Kamis, 30 Januari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 10 : Chapter 19 - Putusan Penguasa Gelita

Volume 10
Chapter 19 - Putusan Penguasa Gelita


Kami meminta asisten Pedagang Budak untuk mengambil hadiah pertandingan kami sedangkan kami sedang lari menuju toko pedagang Zeltoble yang membuat Sadeena ikut tanding. Sebab, Sadeena telah melakukan perintah yang tidak sesuai dengan pedagang bajingan itu. 

Sebagai pedagang, aku yakin bisa melakukan apa saja jika dia dibawah perintahku. Aku akan menyita budak Lurolona yang harganya sedang meroket dan menyebutnya sebagai kompensasi. Atau mungkin, itu adalah rencananya sejak awal. Itu akan sangat menyulitkan jika benar-benar terjadi, oleh sebab itu kami lari terburu-buru menuju tokonya.

“Sihir debuff itu cukup kuat, ya?” 
“Ya, benar.”

Setelah meninggalkan arena, tubuhku terasa ringan seperti bulu... sangat ringan sehingga aku hampir terjatuh pada awal berjalan.

“Rock-chan, sebelah sini.”

Kami pergi ke arah yang ditunjuk Sadeena. Akhirnya, kami tiba di sebuah bangunan di kawasan perumahan Zeltoble yang dikawal oleh sekelompok bersenjata. Itu tampak seperti rumah yang terbuat dari batu yang akan disiapkan oleh seorang pedagang. Itu mirip dengan rumah Kizuna. Di depan rumah, ada beberapa kereta yang berbaris, terlihat seperti kereta yang digunakan untuk mengawal tahanan. Sepertinya dugaanku tepat sasaran. Aku mendengar teriakan orang sedang menagihkan sesuatu dari dalam rumah itu.

“Bangunan ini sedang kami pakai untuk transaksi pelunasan hutang. Kalian tidak ada hubungannya dengan transaksi ini. Pergi!”

Sekelompok tentara bayaran yang mungkin disewa sebagai penjaga berdiri di depan pintu rumah.

“Sayangnya, kami termasuk dalam transaksi itu.”

Sadeena mulai membaca mantra dan tentara bayaran menyadari siapa kami. 
“Sepertinya mereka ini, orang-orang yang dikhawatirkan datang!”
“Sayangnya, kami tidak bisa membiarkan kalian masuk! Serahkan saja diri kalian! Maka kalian tahu hukuman macam apa yang akan diberikan Orang itu pada kalian!”

Kemudian, entah datang dari mana, muncul tentara bayaran lainnya, totalnya sekitar empat puluh orang, lalu bergegas menyerang kami. Sepertinya mereka cukup cerdas, karena ada pengguna sihir juga di antara mereka.

Jika mereka pikir bisa mengalahkan kami dengan jumlah, mereka benar-benar keliru. Apa mereka belum mempertimbangkan siapa musuh yang sedang mereka hadapi sekarang? Bisa saja mereka memberikan debuff pada kami, tapi tempat ini bukan arena. Tidak mungkin Raphtalia dan Filo akan kalah melawan mereka.

“Terima ini! Tok-tok-tok!” 
“Ugh... Uwaaaahhh!!”

Filo berubah menjadi bentuk Filolialnya, menyangkutkan Morning Star di kakinya, dan mulai mengayunkannya, menghabisi tentara bayaran.

“Kalian menghalangi jalan kami!” 
“Gahhh!”

Raphtalia mulai menebas mereka dengan katananya. 

“Sial sekali kalian! Drifa Chain Lightning!

Sadeena melemparkan sihir petir yang melompat dari satu musuh ke musuh berikutnya, menyetrum tentara bayaran saat itu juga. Mereka jelas tidak membawa cukup pengguna sihir untuk mengganggu mantra kami. Kemudian, seolah-olah untuk menambahkan sentuhan akhir, Sadeena menusukkan tombaknya ke perut salah satu tentara bayaran sekuat yang dia bisa. Dia mengirimnya terbang ke rekan lainnya yang masih berdiri, menjatuhkan mereka seperti pin bowling.

Hanya dengan gerakan itu, seluruh musuh di luar gedung rata.

“Heh. Sebanyak apapun mereka, di tempat sesempit ini tidak akan bisa menahan kita lewat.”

Ada juga pemanah yang menyerang kami dari kejauhan, tapi aku sudah mengaktifkan Shooting Star Shield dan panah-panah mereka hanya memantul tidak akan pernah mendekati kami.

“Sadeena, budak desa yang ada di sini tidak memiliki segel budak?”
“Jangan khawatir, aku membayar mereka untuk menghilangkan segel budak, aku juga memberitahu anak-anak untuk lari jika hal tak terduga terjadi.”
“Jika sudah kau peringatkan mereka, berarti mereka sudah lari, bukan?”

Sadeena melirik ke arah gedung lain saat aku menanyakan itu.

“Hmm?”

Filo memiringkan kepalanya ke samping karena suatu alasan. 

“Umm... Oneechan, tadi baru saja menyuarakan sesuatu.”
“Ara? Hebat sekali ya, kau bisa tahu itu. Aku hanya memeriksa jumlah orang yang ada di bangunan itu.”

Apa dia mendengarkan suara sonar?  Pasti semacam itu.
Aku pernah mendengar kalau lumba-lumba, paus, dan paus pembunuh dapat menggunakan sonar untuk menemukan objek di laut. Aku rasa dia memiliki semacam kemampuan itu karena dia adalah seorang therianthrope. Itu pasti berguna.

“Kau tak perlu mengkhawatirkan soal itu, karena mereka dikepung dari setiap sisi sehingga mereka tidak bisa kabur dari sini.”
“Tidak mengkhawatirkan bagaimana? Ya sudahlah! Kita mulai! Raphtalia!” 
“Oke!”

Pintu dikunci dari luar agar mereka tidak bisa pergi. Jadi Raphtalia memotong pintu dan melangkah masuk. Aku mengikutinya, kami menghabisi dengan cepat orang yang berusaha menangkap anak-anak desa.

“Gahhh!”

Di belakang mereka adalah ada pedagang yang mengumumkan Pertandingan Ekshibisi akan terjadi.  Tak kusangka kalau dia repot-repot datang kemari.... kebetulan sekali ya.

“Ugh... Nadia! Beraninya kau merusak kontrak kita!” dia berteriak.
“Oneesan bisa apa? Lawanku sangat sulit. Aku sendiri sudah berusaha untuk menang? Ini keputusan yang Rock-chan dan aku tentukan bersama.”
“Kau mengerti sekarang. Sekarang waktunya aku naik panggung di sini. Terima kasih atas pertandingan luar biasa tadi. Soal lanjutan pertandingan tadi diputuskan melalui pengisian survei, aku tidak akan mengeluhkan terjadinya Pertandingan Ekshibisi, ditambah ini terjadi di tempat yang mana semua hal bisa saja terjadi, yaitu di Colosseum Gelita. Yang terjadi disini dan disana beda urusan.”
“Persetan! Akibat kedatangan tim kalian, keuntungan kami langsung hangus! Untuk menutupi kerugian itu, wanita yang melanggar kontrak dengan kami.... wanita yang menunjukkan wajah dinginnya saat segel budaknya diaktifkan, semua uang yang dia miliki sampai saat ini akan kami sita!”

Dia sepertinya tahu dengan jelas, ini hari sialnya. Pedagang bajingan itu sebenarnya mencoba menjelaskan tindakannya, sambil memelototi Sadeena, dengan penuh amarah yang jelas. Apa maksudnya dari wajah dingin Sadeena saat segel budaknya diaktifkan? Aku melihat ke arah Sadeena dan dia menunjuk kearah dadanya.

“Nih OPPAI Oneesan!”
“Diam! Tunjukkan saja padaku!”

Aku melepas kain sarashi yang telah dia lilitkan di dadanya, dan tentu saja, ada segel budak di sana, diaktifkan sepenuhnya dan bersinar terang seperti matahari.

“Itulah yang terjadi jika menyegelku dengan segel budak murahan. Hal sekecil ini, tidak akan mempengaruhiku sedikitpun.”

Filo pernah menonaktifkan segel monsternya yang pertama. Mungkin hal-hal semacam ini tidak efektif ketika sang budak memiliki kekuatan sihir yang tinggi?

“Harusnya saat aktif, dia menggeliat kesakitan. Kenapa dia malah menunjukkan wajah dingin yang tenang seperti itu?!”
“Jelas karena rasa sakit yang diberikan masih bisa ditahan!”

Hah? Itu berarti tidak sepenuhnya dinonaktifkan? Ahh, setelah aku memikirkannya, segel monster Filo tak pernah benar-benar diaktifkan. Tapi segel budak Sadeena sedang aktifkan dan berjalan tanpa henti. Jadi dia mengurangi efeknya, tapi tidak berarti itu tidak sakit... Dia benar-benar mengagumkan.

“Hei, kalian bodoh!? Jangan kira kalian bisa pergi dalam keadaan hidup setelah melakukan ini padaku! Jangankan pergi dari sini, izin keluar saja akan kupastikan tidak akan sampai tangan kalian! Jikapun kalian berhasil pergi, Guild Gelita Zeltoble akan selalu menghantui pergerakan kalian! Camkan itu!”
“Pedagang senjata... Itu tidak mungkin terjadi.”

Saat suara tersebut terdengar dari belakang kami. Aku menoleh, dan di sana ada Pedagang Aksesori dan Pedagang Budak. Rishia datang bersama mereka dan sepertinya sedikit gemetar. Raph-chan juga ada di sana.

“Aku benar-benar gugup menonton pertandinganmu!” 
“Rafu!”
“Aku yakin begitu. Jujur saja, aspek pertempurannya mungkin lebih merepotkan daripada saat kita menghadapi Kyo.”

Sadeena menggunakan kemampuan seperti menghilangkan sihir dan skill menghindar. Dia benar-benar monster. Aku juga punya banyak pertanyaan untuk Murder Pierrot itu, tapi... terserahlah.

“Kau... Pedagang Aksesoris—” seru Pedagang Bajingan. 
“Kami kira ada baiknya kami perlu datang kemari. Ya.”

Pedagang Bajingan tampaknya benar-benar terkejut. Dia menunjuk ke Pedagang Aksesori dengan mata terbelalak dan mulut ternganga.

“Kok kenapa?! Kenapa kalian datang kemari juga! Bukan itu yang harus diurus sekarang! Seharusnya kalian sebagai anggota Dewan Pedagang Gelita Zeltoble tidak membiarkan mereka masuk bagian anggota kita!”
“Tidak, beliau ini bukan seseorang yang bisa ditangani oleh Dewan Pedagang. Jika tadi kau menyaksikan pertandingan di Colosseum dengan baik, Pedagang Senjata, seharusnya kau tahu yang terjadi.”

Dia tiba-tiba saja muncul saat sesuatu yang tidak terduga terjadi dan berimprovisasi seenaknya sendiri dan kemudian melarikan diri untuk menyita para budak.

“Sebagai perwakilan dari keluarga kami, kejadian di Colosseum Gelita merupakan masalah yang sepele, atas dasar itu, kami menyatakan keberatan terhadap perlakukan yang menyangkut pertandingan Tim Rock Valley. Ya.”
“Saya, perwakilan Guild Aksesori juga menyatakan keberatan.”
“Apa? Kenapa kalian menantang?!”
“Sama sepertimu yang merencanakan siapakah yang akan menang dalam pertandingan, kami juga merencanakan semua itu dibalik layar, persis seperti yang kau lakukan. Ya.”
“Apa kau bilang?!”
“Biar aku permudah saja... Kau berencana untuk mendapatkan banyak uang dari hasil taruhan turnamen ini. Setelah itu kau berencana untuk menjual semua anak-anak yang Nadia selamatkan karena mereka saat ini sedang memiliki harga yang sangat tinggi, pastinya kau akan melelang mereka semua, bukan? Pastinya kau juga merencanakan ini sampai pada titik Sadeena terbunuh, benar begitu?”
“Kedengarannya itu benar. Oleh karena itu, Oneesan sangat berhati-hati dalam bertindak dan memanfaatkan koneksi dari Gelita untuk membebaskan mereka dari segel budak.”

Sungguh? Aku tidak pernah bisa mengerti apa yang dipikirkan wanita ini. Jika dia sudah tahu apa yang akan terjadi, mengapa dia tidak berusaha sedikit lebih keras untuk mencegah kejadian seperti ini?!

“Nah, mari kita bicara soal bisnis. Umm... Pedagang Senjata, kan? Dalam pertandingan besok, kamilah yang akan menang. Uang yang kami dapatkan dari sana sudah setimpal dengan hutang yang Nadia miliki padamu. Aku akan menggunakan uang itu untuk membeli kebebasan Nadia, sedangkan budak Lulorona yang Nadia amankan dan dia percayakan harus kau serahkan padaku.”
“Tidak mungkin kuserahkan! Orang bodoh mana yang mau membiarkan sumber penghasilan mereka lepas begitu saja? Kau sendiri juga pastinya tahu setinggi apa harga budak-budak itu sekarang?!”

 Ya. Aku sepenuhnya sadar kalau dia tidak akan menyetujui persyaratanku.

“Kelakuanmu ini tidak masuk akal, bagaimana bisa Pedagang Budak dan Aksesori bisa menjadi sekutumu?!”

Oh ya... Aku belum memperkenalkan diri. Kurasa dia akan sulit untuk mencari tahu siapa aku, informasiku dijaga ketat oleh Pedagang Budak dan Pedagang Aksesori serta teman “baik”nya.

“Sepertinya semua orang di Colosseum sudah tahu siapa sebenarnya Tim Rock Valley? Tapi lain cerita jika kau ingin meyakinkan diri dia ini benar orang itu atau bukan.”
“Yah, mungkin saja kau akan menganggap perkataannya dusta jika dia yang memperkenalkan siapa aku, maka aku sendiri yang akan memberitahu siapa diriku sebenarnya.”

Aku menatap tajam ke arah Pedagang Bajingan dengan jijik dan mengacungkan jempolku ke arahku sendiri untuk memberi kesan perkenalan diri yang angkuh.

“Aku seorang Pahlawan Suci. Seseorang yang dipanggil ke dunia ini sebagai Pahlawan Perisai, aku Iwatani Naofumi. Aku ikut masuk dalam turnamen Colosseum yang kau adakan karena kekurangan dana untuk membeli budak dari desa Lulorona yang harganya naik minta ampun.”
“Sebenarnya, aku tidak ingin kamu memperkenalkan diri, karena bisa merusak reputasimu yang sedang naik.” protes Raphtalia.
“Reputasi? Siapa yang peduli tentang itu? Aku tidak punya banyak cara untuk mendapatkan kembali budak dari Lurolona yang terlalu mahal dalam waktu yang singkat.”
“Apa?! Omong kosong!”

Pedagang Bajingan menanggapiku, seolah-olah aku mengatakan sesuatu yang tidak bisa dipercaya. Terus? Pengenalan diri tidak cukup sebagai bukti? Sungguh merepotkan.

“Jika kau kira aku berbohong, mau aku buktikan dengan cara lain? Air Strike Shield! Second Shield! Chain Shield! Shield Prison!

Aku terus mengganti perisaiku berulang kali sambil memamerkan skillku.

“Pastinya kau mengira aku membuat ini dari mantra sihir, maka pemikiranmu keliru karena aku melakukan semua itu tanpa merapalkan mantra.”
“Dalam hal ini, izinkan aku membawakan bukti yang tidak mungkin bisa terbantahkan. Ya.”

Pedagang Budak memberiku satu wadah buah rucolu. Aku cukup makan ini? Aku memetik satu dan memperlihatkannya di depan hidung Pedagang Bajingan untuk menunjukkan kepadanya kalau itu adalah buah yang asli, yang mana aku lanjutkan dengan memasukkan buah itu ke dalam mulut dan mengunyahnya.

“Ara!”

Entah mengapa, Sadeena meletakkan tangannya di pipinya dengan tatapan terpesona di matanya.

“Apa ini masih belum bisa membuatmu percaya aku orangnya?” 
“Mustahil... ugh...”

Pedagang Bajingan itu putus asa dan menjatuhkan diri ke lantai. Rupanya, memakan buah rucolu, seolah-olah bukan apa-apa, sudah menjadi bukti identifikasi yang tak terbantahkan sebagai Pahlawan Perisai. Metode ini hanya diketahui oleh orang-orang di sekitar Melromarc dan di antara sekelompok pedagang terpilih. Ada orang yang belum mendengar desas-desus tersebut, tapi pedagang ini tampaknya bukan salah satu dari mereka.

“Jadi, begitulah. Kau siap menyerah, sekarang? Oh, jangan kira aku melupakan Pertandingan Ekshibisi yang kau paksakan pada kami.”
“A... apa yang kau inginkan?!”
“Hmm, benar... Mungkin masih ada anak desa Lurolona di luar sana, segerakan untuk melaporkan padaku jika ada anak desa yang benar berasal dari sana. Kau bisa anggap itu sebagai penghasilan kecil, aku akan membayarnya. Intinya, aku kau harus bisa menurunkan pembengkakan harga mereka.”

Hampir bisa dipastikan kalau dia ini sudah mengeksploitasi permintaan Sadeena dan secara sengaja menaikkan harga budak  anak desa. Dalam hal itu, jika kami mengurus pemimpinnya, maka harga yang meroket juga akan turun kembali. Fenomena ini mungkin terjadi karena ketidaksengajaan, tapi kami memiliki banyak kenalan petinggi pedagang gelita di sini. Tentunya itu bukan sesuatu yang tidak bisa mereka tangani.

“Mungkin kau bisa sebarkan rumor mengenai pembunuh yang datang atas perintah Pahlawan Perisai pada pedagang yang menimbun budak Lulorona, hal semacam itu.”

Ada banyak saksi. Aku yakin rumor akan menyebar seperti api.

“Tak perlu khawatir, jika kau memutuskan untuk mengikuti jalan dari dua pedagang di depanmu, aku tak akan memperlakukanmu dengan buruk, mau menyerah tidak?”
“Baiklah... Aku menyerah...”

Akhirnya insiden Colosseum Gelita selesai. Tentu saja, tak perlu dikatakan lagi kalau pertarungan hari berikutnya pada dasarnya adalah pertandingan bonus, dan kami mengakhirinya segera setelah dimulai.





TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar