Rabu, 04 Maret 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 100. Pemandian Air Panas

Chapter 100. Pemandian Air Panas


Setelah itu kita bermain di pantai sebentar, dan karena sudah sore kita kembali ke penginapan, lalu Aku mencari Shadow dan menanyakan jadwal hari ini.

“Oh iya, jam berapa rapatnya dimulai?”
“Setelah para Hero mandi dan makan malam degojaru.”
“Begitu.”

Jadi setelah mandi dan makan malam dilanjut rapat yah, seberapa banyak informasi yang bisa Aku dapatkan dari mereka, semua tergantung padaku.
Sebelum itu.....

“Ya sudah, Aku mau mandi dulu....”
“Ah, iya. kita juga akan segera mandi.”
“Iya.”

Jadi, Aku tinggalkan mereka berdua, dan pergi menuju pemandian air panas.

“Fuuu...”

Mandi di pemandian air panas terbuka bergaya Jepang, Aku mengeluarkan desahku sambil menatap langit.
Mungkin ini karena mandi di pemandian air panas, akhir-akhir ini sangat nyaman sekali mandi disini setiap hari.
Sepertinya lesu pada tubuhku semakin terasa berkurang juga.
Walaupun statusku masih belum kembali seperti semula.
Atau mungkin karena tubuhku sedang melemas, itu membuatku terbiasa dengannya.
Jadi, Aku merasa lebih baik setelah mandi disini tapi.

“Oh? Ternyata ada Naofumi.”

Motoyasu memasuki pemandian air panas.
Tombaknya ke mana?
Setelah kulihat, ternyata ada tombak berukuran kecil yang mengantung di pinggangnya.
Sudah kuduga. Aku juga harus mengubah perisaiku sekecil mungkin dan memasangkannya di punggungku.
Karena Aku tidak bisa melepaskannya dari tubuhku, namun bisa dipindahkan ke sekujur tubuhku.
Motoyasu masuk kedalam bak air panas setelah ia membilas tubuhnya.

“Kau sudah sehat setelah mabuk berat?”
“Apa kau bilang?”
“Kau sendiri yang memakannya, kan? Aku tidak menyuruhmu untuk memakannya.”
“Ya, sepertinya Jepang duniamu berbeda dengan Jepang duniaku, menurutku ini perbedaan ketahanan dunia masing-masing jadi tidak perlu dibahas lagi.”
“Iya, ya.”

Ya, Aku tidak pernah mabuk.
Padahal, Aku yakin kau sangat menikmati perawatan yang dilakukan oleh Bitch dan rekannya.
Mungkin karena mabuk berat itu kau tidak menyadarinya.

“Heeeei. Ini pemandian yang bagus loh.”

Motoyasu mengeluarkan suara keras kepada seseorang.
Dia berbicara dengan siapa?

“Aku sudah melihatnya sendiri. kau kira sudah berapa kali kita masuk kesini?”

Itsuki bersama rekan lelakinya memasuki pemandian ini.
Setelah melihat Motoyasu, Itsuki membuat ekspresi kesal.

“Karena nanti saat rapat ada banyak hal yang ingin Aku tanyakan, jadi obrolan kita biasa saja ya.”
“Itu adalah kalimatku tapi ini pemandian air panas loh? Kau harus menikmatinya.”

Apa yang kau maksud dari menikmati?
Dari tadi Aku memikirkan itu tapi setelah itu Aku melihat Ren masuk bersama rekannya juga.
Ya, hari ini adalah hari rapat.
Hal seperti ini sering terjadi.

“Goshujin-sama—“

Firo masuk ke pemandian pria, dengan melompati dinding pemisah.
Tentu dalam wujud monsternya.

“Hm? Ada apa?”
“Aku ingin berendam bersama Goshujin-sama.”
“Kau itu burung. Masukilah pemandian air panas yang lain. Atau mungkin, air mancur taman lebih baik dari pemandian manusia.”
“Tidakk.”

Dasar orang serakah.
Ya....

“Singkirkan dulu bulu yang mudah lepas darimu.”
“Hore.”

Filo berendam disebelahku.

“... Mandi bareng Firo-chan.”

Motoyasu menuju kesini dengan mata menjijikkan.
Filo mundur dan menggunakanku sebagai perisainya.

“Firo-chan. Kumohon wujud malaikatmu.”
“Tidak!”

Ini orang keras kepala juga. Seberapa suka ia dengan malaikat?
Lagi pula, apa enaknya mandi bersama dengan burung? Aku tidak mengerti pemikirannya.
Motoyasu mulai berendam dengan jiwa yang membara.

“Ja-di, kita semua telah melakukan Pertukaran Anggota Party, menurut kalian siapa yang paling cantik diantara mereka?”

Uwaa... ia membuka topik pembicaraan yang sangat bodoh.
Ini bukan liburan loh. Tidak, mungkin Motoyasu menanggap ini adalah liburan di dunia lain?
Ren dan Itsuki membuat ekspresi penasaran juga.
Tapi, mungkin ia melakukan ini agar Itsuki bisa ikut dalam pembicaraan ini.

“Te-rus, kalian sudah melakukan itu? Kalau Aku... heheh.”

Tanpa hentinya Motoyasu berbicara hal konyol!
Apa yang ingin ia lakukan.
Tentu saja, itu merujuk pada keperjakaannya yang hilang. Apa ia ini seorang lelaki sejati?
Ini membawa perasaan yang tidak nyaman. Baru saja Aku masuk, apa Aku harus keluar sekarang?

“Hei, Naofumi, kau sudah melakukan itu dengan Raphtalia, kan?”
“Kenapa kau malah membahas pembicaraan itu denganku?”

Orang ini, membicarakan hal tersebut padaku seperti tidak ada apapun yang terjadi diantara kami.
Padahal, siapa yang bilang kalau Aku itu musuh dari orang tua mereka ketika kasus yang menyangkut ratu.
Apa curhat antar hero itu diperlukan? Mana mungkin.

“Bukan masalah, kan. Pembahasan seperti ini cocok untuk membangun tali persahabatan, kan?”
“Apa kau salah paham?”

Ya, perintah resminya mungkin seperti itu, tapi kebenarannya, itu dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi.
Tidak... bila untuk Motoyasu, ini seperti persahabatan.
Padahal Aku yakin persahabatan lebih sulit daripada merebut wanita dari orang lain.
Aku yakin Ren dan Itsuki mengingat itu. Perasaan yang sangat tidak enak merujuk pada Motoyasu.

“Baiklah, akan kuberi tahu peringkat gadis cantik yang kupunya ya.”
“Aku menolak.”
“Tidak berguna ya.”
“Bukan hobiku.”

Walau sudah berkata itu, Ren dan Itsuki tidak dapat menghentikan Motoyasu.
Mendengarkannya saja sudah tidak berguna.

“Gadis yang ku suka itu Bitch, Raphtalia-chan, Firo-chan, dan Rishia-chan.”
“...”

Jadi itu selera Motoyasu.
Semuanya adalah ras yang berbeda. Bukankah itu tidak masalah selama wajahnya cantik?

“Benar juga ya. Bitch-san itu mantan putri kerajaan. Tapi kepribadiannya buruk, tapi biasa saja ketika dia bersama denganku.”

Kemudian Itsuki ikut serta dalam pembicaraan ini.
Si Zirah... membisikkan sesuatu pada telinganya Itsuki.
Aku bisa mendengarnya sedikit. Bisikannya seperti tentang selera mereka atau selera Itsuki.
Mereka terbawa arus pembicaraan.

“Ya, seperti yang kau bilang kepribadiannya ratu itu buruk, tapi Aku tidak peduli dengan itu.”

Lalu, Ren juga ikut terbawa arus.
Bukannya.... kau sendiri yang bilang kalau itu bukan hobimu?

“Sebaliknya dengan Raphtalia-san yang kepribadiannya menyulitkan. Atau lebih tepatnya sangat serius. Dia itu keras kepala. Tapi wajahnya terlihat sangat menakjubkan ya.”
“Benar, kan?”
“... Benar sekali. Wajahnya cantik. Tetapi kepribadiannya buruk.”

Lagi, kenapa kalian malah terbawa arus percakapan Motoyasu.
Membicarakan kesalahan orang itu mudah. Tapi Aku tidak mau mengikuti jejak mereka.
Atau mungkin, itu bukan kepribadiannya yang buruk, itu karena kalian yang tidak bisa mengurus Raphtalia dengan baik.

“Apa Firo imut?”

Hingga pada akhirnya Filo menanyaiku juga.

“Mana kutahu.”
“Buuu....”
“Dari lubuk hatiku yang terdalam Firo-chan lah yang ter-imut! Jadi berubahlah dalam wujud malaikatmu.”
“Tidak!”

Motoyasu, apa wujud manusianya sangat membuatmu senang?
Lagi pula kau bisa memelihara seekor Filorial sendiri, dan itu akan mirip dengan Filo.

“Rishia-chan juga memiliki tingkat kecantikan yang tinggi.... Aku iri padamu, Itsuki.”
“Tidak... dia itu....”

Sepertinya, Itsuki agak malu mendengar itu.
Ia itu orang yang berjuang demi keadilan dunia. Aku meragukan Rishia yang menjadi anggota party Itsuki, yang mana ia itu hanya menyelesaikan masalah untuk mendapatkan ketenaran di kehidupannya saja.

“Memangnya ada orang seperti itu?”

Sepertinya dia di luar jangkauan Ren yah.
Ya, Aku tidak bisa menjamin kemajuan dari party-nya Itsuki... mungkin saja mereka udang dibalik batu ketika bersama dengan Ren dan Motoyasu.
Pertama, Rishia memiliki keberuntungan yang lemah, atau mungkin, dia itu kurang percaya diri.
Jika kau perhatikan, orang-orang yang bersama Ren hanya orang awam saja.

“Kalau begitu, kalian juga memiliki selera yang sama denganku.”
“Ya, pada dasarnya itu benar. Hanya pada wajah saja.”
“...”

Ren dan Aku menghiraukan itu dalam kesunyian.
Lagi pula, apa tujuan dari pembicaraan ini.
Tidak, hanya lelaki saja yang mengerti.

“Sekarang Firo akan kembali ke tempat Oneechan.”
“Aah, pergi saja kau.”
“Iyaa!”

Dan, dengan riangnya Filo melompati dinding pemisah dan kembali ke pemandian wanita.
Baiklah, Aku rasa Aku akan pergi sekarang.
Sepertinya, Motoyasu sedang bersemangat, dan ingin membahas suatu hal yang baru dengan topik khusus untuk pria.

“Hei, Naofumi, sudah seberapa jauh hubunganmu dengan Raphtalia-chan?”
“Membahas itu lagi, seperti yang kubilang sebelumnya, kita tidak sedang dalam hubungan seperti itu.”
“Ya, tetapi Raphtalia-chan pasti memikirkan hal yang berbeda.”
“Apa yang maksud...”
“Terus, apa ada gerakan?”
“Tidak.”
“Bagaimana, dengan Raphtalia-chan yang mendekatimu?”
“Tidak ada mendekatiku atau semacamnya. Dari awal juga, dia itu masih anak kecil.”
“Apa kau tidak peka? Bagaimana dengan Raphtalia-chan yang membuka seluruh bajunya? Aku tidak mengetahuinya karena baju dan zirahnya tapi proporsi tubuhnya bagus, kan?”

Sepertinya Aku harus menemaninya terus agar bisa pergi.
Ia ini sangat mengganggu.

“Kalau tidak salah, waktu itu—“

Kejadian ini terjadi ketika Aku sedang keliling berdagang.
Aku kesana karena kita mau menjual barang di daerah pemandian air panas terkenal.
Penginapan yang Aku tinggali memiliki pemandian air panas juga.

“Naofumi-sama....”

Di malam harinya, ketika Aku sedang meracik obat di kamar, Raphtalia masuk dan berbicara kepadaku setelah selesai mandi.
Ada sesuatu, seperti handuk yang dia gunakan, dan seingatku dia terlihat sedikit malu.
Entah apa yang merasuki Raphtalia..... dia malah melepaskan handuk yang digunakannya dan memperlihatkan tubuhnya.

“Ba-bagaimana?”

Tubuhnya jadi agak berotot, Aku tahu dadanya pasti bertambah besar, dari waktu kita berpelukan, Aku rasa itu akan menjadi penghalang baginya.
Bagaimana caraku menjelaskannya, ada banyak bulatan yang muncul, Aku rasa itu adalah sumber kekuatan yang muncul entah dari mana.
Rambutnya cukup basah.
Sebelumnya ada bekas luka di punggungnya, dan sekarang itu sudah hilang tanpa bekas.
Sebelumnya dia pernah memperlihatkan itu padaku, karena Aku punya obat untuk bekas luka jadi kuoleskan pada luka tersebut....
Dengan malunya Raphtalia memperlihatkan seluruh tubuhnya padaku.

“Ya, sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya, kan? Ada perbedaan besar antara dirimu yang dulu dan yang sekarang.”
“Eh? Anu.... hanya itu saja?”
“Apa ada hal yang lain?”

Setelah mendengar pertanyaanku, Raphtalia malah membuka mulutnya lebar-lebar seperti orang yang kebingungan dan tidak dapat mengatakan apapun.

“Terus, jika kau tidak segera menggunakan baju, nanti kau bisa masuk angin...”
“Ah! Oneechan tidak pakai baju!”

Dengan kembalinya Filo masalah di ruangan ini bertambah.
Kemudian dia malah melepaskan sehelai bajunya, dan tubuhnya terlihat sepenuhnya dan malah berlari menuju ke sini.

“Firo juga ingin ikutan!”
“Kita tidak sedang bermain! kau lagi apa sih?”

Filo sudah terbiasa tidak menggunakan baju, tapi ketika dia melepaskan bajunya dalam wujud manusia itu membuatku merasa aneh.

“Dan itulah yang terjadi.”
“Dasar tidak peka------“

Dengan penuh amarah, Motoyasu mengayunkan tinjuannya padaku.
Aku menangkap dan memberhentikan tinjuan itu.

“Ada apa denganmu.”
“Itu adalah godaan terbaik! Jangan membiarkan makanan lezat terbuang begitu saja!”
“Apa maksudmu. Kan sudah kubilang, kan? kalau Raphtalia itu masih anak kecil. Dan dia itu orang yang sangat serius, mana mungkin dia berpikiran hal seperti itu.”

Dengan susah payah membangun hubungan, dan ketika gelombang tiba ternyata dia sedang hamil, itu akan membuatnya tidak berdaya. Hal seperti itu mungkin terjadi.
Raphtalia yang sangat fokus terhadap misinya tidak mungkin melakukan hal seperti itu, Aku yakin dia akan menentangnya.
Agar bisa bertarung dengan mudah Aku harus membangun hubungan kerja sama yang tinggi dengan Raphtalia.

“Aku tidak percaya ini...... Ternyata kau sangat tidak peka.”

Si Motoyasu, dengan terpaksa harus mundur dan menyetujui itu.
Setelah itu, Motoyasu dengan cepatnya mendapatkan bara semangatnya lagi, kali ini ia sangat fokus melihat dinding pemisah.

“Jika kita semua adalah laki-laki, maka keutamaan meng-in-tip, menjadi tanggung jawab kami sebagai Hero!”
 “Dari mana tanggung jawabnya!”
“Hei, kalian juga penasaran juga, kan?”

Kalau begitu, pemilik jiwa keadilan tinggi bodoh Itsuki tidak akan tinggal diam.

“Kau jangan melakukan hal seperti itu!”

Walaupun Itsuki sudah mengatakan itu, Motoyasu tidak dapat dihentikan, malahan ia ikut mendekat kesana. Kau juga yah.
Si Zirah dan laki-laki lain disana ikut penasaran dan mulai berkumpul disekitar dinding pemisah.
Wahai Ratu. Sepertinya pertemanan ini bergantung pada tujuan tertentu.

“Dasar tidak berguna.”

Setelah Ren bergumam hal itu, ia tidak mencoba untuk keluar dari pemandian.
Aku sudah tidak mau mencoba akur dengan mereka lagi.

“Mandi juga ada batasannya.”

Karena kekonyolan di pemandian ini, akhirnya Aku keluar dari pemandian.

“Ada apa Naofumi, apa kau tidak mau ikutan?”
“Sudah kukatakan, Aku tidak tertarik.”

Apa yang akan kau lakukan ketika sedang melihat wanita telanjang.
Walaupun itu menyenangkan, keberadaan Bitch sangat menyusahkan.
Lagi pula, jika Aku tetap disini, mungkin saja Aku akan dituduh melakukan kejahatan lagi.
Orang bijak akan selalu menjauhi bahaya. Jika Aku sedang berbicara dengan Shadow disuatu tempat maka Aku akan mendapatkan alibi.

“Dasar tidak peka. Sekarang Aku tahu penderitaan Raphtalia-chan.”
“Terserah kau.”

Mungkin Raphtalia yang ada di pikiranmu sedang jatuh cinta kepadaku, sangat menginginkan hubungan percintaan dan dengan sabarnya menunggu waktu yang tepat untuk menembak, tapi kenyataannya berbeda. Dia hanya menghormatiku sebagai seorang hero saja. Apa manfaatnya mempercayai atau mengkhianati Raphtalia yang seperti itu.
Ya ampun.... bedakanlah warna dari pahlawan sesungguhnya dengan warna seorang pencari cinta.
Dan pasti, setelah semua gelombang selesai, Motoyasu akan mendapatkan pengalaman dari banyak wanita.
Party Bitch dan kepentingan Bitch akan hancur dengan sendirinya.

“Fuu.”

Setelah selesai mandi, Aku mendinginkan tubuhku di kamar.
Dari tadi, Aku dan Shadow sedang mengobrol, tapi mereka hilang karena mendengar suatu laporan.
Tak lama kemudian, Aku mendengar suara jejak kaki yang ternyata Raphtalia sedang lari dengan mengenakan handuk.

“Naofumi-sama!”
“Ada apa? Apa Motoyasu dan yang lain ketahuan sedang mengintip?”
“Aa, iyaa! Barusan, mereka sedang diceramahi.”

Ya ampun... itulah tugas dari Shadow, yaitu mengawasi mereka. Lagi pula, dalam pertemanan yang saling membutuhkan pasti akan lebih tepat untuk tetap diam saja.
Kalau dipikir-pikir, apa asal-muasal mengintip dari dunia ini?
Kalau dari duniaku, itu bermula dari Periode Edo yang mulai melubangi dinding pemisah agar bisa mengintip.
Disini ada pemandian khusus lelaki yang terpisah tapi bila di penginapan lain yang berbeda daerah ada pemandian campuran.

“Bukan itu! Apa Naofumi-sama juga?”
“Mengapa Aku harus ikut mengintip?”

Entah kenapa Raphtalia merasa kesal dengan jawabanku sambil menurunkan kepalanya.

“... Kukira setelah berbicara dengan hero lain sesuatu dari dirimu akan terbangkitkan....”
“Terbangkitkan?”

Kekuatan yang berbeda atau mungkin kekuatan perisai yang baru?
Aku ingin membangkitkan itu.
Namun, sayang sekali tidak ada yang terbangkitkan.

“Oneechan, kenapa?”

Filo yang baru saja kembali, memiringkan kepalanya pada Raphtalia yang sedang menurunkan kepalanya.

“Mana kutahu.”

Apa yang membuat Raphtalia galau?

“Apa yang membuatmu gelisah? Apa kau terkejut Motoyasu melihat tubuh bugilmu?”
“Aku tidak dilihat!”
“Baguslah kalau begitu.”
“Haaa, ya terserah...”

Setelah selesai mandi Raphtalia kembali dengan wajah lesu.
Ngomong-ngomong, setelah dia kembali Aku menanyakan penyebabnya, tapi Aku tidak mendapatkan jawaban darinya.


Note :
Sumpah naofumi gak peka banget :v mimin kasian ama rapthalia. Sini sama mimin aja, hehe~




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar