Minggu, 15 Maret 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 11 - Anjing Kecil Dengan Kain Pinggang

Volume 11
Chapter 11 - Anjing Kecil Dengan Kain Pinggang


Setelah selesai berbicara dengan ratu dan kembali ke desa....

“Selamat kembali, Kaka!”

Aku hampir tidak bisa mempercayai mataku, ada seekor anak anjing yang mengenakan kain dipinggangnya dan bersuara seperti Keel berlari dan menyambutku kembali. Dia tampak seperti Siberian Husky. Anak anjing itu memiliki bulu yang lembut dan berdiri paling tidak setinggi 80 cm mulai kaki hingga kepalanya. Alasan aku mengatakan menyebutnya anak anjing karena wajah dan tubuhnya terlalu seperti anak anjing. Anak anjing itu mengenakan kain untuk menutupi pinggangnya dan tampak sangat bangga ketika mengenakannya.

“K.... Keel-kun?”
“Kau ....”
“Hehe, luar biasa, kan? Kak Sadeena yang mengajariku.”

Keel membusungkan dadanya dengan bangga, tapi.... penduduk desa lainnya sepertinya tidak yakin apa yang harus dilakukan. Luar biasa? Dia berubah menjadi hewan peliharaan kecil yang imut. Tetapi sayang sekali dia lebih mirip anak anjing. Aku kira secara teknis itu adalah wujud therianthrope, tetapi anjing adalah deskripsi yang lebih tepat menggambarkan wujud Keel sekarang. Sadeena tampak agak bangga juga. Dia menggangguku. Dia terus menerus menggangguku.

“Aku lihat Keel-chan punya potensi menjadi therianthrope, jadi aku coba ajarkan dia caranya.”
“Potensi, ya?”
“Keel-kun, kamu jadi imut sekali?!” Rishia, yang biasanya mendekam di perpustakaan sedang ada di luar sekarang, dia pasti sedang beristirahat dari latihan bela dirinya.
Dia mendekat, mengangkat Keel, dan mulai mengelusnya.

Rishia tampaknya berlatih cukup sering dengan Wanita Tua belakangan ini. Dia terus berlatih saat kami bertarung di turnamen Colosseum setiap kali dia tidak sibuk mengumpulkan informasi. Wanita Tua menyebutkan bahwa pertempuran kami di dunia lain telah mempercepat perkembangan kemampuannya. Dia hanya bisa menggunakan kondisinya maksimalnya untuk melawan Kyo sejauh ini, tetapi jika dia bisa belajar menggunakannya sesuka hati, itu akan menjadi sesuatu yang layak untuk dilatih.

“Hei! Lepaskan aku, Kak Rishia!”

Keel mengeluh, tetapi Rishia tidak berhenti mengelusnya. Aku benar-benar bisa memahaminya. Singkatnya, aku juga ingin mengelus Keel dalam wujud anak anjingn begitu melihatnya.

“Lalu? Apa ada orang lain di desa yang memiliki potensi punya wujud therianthrope? Sama bagaimana kemampuan bertarung mereka nanti?”
“Itu tergantung pada ras, tetapi secara statistik meningkat, sepertiku,”
“Hmm....”
“Sangat jarang ada yang memiliki potensi ini, jadi aku rasa tidak ada banyak anak desa yang punya potensi ini.”
“Begitu. Bagaimana dengan Raphtalia?”
“Raphtalia-chan tidak punya potensi.”

Jika Raphtalia punya wujud therianthrope.... atau mungkin wujud Raph-chan? Aku berpikir begitu karena wujud patung Tanuki muncul dalam pikiranku. Aku berdiri di sana menatap Raphtalia selama beberapa saat, dan kemudian dia marah.

“Kamu pasti sedang memikirkan hal yang aneh-aneh ya? Seperti kamu berpikir bila aku punya wujud therianthrope maka wujudku akan seperti Raph-chan?”
“Apa itu benar, Kaka?”

Keel tampak benar-benar ingin tahu. Aku berbalik dan bertindak seolah-olah aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan.

“Wah, apa secantik itukah dia sekarang?”
“Iya. Keel-kun sangat imut!” 

Atla bersama Fohl berjalan mendekati kami dan mendengarkan Rishia dengan ekspresi bingung di wajahnya. Atla bisa merasakan kehadiran seseorang, jadi masuk akal dia tidak bisa menilai penampilan seseorang karena dia buta.

“Jangan sebut aku imut! Aku itu seharusnya keren?”
“Imut jelas lebih menggambarkan dirimu sekarang ini. Kau bisa menjadi rival Raph-chan,” gumamku.

Keel menunduk kecewa.

“Rafu rafu!”

Raph-chan menyadari ada keributan dan datang lalu berdiri di sebelah Keel. Itu sempurna. Maskot desa kami sudah lengkap sekarang. Filo? Tidak tahu kemana.

“Tidak mungkin .... Kupikir akhirnya aku terlihat keren....”
“Yang ada, wujud biasamu mendekati keren,” kataku.

Penampilan feminin Keel yang biasanya juga masih termasuk kategori imut. Sadeena menatap Keel dan tertawa sebelum menjatuhkan bom yang sebenarnya.

“Ngomong-ngomong, Fohl-chan juga memiliki potensi.”
“Alps benar-benar berbakat.”
“Apa itu ‘Alps’?! Maksudmu itu Fohl-kun?” bentak Raphtalia.
“Ya. Itu nama panggilan yang diam-diam aku gunakan untuknya setelah dia mengatakan hal yang mirip dalam pikiranku. Bagaimana menurutmu, kita panggil dia begitu saja?”
“Aku yakin alasan dibalik itu adalah sesuatu yang mengerikan,” balas Raphtalia.
“Aku tidak bisa membantahnya.”
“Apa... dia bilang...” erang Atla.

Hah? Apa yang membuat Atla kesal?

“A ... Atla?”
“Onii-sama, kau mendapat panggilan khusus untuk dari Tuan Naofumi. Setelah itu, kau berusaha menambah daya tarik dengan wujud imutmu nanti. Kau berniat mencuri hati Tuan Naofumi, bukan? Aku cemburu. Iri!”
“Ti... tidak benar! Aku tidak berniat melakukan itu!”

Aku tidak pernah berpikir sampai kesana. Aku memutuskan untuk mengabaikan keduanya dan memeriksa level budak-budak desa. Oh, mereka semua menaikkan level dengan cukup cepat.

Untuk Rishia.... Hmm? Dia level 69, yang berarti dia hampir tidak naik level sama sekali. Ketika kami melawan Spirit Tortoise.... Itsuki sudah membuatnya naik ke level 68, dan kemudian kami pergi ke dunia Kizuna setelah itu. Begitu kami kembali ke dunia ini, dia mulai membantu leveling para budak, tetapi tetap saja.... kenaikan levelnya sangat lambat.

Kenaikannya juga sangat lambat di dunia Kizuna. Dia terjebak tepat pada titik di mana dia sepertinya dapat naik ke level 70 kapan saja. Sepertinya dia mencapai level 69 dengan sangat cepat dan kemudian berhenti naik tepat sebelum level 70. Seolah-olah dia itu adalah bayaran untuk naik ke level 69 begitu cepat. Apakah ini pertanda dia akhirnya akan memenuhi potensinya? Aku harus mengawasinya.

Kurasa segalanya berjalan seperti yang diharapkan. Bagaimanapun juga, budak desa yang menunjukkan minat bertarung telah mencapai sekitar level 40. Itu berarti sudah hampir waktunya untuk kenaikan kelas. Kupikir kami mungkin harus pergi mengurus upacara Kenaikan Kelas sekaligus dalam waktu dekat.

“Yah, sepertinya kalian semua sudah siap untuk kenaikan kelas.”
“Ooh! Kenaikan kelas?!” Keel kembali bersemangat dan merespons dengan penuh semangat.
“Ya. Dari kelihatannya, selain kau, Keel, ada beberapa budak lainnya perlu melakukan Kenaikan Kelas. Kalian, ingin melakukan upacara Kenaikan Kelas juga?”
“Ya!”

Budak lainnya juga mulai bersemangat.

“Baiklah, nanti aku antarkan kalian untuk melakukan Kenaikan Kelas. Filo, kau tahu apa artinya itu.”
“Ya! Tapi Orang Tombak....”
“Tak perlu khawatir. Aku yakin dia tidak akan muncul di Jam Pasir Naga.”

Kami menggunakan portalku untuk pergi, jadi aku yakin Motoyasu masih berada di penginapan menunggu kami keluar.

Itu mengingatkanku. Aku sebelumnya sudah bicara dengan Pak Tua Toko Senjata mengenai ada budakku yang lihai dan aku ingin menjadikan dia sebagai muridnya.

“Apa kalian ras Lumo ada di sekitar sini?”
“Ada apa?”

Semua Lumo berkumpul di dekatku. Mereka ahli memiliki keterampilan tangan yang bagus, dan mereka benar-benar mengambil inisiatif untuk menangani sebagian besar pekerjaan sambilan di desa. Seluruh kelompok itu beradaptasi cukup cepat karena ada Imiya yang menemai mereka. Saat ini, mereka sedang menggali lubang di tepi desa yang berfungsi sebagai tempat tinggal mereka.

“Apa kalian semua sudah naik level juga?”
“Iya. Kami sudah sedikit naik level dari sebelumnya dan berhasil mencapai level 30.”

Paman Imiya menjawab mewakili mereka. Imiya sedang bekerja keras untuk membuat aksesoris, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya, jadi aku tidak akan mengganggunya.

“Aku mengerti. Aku ingin salah satu dari kalian yang mau belajar pandai besi ikut denganku. Aku pernah membahas dengan kenalanku agar mendapat ajaran darinya.”
“Pandai Besi? Kalau begitu, aku akan pergi.”

Paman Imiya mengangkat tangannya. Hah?
Dia punya pengalaman itu atau semacamnya?

“Aku adalah pandai besi di desa kami, jadi itu akan membantu.”
“Bagus. Baiklah, kau ikut aku.”
“Dimengerti.”
“Aku juga mungkin akan mencari seseorang yang pernah bekerja di tambang batu bara. Apa ada yang bisa?”
“Kami semua ahli dalam penambangan.”

Kelompok yang sangat berguna. Sedikit demi sedikit, aku meminta para budak belajar menangani jenis pekerjaan baru agar operasi ini berjalan dengan lancar. Itu pekerjaanku. Sama seperti Kizuna dan yang lainnya.

“Baiklah. Sisanya tetap mengerjakan tugas dan menaikkan level, dan jangan bermalas-malasan.”
“Baik!”

Benar-benar kelompok yang bersemangat.

“Baiklah, Raphtalia, tolong gunakan Return Transcript, bisa kan?”
“Iya. Portalmu masih cooldown, ya, Tuan Naofumi?”
“Ya. Selain itu tujuan kita adalah Jam Pasir Naga, skill milikmu lebih cepat, Raphtalia.”
“Oke, setelah semua orang berkumpul, kita akan pergi.”

Jadi, setelah menunggu sebentar, kami berteleportasi.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar