Selasa, 10 Maret 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 10 - Kebangkitan Baru

Volume 11
Chapter 10 - Kebangkitan Baru


Penginapan yang kami sewa tidak menyediakan makan di kamar, jadi aku ajak Raphtalia, Filo dan Motoyasu ke kedai. Begitu kami memasuki kedai, Motoyasu duduk di bar dan memesan minuman. Dia menyeruput minuman dan menatap meja. Aku rasa itulah yang terjadi ketika seseorang yang hanya memikirkan wanita akhirnya kehilangan wanita itu.
Seorang gadis yang tampak murahan mendekati Motoyasu.

“Mau temani aku minum?”
“Maaf, aku sedang ingin minum sendirian. Tolong tinggalkan aku.”

Ya, dia rusak di otak. Sudah tahu Witch memang begitu sifatnya, tapi kenapa dia masih percaya padanya?
Kami bertiga memesan makanan untuk makan malam. Porsinya sangat banyak, dan itu makanan yang cukup lezat untuk harga murah. Dari kelihatannya, banyak hidangan menggunakan buah yang tampak seperti tomat merah dari desa di barat daya. Filo bersemangat sekali setelah makan malam, dia mulai bernyanyi bersama dengan pemusik di bar.

“Nona kecil, mainkan satu lagu lagi!”
“Tentu! Ayo!”

Filo mulai serius dan menunjukkan kemampuannya. Dia memang memiliki suara yang bagus. Filo dan pemusik bar benar-benar serasi dan mulai menyanyikan lagu aneh yang terdengar seperti lagu anime. Mungkin dia sedang menyanyikan lagu yang dia pelajari di dunia Kizuna.

Mungkin ini hanya perasaanku saja... ada sesuatu yang aneh dengan ekspresi wajah orang-orang di depan panggung. Mungkin...

“Tuan Naofumi, aku pernah dengar tentang jenis monster yang menyanyikan lagu-lagu untuk menipu para pelaut, menyebabkan mereka menghancurkan kapal mereka sendiri.”
“Kebetulan. Aku memikirkan monster yang sama. Mungkin ini semacam lagu aneh yang dia pelajari sewaktu menjadi Humming Fairy.”

Dia memberi kami sesuatu yang mirip dengan sensasi ini selama pertarungan kami di Colosseum Zeltoble. Filo tahu semua jenis lagu, dan dia tampaknya bisa menggabungkannya dengan irama pemusik untuk menciptakan lagu yang baru. Ngomong-ngomong, harpies, siren, dan monster serupa lainnya menggunakan suara mereka yang indah untuk menipu orang lain. Pandangan kosong orang-orang yang tampak terhanyut dalam nyanyiannya mengingatkanku pada monster-monster itu.

Tak lama, Filo selesai bernyanyi dan ruangan dipenuhi dengan sorakan. Penonton meminta ia bernyanyi kembali, tetapi Filo pasti sudah merasa puas karena dia berteriak “Tidaaaak!” dan lari dari panggung. Orang-orang memberinya karangan bunga untuk menghargai penampilannya. Seseorang memberinya sejenis sayuran yang tampak seperti wortel juga. Filo bereaksi lebih baik terhadap barang yang bisa dimakan, mereka mulai memberinya makanan. Dengan tangannya yang penuh hadiah, Filo pergi dan duduk di sebelah Motoyasu untuk alasan yang gila.

“Kenapa? Semangat biasanya kok malah pergi. Tidak sepertimu.”

Itu mengingatkanku. Dari sisi penampilan, Filo adalah tipe Motoyasu. Dia mengejar-ngejarnya sepanjang waktu, sebelum dia menghilang. Aku ingat dia mengatakan sesuatu tentang Filo yang mirip dengan malaikat juga. Aku yakin itu ada hubungannya dengan karakter dalam game yang ia khayalkan. Meskipun, dia adalah tipe pria yang cenderung menganggap wanita sebagai malaikat.

“....”

Dia tampak sangat kesal ketika dia melirik Filo sebelum melihat kembali ke meja. Jadi dia juga mengabaikan Filo.... aku yakin Filo adalah tipenya? Ya, dia sudah rusak.

“Kalo lagi lapar, Firo tidak bersemangat. Firo nyanyikan lagu yang bisa membawa kembali rasa semangatmu.”

Filo bangkit kembali ke atas panggung dan mulai bernyanyi. Apa yang terjadi padanya? Bukankah dia tidak ingin bernyanyi lagi? Lagu itu memiliki ritme yang bagus. Tapi itu membuatku berpikir....

“Filo ternyata tahu banyak lagu. Ini hanya perasaanku, atau daftar lagunya memang sudah banyak sebelum dia menjadi Humming Fairy?”
“Itu karena kita telah bepergian ke banyak kota di seluruh Melromarc. Dia selalu suka bernyanyi. Setiap kali kita pergi ke kedai, dia selalu mendengarkan lagu yang dimainkan pemusik dengan penuh perhatian dan mempelajari lagu-lagu mereka.”

Sekarang setelah aku memikirkannya, Filo selalu bernyanyi ketika suasana hatinya sedang baik.

“Anak-anak di desa juga menikmati nyanyiannya. Dia menyanyikan lagu pengantar tidur baru-baru ini.”
“Oh ya. Aku ingat dia bernyanyi di desa ketika dia tidak menginap bersama Melty.”

Firo menghadap Motoyasu dan menari sambil bernyanyi. Bahkan tindakan Filo membuatku mulai merasa lebih baik. Tapi mengapa musiknya mengingatkanku pada anime sci-fi tentang perubahan bentuk pesawat tempur? Hah? Siapa yang mengajari Filo lagu ini? Kizuna? Kizuna adalah seorang gamer, dan dia tampak seperti tipe orang yang akan menonton anime juga, tapi terobsesi dengan memancing.

Setelah dia selesai bernyanyi, Filo kembali ke sisi Motoyasu.

“Hei, kau bisa abaikan dia. Dia sekarang jadi benci wanita.”
“Okaaay!”

Filo mulai melahap sayuran dan bunga yang diberikan padanya.

“Makan ini! Ini akan membantumu ceria seperti dirimu yang biasanya!”

Dia sepertinya bermain-main pada Motoyasu sambil menawarinya sayuran yang tampak seperti wortel. Namun kurasa dia hanya berniat menghiburnya. Motoyasu hampir tidak pernah putus asa seperti ini, jadi melihatnya seperti itu mungkin memicu minatnya. Anak-anak desa juga menunjukkan kurangnya ambisi yang sama pada awalnya. Aku hanya berasumsi Filo tidak sengaja mendengarku mengeluh karena harus membawa Motoyasu ke sana, jadi sekarang dia berusaha membantu dengan caranya sendiri.

Setidaknya, itulah yang aku pikirkan, tapi Motoyasu memandangi Filo dan mulai bergetar.

“Waaahhhhhhh!”

Motoyasu tiba-tiba memeluk Filo dan mulai menangis.

“Tidaaaaaaaak!”

Filo mengeluarkan jeritan yang memekakkan telinga. Dia mulai berusaha keluar dari pelukan Motoyasu, tetapi Motoyasu pasti lebih kuat dari yang dia kira karena dia tidak bisa melarikan diri.

“Wahhh! Waaahhhhh!”

Motoyasu sedang menangis.

“Tuuaaan! Toloooong!”

Filo tampak seperti akan menangis juga, dia melihat ke arahku dan meminta bantuan. Bagaimana semuanya berakhir seperti ini?

“Apa yang kau pikirkan ....”

Aku mulai berjalan untuk membantu Filo, yang berjuang untuk melepaskan Motoyasu yang menempelkan wajahnya ke dadanya sambil nangis terisak. Jika Witch tidak menjadi pilihan lagi dia sekarang hanya akan menerima Filo. Tetapi sekali lagi, dia secara terbuka mengakui bahwa dia menyukai penampilan Filo dalam bentuk manusianya sejak lama.

“Jika kau kembali ke wujud Filolialmu, mungkin itu akan mengejutkannya dan dia akan melepaskanmu.”
“O.... oke!”

Bagaimanapun, Motoyasu trauma dengan wujud Filolial Filo. Dia tidak akan mendekati Filo selama dia dalam bentuk monsternya. Seperti yang aku sarankan, Filo berubah ke wujud monsternya. Tapi...

“Huuup... wah! Ini aroma Filo-chan!”

Motoyasu masih memegangi Filo dalam wujud Filolial dan sekarang dia mengendusnya. Wah! Dia menjijikkan!

“Dia masih belum mau leepaaas! Tuuaan! Dia tidak mau lepaaas!”

Si Motoyasu tidak melepaskan Filo dalam wujud Filolialnya?! Apa yang terjadi?! Namun, aku punya dugaan. Kupikir aku akan memberitahunya.

“Itu jadinya jika kau membisiki hal bagus pada orang yang jatuh! Kini kau tanggung dan urus dia!”
“Tunggu. Jika karena itu, Tuan Naofumi seharusnya melakukan hal yang sama padaku?”
“Apa yang kau bicarakan, Raphtalia?!”

Raphtalia juga jelas sangat bingung. Tapi sekali lagi, pada dasarnya aku secara tidak langsung memerintahkan Filo untuk menghibur Motoyasu, jadi menyerahkan tanggung jawabku padanya benar-benar tidak adil. Sebenarnya, aku juga mencoba menyanjung Ren, tetapi itu tidak berhasil. Fakta Witch berhasil membuatku jengkel. Sekarang aku jadi bingung juga.

“Tidaak!”
“Filo-tan! Filo-tan!”

Motoyasu mulai menggosok pipinya ke wajah Filo. Filo mencoba menggunakan kekuatan manusia supernya untuk melepaskan diri dari Motoyasu, tetapi dia memeluknya dengan sekuat tenaga dan tetap menempel padanya seperti gurita. Bulunya tampak seperti akan segera tercabut dari tubuhnya. Rasa sakit itu pasti mencegahnya menggunakan kekuatan penuhnya. Bagaimanapun, Filo memiliki rasa sakit yang sangat rendah.

“Toloooong!”

Sekarang Filo menangis dan berteriak minta tolong. Aku tidak harus yakin berbuat apa.

“Umm.... Motoyasu....”
“Filo-tan!”

Tidak berhasil. Dia tidak mendengarkan. Dia jelas juga tidak mendengarkan Filo. Motoyasu akhirnya rusak. Atau mungkin dia baru saja membangkitkan hal yang baru. Aku rasa dia tidak masalah dengan Filo dalam wujud Filolialnya sekarang. Apa yang terjadi pada trauma tendangan di ‘biji’-nya?

“Tuuuaaan!”

Kami memang harus membawa Motoyasu bersama kami, tapi sepertinya itu bukan lagi pilihan.

“Jika kau tidak bisa menanggung dirinya, maka tutup mulutnya dan singkirkan dia di suatu tempat.”
“Baik!”
“Hah! Dia bukan monster peliharaan yang bisa kau buang begitu saja,” bentak Raphtalia.
“Motoyasu, tak masalah jika kau sudah baikkan sekarang. Pastikan kau percaya dan terapkan metode penguatan yang aku ucapkan padamu, pastikan kau bisa memperkuat dirimu!”
“Baik! Filo-tan!”

Filo lari keluar dari kedai dengan Motoyasu yang masih terpaku padanya.

“Eh....” Suara Raphtalia menyampaikan rasa kebingungan yang merayapiku.
“Kalau begini... kita tunda dulu membawa Motoyasu. Tapi cepat juga ya dia bangkit dari penderitaan.”

Motoyasu si gigolo. Dia dibuang oleh Witch dan yang lainnya, tetapi segera kembali ke pelana dan mengejar Filo.... Filo seperti kuda.... jadi pelana itu cukup tepat, kan? Kan? Ya, itu mengerikan.

“Aku rasa dia melewati penderitaan menuju tingkat keputusasaan yang baru,” jawab Raphtalia.
“Jika kita meminta Filo berperan wanita jahat, aku yakin dia akan kembali normal. Setelah dia menjadi sedikit lebih rasional, Filo bisa memberitahunya bahwa dia mendekatinya karena berharap bisa mendapatkan makanan.”
“Apa Filo bisa berakting itu?”

Siapa yang tahu? Aku pikir itu memungkinkan jika aku mengatakan kepadanya apa yang harus dikatakan, tetapi.... Aku masih ragu. Aku duduk terdiam sejenak, berpikir, sebelum akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.

“Ya, pasti ada jalannya,” kataku.
“Apa iya....”
“Ya... mungkin.”

Entah kenapa ini hanya akan meninggalkan perasaan buruk saja, tetapi aku akan merasa bersalah jika tidak mengatakan pada diri sendiri bahwa itu akan baik-baik saja. Motoyasu dalam semangat yang baik sekarang. Dia baik-baik saja. Aku yakin dia akan kembali mengejar beberapa wanita besok.

Ngomong-ngomong, Filo membawa Motoyasu ke sisi tebing dan melemparkannya sebelum kembali kemari. Dia tak kenal ampun. Bulunya juga ada banyak yang hilang. Aku rasa dia benar-benar mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk menyingkirkannya. Kupikir ini adalah akhir dari tragedi itu.... sampai keesokan paginya.

“Baiklah, kita tunda menahan Motoyasu untuk saat ini. Ayo beri kabar terbaru ini kepada ratu dan kembali ke desa.”

Itu adalah pagi yang cerah tanpa serangan pelecehan seksual seperti di desa. Tingkat stresku turun, dan aku merasa tidur sangat nyenyak semalam. Tapi ada banyak yang harus kami lakukan hari ini, jadi kami harus mulai bekerja.

“Kedengarannya bagus,” jawab Raphtalia.
“Tuan, Firo ingin cepat pulang....”

Filo memohon padaku dengan tatapan ketakutan di matanya. Aku rasa dia trauma dengan Motoyasu. Yah, dia sebenarnya membencinya, jadi kurasa itu hanya memperparahnya. Jika dia sangat membencinya, mengapa dia melibatkan diri?

“Ya, apa yang membuatmu ingin menghiburnya? Dugaanku, kau mau membantuku....”
“Dia kelihatan murung, Firo ingin menghiburnya sama seperti saat Firo menghibur anak-anak desa.”

Oh... Itu bekerja sangat baik dalam kasus Motoyasu. Dia akan benar-benar merepotkan.

“Lain kali kau berurusan dengannya lagi, kau diskusikan dulu ya.”
“Okaaay!”
“Oke, karena nanti kita berdua harus menyiapkan sarapan untuk anak-anak desa, kita langsung saja kembali pakai portalku. Filo, nanti kau kembali sambil menarik keretamu.”
“Tidaaaak! Orang Tombak akan muncuuul!”
“Jangan konyol. Aku yakin Motoyasu tidak akan---”

Pas ketika aku membuka pintu kamar.

“Selamat pagi, Ayah.”

PRN: Untuk lebih spesifiknya, sebenarnya Motoyasu manggil Naofumi “Ayah Mertua”, tapi untuk mempersingkat kalimat kami putuskan memakai “Ayah”.
Aku segera menutup pintu dengan cepat. Mengapa Motoyasu berdiri di depan kamar kami? Dan dia mengatakan hal gila juga lagi. Kenapa dia memanggilku ayah tiba-tiba? Aku cukup yakin tidak memiliki anak yang lebih tua dariku. Selain itu, ini adalah Motoyasu. Tidak mungkin aku bisa menjadi ayahnya. Aku melihat ke bawah dan memegangi dahiku.

“Tadi itu, aku lihat apa ya?”
“Terjadi apa tadi?”
“Umm....”

Aku baru saja bangun dan otakku masih setengah tidur. Aku tidak ingin menjelaskan hal merepotkan ini pada Raphtalia, jadi aku melangkah ke samping dan memberi isyarat baginya untuk membuka pintu. Raphtalia memiringkan kepalanya ke samping dengan bingung dan membuka pintu.

“Sedang apa Babi Tanuki di kamar Filo-tan?! Ngapain kau!”

Jleb, dar!

“Ugh!”

Raphtalia dengan cepat mendorong gagang katana-nya ke perut Motoyasu dan menutup pintu. Babi Tanuki? Itu jelas bukan kata-kata yang kuharapkan di pagi hari. Itu adalah pelecehan verbal.

“Umm ....” Raphtalia menirukan poseku dan mengangguk. “Sekarang aku mengerti. Kita harus apa sekarang?”
“I-itu orang sejak kapan ada di depan kamar kita?”
“Aku dengar ada suara hentakan kaki berlangsung lama, aku tidak mengira ada dia yang menunggu kita lama sekali.”
“Aku juga mendengarnya, kukira itu adalah para petualang yang berjalan di koridor. Tapi ternyata itu adalah Motoyasu....”

Dia tampak baik-baik saja untuk seseorang yang terlempar dari tebing.

“Filo.”
“Tidaaaak!”
“Jika tidak diberitahu, dia akan terus mengejarmu, lho. Kau ajak bicara dia dan pastikan dia menerapkan metode penguatan dan memperkuat dirinya.”
“Boo....”

Filo mengerutkan alisnya dengan tidak puas dan membuka pintu.

“Oh! Filo-tan!”

Motoyasu mencoba untuk melompat ke arah Filo, tetapi Raphtalia mencengkeram telinganya dan menahannya.

“Lepaskan aku, Babi Tanuki! Aku harus memberi Filo-tan pelukan penuh cinta!”
“....”

Raphtalia tersenyum, tapi dia memancarkan aura gelap dan mengancam. Dia memberi isyarat kepada Filo dengan matanya. Kenapa Motoyasu berkata seperti itu?

“Umm.... Firo mendekatimu hanya karena mengira akan dapat makanan. Jangan salah paham dulu.”
“Cinta dimulai dari kesalahpahaman, Filo-tan! Jangan khawatir, aku bersedia menerima motif egoismu!”
“Tidaaaak!”

Dia tidak mau mengalah. Rencana gagal. Ketika aku berdiri di sana tidak yakin bagaimana menanggapi absurdnya situasi ini, Motoyasu berbalik ke arahku dan menatapku dengan ekspresi serius di wajahnya.

“Ayah, tolong restuilah hubunganku dengan putrimu.”
“Aku bukan ayah siapa pun!”

Mungkin benar bahwa aku membesarkan Filo, aku tidak ingat pernah menjadi seorang ayah dari anak yang bisa berubah menjadi burung besar.

“Ayah, diriku terselamatkan oleh putrimu. Dia membuka mataku pada cinta sejati. Aku berjanji akan membuatnya bahagia. Tolong! Berikan aku restumu!”
“Kubilang aku bukan ayahnya! Memang benar aku yang membesarkan dia, tetapi mengapa aku harus memberimu restu?!”
“Tidaaaak! Tuuaan! Toloooong! Mel-chaaan!” Sekarang Filo juga ikut campur! Sayangnya, Melty tidak ada di sini bersama kami.
“Oh, tidak! Dia adalah putrimu! Berucap itu adalah dosa, Ayah!”
“Kau dengar aku tidak sih?!”
“Mau dipikir selama apapun, hubungan buruk antara anak dan orang tua itu tidaklah baik, Ayah!”
“DIAM SAJA KAU!”

Raphtalia melemparkan Motoyasu keluar dari kamar dan menutup pintu. Dia dalam kondisi lebih buruk daripada yang aku kira. Rusak ini, tapi aku punya perasaan kami sudah terlalu berlebihan dan membuatnya tidak bisa diperbaiki lagi.

“Biarkan aku masuk, Babi Tanuki! Bebaskan Ayah dan Filo-tan!”
“Tenangkan dirimu!”

Motoyasu menggedor pintu. Kepalaku pusing.... Hampir tidak mungkin untuk melakukan percakapan dengan Motoyasu, tapi sepertinya sekarang ada sesuatu yang rusak di otaknya. Motoyasu telah beralih ke mode penguntit. Sekarang apa yang harus kami lakukan padanya?

Penyebabnya.... tidak diragukan lagi karena Filo baik padanya. Ketika orang dipojokkan, lebih mudah bagi mereka untuk terobsesi pada sesuatu atau seseorang daripada yang dibayangkan. Itu berlaku bagiku dan Ren, juga. Aku tidak tahu mengapa kejadian kemarin mempengaruhi Motoyasu, tetapi hasil akhirnya Filo menyelamatkannya dari patah hati.

Sekarang setelah aku memikirkannya, Motoyasu selalu menjadi tipe orang yang selalu bersemangat tentang cinta dan romance. Tapi tunggu, menilai dari cara dia bertindak sekarang, itu berarti dia adalah tipe pria yang suka mengejar gadis-gadis daripada dikejar? Sebenarnya.... Aku tidak terlalu peduli. Memikirkan itu akan membuang-buang waktu.

“Berisik sekali kau!”

Aku mendengar suara petualang yang mungkin mencoba untuk beristirahat di sebelah.

“Berhentilah berteriak, Babi! Enyahlah!”
“B.... babi?! Apa masalahmu haah?!”

Motoyasu, yang suka wanita, sekarang menghina seorang wanita. Dia pasti sangat jelek. Aku penasaran, jadi aku membuka pintu dan mengintip ke luar.

Motoyasu berdiri di sana berdebat dengan seorang wanita yang cukup cantik. Aku cukup yakin dia penari dari kedai minuman. Aku tidak pernah bisa membayangkan Motoyasu yang aku tahu melakukan sesuatu seperti ini. Apa yang sedang terjadi di kepalanya? Aku penasaran apa yang dilihatnya sekarang ketika melihat Raphtalia atau wanita itu. Rasa ingin tahuku terusik. Mungkin dia telah terkena semacam kutukan.

“Harus apa kita? Kalau begini, dia akan terus menghalangi kita.”
“Filo. Bertanggung jawablah dan seret Motoyasu----”
“Tidaaaak!”

Aku bingung apa yang harus dilakukan. Motoyasu sepertinya tidak akan mudah menyerah.

“Kita keluar dari jendela dulu saja sekarang. Kita akan menjelaskan situasinya kepada pemilik penginapan dan kemudian lari. Untuk kereta, bagaimana ya....”
“D.... dimengerti.”

Jika kami mencoba pergi ke gudang tempat kereta itu diparkir, aku punya firasat Motoyasu akan mengetahuinya dan sampai di sana sebelum kami bisa melarikan diri.

“Keretaaa Firo....”

Filo pasti mengerti itu, karena dirinya terlihat khawatir. Motoyasu pasti memiliki semacam kekurangan mental. Mengapa semuanya berakhir seperti ini? Itu tidak masuk akal. Kenapa kami lari dari Motoyasu? Bukankah sebaliknya waktu kemarin?

“Motoyasu akan tahu kita pergi jika mendengar suara berisik keretamu, kau lupakan saja keretamu dulu. Kita mengambilnya lagi ketika situasinya sudah aman!”
“Baik ....”

Kekecewaan Filo tampak jelas, tetapi dia mengangguk dengan ragu. Jadi dia benar-benar memilih menjauh dari Motoyasu daripada keretanya? Dia pasti sangat tidak menyukainya.

Jadi, begitulah, kami melarikan diri dari penginapan.


Kami menggunakan portalku untuk segera menuju kastil. Aku ingin memberi Ratu kabar terbaru mengenai Witch. Filo masih melihat sekeliling dengan curiga.

“Kita pasti tahu jika ada Motoyasu disini. Kau terlalu waspada.”
“Firo tahu.... tapi Firo merasa dia akan di dekat Firo, eghuhuhu!”

Aku tidak berpikir dia bisa membencinya lebih dari ini. Motoyasu akan gagal dan hanya membuat segalanya lebih buruk.

Tetap saja, Motoyasu tidak akan muncul di kastil... mungkin. Orang-orang akan mengenalinya begitu dia memasuki Kota Kastil, jadi tidak mungkin baginya untuk bersembunyi. Dia mengandalkan bola kristal sihir dan tidak pernah belajar sihir, jadi aku cukup yakin dia tidak memiliki trik lain soal sihir. Aku ragu dia bisa menggunakan sihir untuk menyembunyikan diri seperti Raphtalia. Jika bisa, Raphtalia bisa merasakannya.

Jika dia punya skill yang mungkin bisa membuatnya tersembunyi, maka kami tidak akan dapat melakukan apa pun lagi. Tetapi menilai dari bagaimana dia bertindak sejauh ini, aku tidak ragu dia akan mendekati Filo seperti orang bodoh. Selain itu, dia mungkin masih berjaga-jaga di dekat kereta.

“Jangan khawatir ya.”
“Boo....”

Kami menuju ke ruang tahta, tempat Ratu mengurus dokumen. Aku memberi tahu Ratu tentang apa yang terjadi kemarin.

“Apa tidak ada solusi yang solid untuk mengatasi tindakan putrimu, Witch? Aku merasa ingin langsung membunuhnya begitu bertemu lagi dengannya.”

Aku yakin Witch tidak ada gunanya, jadi mungkin yang terbaik adalah melakukan sayembara hadiah untuk kepalanya atau membunuhnya.

“Meski begitu kenyataannya.... aku masih mau meminta kalian untuk membawanya hidup-hidup kemari.”

Dibawa hidup-hidup setelah semua yang terjadi? Itu tidak cocok untuk seseorang dengan hadiah sayembara di kepalanya.

“Aku penasaran bagaimana bisa dia melewati perbatasan? Untuk rekan Pahlawan Tombak lainnya dapat dimengerti bisa melakukan itu karena ditemani oleh orang tua mereka, tetapi dia....”
“Mengingat apa yang Elena dan Motoyasu katakan kepada kami, tidak diragukan lagi dia baru saja menyeberang dari negara lain.”

Aku yakin seseorang akan mengenali Witch jika dia mencoba menyeberang di pos pemeriksaan perbatasan. Bagaimanapun, dia adalah mantan putri Melromarc. Untuk menyiasatinya, dia harus melakukannya.... menyeberangi pegunungan. Witch melakukan itu? Dia bukan tipe orang yang rela menderita untuk tujuannya sendiri. Aku tidak bisa membayangkan dia kembali ke Melromarc dengan metode kasar seperti itu. Mungkin dia menyelundupkan dirinya. Dia bisa saja bersembunyi di antara barang kiriman. Yang satu itu tampaknya memungkinkan, setidaknya.

“Apa segel budak tidak bisa menemukan lokasinya?”
“Tidak bisa.... Entah bagaimana cara dia menghalangi sistem kerja segel budak. Ada masalah lain juga.”
“Apa lagi sekarang?”
“Tempat yang berfungsi sebagai penjara negara rusak akibat serangan Spirit Tortoise. Aku mendapat kabar sebagian besar tahanan di sana dinyatakan tewas, tetapi....”
“Tetapi apa?”
“Mungkin saja ada yang selamat.”
“Hmm....”

Itu berarti ada kemungkinan para penjahat masih hidup dan sedang dalam pelarian. Kurasa itu terdengar seperti masalah.

“Ini hanya intuisiku, tetapi aku merasa rentetan kejadian ini ada hubungannya dengan dia. Karena banyak pejabat pemerintah yang memiliki hubungan dengan Gereja Tiga Pahlawan dikirim ke sana setelah diberhentikan selama insidenmu.”

Tunggu. Itu berarti orang-orang Gereja Tiga Pahlawan sedang dalam pelarian, bukan? Itu masalah besar. Dan sekarang sampah itu bersembunyi di Melromarc, ya? Aku harus mencari tahu tentang hal itu sebelum sesuatu yang besar terjadi. Sepertinya aku selalu tiba-tiba terjebak dalam omong kosong tanpa peringatan, yang menyulitkanku untuk mengatasinya. Sangat menyenangkan mendengar sesuatu sebelum hal tersebut terjadi.

Tapi, hampir dipastikan ada hubungan antara itu dan Witch. Gereja Tiga Pahlawan mungkin terlibat untuk membantunya melintasi perbatasan.

“Bukankah lebih baik kita tidak berpikir panjang dan bunuh dia saja?”
“Aku ingin menghindari itu, jika memungkinkan....” Ratu menolak usulanku lagi. “Jika kita berhasil dibawa dalam keadaan hidup, kita bisa memaksanya untuk mengekspos hubungannya dengan sisa-sisa pengikut Gereja Tiga Pahlawan.”
“Jadi begitu .... Kalau begitu dapatkan informasi sebanyak mungkin agar kami puas berhasil menangkapnya dalam keadaan hidup.”
“Baik, aku mengerti.”
“Apa para tahanan di sana tidak diberi segel budak?”
“Iya, mereka diberi segel budak, tapi penjaga yang memiliki kepemilikan mereka meninggal dalam serangan Spirit Tortoise.”

Ah, itu masuk akal. Orang yang memiliki wewenang untuk menghukum mereka tidak lagi hidup. Berantakan sekali.

“Kalau boleh jujur, ada alasan lain aku ingin kalian menangkap dia hidup-hidup.”
“Apa itu?”
“Secara khusus, aku bermaksud menggunakannya sebagai sarana untuk menghindari perang. Katakan saja itu melibatkan menahan air mataku dan menawarkannya sebagai pengorbanan.”

Pengorbanan, ya? Kurasa itu sebabnya Witch tidak muncul di kastil. Tapi tidak .... Ratu tidak sejahat itu. Jika Witch tidak menyebabkan begitu banyak masalah, aku yakin semuanya bisa diselesaikan dengan lebih baik. Itu jelas dari cara Ratu yang selalu berusaha mengembalikan perasaan hatiku.

“Merelakan dirinya pada takdir adalah hal yang paling dia benci. Itu sebabnya dia tidak mau menerima ini, dia hindari itu mulai dari menolak sepenuhnya, memohon padaku dan lari tanpa melihat ke belakang. Agar bebas dari hukuman itu, dia berpetualang dan harus membantu pahlawan.”
“Oh? Dengan kata lain, dia seharusnya sedang menghindari itu.”

Sangat bodoh. Dia seharusnya tetap diam dan tetap menancapkan taringnya ke Motoyasu.

“Detail hukumannya itu membuat wanita bangsawan mana pun lebih memilih ingin bunuh diri. Dengan kata lain, itu adalah hukuman yang lebih buruk daripada kematian.”

Hmm.... Aku jadi penasaran sama hukuman itu, tetapi pada saat yang sama aku merasa mungkin lebih baik tidak tahu.

“Ini adalah ancaman paling efektif untuk melawan dia. Sepertinya itu tidak lagi hanya menjadi ancaman sekarang.”
“Masa bodo. Baik, tolong lakukan sayembara hadiah itu, jika memungkinkan syaratnya bawa dia dalam keadaan hidup atau mati, tetapi tambahkan saja bagi yang membawanya dalam keadaan hidup akan mendapat hadiah tambahan.”
“Aku rasa tidak ada pilihan lain. Sesuai dengan saranmu, Tuan Iwatani. Setidaknya itu yang bisa aku lakukan sebagai ibunya. Aku harus bertindak sekecil apapun agar dia tidak menambah masalah lain lagi.”

Ratu mengangguk dan kemudian memberi perintah kepada salah satu bawahannya. Dan sekarang Witch menjadi penjahat yang diburu, baik hidup atau mati. Masalahnya dia bersama Ren sekarang. Aku hanya berharap dia tidak mengamuk dan akhirnya menjadi pemimpin dari kejahatan atau semacamnya.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar