Senin, 30 Maret 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 15 - Pria Bertopeng

Volume 11
Chapter 15 - Pria Bertopeng


“Oke, kurasa kita sudah cukup menaikkan levelnya, mari kita fokus untuk menemukan bandit-bandit itu sekarang. Kita bisa leveling kembali setelah mencuri barang rampasan mereka.”

Aku memanggil semua orang setelah kami selesai memusnahkan banyak monster berbahaya.

“Tunggu! Rampasan mereka akan kau apa kan?!”
“Maksudmu, kita harus mengembalikan semua rampasan itu kepada pemilik aslinya yang tempat keberadaannya tidak kita ketahui?”

Eclair mengerang mendengar jawabanku. Dia telah mengatakan hal yang serupa saat kami berurusan dengan Spirit Tortoise.

“Jika bisa dibuktikan milik siapa, boleh dikembalikan. Tapi apa ada yang bisa membuktikan itu?”

Eclair tampaknya menyerah dan menghela napas dalam-dalam.

“Haah... Tanpa ketangguhan hati sepertimu, Iwatani-dono, akan sulit bagiku mengurusi wilayahku?”
“Raphtalia, apa kita salah jika merampas barang dari pencuri?”
“Hah? Tentunya tidak, kan? Justru yang mencuri lebih awal lah yang berbuat kesalahan?”
“Rap.... Raphtalia?”
“Hmm... Aku merasa respons Eclair sebenarnya adalah jawaban yang tepat.” Tapi, aku tidak akan berubah pikiran sekarang. “Tapi, rampasan bandit itu milikku. Ini akan membantu menutupi dana untuk rekonstruksi.”

Selalu ada kemungkinan aku tiba-tiba membutuhkan uang, seperti waktu membeli budak Lurolona baru-baru ini. Tidak ada yang namanya memiliki terlalu banyak uang.

“Jadi itu suatu keharusan? ... Aku sekarang tidak tahu manakah yang benar.”

Eclair bingung. Apa yang terjadi? Aku berharap dia menunjukkan sedikit perlawanan, tapi.... Sudahlah. Itu meringankan bebanku, jadi aku tidak akan mengeluh.

“Ooh....”
“Rafu?”

Oh Raphtalia dan Raph-chan keduanya memiringkan kepala mereka ke samping secara bersamaan. Bagus sekali! Sekarang aku benar-benar bersemangat.

“Aku sekarang merasa rekonstruksi desamu bisa rampung lebih awal daripada kota,” gumam Eclair.
“Rumput sebelah selalu lebih hijau. Tak usah khawatir.”

Dia bekerja sama dengan Melty dan bangsawan, sehingga rekonstruksi kota yang diawasi Eclair juga mengalami kemajuan. Bagaimanapun juga, masih ada kekurangan tenaga di desaku. Itu tidak lain hanyalah beberapa rumah dan beberapa lahan pertanian sekarang, jadi itu jauh dari apa yang disebut kota.

“Tahu... tapi cepat atau lambat akan mendahului....”
“Jika sampai membuatmu pusing begitu, hentikan latihan bela dirimu dan bantu Melty!”

Astaga! Dia tidak punya hak untuk iri padaku jika dia hanya menjadi otak otot yang terobsesi dengan pelatihan. Dia perlu memutuskan dia ingin menjadi petarung bela diri atau politisi.

“Sudah sampai situ dulu, kita sudah memburu cukup banyak monster. Sekarang saatnya untuk berburu bandit.”

Kami mulai membuat persiapan di pegunungan dekat jalan yang telah diduduki para bandit.

“Aku yakin kalian semua tahu ini, sebagian besar bandit hanya berlevel 40 paling tinggi. Atasi mereka seperti biasanya.”

Perlu kepercayaan publik agar bisa melakukan upacara Kenaikan Kelas, sehingga tidak banyak bandit berlevel lebih dari 40. Tentu saja, mungkin saja ada bandit yang melakukan upacara Kenaikan Kelas di Zeltoble atau semacamnya. Kami bertemu satu kali saat menjajakan dagangan dulu. Seseorang mungkin perlu memiliki catatan pertempuran di Colosseum untuk melakukan itu. Tapi tidak masuk akal bagi seseorang untuk menjadi bandit jika mereka bisa menghasilkan uang di Colosseum. Apa pun itu, sebenarnya aku juga tidak peduli.

“Untuk saat ini kita akan berpencar, satu kelompok dua orang dan pergi mencari bandit atau tempat persembunyian mereka. Kita membutuhkan lebih banyak informasi sebelum mengurus pemimpin mereka.”

Cara tercepat untuk menemukan tempat persembunyian mereka adalah dengan menemukan beberapa bandit dan membuat mereka berbicara. Kami perlu menangkap bandit untuk mulai. Oke, waktunya membagi kelompok... Aku baru saja membagi semua orang berdasarkan siapa yang akur atau melengkapi satu sama lain dengan baik.

“Fohl bersama Atla, Raphtalia bersama Eclair, dan terakhir Filo bersama Rishia. Tiga kelompok berpencar untuk mencari bandit. Jika kurang suka, pisah dan cari pasangan lain.”

Aku mengangkat Raph-chan ke lenganku dan mulai berjalan pergi.

“Raph-chan akan bersamaku. Ayo, Raph-chan, waktunya main!”
“Rafu!”
“Kenapa begitu?!” Raphtalia mulai mengeluh.
“Kita sebaiknya menghindari bergerak dalam kelompok besar. Berdasarkan apa yang kita ketahui tentang Lord, aku akan berpasangan dengan Raph-chan agar terlihat sendiri, nanti kita lihat apa dia memakan umpan ini atau tidak. Jika sesuatu terjadi, Raph-chan akan memberitahumu, Raphtalia. Benar, kan, Raph-chan?”
“Rafu! Rafu rafu!”

Menjadi familiar, Raph-chan bisa mengirim Raphtalia sinyal bahaya jika diperlukan. Karena Raphtalia adalah salah satu petarung yang lebih handal di antara kami, aku ingin dia bisa bergerak bebas. Raph-chan juga tampak bersemangat untuk membantu. Tentu, jika aku bertemu monster apa pun, aku mungkin akan kesulitan melawan mereka, tetapi melarikan diri tidak akan menjadi masalah. Sepertinya tidak ada aturan yang mengatakan aku harus tetap berdiri tegak dan melawan monster atau penyerang yang muncul. Jika kemungkinan terburuk terjadi, aku yakin S’yne akan datang jika aku memanggilnya.

“Itu masuk akal. Oke. Ayo pergi, kalau begitu,” kata Eclair.
“Baik.” Raphtalia akhirnya setuju ketika Eclair mengajaknya.
“Atla, aku cukup mengandalkan insting hebatmu. Carikan tempat persembunyian bandit.”
“Serahkan pada saya! Ayo, Onii-sama! Ayo pergi!”
“Ugh....” Fohl bersikap sebal ke arahku seperti biasa, tetapi adiknya menyeretnya dan mereka mulai mencari.
“Kalau begitu, kami jalan dulu,” kata Rishia.
“Firo jalan dulu ya, Tuan!”

Rishia tampak tenang ketika dia dan Filo pergi untuk memulai pencarian mereka.

“Sekarang....”

Raph-chan dan aku juga mulai mencari bandit dan tempat persembunyian mereka. Seharusnya para bandit tidak akan bisa melukaiku, mau itu serangan dadak atau langsung. Ini adalah misi yang mudah bagiku. Aku hanya berjalan menyusuri jalan setapak di gunung menikmati jalan-jalan santai, bermain dengan Raph-chan.

“Rafuuuuu!”

Raph-chan menjerit dan menunjuk jarinya seolah mencoba memperingatkanku tentang sesuatu. Apa? Aku berbalik, tetapi tidak ada seorang pun di sana. Tapi kemudian, tiba-tiba, bayangan gelap muncul di depanku, jadi aku secara naluriah mengangkat perisaiku.

“Assassinating Sword!”
“Apa?!”

Percikan terbang dari perisaiku. Bobot benturan membuat jelas bahwa itu adalah serangan yang kuat. Aku tidak yakin ada orang lain yang akan selamat dari serangan seperti itu.

“Kau itu, kenapa tiba-tiba?!”

Aku mengayunkan perisaiku dan melemparkan penyerangku ke samping. Aku melirik sekilas ke arah orang yang mencoba menusukku.

“Lawan aku dengan adil dan jujur!”
“Apa....”

Aku tidak bisa mempercayai mataku. Aku berdiri memandangi si penyerang, dan aku tak bisa berkata apa-apa. Wajah penyerang disembunyikan di balik topeng hitam yang dibuat agar terlihat seperti semacam tengkorak. Tapi berdasarkan bentuk tubuhnya, suaranya, dan cara dia memegang senjatanya, aku sudah tahu persis seperti apa wajahnya. Dia adalah Ren Amaki. Pahlawan Pedang sedang mempersiapkan dirinya, dengan pedang hitam legam yang di pegang erat olehnya.

“Hmph!”

Mungkin itu hanya imajinasiku, tetapi peralatannya tampak lebih murah dari sebelumnya. Dari apa yang bisa kulihat melalui lubang di topengnya, dia memiliki ekspresi suram dan sesuatu tentang matanya tampak aneh. Tidak, aku mungkin tidak berhak mengatakannya, tetapi dia sudah tidak bisa ditolong lagi. Pupil matanya melebar seperti pikirannya hancur atau semacamnya.

“R.... Ren?!”
“Hide.... Sword!”

Ren mulai berkilau seperti fatamorgana dan kemudian menghilang. Apa? Apa dia melemparkan semacam sihir ilusi padaku? Apa pun itu, fakta bahwa dia menggunakan skill dengan kata “Hide” dalam nama itu sangat mencurigakan, jadi aku mempersiapkan diri untuk bertarung.

“Rafu!”

Rafu memberitahuku di mana dia berada. Apa yang namanya menantang pertarungan yang adil dan jujur? Dia menyerangku dari belakang tiba-tiba dan kemudian menggunakan skill untuk membuat dirinya menghilang. Mental seperti apa yang Ren miliki sekarang? Apa “adil dan jujur” miliknya sesuai dengan sistem pertarungan dalam game? Ngomong-ngomong, ada sesuatu yang aneh dengan cara dia berbicara, seperti tanpa ambisi. Tapi apa pun, aku harus fokus pada musuh sekarang.

“Hate Reaction!”

Skill ini akan memancing para monster, tapi aku tahu itu sebenarnya memiliki efek tersembunyi tambahan saat kami berada di Pulau Cal Mira. Yaitu, itu menarik dan mengekspos musuh yang menggunakan sihir penyembunyian sederhana atau skill untuk menyembunyikan diri. Aku melihat efeknya ketika menggunakan Hate Reaction disaat yang bersamaan dengan yang  Raphtalia menggunakan Illusion Blade. Efek penyembunyian skill dibatalkan. Jadi ketika sesuatu atau seseorang bersembunyi, aku bisa menggunakan skill ini untuk menemukannya.

Aku rasa Ren telah berusaha untuk mengincar belakangku, karena dia sedang bergerak ke arah kiri belakangku. Kebodohannya benar-benar konyol, tapi itu hanya membuatku jengkel. Jika dia akan menggunakan skill yang memalukan seperti itu, dia seharusnya mengambil kesempatan untuk mundur. Itu mungkin tidak akan berhasil melawan Raph-chan atau Raphtalia.

“Sial ....”
“Ren.... Itu kau, kan? Apa yang terjadi?”
“....”

Aku harap ini adalah ilusi, tapi.... Aku tidak menyangka dia bersembunyi di sekitar sini. Mungkinkah Witch yang menjadi pemimpin para bandit? Itu akan sangat cocok untuknya. Dia jelas bukan wadah seorang putri. Dia jelas lebih cocok menjadi bajak laut atau bandit.

“Rasetsu! Shooting Star Sword!”

Ren mengayunkan pedangnya padaku untuk menyerangku dengan Shooting Star Sword. Awan partikel hitam yang berkelap-kelip seperti bintang melesat dari ujung pedangnya dan bergegas ke arahku. Aku mengulurkan perisaiku dan memblokir serangan. Itu tidak sekuat kelihatannya, jadi aku bisa memblokirnya. Ren lemah, seperti biasanya. Aku berharap dia bergegas menerapkan metode penguatan yang aku sebutkan

Aku membiarkan pertahananku terbuka saat memikirkan betapa lemahnya Ren dan dia tidak melewatkan kesempatan untuk menyerang.

“Chain Bind! Chain Needle!”

Ugh.... Perisaiku berhasil menahan serangan, tetapi aku merasakan sedikit rasa sakit menjalar di lenganku. Aku harus melindungi Raph-chan, jadi itu nyaris saja. Ren langsung melanjutkan ke skill berikutnya.

“Nama hukuman yang telah kuputuskan bagi pendosa bodoh ini adalah eksekusi dengan alat penggal! Tanpa ada waktu untuk berteriak, berputus asalah akan rasa terpenggalnya tubuhmu!”
“Guillotine!”

Rantai tiba-tiba keluar dari tanah dan membungkus tubuhku sebelum berubah menjadi sesuatu seperti kawat berduri dan menusuk kulitku. Kemudian peralatan eksekusi muncul entah dari mana dengan pisau besar tergantung di atas kepalaku.

Serangan ini.... Menilai dari tampilannya, skill itu adalah tipe serangan yang sama dengan skill Iron Maiden di Rage Shield. Sial! Tidak mungkin aku akan menerimanya begitu saja!

“Jangan bercanda!”

Aku melepaskan rantai dan menghentikan mata pisau yang jatuh dengan tanganku. Sialan, itu menyakitkan! Aku bisa melihat darah. Ren akhirnya berhasil menembus pertahananku? Menyedihkan baginya melakukan ini dengan pemakaian skill padahal dia harusnya bisa melakukan ini jika menerapkan metode penguatan. SP-ku tadinya penuh, sekarang terpotong habis.

“Ren.... tak usah main-main. Sebaiknya kau hentikan seranganmu sekarang, sebelum aku putuskan melawanmu.”
“Tuan Naofumi!”

Raphtalia mendengar peringatan Raph-chan dan lari kemari. Dia berbalik ke arah Ren dan mengayunkan katananya. Bagus! Buat dia sibuk!

“Transport Sword!”
“Ah! Kau keparat! Jangan lari!”

Sebelum aku bisa menangkapnya, Ren menggunakan skill teleportasinya dan menghilang. Apa itu tadi? Itu monster atau orang lain yang berpura-pura menjadi Ren? Tetapi penyerang telah menembus pertahananku dan itu berarti dia adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Satu-satunya cara lain yang mungkin terjadi adalah jika seseorang bisa menggunakan serangan yang mengabaikan pertahanan atau serangan yang meningkat berdasarkan pertahanan musuh seperti milik Wanita Tua.

Penyerang itu mulai bersembunyi dan menggunakan skill yang disebut Assassinating Sword. Menilai dari nama dan skill itu sendiri, itu pasti serangan pamungkas yang harus digunakan saat bersembunyi, atau menghilang entah bagaimana. Ada beberapa gerakan serupa di beberapa game. Dalam hal kelas, skill itu akan digunakan oleh sesuatu seperti seorang assassin, ninja, atau pengintai daripada prajurit atau ksatria. Itu sama sekali tidak seperti Ren yang aku tahu. Dan dia telah menggunakan pedang jahat yang tercium jelas berasal dari curse series.

Tapi... penyerangan dadak... Apa dia mencoba menjadi pembunuh player seperti dalam game online atau semacamnya? Jangan bilang Ren adalah pemimpin bandit.... Perilakunya cocok dengan informasi pemimpin bandit yang kami ketahui. Yah, kurasa dia datang dari game VRMMO yang aneh. Dan untuk melengkapi semua ini, dia telah menggunakan serangan skill dari curse series. Jika itu adalah orang lain selain aku, mereka tidak hanya akan mati seketika, tetapi mereka juga akan teriris menjadi dua. Jika Raph-chan tidak memperingatkanku, aku mungkin akan kalah dalam serangan pertama itu. Pikiran itu membuatku mual.

“Kamu baik-baik saja?”
“Ya.... tapi....”
“Ya, aku tahu. Aku melihatnya juga.” Eclair lari datang kemari juga, penuh dengan amarah. “Apa-apaan dia itu?” lanjutnya.

Aku memberikan sihir penyembuhan untuk menyembuhkan lukaku. Oh, ngomong-ngomong, skill Guillotine itu sangat menyakitkan berkat efek kutukan yang aku terima. Ditambah lagi, lukaku butuh waktu lebih lama untuk sembuh. Hanya tiga puluh menit sejak kami memulai pencarian kami untuk para bandit, dan aku sudah memiliki perasaan yang sangat buruk tentang bagaimana misi ini akan berubah.


Kami akhirnya menemukan tempat persembunyian para bandit, tetapi kami tidak menemukan Ren. Itu berarti dia menggunakan strategi pengecut hanya melawan untuk orang sendirian, seperti yang kami dengar.

“Astaga... Cara membersihkan ini bagaimana?”
“Tak kusangka, pemimpin banditnya adalah Pahlawan Pedang....”
“Aku cukup yakin, dia dibantu Witch juga.”
“Maksudmu mantan putri? Mau berapa kali dia itu merencanakan hal bodoh?”

Witch juga tidak berada di tempat persembunyian. Dia mungkin bersembunyi di tempat lain. Kurasa aku akan mulai dari membuat para bandit itu berbicara.... hmm?

“Umm....”

Aku mendekati salah satu bandit yang bertanggung jawab atas tempat persembunyian dan melihat wajahnya lebih dekat. Aku pernah melihat orang ini sebelumnya. Dan baru-baru ini juga. Tunggu, bukankah dia salah satu bandit yang ditangkap oleh Ren? Apa yang dia lakukan di sini?

“Hei.... Kau sudah pernah ditangkap?”

Dia adalah salah satu bandit yang selalu ada setiap kali aku mengancam mereka memakai Filo. Dia bertingkah sangat tangguh saat pertama kali kami sampai di tempat persembunyian, tetapi kakinya mulai bergetar dan dia mulai melihat sekeliling dengan gugup begitu dia melihatku. Jadi aku menunjuk padanya di mana Filo sekarang ini.

“Ra! Fu! Fu!”

Raph-chan memiliki seringai jahat di wajahnya. Aku suka bagaimana dia selalu bermain dengan sangat baik. Raphtalia bisa belajar satu atau dua hal darinya.

“Baiklah, Filo, selamat ma----”
“Aku menyerah!”

Bandit ini langsung menyerah, dan itulah mengapa kami berakhir di sini. Seperti biasa, bandit-bandit lain sudah mulai memanggil nama teman bandit kami seperti “kucing ketakutan.” Tentu saja, aku dengan cepat menempatkan mereka di tempat yang sama.

“Kau kenal bandit ini? Apa hubunganmu dengannya, Iwatani-dono?”
“Hubungan untung sepihak. Aku pernah bertemu dengannya sewaktu namaku masih belum bersih. Karena itu, aku tidak bisa menyerahkan mereka ke penjaga setempat dan kuputuskan untuk merampas hasil jarahan mereka. Setelah itu, kami bertemu lagi pada saat ada kasus penculikan Melty, aku memutuskan untuk bermalam di tempat persembunyian mereka.”
“Kau menangkap basah dia namun dia tidak bisa ditindak lanjut.”
“Kurang lebih. Setelah itu, aku melihatnya lagi sekitar seminggu yang lalu dalam keadaan tertangkap basah oleh Ren, dan sekarang ini yang keempat kalinya.”
“Bandit seperti dia, kenapa bisa ada di sini?”
“Itulah yang aku coba tanyakan padanya.”

Yang lain dengan cepat menangani setiap bandit yang masih memiliki kekuatan untuk bertarung. Ada lebih banyak dari kami saat ini, jadi semuanya berjalan sangat lancar.

“Siapakah orang-orang ini?! Mereka adalah monster!”
“Benar! Monster-monster ini sama kuatnya.... tidak, mereka bahkan lebih kuat dari pemimpin!”
“Memuji kami tidak akan memberimu apa-apa. Jadi, bayarlah.”
“Kenapa malah menagih mereka?!”

Raphtalia menegurku lagi. Aku mulai merasa ini adalah panggung komedi.

“Ugh....”
“Nah, padahal sudah tertangkap, kenapa kalian bisa kembali jadi bandit lagi?”

Ketika aku memikirkannya, tidak ada yang masuk akal tentang orang ini. Dia seharusnya berada di balik jeruji besi penjara atau semacamnya sekarang.

“Benar. Apa yang terjadi?” tanya Raphtalia.
“Sewaktu kami dalam perjalanan menuju penjara, kereta kami disergap oleh bandit dan kami melarikan diri dari....”
“Hmm....”

Kacau sekali. Kereta itu disergap saat mereka sedang dalam perjalanan... Itu berarti ada teman mereka yang menyelamatkan mereka? Keamanan di negara ini secara mengejutkan lemah. Aku mungkin akan berbicara dengan ratu tentang hal itu.

“Lord.”
“Reeeeennnnn!”

Aku berteriak tanpa sengaja. Idiot itu! Apa yang dia dapatkan dari menyelamatkan bandit?! Lebih buruk lagi, dia menyelamatkan bandit yang dia tangkap! Apa yang dia pikirkan?! Apakah ini semacam jebakan? Tidak, aku rasa itu berbeda.

“Huh.... Apa yang dia pikirkan?”

Suara Raphtalia dipenuhi dengan kekesalan. Aku merasakan hal yang sama. Bahkan Eclair terlempar oleh serangan balasan bandit itu.

“Kapan itu terjadi?”
“Umm.... Sekitar seminggu yang lalu.”

Itu berarti hanya sesaat setelah Ren melarikan diri. Apa Witch memikat Ren dan kemudian segera membentuk grup bandit?

“Oh begitu. Masih satu bahasan, apa Ren, bukan.... apa Lord kalian datang kemari bersama wanita lacur berambut merah?”
“Umm..... Ada satu atau dua hal yang ingin aku sampaikan mengenai penggambaran dia dari sudut pandang Tuan Naofumi, tetapi aku cukup yakin itulah yang paling sesuai.”
“Wanita? Lord selalu sendirian.”
“Ya, dia selalu sendirian. Dia bahkan menjaga jarak dari anggota partynya,” kataku. Dalam istilah game online, Ren adalah apa yang Kau sebut pemain solo.
“Aku tidak tahu kenapa, aku mulai merasa kasihan padanya.”

Ren sedang kesepian, bahkan Raphtalia pun merasa kasihan kepadanya. Tapi Witch mungkin masih bersamanya, hanya saja kesaksian mereka berkata Ren sendirian. Mungkin saja, sepertinya para bandit tidak berusaha menyembunyikan Witch atau apa pun. Sejauh yang aku tahu, mereka benar-benar tidak tahu apa-apa dan belum melihatnya. Itu berarti Witch tidak lagi bersama Ren?

Sebenarnya, aku baru menyadari peralatan Ren tadi tampak sangat lusuh. Aku yakin dia punya banyak uang karena dia merampok petualang. Sepertinya dia tidak akan menjual peralatannya yang bagus untuk memenuhi kebutuhan hidup atau semacamnya. Mungkin dia memberikan semua uang kepada Witch untuk mendanai gaya hidupnya yang mewah. Tidak... Kelihatannya itu tidak mungkin, dilihat dari seberapa banyak jarahan para bandit di sini.

“Sebenarnya dia itu mau berbuat apa? aku penasaran,” gumam Raphtalia.

Apa Witch dan orang lain dibalik semua ini, atau dia sudah membuang Ren? Aku kira kami bisa menunggu jawaban sampai kami menangkapnya untuk mencari tahu. Sekarang telah dia muncul, kami perlu menangkap Ren sebagai prioritas utama kami.

“Ren sepertinya memakai pedang dari curse series. Berhadapan dengannya sendiri cukup berbahaya, jadi kita harus berhati-hati.”
“Benar sekali,” kata Raphtalia.
“Nah, soal curse yang dia pakai.....”

Berdasarkan pada jenis skill yang ia gunakan dan seberapa kuat serangannya, aku tidak ragu itu termasuk dalam curse series. Jika kami dapat mencari tahu detailnya berdasarkan perilakunya, ada baiknya untuk memikirkan itu. Pertanyaannya, curse apa itu?

Kami tahu ada curse amarah.... Dengan asumsi ada kutukan lain, mungkin saja termasuk dari tujuh dosa besar. Tapi skill yang digunakan Ren adalah.... Guillotine. Itu mirip dengan skillku karena menggunakan instrumen penyiksaan atau eksekusi, tetapi itu masih bukan skill yang sama. Jika ada curse selain amarah, aku rasa tidak aneh jika perwujudan skillnya berbeda-beda.

“Wrath Shield.... awalnya disebut Rage Shield, aku menduga penamaannya berasal dari tujuh dosa besar. Adakah konsep itu di dunia ini?”

Raphtalia berasal dari daerah pedesaan, jadi mungkin lebih baik bertanya kepada Eclair tentang hal seperti ini.

“Ya, aku pernah mendengar konsep serupa tentang dosa-dosa yang ada dalam catatan legenda para pahlawan sebelumnya.”

Beberapa pahlawan sebelumnya yang berasal dari dunia lain seperti aku mungkin telah memperkenalkan konsep itu. Lagipula, para pahlawan yang dipanggil dari dunia lain mungkin adalah tipe orang yang menyukai hal semacam itu.

“Aku mau memastikan tujuh dosa besar yang ada di dunia ini. Apa itu terdiri dari kebanggaan, kecemburuan, kemarahan, kemalasan, keserakahan, kerakusan, dan nafsu, kan?” Eclair mengangguk menanggapi pertanyaanku.
“Sama persis, Iwatani-dono.”

Curse series yang aku buka adalah kemarahan, atau murka, yang aku rasakan terhadap Witch, Sampah, dan semua orang di dunia ini. Untuk Ren.... mungkin nafsu bisa disingkirkan. Dosa-dosa yang tersisa semuanya tampak mungkin, jadi tidak ada cara untuk mengetahui mana yang paling tepat.

“Ngomong-ngomong, kenapa tidak ada kabar yang sampai pada kita bahwa Pahlawan Pedang telah menjadi ketua bandit.”
“Mungkin itu karena dia mengenakan topeng,” tebak Raphtalia. 
“Kurasa itu bisa menjelaskannya.”

Jika dia mengubah pedangnya, mereka tidak akan tahu dia adalah pahlawan. Pahlawan Pedang mengendalikan grup bandit.... Aku rasa setiap rumor yang terdengar gila akan dihabisi sebelum hal itu sampai ke kami.

“Apa di antara kalian para bandit tidak ada yang mengenali suara Pedang Pahlawan?”
“Kami diancam akan dibunuh, aku tidak bisa memberitahu siapa-siapa. Jika kami sembarangan mengucap, kami akan terbunuh oleh dia!”

Ah, ya, Ren benar-benar tertutup. Mungkin itulah sebabnya dia juga berusaha menyembunyikan wajahnya dengan topeng.

“Jujur saja, aku merasa lega bisa tertangkap sekarang. Mulai dari sini, aku bisa tenang berjalan.”
“Oh ya?”

Apa yang dipikirkan Ren? Aku merenungkannya sementara kami mengikat para bandit dan terus mengambil alih harta rampasan mereka.

“Astaga, apa semua pahlawan seperti ini?”
“Mana aku tahu. Jangan samakan aku dengan mereka.”
“Iwatani-dono.... Apa ini termasuk dari keharusan tugas yang diemban penguasa wilayah?”
“Bahas itu lagi? Mau sebanyak apapun kau bertanya, aku tetap tidak tahu. Apa yang dulu orang tuamu lakukan juga, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, karena aku hanya tahu luarnya saja.”
“Ayahanda juga terlibat dalam urusan gelap juga?” guam Eclair.

Eclair sepertinya merasa tertekan pada sesuatu. Kurasa aku akan meminta Raphtalia atau Sadeena menjadi terapis untuknya nanti.

“Kesampingkan itu dulu, kita fokus pada Ren sekarang. Jika kita membiarkannya terus berkeliaran, tidak hanya akan lebih banyak orang terluka, tetapi mungkin saja dia akan bertemu dengan orang-orang yang mencoba membunuh para pahlawan. Kita harus menangkapnya entah bagaimana.”

Ren masih bertingkah seperti ini semua adalah game, dan setiap kali segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginannya, dia tidak akan mempercayai siapa pun dan menutup-nutupi hal-hal yang tidak menguntungkannya. Dia membutuhkan penyesuaian sikap. Setidaknya kalau aku, aku mencurigai semua orang termasuk orang baik sekalipun. Sebaliknya, kami adalah orang-orang yang paling mencurigakan untuknya. Kami perlu mencari tahu siapa dalangnya. Jika tidak, siapa yang tahu kapan mereka akan kembali menggigit kami? Saat ini, itu berarti kami harus menangkap Ren dan memastikan dia tidak terbunuh.

“Tapi.... menangkap seseorang yang di luar kendali dan memiliki senjata curse series, sudah pasti akan sangat sulit,” kataku.
“Itu saja sudah sulit. Kita harus memastikan dia tidak mati juga. Jika hanya perlu melumpuhkannya masih ada cara,” jawab Raphtalia.
“Jika dia menganggapku semacam bos atau semacamnya dan menyergapku, bisa berarti dia mengejar poin exp yang kumiliki.”
“Itu menakutkan karena sepertinya sangat mungkin.”

Di dunia ini, dengan membunuh manusia juga bisa mendapatkan poin exp.

“Kalau begitu, ini soal rakus dalam satu hal, berarti curse yang dimiliki kerakusan, berdasarkan dia mengincar poin expku.”

Ren adalah tipe orang yang menikmati proses menaikkan level. Jika kami mengira dia telah dilahap oleh keinginan semacam itu, maka dia mungkin melihatku sebagai telur emas, karena aku sedang berjalan sendirian, padahal aku bersama Raph-chan.

“Ada juga keserakahan.... Bisa jadi dia ingin memiliki segalanya dan jadi dia menggunakan bandit untuk mengumpulkan barang rampasan. Jadi keserakahan memungkinkan juga.”

Aku ingin bilang keserakahan adalah keahlianku, tetapi aku tidak membuka seri itu karena suatu alasan.

“Aku punya firasat kamu sedang memikirkan sesuatu yang buruk.”
“Astaga, kamu selalu bisa menebaknya.”
“Yah, aku sudah lama mengenalmu.”

Aku harus memberikan pujian pada Raphtalia karena kemampuannya yang mengesankan dalam menebak apa yang aku pikirkan. Apakah ekspresiku benar-benar mudah dibaca?

Lagi pula, jika curse series yang dapat dicapai masing-masing senjata berbeda, kami tidak akan pernah bisa mengetahuinya. Kebanggaan mungkin juga bisa. Ada pemain di game online yang menghargai level mereka di atas segalanya dan memandang rendah siapa pun yang levelnya lebih rendah. Ren tampak sangat sombong, atau setidaknya cara dia tampak seperti serigala penyendiri dan berbicara dengan penuh rasa bangga. Kurasa Itsuki lebih cocok untuk yang itu.

“Eclair, selain dari tujuh dosa besar, ada juga delapan dosa mematikan. Mungkin saja itu bisa cocok dengan salah satunya.”
“Oh! Aku pernah mendengarnya.”

Rishia berbicara sambil mengangkat tangannya dengan ragu-ragu. Jadi istilah itu ada di sini juga? Para pahlawan sebelumnya pasti benar-benar terlibat dalam semua istilah dosa ini. Apa mereka semua seorang Chuniibyo.

Intinya, tujuh dosa besar adalah versi revisi dari delapan dosa mematikan, yang meliputi kerakusan, nafsu, keserakahan, kesedihan, murka, Kelambanan, kesombongan, dan kebanggaan. Kecemburuan dihilangkan, tetapi kesedihan dan kesombongan dimasukkan. Kelambanan pada dasarnya sama dengan kemalasan. Lalu sepertinya, kesedihan dan kelambanan dijadikan satu dalam kemalasan, kesombongan digabungkan dengan kebanggaan, dan kecemburuan ditambahkan, menghasilkan tujuh dosa besar.

“Jika delapan dosa mematikan dimasukkan, maka mungkin itu adalah kesombongan, atau ingin mendapatkan perhatian dengan melakukan berbagai tindakan bodoh seperti ini.”
“Apa iya? Aku tidak mengerti motifnya...”
“Apa Pahlawan Pedang peduli dengan penampilan luar? Aku bisa melihat hubungannya, tetapi sepertinya agak lemah.”

Raphtalia dan Eclair mengungkapkan keraguan mereka tentang kemungkinan kesombongan.

“Yah, ini berdasarkan pemahamanku, atau pemahaman unik seseorang dari dunia lain. Coba aku pikirkan lagi agar mudah kalian pahami.... Eclair atau Rishia, apa kalian pernah memainkan game papan atau permainan kartu yang menjadikan pertarungan monster sebagai sarana bermain?”
“Ya, ada. Ada materi pendidikan serupa yang digunakan untuk mengajari orang cara melawan monster dan menjadi lebih kuat,” jawab Rishia.
“Materi pendidikan? Kurasa itu masuk juga, itu akan membantuku menjelaskannya. Sederhananya, orang-orang dari dunia seperti Ren dan aku sering bermain dengan materi pendidikan seperti itu. Tapi hanya bermain dengan materi pendidikan itu tidak benar-benar membuat seseorang menjadi kuat, bukan?”

Rishia dan yang lainnya semua mengangguk. Rishia tahu itu lebih baik daripada siapa pun.

“Materi pendidikan itu, kurasa itu hanya digunakan oleh segelintir orang dunia ini, tetapi orang-orang di seluruh dunia dapat bermain bersama dalam game serupa di dunia tempat pahlawan berasal.”
“Fueeh.... Apa Kalian semua bermain game ini bersama banyak orang?!”
“Dunia Itsuki berada agak berbeda, tapi sebagian besar iya.”

Itsuki memainkan game konsol. Aku belum bertanya kepadanya tentang detailnya, jadi aku tidak yakin apa dunianya memiliki game online bersama atau tidak.

“Aku mengerti. Sekarang aku mengerti mengapa para pahlawan memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia ini. Pentingnya pengetahuan tidak bisa diremehkan,” kata Eclair.

Kekuatan yang diperoleh dalam game online bukanlah kekuatan yang sebenarnya, dan itu adalah sesuatu yang membuat keterikatan pada kekuatan itu. Tentu saja, pengalaman yang didapat dari bermain game online itu nyata, dan aku yakin ada manfaatnya menjadi kuat. Saat di duniaku dulu, ada orang yang mendapatkan pekerjaan sebagai akibat dari hubungan yang dibangun dalam game online. Bahkan, seseorang yang aku kenal dari online pernah menawarkan jebakan kepadaku dengan pekerjaan full-time di perusahaannya setelah aku lulus dari universitas. Itu adalah pria yang aku temui dalam kehidupan nyata juga. Dia mengatakan kepadaku bahwa perusahaannya dapat menggunakan seseorang yang tak kenal takut sepertiku yang memiliki karisma yang aku perlihatkan sebagai pemimpin guild. Aku tidak yakin seberapa jujur dirinya, tapi rasanya senang mendengarnya. Memikirkan kembali sekarang, dia mungkin hanya menyanjungku dalam upaya untuk menjadikanku pesuruh atau semacamnya.

Tetapi menilai dari kepribadian Ren dan hubungannya dengan orang lain, aku tidak bisa membayangkan dia bisa membangun hubungan seperti itu. Sangat mudah untuk membayangkan dia menjadi pemain solo yang interaksinya dengan orang lain tidak akan jauh melampaui memamerkan drop item yang dia dapatkan dari bos. Mengelola guild telah membuatku menyadari bahwa menjadi yang terkuat bukanlah segalanya dan berkeliling memamerkan barang-barang seperti itu tidak ada gunanya, dan juga sangat menjengkelkan. Tetapi ada orang-orang yang melakukan hal semacam itu di game online, dan mungkin bisa dibilang pemain itu adalah alasan perusahaan game terus berjalan lancar.

“Jika dia bersikeras percaya pada kekuatan sementara itu adalah kekuatan sejatinya dan mengabaikan perkembangan batinnya.... Aku rasa bisa menyimpulkan cursenya didasari kesombongan?”

Meskipun begitu, jika kami berbicara tentang kesombongan, apa Ren benar-benar cocok dengan  itu? Mungkin itu lebih cocok dengan Itsuki.

“Sulit untuk menyimpulkannya, karena kondisi yang diperlukan untuk mengaktifkan curse series masih misteri. Dan aku tidak tahu itu dosa yang mana, tapi.... dia pasti merasa bersalah karena secara terang-terangan berbuat dosa.”
“Hmm.... Curse series yang Iwatani-dono aktifkan cukup bertentangan dengan perilaku yang selama ini kau lakukan, ini semakin sulit untuk menentukan kutukannya,” jawab Eclair.

Dia benar. Jika hanya menjadi orang jahat, aku telah melakukan banyak dosa. Tetapi amarah adalah satu-satunya curse series yang telah aku aktifkan. Jika dipicu berdasarkan pola perilaku, aku harus khawatir kemungkinan keserakahan lah kutukannya. Bahkan aku mengenali betapa serakahnya diriku. Aku tidak takut pada series amarah, karena aku mulai memahami bagaimana untuk tetap memegang kendali akhir-akhir ini, dan aku memiliki rekan yang membantuku melakukan itu.

Mungkin ledakan emosi yang hampir menghancurkan seseorang adalah suatu kondisinya? Hmm.... Aku mungkin perlu meluangkan waktu menentukan kondisi yang memicu kutukan atau aku bisa berakhir dalam masalah. Tetapi cinta akan uang adalah keserakahan, bukan? Memikirkan tumpukan harta karun di belakangku, aku tidak bisa menahan perasaan aku hanyalah orang idiot yang memiliki keinginan besar. Dan kemudian ada keinginan yang tak pernah terpuaskan. Tapi aku belum termakan oleh keserakahan. Pasti ada alasannya.

Bagaimanapun juga, curse series yang paling mungkin telah mencemari Ren adalah kerakusan, keserakahan, kebanggaan, atau kesombongan. Kami mempersempitnya hingga tingkat tertentu, jadi sekarang kami dapat lebih memperbaiki garis pemikiran kami. Aku punya perasaan bisa berbahaya jika kutukan itu tetap tidak terkendali terlalu lama. Penggunaan skill curse series termasuk mengharuskan penggunanya mengorbankan sesuatu sebagai bayarannya. Pasti ada cara untuk mengendalikan Ren sebelum dia menggunakan skill itu.

“....?”
“Rafu?”

Raphtalia dan Raph-chan berkedip dan melihat ke belakangku, ke arah pintu masuk tempat persembunyian bandit.

“Kenapa?”
“Umm.... Tidak, aku merasa ada yang bersembunyi.”

Raphtalia dan Raph-chan bisa menggunakan sihir ilusi, jadi mereka telah meningkatkan resistensi terhadap efek skill penyembunyian dan sihir. Raph-chan berhasil mendeteksi Ren sebelumnya. Aku kira itu karena mereka menjadi lebih kuat, tetapi akhir-akhir ini mereka mulai dapat mendeteksi Shadow yang bersembunyi mengawasi kami.

“Apa ada seseorang di sana?”
“Aku tidak yakin. Mereka sangat tersembunyi, dan aku pikir mereka sudah melarikan diri pada saat kami menyadarinya.”
“Apa tadi itu Ren. Itu hanya akan memperburuk keadaan.”
“Aku rasa bisa menebak orangnya jika yang bersembunyi tadi Pedang Pahlawan. Tapi mungkin, tadi itu orang lain.”

Itu berarti seseorang memperhatikan kami sedang menjarah tempat persembunyian dari bayang-bayang. Jika itu adalah Ren, dia akan melarikan diri ke lokasi yang berbeda, itu hanya akan membuat segalanya menjadi lebih mustahil bagi kami.

“Iwatani-dono, mungkin ada baiknya kita laporkan ini ke negara.”
“Kurasa kita bisa melaporkannya dan meminta mereka melakukan ritual sihir upacara untuk mengganggu upayanya melarikan diri.”
“Ya.”

Itu adalah strategi yang masuk akal. Mengejarnya akan sia-sia jika dia hanya menggunakan skill portal-nya untuk melarikan diri setiap kali kami menemukannya. Dia melarikan diri kali ini, tetapi jika kami menemukannya lagi, kami harus menghentikan skill portalnya sebelum dia bisa kabur. Sungguh, akan sangat mudah jika yang harus mengalahkannya. Menangkapnya hidup-hidup memang merepotkan. Kemudian aku tiba-tiba teringat sesuatu yang terjadi di Zeltoble.

“S’yne.”

Aku memanggil Murder Pierrot, yaitu S’yne. Bagaimanapun juga, dia mengawasiku, aku pikir dia mungkin datang jika aku panggil. Dalam sekejap mata, S’yne berdiri di hadapanku.

“--- apa?”

Berbincang dengannya sulit, tetapi sepertinya dia bisa mendengar apa yang kami katakan dengan cukup baik, jadi kurasa hanya itu yang terpenting. Masalah sebenarnya adalah aku tidak ingin terlalu bergantung padanya.

“Dia .... dia tiba-tiba muncul entah dari mana!”

Oh ya, aku belum memberi tahu Eclair tentang S’yne.

“Kau sudah pernah lihat aku datang entah dari mana menggunakan portal, kan? Jangan terlalu kaget. Anggap saja dia sebagai.... Shadow pribadiku.”

Aku tidak ingin repot-repot menjelaskan tentang pahlawan dari dunia lain dan semua kekacauan itu. Penjelasan ini seharusnya cukup untuk saat ini.

“Dia sepertinya bukan musuh kita, jadi kau tidak perlu curiga.”

Raphtalia memberi tahu Eclair apa yang kami ketahui tentang S’yne. Aku tidak yakin apa aku bisa mempercayainya atau tidak, tetapi aku tidak bisa menyangkal dia berusaha melindungiku. Mungkin tidak ada salahnya untuk sedikit bergantung padanya. Hmm? Ada dua boneka yang mengambang di sebelah S’yne. Salah satunya adalah replika seukuran Raph-chan. Yang lain tampak seperti itu didasarkan pada bentuk therianthrope Sadeena. Aku menatap boneka-boneka itu dan S’yne menunjuk ke arah mereka seolah bertanya apa yang sedang kupandangi.

“Ya, yang itu. Nanti kau serahkan boneka Raph-chan itu padaku.”
“Permintaan macam apa itu?!”
“Rafu!”

Raphtalia menyanggahnya dengan tajam kembali. Apa yang salah dengan menginginkan bonekanya? Hanya melihatnya di sebelah bantalku setiap malam pasti akan membuatku merasa hangat dan nyaman.

“Saya familiar ---- S’yne. Senang bertemu denganmu.”

Boneka Raph-chan membungkuk cepat. Ah, tidak. Raph-chan menyahut dengan bersuara “Rafu!”, itu membuatnya sangat imut.

“Tidak jadi! Kau tidak mengerti apa yang membuat Raph-chan imut sama sekali. Raph-chan yang berbicara bahasa manusia tidak bisa disebut Raph-chan. Ubah desainnya.”
“Baik. Akan aku ---- ---- tidak bicara.”

Dan boneka lainnya adalah Sadeena, dari semua orang. S’yne sejenak mengatur-atur boneka Raph-chan dan boneka Raph-chan berhenti bergerak.

“Kenapa kita malah membahas boneka itu? ... Familiar yang dibuat oleh S’yne-san?!”

Raphtalia benar. Kami harus kembali ke topik.

“Kau punya skill yang bisa mengganggu penggunaan skill lawan, kan?”
“Iya. Skill ------ru, aku bisa mengganggu skill orang.”
“Karena kau mengawasiku, aku yakin kau tahu apa yang aku ingin kau lakukan, kan?”

S’yne mengangguk.

“Saat dia --- lari, kau in-in aku t-n--ap dia?”
“Ya. Bisakah kau melakukan itu untukku?”

S’yne mengangguk dengan kuat seolah berkata, “Serahkan saja!”

“Jangan sampai kau bunuh dia. Kini dia memakai senjata curse, tapi aku rasa dia masih sangat lemah sehingga dia kekuatannya tidak bisa dibandingkan dengan kami.”
“Selemah i--ah dia?”

Aku memalingkan muka dari S’yne dan mengangguk.

“Menyedihkan sekali, bukan?” kata Raphtalia.
“Jangan dibahas lagi....” Aku bergumam.

Dia menggunakan serangan pamungkas padaku dalam serangan mendadak dan itu tidak menggoresku. Dia menggunakan serangan yang setara dengan skill Iron Maidenku dan satu-satunya alasan itu sedikit sakit adalah karena aku masih lemah karena kutukan. Sekarang aku mengerti bagaimana perasaan Glass ketika dia bertarung dengan kami. Fakta bahwa Ren lemah tidak berubah. Hanya saja menangkapnya tanpa membunuhnya atau membiarkannya melarikan diri adalah masalah. Hal-hal akan jauh lebih mudah jika ini adalah misi untuk menjinakkan monster RPG tertentu, di mana yang harus kami lakukan untuk menangkapnya adalah melemahkannya dan kemudian melemparkan bola padanya.

“Oke, aku lakukan ------- tak apa?”
“Ya, jika kau tidak keberatan. Dia suka menggunakan serangan mendadak, jadi aku yakin dia akan menyerangmu jika kau jalan-jalan sendiri. Apa bisa kau lakukan?”
“Iya.”

Dia keluar dari tempat persembunyian bandit.... namun segera kembali masuk lagi.

“Kenapa balik lagi?”
“Itu -----!”

Aku melihat ke arah yang dituju oleh S’yne.

“Kenapa kau masih hidup?”

Pria dari dunia lain yang baru saja dibantai S’yne, berjalan santai bersama salah seorang temannya.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar