Chapter 86. Bisikan
Setelah seharian berburu kita akhirnya kembali ke pulau utama, lalu Shadow memandu kami kembali ke penginapan.
Aku mandi di pemandian air panas yang disediakan oleh penginapan ini.
“Fuu...”
Hasil berburu hari ini. Naik 4 level. 10 perisai baru, dan semuanya menaikkan statusku.
Jujur saja, hanya ada satu kata yang bisa Aku ungkapkan dari nyamannya tempat ini yaitu lezat. Sesuai dugaan, masa aktif ini sangat menakjubkan.
Jika ini terus berlanjut, ketika kita pulang dari pulau ini, maka kita akan bertambah kuat dari yang sebelumnya.
Aku jadi teringat, Wanita 1 mengatakan kalau party Motoyasu hanya menerima wanita saja.
Orang yang ingin ikut dengan party-nya, akan di usir karena tidak sesuai dengan kriteria mereka.
Wanita 1 menyadari ini lalu dia berpura-pura dari awal.
Dari awal, Bitch salah satu dari keempat anggota party Motoyasu. Lalu ke mana perginya ketiga anggotanya?
Ke mana perginya lelaki itu. Mungkin ia ikut dengan party-nya Ren atau Itsuki?
“Bagaimana suhu airnya degojaru?”
“...”
Suaranya Shadow bisa terdengar di kamar mandi pria.
Dari mana asal suaranya? Dimanakah kau berada?
“Walaupun kau melihat sekitar dengan baik, kau tidak akan bisa menemukanku degojaruyo.”
“Apa kau seorang laki-laki?”
“Rahasia degojaru.”
“...”
“Ratu memerintahku untuk menanyakan keadaan kutukan dan perkembangan kesembuhanmu degojaruyo.”
“Masih terasa sedikit sakit, tapi itu bukan masalah.”
Ketika Aku melihat statusku, terlihat disana statusku kembali sedikit demi sedikit... padahal Aku tidak begitu memikirkannya.
Bersantai di pemandian air panas itu bukan hal yang buruk juga.
Terapi pemandian air panas juga sesuatu yang ingin Aku coba.
Aku melihat kesana kemari ketika sampai disana.
Pemandian air panas yang Aku masuki mengingatkanku dengan model Roma terdahulu.
Apa tidak boleh Aku menginginkan pemandian air panas yang seperti di Jepang?
“Hei, Shadow.”
“Apa degojaru?”
“Dari cara bicaramu, dan cara kau berpakaian itu hampir sama dengan sesuatu yang disebut ninja didunia asalku.”
“Mungkin kau benar degojaruna.”
Apa?
“Ini rahasia yang berbahaya, tapi ini bukan masalah untuk Hero Perisai-dono untuk mendengarnya degojaruna. Kami Shadow, telah dilatih di daerah timur degojaru. Oleh karena itu, keberadaan kita bisa dipanggil pembunuh bayaran dan ninja degojarushi. Jika ada pertanyaan tentang timur maka tanyakan saja kepada kami degojaruyo.”
“Hmmm...”
Daerah timur ya... Aku jadi ingat, kalau Pak tua dari toko senjata bilang ia itu belajar menempa disana.
Apa disana daerah Jepang?
Atau mungkin Jepang yang aneh didunia ini. Jika iya maka itu mengingatkanku pada sebuah game.
“Apa kalian tahu desain pemandian air panas di timur sana?”
Memikirkannya saja sudah membuatku rindu.
Aku ingin menikmati pemandian air panas yang bergaya Jepang, sampai sekarang, aku hanya pernah masuk pemandian bergaya barat.
“Desain yang kau bicarakan ada di pulau utama degojaruyo.”
“Baiklah, Aku akan menunggunya.”
Bersantai di pemandian air panas merupakan salah satu tugasku.
Setelah berendam cukup lama di pemandian air panas, Aku kembali ke kamarku dan hari itu berakhir.
Keesokan harinya.
Aku merasa rileks karena kemarin sudah beristirahat semalaman.
Karena Filo dan Raphtalia selalu membuat kegaduhan dimalam hari. Tapi malam itu cukup tenang.
Sekarang aku baru memikirkannya, bagaimana kabar mereka...?
Tinggal bersama Motoyasu yang selalu memikirkan bagian bawahnya.
... Aku harap tidak ada masalah besar yang terjadi.
Jika ada masalah, apa Aku harus mengandalkan Shadow?
“Apa yang kita lakukan sekarang?”
Tepat ketika setelah selesai makan sarapanku di penginapan, Wanita 1 menanyakan itu padaku.
“Kita akan berburu sampai siang hari, setelah itu kita kembali ke pulau utama.”
“Ah, Baiklah.”
Untuk menaikkan level kami, Shadow dan Wanita 1 membantuku mengalahkan monster sampai siang hari.
Untuk makan siang Aku membuat Sandwich untuk Shadow dan Wanita 1 dengan menggunakan bahan yang di bawa dari penginapan.
“Karena Aku sedang bertugas, jadi Aku tidak bisa makan degojaru.”
“Begitu ya.”
“Baiklah, Aku makan ya...”
Wanita 1 mengambil Sandwich itu dan memakannya.
“Nn... Enak sekali. Kenapa kau tidak membuka restoran?”
“Semua orang yang memakan masakanku mengatakan hal yang sama.”
Aku lebih memilih untuk tidak menjelaskan seberapa mudahnya membuat makanan yang lezat itu... Aku juga tidak tahu caranya, tapi selagi makanannya enak jadi bukan masalah.
Mungkin ini karena skill memasak dari Perisai itu.
“Motoyasu-sama terkadang akan membuat makanan untuk kami juga.... Lupakan bukan apa-apa.”
Ah, Motoyasu bisa memasak, apa rasanya tidak enak?
Apa itu daya tarik orang tampan?
Sepertinya Motoyasu hanya bisa memasak makanan yang terkenal didunia.
Entah kenapa, Aku jadi merasa ingin membuat pasta dari Prancis.
Makanan itu cukup terkenal di kalangan wanita.
Oh iya, karena kita sedang berada di bagian Selatan Pulau Cal Mira, apakah dia juga memiliki hobi surfing?
Tidak, sebelum orang itu tiba disini, Game Online-lah hobinya.
Jika kupikirkan lagi, kenapa orang itu bermain Game Online sebagai hobinya?
Sekarang Aku masih belum bisa mengetahuinya.
Semenjak ia sampai disini yang ia lakukan hanya mencoba membuat harem saja.
Sepertinya cukup sulit.
Terutama ketika ada lelaki didalam party-nya.
Ups, Apakah aku mengatakannya dengan keras?
“Aku jadi teringat, kemarin kau mengatakan ada lelaki didalam party-nya Motoyasu.”
“Iya. faktanya, setelah Aku ikut party-nya ada dua orang laki-laki melakukan hal yang sama.”
“Kenapa Motoyasu terus melakukan pergantian anggota partynya? Yang Aku ketahui sudah termasuk Bitch, dan seharusnya ada seorang lelaki dan 4 wanita yang bersamanya.”
“Eh~, ketika Aku masuk sudah ada 5 wanita dan dua orang laki-laki.”
“Hei... Itu kebanyakan.”
“Setelah Aku masuk, sering terjadi pergantian anggota dengan cepat. Meskipun sampai sekarang masih belum dilakukan lagi.”
Singkat cerita, Bitch menyingkirkan wanita lain dengan pelecehan yang berbahaya, sedangkan lelakinya akan merasa jijik dengan perilaku Motoyasu yang suka menggoda wanita dan akhirnya pergi.
Sepertinya itu sudah biasa terjadi.
....Terserah.
“Sepertinya orang itu sangat bermasalah.”
“Tidak juga. Aku hanya berpura-pura dengan putri Bitch, dan melihat Motoyasu-sama bertarung. Ditambah lagi, Aku bisa hidup mewah, dan mendapatkan EXP gratis. Untukku, tempat itu seperti surga dunia.”
“...Kalau begitu itu bukan masalah. Selama kau merasa nyaman dengan itu.”
“Namun, Aku merasa ini akan menjadi berbahaya. Jadi Aku kesini untuk menyelidiki rahasia Hero Perisai dan menyampaikannya kepada Motoyasu-sama agar ia bisa bertambah kuat. Belakangan ini, Aku merasa tidak bertambah kuat jadi Aku mengira bisa belajar sesuatu disini. Dan, ini juga bisa mengalahkan si putri Bitch yang menjijikkan. Ketika itu terjadi maka Aku akan berada disisi Motoyasu-sama, akan Aku ambil itu dengan mudah.”
Penjelasan yang panjang sekali.
Jika Raphtalia memikirkan hal seperti itu, maka Aku tidak bisa sembuh dengan cepat.
Walaupun ini bukan masalahku, Aku merasa sedikit kasihan dengan Motoyasu.
“Kenapa kau, mengatakan itu kepadaku?”
Wanita ini, curhat kepadaku karena temannya tidak ada disini.
Dia itu sedang dalam masalah yang berbeda dengan Bitch.
Maksudku, Aku Hero Perisai, kenapa Aku harus mendengarkan curhat-an dari party Motoyasu.
...Meskipun Aku tidak bisa menolaknya karena Aku sudah mempelajari banyak hal dari percakapan kami.
“Mau bagaimana lagi. Pemikiranku berubah, Ketika kau membeli kalung yang kualitasnya jelek itu.”
“Hanya karena itu kau berubah pikiran. Kau sudah tahu kualitas kalung itu dan masih memaksaku untuk membelinya.”
“Benar juga. Haah... Kekuatan Motoyasu-sama berasal dari kerajaan, ia tidak memikirkan emas yang telah ia keluarkan. Ah, Aku ingin hidup mewah.”
“Hei... keluargamu kedudukannya cukup tinggi, terus kenapa kau malah mengikuti Motoyasu? Bukannya akan lebih aman untuk hidup mewah dengan menjauhi hal-hal seperti ini?”
Ada kemungkinan kau tetap hidup atau mungkin mati. Walaupun begitu, dia masih mengikutinya.
Tiada perubahan meski Aku mengetahuinya.
“Ayahku itu orangnya cerewet karena ia pemuja Hero. Sejujurnya, hidup bersama orang tua itu tidak nyaman. Ibuku seorang pebisnis, dan bila Aku berhenti menjadi rekan Hero, maka Aku akan dinikahi oleh seorang bangsawan atau ksatria berpangkat, setelah itu Aku akan membantu bisnis ibuku. Aku tidak bisa hidup dengan nyaman.”
“Kenapa kau mengatakan itu kepadaku?”
“Apa kau pikir Motoyasu-sama akan mempercayai yang Aku katakan?”
“Tidak.”
“Benar, kan? Walaupun Aku hampir mati. Jika Aku tetap bersamanya dan menaikkan levelku, maka Aku bisa beristirahat dengan nyaman.”
Benar sekali, Aku mengingat waktu sebelum pemanggilan keempat Hero.
Gelombang tiba-tiba datang, banyak keluarga yang hilang, dan banyak anak yatim yang dijual untuk dijadikan budak.
Jika kau rekan seorang Hero maka itu seperti kenaikan kelas gratis, dan dengan itu kau bisa melebihi level 40. Bukankah itu menarik?
Namun Aku mencium sebuah masalah di masa depan.
“Motoyasu-sama bukan hanya seorang Hero, wajahnya juga termasuk tipeku.”
“Ya ya. Aku jadi ingat, Shadow.”
“Apa degojaru?”
“Apa rekanku aman?”
“Tentu saja degojaru. Tidak ada hal buruk yang menimpa mereka degojaru.”
“Aku hanya khawatir Motoyasu menjadi serigala.”
“Ah... Itu mungkin saja....”
Wanita 1 tahu perilaku Motoyasu dan mengangguk dengan perlahan.
Kau yang mengangguk membuatku tambah khawatir...
“Tapi, perilaku wanita itu cukup keras, dan Aku tidak mengerti si burung itu.”
“Raphtalia? Dia tidak sesuai dengan umurnya. Penampilannya memang seperti itu, tapi apa kau tahu dia itu masih anak kecil?”
“... Aku mengerti masalah wanita itu.”
“Hm? Masalah?”
“Kau tidak perlu memikirkannya. Sebaiknya jangan.”
“Baiklah. Filo... hanya tertarik dengan makanan lezat.”
Makanan bisa menjadi jalur pertemanan, tapi untuk cinta.... mungkin saja.
Yang bisa kukatakan, perkawinan sudah termasuk perilaku untuk hewan liar.
Aku tidak begitu mengetahui keadaan biologisnya, tapi Aku rasa tidak ada musim kawin.
“Itu mengingatkanku, Motoyasu-sama terlihat memuja wujud manusia burungnya itu. Putri Bitch sangat cemburu.”
“Orang itu suka dengan Malaikat“
Orang itu hanya terus membicarakan wanita saja. Aku mulai lelah dengannya.
Penampilan Filo... singkatnya, malaikat kecil pirang dari Eropa bermata biru, mungkin itu tipe favoritnya.
Motoyasu berasal dari Jepang, apa ada orang sepertinya. Di dunia ini...
Kalau tidak salah, tidak ada makhluk yang mirip dengan malaikat didunia ini.
Meskipun demi-human bisa menumbuhkan sayap, dan juga cakar di kakinya.
“Menikmati dua hari bersama Firo-chan dan Raphtalia-chan! Dan itulah yang ia katakan lalu pergi dengan cepat.”
“Apa kau baik-baik saja dengan Motoyasu yang melakukan itu?”
“Reaksi mereka berdua juga sangat luar biasa. Tapi, pria sejati memiliki sensasi yang besar, jadi Aku mengabaikan hal yang seperti itu.”
“Ternyata kau dingin juga ya.”
“Terserah apa katamu!”
Masuk akal, bersama dengannya seperti menyentuh racun.
Aku tidak tahu perilakunya ketika berbicara dengan Motoyasu, dia itu enak untuk diajak bicara.
Mungkin, itu yang disebut dengan teman bicara yang baik.
“Aku tidak akan menerima Bitch.”
“Itu sudah seperti air dibawah jembatan. Jika kau tidak bisa memaafkannya, maka kau hanya perlu mendorongnya saja! Atau hal semacamnya.”
“Itu perkataan yang aneh.”
“Apakah kau ayahku? Yah, memang kemarin semuanya dikendalikan olehnya. Namun rencananya tidak berjalan dengan lancar karenamu, jadi kebencian itulah yang sangat membuatnya ingin membunuhmu, itulah dugaanku. Bagaimana menurutmu?”
“Aku setuju denganmu.”
Jadi kau punya pemikiran yang bagus.
Dengan kata lain, mau bagaimana lagi bila Bitch ingin membunuhku.
Tidak, Aku masih belum tahu, dan masih ada yang mengganjal di pikiranku.
“Ketika Aku mendengar kau memperkosanya, Aku sudah mencurigainya, tapi Aku tidak punya hak untuk membelamu, dan juga ada perempuan lain yang difitnah juga ketika dia mencurigai sesuatu, jadi Aku berpura-pura tidak terjadi apapun.”
“Yah, aku tidak mengharapkannya.”
“Aku hanya akan berakhir dengan perjuangan disuatu tempat dan akhirnya mati. Lagipula wanita itu, tidak ada hubungannya denganku.”
“...”
Perkataan Wanita 1 cukup dingin, Aku terdiam sejenak oleh perkataannya.
Apa semua wanita seperti ini?
Dengan begitu, kita menyelesaikan pemburuan monster dan kembali ke pulau utama.
Namun kenyataan, melebihi hal yang kupikirkan.
Aku mandi di pemandian air panas yang disediakan oleh penginapan ini.
“Fuu...”
Hasil berburu hari ini. Naik 4 level. 10 perisai baru, dan semuanya menaikkan statusku.
Jujur saja, hanya ada satu kata yang bisa Aku ungkapkan dari nyamannya tempat ini yaitu lezat. Sesuai dugaan, masa aktif ini sangat menakjubkan.
Jika ini terus berlanjut, ketika kita pulang dari pulau ini, maka kita akan bertambah kuat dari yang sebelumnya.
Aku jadi teringat, Wanita 1 mengatakan kalau party Motoyasu hanya menerima wanita saja.
Orang yang ingin ikut dengan party-nya, akan di usir karena tidak sesuai dengan kriteria mereka.
Wanita 1 menyadari ini lalu dia berpura-pura dari awal.
Dari awal, Bitch salah satu dari keempat anggota party Motoyasu. Lalu ke mana perginya ketiga anggotanya?
Ke mana perginya lelaki itu. Mungkin ia ikut dengan party-nya Ren atau Itsuki?
“Bagaimana suhu airnya degojaru?”
“...”
Suaranya Shadow bisa terdengar di kamar mandi pria.
Dari mana asal suaranya? Dimanakah kau berada?
“Walaupun kau melihat sekitar dengan baik, kau tidak akan bisa menemukanku degojaruyo.”
“Apa kau seorang laki-laki?”
“Rahasia degojaru.”
“...”
“Ratu memerintahku untuk menanyakan keadaan kutukan dan perkembangan kesembuhanmu degojaruyo.”
“Masih terasa sedikit sakit, tapi itu bukan masalah.”
Ketika Aku melihat statusku, terlihat disana statusku kembali sedikit demi sedikit... padahal Aku tidak begitu memikirkannya.
Bersantai di pemandian air panas itu bukan hal yang buruk juga.
Terapi pemandian air panas juga sesuatu yang ingin Aku coba.
Aku melihat kesana kemari ketika sampai disana.
Pemandian air panas yang Aku masuki mengingatkanku dengan model Roma terdahulu.
Apa tidak boleh Aku menginginkan pemandian air panas yang seperti di Jepang?
“Hei, Shadow.”
“Apa degojaru?”
“Dari cara bicaramu, dan cara kau berpakaian itu hampir sama dengan sesuatu yang disebut ninja didunia asalku.”
“Mungkin kau benar degojaruna.”
Apa?
“Ini rahasia yang berbahaya, tapi ini bukan masalah untuk Hero Perisai-dono untuk mendengarnya degojaruna. Kami Shadow, telah dilatih di daerah timur degojaru. Oleh karena itu, keberadaan kita bisa dipanggil pembunuh bayaran dan ninja degojarushi. Jika ada pertanyaan tentang timur maka tanyakan saja kepada kami degojaruyo.”
“Hmmm...”
Daerah timur ya... Aku jadi ingat, kalau Pak tua dari toko senjata bilang ia itu belajar menempa disana.
Apa disana daerah Jepang?
Atau mungkin Jepang yang aneh didunia ini. Jika iya maka itu mengingatkanku pada sebuah game.
“Apa kalian tahu desain pemandian air panas di timur sana?”
Memikirkannya saja sudah membuatku rindu.
Aku ingin menikmati pemandian air panas yang bergaya Jepang, sampai sekarang, aku hanya pernah masuk pemandian bergaya barat.
“Desain yang kau bicarakan ada di pulau utama degojaruyo.”
“Baiklah, Aku akan menunggunya.”
Bersantai di pemandian air panas merupakan salah satu tugasku.
Setelah berendam cukup lama di pemandian air panas, Aku kembali ke kamarku dan hari itu berakhir.
Keesokan harinya.
Aku merasa rileks karena kemarin sudah beristirahat semalaman.
Karena Filo dan Raphtalia selalu membuat kegaduhan dimalam hari. Tapi malam itu cukup tenang.
Sekarang aku baru memikirkannya, bagaimana kabar mereka...?
Tinggal bersama Motoyasu yang selalu memikirkan bagian bawahnya.
... Aku harap tidak ada masalah besar yang terjadi.
Jika ada masalah, apa Aku harus mengandalkan Shadow?
“Apa yang kita lakukan sekarang?”
Tepat ketika setelah selesai makan sarapanku di penginapan, Wanita 1 menanyakan itu padaku.
“Kita akan berburu sampai siang hari, setelah itu kita kembali ke pulau utama.”
“Ah, Baiklah.”
Untuk menaikkan level kami, Shadow dan Wanita 1 membantuku mengalahkan monster sampai siang hari.
Untuk makan siang Aku membuat Sandwich untuk Shadow dan Wanita 1 dengan menggunakan bahan yang di bawa dari penginapan.
“Karena Aku sedang bertugas, jadi Aku tidak bisa makan degojaru.”
“Begitu ya.”
“Baiklah, Aku makan ya...”
Wanita 1 mengambil Sandwich itu dan memakannya.
“Nn... Enak sekali. Kenapa kau tidak membuka restoran?”
“Semua orang yang memakan masakanku mengatakan hal yang sama.”
Aku lebih memilih untuk tidak menjelaskan seberapa mudahnya membuat makanan yang lezat itu... Aku juga tidak tahu caranya, tapi selagi makanannya enak jadi bukan masalah.
Mungkin ini karena skill memasak dari Perisai itu.
“Motoyasu-sama terkadang akan membuat makanan untuk kami juga.... Lupakan bukan apa-apa.”
Ah, Motoyasu bisa memasak, apa rasanya tidak enak?
Apa itu daya tarik orang tampan?
Sepertinya Motoyasu hanya bisa memasak makanan yang terkenal didunia.
Entah kenapa, Aku jadi merasa ingin membuat pasta dari Prancis.
Makanan itu cukup terkenal di kalangan wanita.
Oh iya, karena kita sedang berada di bagian Selatan Pulau Cal Mira, apakah dia juga memiliki hobi surfing?
Tidak, sebelum orang itu tiba disini, Game Online-lah hobinya.
Jika kupikirkan lagi, kenapa orang itu bermain Game Online sebagai hobinya?
Sekarang Aku masih belum bisa mengetahuinya.
Semenjak ia sampai disini yang ia lakukan hanya mencoba membuat harem saja.
Sepertinya cukup sulit.
Terutama ketika ada lelaki didalam party-nya.
Ups, Apakah aku mengatakannya dengan keras?
“Aku jadi teringat, kemarin kau mengatakan ada lelaki didalam party-nya Motoyasu.”
“Iya. faktanya, setelah Aku ikut party-nya ada dua orang laki-laki melakukan hal yang sama.”
“Kenapa Motoyasu terus melakukan pergantian anggota partynya? Yang Aku ketahui sudah termasuk Bitch, dan seharusnya ada seorang lelaki dan 4 wanita yang bersamanya.”
“Eh~, ketika Aku masuk sudah ada 5 wanita dan dua orang laki-laki.”
“Hei... Itu kebanyakan.”
“Setelah Aku masuk, sering terjadi pergantian anggota dengan cepat. Meskipun sampai sekarang masih belum dilakukan lagi.”
Singkat cerita, Bitch menyingkirkan wanita lain dengan pelecehan yang berbahaya, sedangkan lelakinya akan merasa jijik dengan perilaku Motoyasu yang suka menggoda wanita dan akhirnya pergi.
Sepertinya itu sudah biasa terjadi.
....Terserah.
“Sepertinya orang itu sangat bermasalah.”
“Tidak juga. Aku hanya berpura-pura dengan putri Bitch, dan melihat Motoyasu-sama bertarung. Ditambah lagi, Aku bisa hidup mewah, dan mendapatkan EXP gratis. Untukku, tempat itu seperti surga dunia.”
“...Kalau begitu itu bukan masalah. Selama kau merasa nyaman dengan itu.”
“Namun, Aku merasa ini akan menjadi berbahaya. Jadi Aku kesini untuk menyelidiki rahasia Hero Perisai dan menyampaikannya kepada Motoyasu-sama agar ia bisa bertambah kuat. Belakangan ini, Aku merasa tidak bertambah kuat jadi Aku mengira bisa belajar sesuatu disini. Dan, ini juga bisa mengalahkan si putri Bitch yang menjijikkan. Ketika itu terjadi maka Aku akan berada disisi Motoyasu-sama, akan Aku ambil itu dengan mudah.”
Penjelasan yang panjang sekali.
Jika Raphtalia memikirkan hal seperti itu, maka Aku tidak bisa sembuh dengan cepat.
Walaupun ini bukan masalahku, Aku merasa sedikit kasihan dengan Motoyasu.
“Kenapa kau, mengatakan itu kepadaku?”
Wanita ini, curhat kepadaku karena temannya tidak ada disini.
Dia itu sedang dalam masalah yang berbeda dengan Bitch.
Maksudku, Aku Hero Perisai, kenapa Aku harus mendengarkan curhat-an dari party Motoyasu.
...Meskipun Aku tidak bisa menolaknya karena Aku sudah mempelajari banyak hal dari percakapan kami.
“Mau bagaimana lagi. Pemikiranku berubah, Ketika kau membeli kalung yang kualitasnya jelek itu.”
“Hanya karena itu kau berubah pikiran. Kau sudah tahu kualitas kalung itu dan masih memaksaku untuk membelinya.”
“Benar juga. Haah... Kekuatan Motoyasu-sama berasal dari kerajaan, ia tidak memikirkan emas yang telah ia keluarkan. Ah, Aku ingin hidup mewah.”
“Hei... keluargamu kedudukannya cukup tinggi, terus kenapa kau malah mengikuti Motoyasu? Bukannya akan lebih aman untuk hidup mewah dengan menjauhi hal-hal seperti ini?”
Ada kemungkinan kau tetap hidup atau mungkin mati. Walaupun begitu, dia masih mengikutinya.
Tiada perubahan meski Aku mengetahuinya.
“Ayahku itu orangnya cerewet karena ia pemuja Hero. Sejujurnya, hidup bersama orang tua itu tidak nyaman. Ibuku seorang pebisnis, dan bila Aku berhenti menjadi rekan Hero, maka Aku akan dinikahi oleh seorang bangsawan atau ksatria berpangkat, setelah itu Aku akan membantu bisnis ibuku. Aku tidak bisa hidup dengan nyaman.”
“Kenapa kau mengatakan itu kepadaku?”
“Apa kau pikir Motoyasu-sama akan mempercayai yang Aku katakan?”
“Tidak.”
“Benar, kan? Walaupun Aku hampir mati. Jika Aku tetap bersamanya dan menaikkan levelku, maka Aku bisa beristirahat dengan nyaman.”
Benar sekali, Aku mengingat waktu sebelum pemanggilan keempat Hero.
Gelombang tiba-tiba datang, banyak keluarga yang hilang, dan banyak anak yatim yang dijual untuk dijadikan budak.
Jika kau rekan seorang Hero maka itu seperti kenaikan kelas gratis, dan dengan itu kau bisa melebihi level 40. Bukankah itu menarik?
Namun Aku mencium sebuah masalah di masa depan.
“Motoyasu-sama bukan hanya seorang Hero, wajahnya juga termasuk tipeku.”
“Ya ya. Aku jadi ingat, Shadow.”
“Apa degojaru?”
“Apa rekanku aman?”
“Tentu saja degojaru. Tidak ada hal buruk yang menimpa mereka degojaru.”
“Aku hanya khawatir Motoyasu menjadi serigala.”
“Ah... Itu mungkin saja....”
Wanita 1 tahu perilaku Motoyasu dan mengangguk dengan perlahan.
Kau yang mengangguk membuatku tambah khawatir...
“Tapi, perilaku wanita itu cukup keras, dan Aku tidak mengerti si burung itu.”
“Raphtalia? Dia tidak sesuai dengan umurnya. Penampilannya memang seperti itu, tapi apa kau tahu dia itu masih anak kecil?”
“... Aku mengerti masalah wanita itu.”
“Hm? Masalah?”
“Kau tidak perlu memikirkannya. Sebaiknya jangan.”
“Baiklah. Filo... hanya tertarik dengan makanan lezat.”
Makanan bisa menjadi jalur pertemanan, tapi untuk cinta.... mungkin saja.
Yang bisa kukatakan, perkawinan sudah termasuk perilaku untuk hewan liar.
Aku tidak begitu mengetahui keadaan biologisnya, tapi Aku rasa tidak ada musim kawin.
“Itu mengingatkanku, Motoyasu-sama terlihat memuja wujud manusia burungnya itu. Putri Bitch sangat cemburu.”
“Orang itu suka dengan Malaikat“
Orang itu hanya terus membicarakan wanita saja. Aku mulai lelah dengannya.
Penampilan Filo... singkatnya, malaikat kecil pirang dari Eropa bermata biru, mungkin itu tipe favoritnya.
Motoyasu berasal dari Jepang, apa ada orang sepertinya. Di dunia ini...
Kalau tidak salah, tidak ada makhluk yang mirip dengan malaikat didunia ini.
Meskipun demi-human bisa menumbuhkan sayap, dan juga cakar di kakinya.
“Menikmati dua hari bersama Firo-chan dan Raphtalia-chan! Dan itulah yang ia katakan lalu pergi dengan cepat.”
“Apa kau baik-baik saja dengan Motoyasu yang melakukan itu?”
“Reaksi mereka berdua juga sangat luar biasa. Tapi, pria sejati memiliki sensasi yang besar, jadi Aku mengabaikan hal yang seperti itu.”
“Ternyata kau dingin juga ya.”
“Terserah apa katamu!”
Masuk akal, bersama dengannya seperti menyentuh racun.
Aku tidak tahu perilakunya ketika berbicara dengan Motoyasu, dia itu enak untuk diajak bicara.
Mungkin, itu yang disebut dengan teman bicara yang baik.
“Aku tidak akan menerima Bitch.”
“Itu sudah seperti air dibawah jembatan. Jika kau tidak bisa memaafkannya, maka kau hanya perlu mendorongnya saja! Atau hal semacamnya.”
“Itu perkataan yang aneh.”
“Apakah kau ayahku? Yah, memang kemarin semuanya dikendalikan olehnya. Namun rencananya tidak berjalan dengan lancar karenamu, jadi kebencian itulah yang sangat membuatnya ingin membunuhmu, itulah dugaanku. Bagaimana menurutmu?”
“Aku setuju denganmu.”
Jadi kau punya pemikiran yang bagus.
Dengan kata lain, mau bagaimana lagi bila Bitch ingin membunuhku.
Tidak, Aku masih belum tahu, dan masih ada yang mengganjal di pikiranku.
“Ketika Aku mendengar kau memperkosanya, Aku sudah mencurigainya, tapi Aku tidak punya hak untuk membelamu, dan juga ada perempuan lain yang difitnah juga ketika dia mencurigai sesuatu, jadi Aku berpura-pura tidak terjadi apapun.”
“Yah, aku tidak mengharapkannya.”
“Aku hanya akan berakhir dengan perjuangan disuatu tempat dan akhirnya mati. Lagipula wanita itu, tidak ada hubungannya denganku.”
“...”
Perkataan Wanita 1 cukup dingin, Aku terdiam sejenak oleh perkataannya.
Apa semua wanita seperti ini?
Dengan begitu, kita menyelesaikan pemburuan monster dan kembali ke pulau utama.
Namun kenyataan, melebihi hal yang kupikirkan.
0 komentar:
Posting Komentar