Selasa, 21 Januari 2020

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-48. Bala Bantuan

Chapter 17-48. Bala Bantuan


Satou di sini. Bahkan tanpa pepatah negara barat, bala bantuan yang dapat diandalkan, bergegas menyelamatkan protagonis dari kesulitan adalah salah satu momen untuk dinikmati dalam sebuah cerita. Ada kalanya mereka tidak bisa diandalkan -.



『Kami datang untuk membantu -』

Tiga pria yang dibalut cahaya oranye, biru dan kuning - dewa Heraruon, Garleon, dan Zaikuon - bergegas masuk ke ruangan itu.

Yah, aku tidak mengharapkan kelompok ini.

Aku sudah tahu dari titik-titik yang ditampilkan pada Peta ku bahwa itu bukan para gadis atau musuh, tetapi aku tidak pernah membayangkan bahwa itu adalah mereka.

『Parion!』
『Di mana kau, Parion!』

Begitu ya, tujuan mereka menyelamatkan Parion.
Mereka mengenakan armor yang mencolok, namun tampaknya mereka tidak ingin bertarung dengan Demon god.

『Dilarang terlalu jauh. Karion juga berkata begitu. 』
『Aku tidak mengatakannya. Tapi, aku setuju. Kau akan digerogoti oleh ketidakmurnian jika Kau terlalu jauh. 』

Dewi-dewi yang dibalut cahaya biru nila dan ungu terang - Urion dan Karion - muncul bersama dengan suara cerewet mereka.
Aku pikir Dewa Tenion akan datang juga, tapi aku tidak merasakan kehadirannya.
Sepertinya dia menjadi tim menunggu dirumah saat ini.

"—Sangat berisik."

Demon god perlahan berdiri dari singgasananya.
Bahkan Demon god tidak mampu untuk tetap duduk melawan tujuh dewa, tampaknya.

『MATILAAAAAH』
『Jangan pergi sendiri, Zaikuon! Tidak ada pilihan, bantu dia Garleon! 』

Para dewa pria sampai ke dalam kamar Demon God dalam sekejap.
Armor mereka bersinar terang dengan warna pribadi mereka.

--Geh.

Aku berada tepat di antara Demon god dan para dewa pria ini.

『Tahan, kalian bertiga!』
『Satou akan terseret dalam seranganmu!』
『Siapa yang peduli! 』
『Pengorbanan kecil untuk tujuan besar.』
『Mati seperti pion.』

Karion dan Urion mencoba menghentikan mereka, tetapi para dewa pria tidak mengindahkan mereka dan terus maju.

Aku mengerti bahwa mereka sepenuhnya bermaksud membunuhku bersama dengan Demon god.
Demon god sendiri telah mulai mengumpulkan cahaya ungu gelap kehitaman dalam upaya untuk menangkis mereka.

--Oh sial.

Pergerakan dewa pria dan Demon god terlalu berat untuk ditanggung oleh level 1 saat ini.
Aku bisa pergi ke suatu tempat yang aman dengan Unit Arrangement berbasis penglihatan, tetapi menilai dari besarnya keilahian yang mereka miliki, bahkan gelombang kejut saja kemungkinan akan membuat luka fatal bagiku.

Faktanya, penghalang yang aku buat menggunakan Primeval Magic semakin rusak saat aku sedang berpikir. Penghalangnya akan kembali kebentuk semula dengan cepat, tetapi kerusakan yang disebabkan oleh badai cahaya berwarna primer lebih cepat.

Saat aku kehilangan ketenangan, Divine Dancing Armor yang melayang di dekat Demon God tertangkap di hadapanku.

--Itu.

Menggunakan bantuan Primeval Magic, aku meretas Divine Dancing Armor Demon God untuk menjadikannya milikku dan nyaris tidak berhasil melindungi diriku dari tumbukan cahaya berwarna primer.

Tepat ketika kupikir aku berhasil selamat, hantaman keilahian yang sangat besar antara para dewa dan Demon god melewati titik kritis dan meledak.
Aku entah bagaimana berhasil menghindariya dengan menyiapkan beberapa penghalang Primeval Magic dan Divine Dancing Armor, tapi aku tetap saja terhempas ke dinding.

Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku, kemungkinan karena serangan yang aku terima.

Cahaya tersebut membakar mataku tadi, tapi penglihatanku kembali setelah beberapa saat.

Bentrokan sengit terjadi antara Demon god dan dewa pria plus dewa Urion di tengah ruangan.
Dewa Karion fokus mendukung mereka di belakang.

Para dewa berhasil dipojokkan oleh Demon god yang dalam kondisi tidak optimal.

Sebagian karena para dewa telah membuat banyak gerakan yang berfokus pada kekuatan kasar saja, tetapi sebagian besar karena kinerja tinggi Divine Sword.
Itu memecah penghalang vermilion milik dewa Karion dalam satu tebasan, senjata dan armor dewa hancur menjadi berkeping-keping ketika digunakan untuk memblokirnya.

Tentu saja para dewa juga menyadari bahaya pertarungan jarak dekat dan mencoba untuk keluar dari jangkauan Divine Sword, tetapi mereka akan ditarik kembali oleh Dimension Blade dan dipaksa untuk terlibat dalam pertarungan jarak dekat setiap kali itu terjadi.

Mati rasa yang menyerang tubuhku tidak menghilang, aku mengambil Elixir dari Storageku.

"--Uoo"

Tanganku tidak bisa memegang dengan baik karena mati rasa dan menjatuhkan botol elixir.
Magic Hand akan membereskan ini, tapi aku tidak bisa menggunakannya sekarang.

Aku minum isi dari Elixir melalui Storage.

--Itu tidak membuatku pulih?

Rupanya, mati rasa ini bukan hanya karena memar.
Aku mengawasi pertarungan di belakang Divine Dancing Armor yang aku rebut saat merawat mati rasa yang kuderita dengan Primeval Magic.

Pertarungan antara Demon god dan para dewa ini benar-benar menunjukkan pentingnya Otoritas dan senjata, meskipun para dewa memiliki kekuatan berkali-kali lipat, Demon god akan menjungkirbalikkannya dengan Otoritasnya dan bahkan mengubahnya menjadi sebuah serangannya.
Bilah Divine Sword akhirnya mengenai para dewa, warna cahaya pribadi masing-masing dewa tersebar kesekitar, namun itu bukan darah.
Meskipun satu tebasan Divine Sword tidak cukup untuk membunuh dewa-dewa ini, cahaya yang menerangi mereka akan melemah dengan setiap tebasan.
Tujuh dewa pasti akan kalah jika ini terus berlanjut.

Aku masih belum mengerti.

Mengapa Demon god tidak menggunakan Divine Sword <<PERISH>>?



"MASTEEEEEEEEEEEEEER!"

Suara Arisa bergema di kamar Demon God.

Sepertinya golden armor telah tiba.

『Arisa, sebelah sini.』

Aku mengatakannya kepada para gadis melalui Familiar Link karena bahkan [Paladin Domain] Nana tidak akan cukup untuk melindungi mereka dari bentrokan para dewa ini.

"MASTEEEEEEEEEEEEER!"

Arisa berteleportasi bersama semua orang ke sebelahku.

"Oh, syukurlah! Kehadiran Master tiba-tiba meledak dan tersebar kemana-mana, jadi aku memikirkan kemungkinan yang terburuk!"

Arisa menempel di dadaku sambil menangis.
Sepertinya dia merasakan kematianku dari Familiar Link.

"Maaf, maaf, level dan skillku dirampas oleh Demon god. Aku jadi sedikit melemah."
"Geh, kau level 1!"

Aku tidak ingin membuatnya cemas lagi, jadi aku memutuskan untuk tidak memberi tahu dia tentang kematianku.

"Mwu? Tidak pulih."

Mia memberikan magic penyembuhan padaku, tetapi lukaku tidak pulih seperti halnya dengan Elixir.

『Itu karena penggunaan Keilahian yang berlebihan.』

Suara Dewa Karion terdengar di kepalaku.
Rasanya seperti Familiar Link.

"--Keilahian?"

Tapi aku manusia?

『Primeval Magic adalah mukjizat yang diwujudkan melalui keilahian. Tubuh manusiamu terlalu banyak menggunakannya. 』

God Karion berbicara seolah dia memperingatkanku.

Yah, aku akan mati dalam pertarungan antara dewa dan demon god sebelumnya jika aku tidak menggunakannya.

『Karion! Lindungi aku lebih baik! 』
『Zaikuon terlalu jauh ke depan. Kau harus berkoordinasi lebih baik dengan yang lain. 』

Fokus God Karion bergeser dariku.

Sesaat kemudian, lengan kanan dan kedua kaki Zaikuon terpotong lalu dia jatuh ke lantai.
Zaikuon yang maju sendiri keluar dari pertempuran terlebih dahulu.

Tepat setelah itu, Garleon kehilangan tangan kanannya, Heraruon dan Urion terluka di sekujur tubuhnya sebelum jatuh juga.
Karion mencoba melindungi mereka dengan tumpukan penghalang, namun penghalang itu sudah hampir hancur oleh Divine Sword.

Aku memaksa tubuhku untuk bergerak dan memeriksa kondisinya.

"Aku akan baik-baik saja."

Perhatian Demon God sepenuhnya terfokus kepada para dewa.
Aku seharusnya bisa menemukan celah sekarang.

"Kau belum bisa bergerak, Master. Maksudku, kau bahkan tidak punya senjata."
"Aku punya ini."

Aku mengambil Holy Magic Sword, Pendragon, dari Storage milikku.
Pedang yang kembali dengan sendirinya ketika aku menyajikannya sebagai persembahan khusus.

"Aku bisa merasakan kekuatan luar biasa, tapi itu bukan tandingan pedang hitam itu, kan?"
"Ya, aku juga tidak bisa memenangkannya dalam kondisi saat ini. Tapi aku punya rencana."

Selain itu, tujuanku bukan mengalahkan Demon god, tetapi untuk membasmi ketidakmurnian darinya.
Itulah yang diinginkan Kagura juga.

"Nyu!"

Mata Tama terbuka lebar karena terkejut.

Yang terlihat adalah--.



『Bagus, Parion!』

Heraruon berteriak.

Sabit yang melindungi gadis-gadis kecil ungu di penghalang muncul dari balik dada Demon God.
Tidak, itu menembus dadanya.

『Apa yang kau lakukan Parion.』

Orang yang menyerang Demon god dengan sabit itu adalah dewi dengan wajah 'poyayan', Parion.

『Membunuh dewa.』
『Kau, pengkhianat?』
『Pengkhianat? Aku tidak begitu mengerti. 』

Tubuh Demon God hancur dan berubah menjadi kabut ungu gelap yang kemudian tersedot ke dalam sabit.
Akhir yang mengecewakan.

『Kerja bagus, Parion. 』
『Kau pasti membebaskan diri dari penjara Demon god sendiri.』
『Sekarang Inti Demon god telah hancur berkeping-keping, ia tidak dapat dihidupkan kembali.』

Para dewa memuji tindakan Parion satu demi satu.

Dewa Parion mengambil Divine Sword Demon God yang tergeletak dan berjalan menuju tujuh dewa tanpa menanggapi mereka.

『Parion, aku yang hebat ini, dewa terkuat, akan menjaga pedang berbahaya itu.』

Dewa Parion berjalan menuju Zaikuon yang mengulurkan lengannya, dan -.

Menikamnya dengan Divine Sword.

Zaikuon lenyap menjadi partikel cahaya kuning dengan ekspresi 'kenapa' di wajahnya.
Cahaya tersebut tersedot ke dalam Divine Sword.

『Selanjutnya.』

Dewa Parion berpindah ke depan dewa Heraruon untuk membunuhnya.
Namun, cahaya merah terang menghalangi tindakannya.

『Minggir.』
『Kenapa?』
『Karena, tidak bisa dibunuh?』

Dewa Parion memiringkan kepalanya dengan wajah 'poyayan' atas pertanyaan dewa Karion.

『Ey』
『Parion!』

Tepat ketika dewa Parion menghancurkan penghalang hijau dengan sabitnya, dewa Garleon melompat ke arahnya.

『--Foresight.』
<TLN : Pengelihatan masa depan>

Saat Divine Sword memblokir pedang biru dewa Garleon, percikan api hitam dan biru bertebaran kemana-mana.

『--Strongest Blade (Tidak ada yang tidak dapat dipotong)』

Sabit yang dibalut cahaya biru menebas leher dewa Garleon.
Itu adalah Unique Skill yang sering digunakan Hero Meiko.

『- Unrivaled Mobility (Tidak ada yang bisa mengenai).』

Parion menghindari cahaya oranye yang Heraruon tembakkan tanpa bergerak.

『--Kuat.』
『Sudah diperkuat.』

Mendengar kata-kata Karion, dewa Parion dengan bangga membusungkan dadanya seperti anak kecil.
Sepertinya dia telah memberikan para hero Unique skill - Otoritas agar itu semakin kuat.

Dewa Parion mencoba menusuk jantung dewa Garleon tanpa kepala dengan Divine Sword.

『Aku tidak akan membiarkanmu.』

Dewa Karion mengerahkan penghalang berwarna ungu.

『- Strongest Lance (Tidak ada yang tidak bisa ditembus)』

Divine Sword yang dibalut cahaya biru menembus penghalang dan jantung dewa Garleon.

Itu adalah Unique skill yang digunakan hero Hayato.
Sepertinya dewa Parion mampu menggunakan semua Unique skill yang digunakan oleh para hero.

『Garleon!』

Inti Dewa-nya tampaknya hancur, dewa Garleon berubah menjadi partikel cahaya biru sebelum disedot ke dalam Divine Sword.

『Tiga dewa tersisa.』

Dewa Parion mengalihkan pandangannya ke sasaran berikutnya.
Penghalang dewa Karion memblokirnya, tapi itu langsung dihancurkan oleh Divine Sword dan sabit.

『Dengan ini, aku akan menjadi lebih kuat.』

Dewa Parion mengangkat Divine Sword ke atas.

--Aku tidak akan membiarkanmu.

Aku bergerak tepat di depan Dewa Parion dengan Unit Arrangement, dan memblokir serangannya dengan pedang berwarna pelangi.


※ Author break dulu minggu depan, chapter berikutnya direncanakan untuk terbit pada 3/2 atau 4/2

Note :
Hehehe, dewa pria udah modar :v apakah satou bakal menambahkan para dewi ke haremnya?




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar