahku dan aku mengangkat tangan untuk mengembalikannya ke Raphtalia.
Ini sangat sulit ...... Dulu, aku jarang bermain voli pantai.

"Goshujin-sama dan Raphtalia Onee-chan sedang bermain! Firo ingin bermain juga!"

Burung itu selesai makan dan mulai membuat keributan saat kami melemparkan bola bolak-balik.

"Jika Kau ingin bermain pastikan untuk mengontrol kekuatanmu dan tidak menghancurkan bolanya."
"Oke ~!"
"Fufufu"

Raphtalia melemparkan bola dengan sangat gembira.
Meskipun tubuhnya sudah dewasa, dia masih anak-anak.

"Ketika gelombang sudah berakhir, aku berpikir untuk pergi ke negara lain untuk naik kelas"
"Oke. Aku akan mengikutimu ke manapun kau pergi."
"Firo juga ~"

Bola terbang dari Raphtalia ke Firo dan akhirnya aku.

"Ah"

Bola terbang di belakang Raphtalia dan hampir jatuh ke tanah.

"Ei!"
"Apa!"

Bola dengan tangkas dipukul ke arah Firo dengan ekornya.

"Wa ...... Firo juga"

Firo memukul bola dengan sayap di punggungnya.
Kalian ...... Jangan menggunakan bagian yang tidak dimiliki manusia biasa.

"Naofumi-sama"

Aku heran mengapa game ini menyatu dengan kejadian aneh ini.
Mau bagaimana lagi.

"Air Strike Shield!"

Bola dipantulkan kembali oleh perisai yang muncul di udara.

"Ah, itu curang!"
"Tidak!"

Serius ...... Ini adalah permainan anak-anak.
Aku terlena dalam situasi ini. Setelah itu kami hanya bermain voli secara normal.

"Baiklah, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Penting bagi Raphtalia untuk menjadi lebih kuat.
Selain itu, setiap kali gelombang muncul, aku akan dipanggil. Sementara itu, aku harus meningkatkan dan menghasilkan uang di negara lain.

"Kami masih punya waktu. Raphtalia, Firo. Apakah ada aksesoris yang Kau inginkan?"
"Aksesori?"
"Ah, aku bisa membuat beberapa jadi aku ingin tahu apakah kalian berdua menginginkannya."

Dari beberapa waktu yang lalu, aku sudah memutuskan untuk menghargai Raphtalia dan Firo karena kerja keras mereka.

"Raphtalia, Kau berada di usia di mana Kau menginginkan sesuatu seperti itu, kan?"
"Y-ya ......"
"Firo juga!"
"Aku mengerti. Sekarang katakan padaku apa yang kalian inginkan."

Raphtalia sepertinya tercengang.
Apakah ini kejadian yang jarang terjadi?

"Uhmm, Firo ingin jepit rambut"

Firo ingin jepit rambut ya ...... itu mengejutkan karena aku berharap dia ingin pelana atau kendali.

"Jepit Rambut? Kenapa?"
"Karena itu tidak akan masuk kedalam kulitku saat aku berubah."

Kau masih belum terbiasa dengan itu? Yah, mungkin sesuatu yang menempel di kepalanya akan bagus.
Aku kira itu sesuatu yang bagus, mengingat umur Filo saat ini.

"Raphtalia apa yang kau inginkan?"
"Aku? apa ya ......"

Raphtalia berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Aku ingin gelang. Yang memiliki efek. Itu akan sia-sia jika tidak ada artinya."
"Hah?"
"Naofumi-sama, item yang bisa meningkatkan kemampuanku akan lebih baik."

Sepertinya... Pikiranku kesulitan untuk memahami jawaban Raphtalia.
Gelang yang memberi efek. Aku pikir dia menginginkan cincin, anting, atau kalung.
Apa ada yang salah dengan otak-ku?

"O-oke. Aku akan membuatkannya"
"Firo juga ~"
"Ya ya"

Kami bermain di dataran berumput sampai akhir hari, lalu kembali ke penginapan untuk bersiap menghadapi gelombang.




TL: Rakuha-san
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar