Rabu, 08 Januari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 85. Para Rekan Hero Tombak

Chapter 85. Para Rekan Hero Tombak


Setelah turun dari kapal, lalu melewati pemandian air panas, akhirnya kita sampai di pulau monster.
Baiklah, ayo kita mulai menaikkan level bersama dengan rekan Motoyasu agar Aku bisa segera pulang...

“Aku ingin kalian mengerti jika kalian ingin beristirahat maka itu tidak akan terjadi, karena kalian semua dipaksa untuk membantuku sebagai hero.”
“Sebelum kau beritahu juga Aku sudah mengetahuinya.”
“Apa kau bodoh?”
“....Kalian yang bodoh.”

Ya ampun, kenapa Aku harus membasmi monster bersama dengan wanita sialan ini?....
Sekarang kita sedang menaikkan level.
Aku melihat para petualang melawan monster kesana-kemari.
Masa aktif ini hampir sama dengan yang ada di game online.
Ya, masalah utamaku yaitu rekanku saja.

“Hmm...”

Pulau ini ditempati oleh Violet Blobs, Magenta Frogs, Yellow Beetles, dan Cactus worms.
Mereka tidak terlihat kuat.
Selagi memperhatikan area ini, Magenta Frog melompat untuk melakukan penyerangan kepada kami.

“Yotto.”

Aku memukul perut Magenta Frog yang sedang melayang diatas perisaiku.
Terdengar suara tabrakan, Magenta Frog tertahan diperisaiku.

“Hei.”

Aku memberi isyarat kepada wanitanya Motoyasu.

“Ada apa?”
“Bertarunglah dengan pedang atau mantra sihir kalian.”
“Aku tahu itu!”

Ya ampun, jika kau tahu terus kenapa kau membuatku menjelaskannya lagi kepadamu.

“Fire Slash!”

Api yang berkobar memenuhi pedang Bitch karena dia membacakan mantra sihirnya.
Api itu menjalar dari ujung pedangnya lalu membelah dua Magenta Frog.
95 EXP didapatkan.
Hmm... sudah kuduga, jumlah EXP yang didapat sangat banyak.

“Mulai sekarang, ayo kita berburu dengan baik.”
“....Terserah.”
“Ya ampun.”

Ada batasannya untuk tidak saling bekerja sama. Bukan masalah bila tidak bertanggung jawab dalam event ini, tapi...
Mau kupikirkan bagaimanapun, tidak ada kemungkinan mereka bisa sekuat ini.

“Jadi memang benar, kalau ia tidak bisa menyerang dengan kekuatannya sendiri-“
“Benar sekali. Dasar payah.”
“....Mu!”

Siapa yang payah?

“Oh benar juga ya, bukankah hero yang kalian pilih itu hanya orang bodoh yang memikirkan bagian bawah tubuh lalu mengejar wanita manapun?”
“Apa kau bilang! Apa kau bermaksud untuk menghina Motoyasu-sama?”
“Apa Aku salah? Jika Aku salah maka beritahu Aku cara kalian bertarung.”
“Baiklah, akan kuperlihatkan.”

Bitch, Wanita 1, dan Wanita 2. Mereka itu rekannya Motoyasu.
Wanita 1 terlihat kuat dan pengguna pedang. Aku bisa mengetahuinya dari refleksnya yang bagus. Dia bisa menjadi lawan yang cocok untuk Raphtalia. Rambutnya berwarna coklat dan cukup panjang.
Wanita 2 ekspresi wajahnya berubah-ubah terus, dan dia memiliki tongkat. Apa dia yang menyerang dengan sihir?
Dari tadi belum ada sihir bantuan yang dia berikan.... Bagaimana cara mereka bertarung?
Ketika giliran Bitch tiba, penjelasan dia akan diabaikan olehnya lalu dia berkata.

“Tugas kita adalah membantu Motoyasu-sama bila ia membutuhkannya.”
“Apah!?”

Tanpa kusadari Aku berkata seperti itu.
Apa yang dikatakan oleh Bitch ini?

“Selain itu, Mal... Bitch-sama memerintahkan kami untuk melindungi Motoyasu-sama dengan mantra sihir.”
“.... Kau tidak ikut bertarung?”
“Aku akan bertarung bila ada pedang. Tapi, Motoyasu-sama pasti melindungi kami jadi hal itu tidak akan terjadi.”

Melindungi kami....
Kepalaku sakit.
Dengan kata lain, selama Motoyasu bertarung, mereka ini hanya bersantai dibelakang dan menyemangatinya?
Terkadang membantunya dengan mantra sihir.... semua pertarungan berakhir berkat Motoyasu?

“Kurang lebih itu yang terjadi. Terkadang Aku menebas monster lemah dengan pedangku, terkadang dia menggunakan sihirnya.”
“Apa yang dilakukan Bitch?”
“Bitch-sama akan membakar mereka.”

Wanita akan menangi monster yang lemah, sedangkan Motoyasu akan menangi monster yang kuat.
Ini seperti Game Putri yang ada di game online...
Tunggu dulu, Dulunya Bitch itu seorang putri.

“Motoyasu-sama selalu akan mengatakan ini kepada kami: Menaikkan level dengan cara kasar seperti ini itu tidak cocok untuk kalian yang cantik.”
“Oleh karena itu, dalam pertarungan kami hanya membantu dan menyembuhkan jiwanya.”
“Benar! Jadi Aku akan berusaha untuk membersihkan perlengkapannya dan mempelajari sihir bantuan.”
“Kemudian tugas utama kami adalah menyembuhkan jiwa Motoyasu-sama. Kami setiap menit ataupun setiap detik akan memperhatikan Motoyasu-sama.”

.... ini terasa menjijikkan.
Walau Aku hanya memikirnya dibelakang mereka.
Mereka ini cukup kuat untuk menendang monster yang berada disekitar sini.... Jika mereka berlatih, maka perlukah Motoyasu bertarung?

“Aku berharap Motoyasu-sama akan bergantung kepada kami walau hanya sedikit.”
“Benar. Akan tetapi, walaupun tanpa kekuatan penyemangat kami, ia masih keren.”
“Iya, berbeda jauh dengan Perisai yang tidak bisa melakukan apapun, dan ia harus bergantung kepada rekannya.”

Setiap kali Bitch berbicara dia hanya membandingkanku dengan Motoyasu.

“Apa kau yakin!? Tapi, sekarang kau sedang berburu monster denganku. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Motoyasu, tapi kau harus menyerangnya untukku.”
“..... Dasar lemah.’
“Kau yang lemah!”

Ya ampun, apa Motoyasu sangat menikmati pertemanannya dengan ketiga parasit ini?

“Motoyasu-sama akan membantu kami melawan monster ini.”
“Ia itu sangat luar biasa.”
“””Benar sekali~””””
“Memaksa kami untuk tetap menyerang monster demi dirinya. Bagaimana mungkin perisai menjadi saingannya?”
“””Benar sekali~”””

Menyebalkan sekali!
Aku ingin segera kembali!
Ada apa dengan mereka ini.
Intinya, mereka cuma membandingkan penampilanku dengan Motoyasu.
Atau mungkin seperti....

Luar biasa! Peluk Aku! Seperti itu?

Aku tidak pernah mengerti sifat dari Bitch seperti ini.
Sepertinya untukku, mereka itu cuma menjadi background saja.

Tiba-tiba monster kuat muncul dan Aku bersiap untuk menahannya!
Sesosok orang bertarung layaknya angin yang terbang dengan bebas.
Maksudku, mengapa Aku selalu dikritik disini?
Itu mungkin karena Bitch dan rekannya, yang membuat Motoyasu ikut terjangkit oleh mereka.
Rasanya menjijikkan.

Setidaknya, Bitch, Wanita 1, dan Wanita 2 melawan monster sesuai perintahku.
Karena Aku tidak bisa bertarung.
Tapi.... Bitch terus membacakan mantra sihirnya dan membatalkannya juga.
Dia itu seperti...... sedang menunggu sesuatu.
Aku mencoba memikirkan apa yang dipikirkannya, tapi apa....

Selagi memikirkannya, ternyata sudah 30 menit berlalu. Ke manakah perginya Shadow.
Aku menyerang monster dengan perisaiku, lalu menunggu sihir bantuan tiba.

“Sebagai sumber kekuatan ratu selanjutnya memerintahmu. Aku membacamu untuk menguraikan hukum alam lalu pusatkan ini kepadanya—“
“”Sebagai sumber kekuatan Aku memerintahmu. Aku membacamu untuk menguraikan hukum alam—“”

Mereka membacakan mantra yang aneh namun kuat, dengan cepat Shadow muncul dibelakang Bitch sambil menempatkan pisau di lehernya.

“Hie!?”
“Bitch-dono dan rekannya, mantra sihir kalian mengeluarkan aura haus-darah yang banyak degojaruyo.”
“Ki-kita tidak melakukan apapun. Kita cuma bekerja sama dengan perisai.”
“Aku tidak melihatnya seperti itu degojaru.”
“Ada apa?”

Bitch berhenti membacakan mantranya karena Shadow sedang memperhatikannya dari dekat.

“Barusan Aku mendengar bisikan dari dirinya degojaru.”
“Terus? Apa kau tahu maksudnya?”
“Aku tahu maksudnya degojaru.”
“Apa yang ia bisikan?”
“Sepertinya menginvestigasi batasan dari segel budak degojaru.”
“Ah... begitu.”

Ada beberapa kondisi yang mencegah segel budak aktif.
Aku mengetahuinya karena Aku pernah mencobanya dengan Raphtalia dan Filo.
Karena Raphtalia kuat, terkadang segelnya tidak aktif karena dia terlalu akrab denganku.
Melupakan segel itu sangat mudah karena Aku tidak menggunakannya.

“Ratu tidak mengikatnya dengan kontrak budak degojarukara. Sepertinya dia mencari kelemahan segel budak itu degojaru.”

Kondisi yang diberikan ratu. Mungkin saja....
Seingatku kondisi yang diatur oleh ratu adalah.

“Kondisinya yaitu menyerang Iwatani-sama. Serangan apapun itu tidak diperbolehkan, baik itu serangan langsung dengan sihir ataupun serangan tidak langsung dengan racun!”

Serangan yang langsung diarahkan kepadaku..... Jika saja itu terjadi....

“Apa mereka mengarahkan sihir mereka kepada monster selagi Aku menghadangnya, jika begitu maka sihir itu akan mengenaiku?”
“Itu benar degojaru.”
“Kau salah!”
“Terus kenapa kau berhenti membacakan mantra sihirmu tadi degojaru?”
“It-Itu karena..... Itu tidak ada hubungannya dengan perisai!”

Alasan macam apa itu.

“”Itu benar! Kita hanya membacakan mantra sesuai keinginan Perisai!””
“Mantra yang Aku berhentikan tadi itu merupakan mantra yang sangat kuat degioaruna.”
“Hanya mantra itu yang bisa mengalahkan monster itu!”

Yang benar saja....
Faktanya, tidak ada dari Cactus Worms yang bisa melukaiku sedikitpun.
Jujur saja, mereka itu hanya monster lemah.

“Apa Hero Perisai-dono terluka degojaru?”
“Tidak.”
“Kuat sekali degojaruna....”

Baru saja Shadow mengatakan sesuatu yang konyol.

“Dan sepertinya kau tidak mengelaknya degojaruna.”
“Mana Aku tahu!”

Niat Bitch sudah terungkap.
Shadow menghela nafasnya.

“Ya sudah degojaruna.”

Shadow merentangkan jari telunjuknya lalu dia mengaktifkan status sihir.
Kemudian segel budak Bitch muncul.

“Eh? Kenapa!?”
“Ratu telah mempercayakan pengaturan segel budak mantan putri Bitch kepadaku degojaru.”

Dan, itulah yang terjadi.

“Kyaaaaaaaaaa!”

Corak segel itu bercahaya dan Bitch berguling-guling diatas tanah sambil kesakitan.
Sungguh.... Hanya karena melakukan hal yang bodoh.
Wanita 1 dan 2 hanya bisa melihatnya dengan muka pucat.

“Aku harap kau mengerti degojaruka, perlakukanlah Hero-dono dengan rasa hormat, jika tidak maka Aku akan menghukummu sampai kau mengerti degojaruyo. Setelah ini, Aku akan melaporkan ini kepada ratu degojaru.”
“It-Itu—“
“Jika kau mengerti maka dengarkan perintah Hero Perisai-dono dengan baik degojaruyo.”

Kedua wanita itu menahan nafas mereka.
Memberinya hukuman dalam satu menit itu masih kurang. Tapi, Aku mulai mendekati batasku.

“Shadow.”
“Apa degojaru?”
“Kesabaranku mendekati batasnya.”
“.....”

Dengan gelisah Shadow memikirkan janji yang Aku buat dengan ratu.

“Shadow, coba kau lepaskan semua pembatasnya Bitch untuk sementara.”
“Apa kau tahu apa yang akan dilakukan oleh mantan putri degojaru?”
“Iya, Aku tahu. Hey, Bitch. Apa kau sangat ingin membunuhku? Maka akan kulayani kau. Kau sudah tidak perlu menyembunyikan siasatmu.”
“Ku....”

Selagi hukuman segel budak diangkat, Bitch melihatku dengan hawa penuh kebencian.

“Hey, coba saja.”

Jika kau menyerangnya dengan jarak dekat maka kau akan kubakar dengan api Wrath Shield.

“Ah, hanya Bitch saja. Kalian berdua, hanya menjadi penonton.”
“Ah, tentu....”
“I-Iya.”

Wanita 1 dan 2 mengangguk dan mundur kebelakang.

“Aku pasti akan membunuhmu dengan ini!”

Sambil melihatku, Bitch sudah tidak menutupi niat membunuhnya lalu dia membacakan mantranya.

“Sebagai sumber kekuatan ratu selanjutnya memerintahmu. Aku membacamu untuk menguraikan hukum alam. Bakarlah ia dengan api segar dari neraka!”

Sihir itu.... Ya, itu pilihan yang tepat. Mungkin saja itu mantra sihir terkuat milik Bitch.
Sekarang, Aku berpikir sihir apa yang akan muncul.

“Dreifach Hellfire!”

Bitch memanggil bola api besar yang muncul di depannya.

“Matilah Kauuuuuuuuuu!”

Aku mempersiapkan perisaiku untuk menghadang bola api yang menuju kepadaku dengan cepat.

“Apa kau bodoh? Sihir terkuatmu hanya ini --- Apah!?”
“Uuaaaaaaaaaa”

Bola api itu mengenai perisaiku dan seperti bola bisbol yang ditangkis oleh tongkat bisbol, bola itu memantul kembali kearah Bitch.
Sampai saat ini, melawan monster dengan berbagai cara untuk mendapatkan EXP, Aku sudah tahu kalau mengenai sihir dengan sudut yang tepat maka itu akan memantulkannya.
Jadi Aku mengira untuk memantulkan sihir itu kembali ke sumber asalnya.
Itu ide bodoh, menembakkan sihir dengan lurus, membuatku mengingat akan suatu hal.

“Men-menjauh-----------gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”

Bitch termakan oleh api yang dia keluarkan lalu dia terjatuh dan berguling-guling diatas tanah.

“Hahaha, kau pasti gosong!”

Melihat Bitch tersiksa. Itu sangat menyenangkan.
Tentu saja. Aku tidak puas ketika melihat ratu menghukumnya sendiri.
Akhirnya Aku bisa menghukumnya dengan tanganku sendiri.

“Mal... Bitch-sama!”

Wanita 2 membacakan mantra air untuk memadamkan api Bitch.

“Mengangkat tanganmu untuk melawan seorang wanita, jahat sekali kau!”
“Kau yang menuai apa yang kau tabur, kan? Dia tidak mengira kalau sihirnya akan terpantul kembali kepadanya.”

Wanita 2 membacakan mantra penyembuh untuk menyembuhkan luka Bitch.
Menurutku itu tidak mudah untuk disembuhkan.

“Baiklah, sekarang Aku akan menambah hukumanmu degojaru.”
“GyaaaaGuuuuuuuuuuu!”

Bitch berguling terus menerus karena rasa sakit yang dia rasakan dari segel budak dan api yang mengenainya.

“Hukuman ini, terlalu kejam!”
“Hukuman adalah hukuman degojaru. Selanjutnya, Aku akan memberitahu Hero Tombak-dono untuk menambah hukumannya degojaru, persiapkan dirimu degojaruyo.”
“Tidak mungkin!”
“Baiklah, bisa kita lanjutkan pemburuannya?”
“Siapa yang akan mengikuti orang sepertimu!?”

Wanita 2 memanggul Bitch dan pergi tanpa pamit.

“Silakan. Pergi saja kau!”

Ini sudah jelas kesalahannya. Shadow sepertinya mengerti itu dan dia berbicara dengan nada suara yang lembut.

“Ratu sudah menduga hal seperti ini degojaruga.... hukuman ini sudah cukup.”
“Lupakan itu, karena mereka tidak berguna, maukah kau berburu denganku?”
“...Haah. Aku mengerti degojaru. Aku bawahan yang lemah, tapi Aku akan bekerja sama dengan Hero Perisai-dono degojaruyo.”
“Oh? Jadi kau akan membantuku?”
“Jika hal seperti ini terjadi, maka Aku diperintahkan untuk membantumu degojaru.”
“Persiapanmu sudah cukup.”

Bisakah kau mencegah ini dari awal.....
Lagipula, apa Pertukaran Anggota Party diperlukan?

“Hei....”

Bahuku ditepuk ketika Aku berbicara dengan Shadow.

“Hm?”

Aku pun berbalik dan melihat wanita 1 dengan posisi tangan menyilang sambil menungguku dengan tidak menyenangkan.

“Ada apa? Kau tidak kembali dengan mereka?”
“Kembali? Jangan bercanda. Itu akan menyusahkan Motoyasu-sama.”
“Ehh....”

Sepertinya dia memiliki pemikiran yang kuat, Aku rasa dia tidak akan kembali meski dia membencinya.
Dia memiliki rasa tanggung jawab, dibandingkan dengan Bitch dan Wanita 2.

“Haah.... jangan bandingkan Aku, dengan mereka yang sekuat anak kecil.”

Dengan tidak enaknya Wanita 1 mengucapkan itu sambil mengacak-acak rambutnya.
Apa maksudnya?

“Jangan salah paham ya? Aku masih membenci Hero Perisai.”
“Aku hanya mengira kau itu sama dengan wanita bodoh itu, tapi sepertinya kau itu berbeda.”
“....Permisi. Aku itu orangnya jujur pada diriku sendiri. Aku tidak mau bertarung, dan jika mungkin Aku ingin hidup mewah. Tugas para Hero ataupun Takdir Dunia itu bukan masalah untukku.”
“Aku setuju denganmu.”

Jika Aku bisa maka Aku akan secepat mungkin melempar tugas semacam ini. Jujur saja, Aku lebih memilih untuk tidak melawan gelombang.

“Apa kau mengerti? bila aku berhenti disini, maka kehidupan mewahku tidak akan terwujud.”
“Kau punya ide yang aneh.”
“Berisik sekali kau. Aku hanya suka untuk mengikuti bayangan yang kuat. Hanya itu saja kok.”
“Terus kenapa kau tidak ikut kembali?”
“Bayanganmu cukup kuat. Meskipun Aku membencinya, Aku akan tetap mengikutinya.”
<TLN : maksud bayangan disini adalah orang yang punya kedudukan yang tinggi.>
Wanita 1 menjawab pertanyaanku dengan serius.

“Aku tidak mendiskriminasi orang yang kuat.”
“Pemikiran yang aneh.”
“Jangan bilang begitu. Terus sekarang apa. Aku tidak mencari masalah. Jadi bekalku dengan Motoyasu-sama pastinya akan naik. Sudahilah membandingkan posisiku dengan putri pembawa masalah itu.”

Aku mengerti.
Mereka juga ada diduniaku. Orang yang seperti ini.
Mungkin saja. Seorang perempuan akan terlibat dengan gang nakal yang berada di sekolah, karena mengikuti orang yang kuat.
Terus mengikuti bos mereka, dan akhirnya kena masalahnya.
Biasanya mereka itu orang yang ingin memiliki masa-masa sekolah yang seru dan penuh dengan bersenang-senang.
Karena Aku orang jepang, Aku bisa mengerti hal umum seperti itu.

“Aku rasa mantan putri itu akan membuang Motoyasu-sama pada waktu yang tepat. Aku tidak mengira Motoyasu-sama menyukai wanita bermasalah, dan pastinya akan ada batasan ia bisa  menghibur wanita dengan riang.”

Mungkin saja Motoyasu akan mempercayai wanita yang tidak menyebabkan masalah daripada wanita pencari masalah.
Bitch itu anggota party Motoyasu tertinggi, dan itu sudah pasti. Apa dia mengincar kekuasaannya?

“Ayahku seorang bangsawan yang menerima pangkat tertinggi dari tentara lain, dan ibuku anak perempuan dari pedagang yang sukses dalam berbisnis. Aku terkejut ketika kau bisa tawar-menawar dengan penjual aksesoris itu dengan baik. Demi membeli aksesoris untuk cewek meskipun menggunakan cara terburuk dalam tawar-menawar dengan mengancam si pedagang.”
“Iya iya.”

Abaikan saja perkataannya, karena mengingatnya saja sudah membuatku marah.

“Aku juga ingin mengerti satu hal. Yaitu Aku akan menganalisis cara bertarung Hero Perisai setelah itu melaporkan semuanya kepada Motoyasu-sama.”
“..... Jadi kau memang mengincar untuk menjadi yang terbaik.”
“Lupakan saja itu. Ayo kita lanjutkan pemburuannya.”

Tidak ada pilihan lain selain menganalisis ulang wanita 1.
Dia itu orangnya perhitungan, tidak seperti Bitch yang suka mencari kesenangan dengan merendahkan orang lain.
Kenapa aku memikirkan Bitch lagi.
Dia itu bisa dipercaya dalam berbisnis. Tapi Aku tidak mau mempercayainya sebagai teman juga.

“Cara bertarungnya mungkin sama dengan sebelumnya. Shadow, apa kau setuju?”
“Aku setuju degojaruyo....”

Aku mengirimkan undangan party kepada Shadow lalu menyingkirkan Wanita 2 dan Bitch dari party. Kemudian kita melanjutkan pemburuannya.
Wanita 1 itu penyihir berpedang jadi dia bisa bertarung dari jarak dekat maupun jarak jauh.
Shadow itu penyerang cepat. Sesuai dugaan regu pembunuh negeri ini, sangat kuat.
Oh iya, karena mereka itu bukan budakku jadi Aku tidak bisa melihat status atau level mereka, jadi Aku tidak tahu sekarang mereka level berapa.

“Kau tangguh sekali. Aku terkejut cara bertarungmu yang berbeda dengan Motoyasu-sama.”

Selagi mengalahkan monster wanita 1 mengatakan itu.
Dari pembicaraan yang sebelumnya, Aku tahu mereka hanya menyemangati Motoyasu dari belakang.

“Tapi..... si wanita tanuki sangat bisa diandalkan.”

Wanita tanuki..... Raphtalia?
Jika dia mendengarnya langsung maka dia akan membuat ekspresi malu.

Ngomong-ngomong, Wanita 1 cukup hebat dalam menggunakanku sebagai perisai.
Dia mengobservasi monster dengan teliti, lalu memperkirakan cara melawannya, dia sudah terbiasa dalam pertarungan.
Cara dia menyerahkan segalanya kepadaku selama melawannya juga cukup lihai, dibandingkan dengan Raphtalia dan Filo yang hanya menyerang sesuka hati mereka.
Rasanya tidak enak ketika ditekan untuk melawan monster.
Namun, dia tidak mengusai serangan jarak jauh, dia terganggu ketika membacakan mantra sihirnya. Jadi berkali-kali Shadow melindunginya ketika dia melakukan itu.
Monster yang kalah, akan dikuliti, lalu dihisap oleh perisai.

“Hooh.... Perisaimu bisa menyerap monster yang sudah dikuliti juga?”
“Apa Motoyasu tidak mengetahui ini?”
“Ia jarang melakukannya. Hanya ketika monster kuat saja, contohnya seekor Chimera.”

Motoyasu seharusnya menyerap bagian-bagian monster kedalam tombaknya..... Apa ia tidak penasaran dengan daging dan tulangnya?
Tapi, itu memang tidak masuk akal.
Sudah ada banyak sekali dasar perisai yang kubuka. Oleh karena itu, kemampuanku meningkat dengan konsisten.
Jika Aku membuka sistem daging maka itu akan lebih rendah dari sistem tulang.
Mungkin itu alasannya Aku tidak bisa mengalahkan Motoyasu kecuali Aku menggunakan Wrath Shield.

Tentu saja, ini juga bisa disebabkan karena keterlambatanku dalam menaikkan level, tapi Aku bisa merasakan perbedaan antara status Motoyasu dengan statusku.
Hal yang sama kurasakan bila bersama dengan Ren dan Itsuki.
Lucu sekali ketika dulu Aku mengira perisai itu yang paling lemah.
Jika dengan keadaan sekarang, maka perisai bukanlah senjata terlemah dari senjata lain.
Atau mungkin karena pengaturannya yang seperti game, atau mungkin karena ini masih tahap awal?
....... Aku tidak tahu.

“Oh iya, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.”
“Menanyakan apa?”
“Apa kau anggota pertamanya Motoyasu?”

Entah kenapa ingatanku masih suram.
Tapi jika Aku ingat-ingat, dia itu tidak ada disana.

“Bukan.”
“Ah, terus kapan kau ikut dengannya?”
“Aku mulai mengikuti Motoyasu-sama seminggu setelah Aku memulai petualanganku. Ketika Aku masuk party-nya hanya ada satu lelaki yang bersama mereka.”
“Begitu.”
“Mantan putri dan pesuruhnya menyiksanya sampai ia pergi. Siapapun yang masuk party setelah Aku akan dimusuhi.”

Jadi begitu, jika kau tidak berpura-pura menjadi bodoh maka Bitch akan menyiksamu sampai kau hilang dari sana.
Wanita kejam macam apa yang mengatur party seperti itu.
Apa harem yang sesungguhnya seperti itu?





TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar