Selasa, 24 Maret 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 14 - Permintaan Resmi

Volume 11
Chapter 14 - Permintaan Resmi


Setelah kami sampai di desa, S’yne segera mencari rumah dan mulai menjahit. Aku asumsikan senjata vassal yang dia gunakan adalah Alat Jahit. Dari kelihatannya, dia sepertinya sedang membuat boneka. Apa yang dia rencanakan?

Aku sekarang semakin sadar, aku harus benar-benar fokus segera menemukan Motoyasu, Ren, dan Itsuki. Aku tidak bisa membayangkan ketiganya akan menang melawan musuh yang kami hadapi sebelumnya. Motoyasu telah menyergap Filo berulang kali, tetapi dia belum muncul hampir seminggu ini. Aku selalu waspada mengawasi penyerang baru dari dunia lain sejak pertemuan kami dengan pria itu. S’yne juga tampaknya selalu mengawasi sekeliling desa. Kesimpulannya.... tidak tahu kapan mereka akan muncul itu membuatku takut. Aku tidak nyaman.

Selain itu .... bandit-bandit yang berkeliaran di wilayahku juga menjadi masalah. Sepertinya aku tidak melakukan apa pun selama seminggu terakhir. Aku sibuk dengan segala hal, mulai dari melatih Keel dan para budak lainnya berkeliling menjual barang-barang dagangan kami untuk menghasilkan uang. Aku tidak bisa hanya duduk dan melihatnya sepanjang waktu.

“Hmm?”

Aku sedang berjalan, memikirkan bagaimana menangani semua masalah ini, aku bertemu dengan dua orang yang kukenal. Salah satunya adalah seorang gadis yang selalu gugup dan mengeluarkan aura kemalangan, dan yang satunya adalah seorang wanita keras kepala mengenakan satu set armor. Dengan kata lain, mereka adalah Rishia dan Eclair.

“Kami kembali,” kata Rishia.
“Salam, Iwatani-dono.”

Aku dengar mereka pergi ke suatu tempat baru-baru ini untuk melakukan pelatihan yang lebih serius dengan Wanita Tua.

“Hei kalian. Latihan kalian sudah selesai?”
“Belum. Aku disuruh kembali untuk membantumu sekarang, Naofumi-san.”
“Aku juga.”

Diminta membantuku? Bantuan untuk apa?

“Apa hasil latihannya sudah kalian rasakan?”
“Latihan yang Rishia dan aku jalani sekarang berfokus pada teori lapangan saat bertarung sungguhan. Pelatihan kami mungkin akan terus berlanjut.”

Jadi Wanita Tua mengirim mereka kembali untuk memberi mereka pengalaman bertarung sebenarnya sebelum melanjutkan materi bela diri berikutnya. Itu masuk akal, tetapi Wanita Tua tidak ragu-ragu membuatku kerepotan. Tapi sebenarnya ini sebuah masalah bagi Eclair. Apa dia tidak ingin tugas yang sebenarnya dia miliki? Dia seharusnya menjadi wakil gubernur, tetapi setiap kali dia memiliki waktu luang, dia malah pergi untuk latihan bersama Wanita Tua. Melty mengeluhkan itu padaku. Kurasa dia bermaksud membiarkanku dan Melty mengurus semua tugasnya.

“Tapi aku hanya mempelajari Teknik Hengen Musou ditingkat dasarnya saja,” kata Eclair.
“Aku sedang diajari keseluruhannya.”
“Dasarnya saja?”
“Siapa pun bisa mempelajari tingkat dasar Teknik Hengen Musou, tetapi hanya yang berbakat khusus yang bisa menguasai tingkat dalam.”
“Hmm....”

Aku menatap Eclair.

“Ada apa, Iwatani-dono?”
“Apa menurutmu sudah cukup? Aku jadi khawatir jika kau yang diberi ajaran setengah-setengah akan kalah dalam pertempuran.”
“Ha! Kau kira aku ini siapa? Aku adalah orang yang terus mengikuti pelatihan master sewaktu Rishia-dono terkapar pingsan!”
“Yang dijadikan bandingan malah Rishia....”
“Fueeh....”

Rishia mungkin menjadi lebih kuat pada tingkat tertentu, tapi aku yakin dia masih tidak memiliki stamina, dari sudut pandang statistik yang belum sempurna.

“Teknik ini menekankan pola gerakan fundamental, aliran sihir dan energi Kii. Bukan mengenai keterampilan menggunakan senjata atau mantra. Menguasai hal itu sulit,” Eclair menjelaskan.

Wanita Tua sangat kuat, jadi aku memercayai kemampuannya, tetapi aku ada bagian teknik ini yang tidak aku pahami dengan baik. Tapi dengan meminum Life Force Water dapat membantuku lebih mudah memahaminya.

“Aku sudah mengerti bagian pentingnya,” kata Rishia.
“Oh? Apa kau sekarang sudah bisa menggunakan mode yang sebelumnya kau pakai sewaktu kita melawan Kyo?”
“Mu... mungkin. Aku mulai bisa mereka ulang perasaan waktu itu.”
“Bukankah itu bagus?”

Rishia memiliki ekspresi bingung. Apa mungkin karena mode itu sudah menjadi hal yang biasa baginya? Apa ini yang dimaksud power dadakan? Bisa saja dia mengalahkanku hanya dengan satu pukulan sekarang. Aku pernah baca manga yang mengangkat plot itu. Itu akan memalukan jika benar-benar terjadi.

“Latihanmu bagaimana, Raphtalia? Belakangan ini kita selalu pergi bersama, aku rasa latihanmu tidak berjalan penuh?”

Raphtalia menatapku dengan ekspresi bermasalah di wajahnya.

“Umm... Aku sudah pernah bilang ini sewatku aku latihan bersama Glass-san, aku bisa menggunakan teknik itu pada titik tertentu. Tapi, karena aku pemegang senjata vassal, aku tidak bisa memakai teknik ini seperti mereka berdua.”
“Oh? Wanita Tua memang menyebutkan kalau teknik ini dapat meningkatkan skill atau semacamnya.”
“Itu benar. Memfokuskan kekuatanmu dapat membuatnya lebih efektif.”

Jadi kurasa Raphtalia sudah bisa melakukan hal serupa. Aku juga mengingat sesuatu. Kurasa Filo sudah bisa melakukannya juga. Itulah yang dikatakan Raphtalia dan Glass kepadaku.

“Aku sendiri sebenarnya ingin melakukan latihan penuh,” katanya.
“Saat ini, kita tidak tahu kapan ada serangan lain. Tetapi tentu saja, kita tidak bisa berbuat apa-apa jika terlalu sibuk mengawasi sekitar,” jawabku.

Jika aku menyuruh Raphtalia ikut latihan, kondisi kami sekarang ini tidak memungkinkan dia pergi. Sama sepertinya, aku juga perlu meluangkan waktu melatih diriku juga, tapi.... Aku tidak punya waktu.

“Apa ada yang disampaikan Wanita Tua untuknya?”
“Beliau bilang Raphtalia-san masih harus banyak belajar karena dia adalah tangan kananmu, Naofumi-san,” jawab Rishia.
“Begitu ya....”

Keberadaan Raphtalia di sisiku adalah bantuan yang besar. Kami juga bersama, yang memudahkan koordinasi satu sama lain. Tetap saja, menghabiskan waktu untuk berlatih bukanlah ide yang buruk. Untuknya, dan untukku juga. Kami harus waspada terhadap serangan, jadi aku harus mempertimbangkan baik-baik waktunya.

“Sehabis dari sini, apa yang kau rencanakan, Iwatani-dono?”
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa jika selalu waspada pada keamanan desa. Ada monster yang mulai muncul di dekat desa karena kekurangan makanan, aku berpikir untuk mengurusnya. Setelah itu, aku akan memenuhi permintaan Melty mengenai jumlah aksi bandit mulai bertambah di sekitar wilayah ini.”
“Hmm.”
“Maksudmu itu apa? Sebenarnya, itu yang seharusnya kau urusi!”
“Ugh....”

Kena dia, Eclair terdiam. Baiklah .... Aku juga sudah berpikir untuk menaikkan levelku sendiri, dan pembersihan monster berkala dapat memberiku exp. Statistikku mungkin menurun, tetapi tidak berarti aku tidak bisa menaikkan levelku.

“Kalau begitu... izinkan aku ikut bersamamu. Tentu saja, Rishia juga akan ikut.”
“Kesempatan yang tepat. Aku ingin melihat sejauh apa kekuatan kalian berkembang.”

Jadi... aku, Raphtalia, Rishia, Eclair, dan.... Filo untuk transportasi. Kami seharusnya bisa menghadapi hampir semua musuh jika bersama mereka. Jika kami akhirnya dikalahkan entah bagaimana, berarti kami memang tidak bisa menang dari awal menyerang musuh. Ya, S’yne mungkin akan bertindak jika terjadi sesuatu. Dia masih memiliki salah satu pin penandanya yang menempel di armorku.

“Dan juga.... Atla.”
“Ya, ada apa?”

Atla muncul begitu aku memanggilnya. Dia begitu cepat sehingga membuatku penasaran apa dia baru saja bersembunyi di suatu tempat sambil menungguku memanggilnya. Aku tidak menyangka dia dulunya adalah gadis yang sakit-sakitan....

“Apa?!”

Fohl memelototiku dengan ekspresi kesal di wajahnya. Keduanya sebenarnya cukup aktif. Mereka masih jauh untuk melakukan upacara Kenaikan Kelas, tetapi aku ingin melihat apa yang bisa mereka lakukan. Tapi apa maksud dari jawaban Fohl? Yang aku lakukan hanyalah memanggil nama Atla dan itulah respons yang aku dapatkan.

“Hei kalian bantu juga, kita akan pergi menaikkan level.”
“Baik. Saya sudah tak sabar untuk menemanimu, Tuan Naofumi.”
“Atla! Kamu tidak usah----”
“Kau berisik sekali, Onii-sama.”

Fohl akan membuat keributan, tetapi Atla memberinya pukulan tajam ke dada dengan jarinya.

“Guh....”

Hanya itu yang diperlukan untuk membuat Fohl memegangi perutnya dan terjatuh ke tanah. Apah? Sepertinya Atla lebih kuat dari kakaknya. Terus, tadi itu apa? Dia pasti mengenai titik vital atau semacamnya.


“Iwatani-dono, menurut master, tidak perlu mengajarkan Atla-dono Teknik Hengen Musou. Sepertinya, kondisi buta-nya telah meningkatkan kemampuannya dalam teknik itu sendiri.”

Kurasa itu berarti Wanita Tua sudah menilai budak baru di desa. Dia penasihat pertempuranku, itu sebannya dia tinggal di desa ini. Dia hebat sekali dalam menilai seseorang yang cocok untuk mengusai teknik ini. Aku pernah mendengar penjelasannya sebelum aku membeli Atla, aku ingat dia menyebutkan Filo dan Sadeena sangat mahir dalam menguasai teknik ini.

Jadi, Atla juga mahir, ya? Dia lebih dari kakaknya yang lincah, Fohl? Tapi setelah aku pikirkan, dia dapat menjalani kehidupan sehari-harinya secara normal, meskipun buta. Jadi dia pasti dapat merasakan energi Kii lebih baik. Dia mungkin lebih berharga dibandingkan kakaknya.

“Umm... Jika sudah bisa melakukan itu, kau sudah bisa ikut. Aku mengandalkanmu, Atla. Baiklah, mari kita pergi.”
“Iwatani-dono, di mana para bandit itu berasal?”
“Sepertinya mereka berkumpul di daerah pegunungan akhir-akhir ini dan membangun markas di sana.”

Aku membuka peta dan menunjukkan Eclair lokasi para bandit. Itu adalah lokasi utama untuk penyergapan.

“Heh heh... Kondisinya pas sekali, jika mereka berada di satu titik?”
“Kenapa kau terlihat sangat bersemangat, Iwatani-dono? Aku belum pernah melihatmu tersenyum seperti itu sebelumnya.”

Eclair tampak agak takut. Apa ekspresiku aneh? Bandit sangat hebat dalam menimbun semua jenis barang berharga. Mereka target sempurna untuk dirampok. Plus, ini adalah permintaan resmi, jadi akan ada hadiah. Sekali mendayung dua tiga pulau terlewati.

“Tuan Naofumi sepertinya cukup menikmati perburuan bandit,” kata Raphtalia.
“Ya, ini adalah bisnis yang menggiurkan. Disaat yang bersamaan, aku ingin melakukan aktivitas pengamanan wilayah.”

Eclair menatapku curiga. Aku tidak peduli ucapannya. Seseorang yang memprioritaskan pelatihan dibandingkan mengatur wilayah tidak memiliki hak untuk berbicara.

“Bandit-bandit ini baru saja mendapati Lord, dan kita tidak akan mendapat apa-apa jika tidak menangkap pemimpin baru mereka.”

Bandit-bandit baru ini sepertinya terorganisir dengan baik, dan itu merepotkan. Baru saja kemarin aku menangkap bandit saat kami keluar menjual barang-barang dan aku mendengar mereka berbisik tentang itu.

“Lord?”
“Menurut kesaksian bandit yang berhasil ditangkap, Lord itu sebelumnya memimpin bandit di wilayah tetangga. Mereka bilang dia hebat dalam bela diri.”

Para budak pernah disergap saat pergi berdagang tetapi berhasil membalikkan posisi mereka menjadi yang menyerang. Sungguh menyenangkan mengetahui bahwa mereka telah menjadi jauh lebih kuat.

“Hebat bela diri tapi dia malah lari?”
“Itu masalahnya. Aku tidak semua tahu detailnya, tampaknya Lord tidak percaya siapapun dan jarang setor wajah. Tapi dia cukup kuat untuk melawan para petualang terkuat satu per satu tanpa masalah.”
“Aku tidak mengerti tindakkannya....”

Aku tidak bisa berkomentar soal hal itu. Jelas tidak terdengar seperti bos bandit. Terdengar bagus bila disebut ahli strategi, tetapi bisa dibilang dia bersikap picik. Siapa pun orangnya, dia adalah musuh yang merepotkan, dan itulah sebabnya kami harus serius melawannya.

“Bandit melakukan persis seperti yang dikatakan Lord. Pertama, para bandit akan mengurung dan mengganggu pergerakan rombongan yang lewat. Orang dalam rombongan akan dibuat bingung dan terpisah, dan orang yang terpisah sendiri akan ditangani oleh pemimpin mereka satu per satu. Itu strategi mereka.”

Tetap saja... mengapa dia menggunakan taktik yang merepotkan seperti itu? Sulit untuk mengatakan apa yang sebenarnya dia incar.

“Itulah sebabnya jika kita berhasil menangkap bawahannya saja, Lord tidak akan tertangkap. Tugas kita adalah menangkap Lord.”
“Hmph. Bandit yang merepotkan.”

Aku juga tidak bisa berdebat dengan itu. Mereka jelas merepotkan. Selama pemimpinnya masih hidup, dia selalu bisa mendapatkan lebih banyak bawahan. Dan jika mereka menggunakan taktik rumit seperti itu, mereka mungkin memiliki lebih dari satu tempat persembunyian juga. Tapi itu berarti lebih banyak keuntungan dari perburuan bandit ini juga.

“Ya kembali pada rencana awal, selagi kita memburu monster, kita juga akan memburu para bandit itu.”
“Baik.”
“Aku mengerti.”
“Dimengerti.”

Saat itu, Raph-chan datang mendekat.

“Rafu!”
“Oh? Hei, Raph-chan!”

Karena sudah lama sekali tidak bertemu, aku langsung mengelus-elus Raph-chan. Dia bertugas menurunkan tingkat stres para budak, jadi dia tidak menghabiskan waktu bersamaku belakangan ini. Raph-chan menjaga jarak ketika Raphtalia ada, mungkin mencoba membuat Raphtalia bahagia. Raph-chan yang menahan diri itu membuatnya sangat imut.

“Rafuu!”
“Ya, ush-ush, cup-cup!”
“Tuan Naofumi? Mengapa kamu terlihat sangat terpuaskan?”
“Karena memang menyenangkan.”

Raph-chan sangat imut. Dia benar-benar yang terbaik. Aku tidak punya banyak waktu untuk bermain dengannya belakangan ini, jadi jika aku memiliki kesempatan untuk mengelusnya, aku tidak akan melewatkannya.

“Ha....”
“Mau ikut buru bandit, Raph-chan?”
“Rafuuu!”

Oh Sepertinya dia juga ingin ikut. Kurasa aku akan membawanya. Aku mulai benar-benar menantikan perburuan ini.

“Iwatani-dono.... Jangan menyerah dulu, Raphtalia.”
“Iya....”

Eclair tampaknya berusaha menyemangati Raphtalia karena suatu hal. Apa terjadi sesuatu?

“Rafu?”
“Baiklah! Filo sedang bersama Melty di kota sebelah, seseorang tolong jemput dia. Kita akan membersihkan monster dan berburu bandit!”

Aku memberi perintah dan semua orang dengan cepat mulai membuat persiapan.


“Gerakanmu lumayan juga, aku sampai tidak bisa membacanya.”

Rishia memimpin dan langsung menuju ke arah monster. Itu pasti hasil dari pelatihan Wanita Tua. Siapa pun yang tahu Rishia sebelum ini mungkin akan berpikir mereka melihat semacam ilusi. Sebenarnya, itulah yang aku rasakan.

Dia menggunakan pedang pendek, Pekkul Rapier sebagai senjata utamanya bersama dengan cambuk dan pisau lempar dengan tali yang melekat padanya. Dia akan melempar pisau sambil menggunakan cambuk untuk menghabisi monster pada saat yang bersamaan. Segera setelah pisau mencapai sasaran, dia akan menarik monster itu dan menusuknya dengan Pekkul Rapier. Tusukan terakhir itu adalah serangan Teknik Hengen Musou yang dikenal sebagai Bound Thrust atau semacmnya. Nama skillnya agak sederhana. Itu terdengar seperti sesuatu yang dibuat oleh seorang Chuniibyo yang terjebak di dunia fantasi kecil mereka sendiri. Namun, aku terkesan.

Ditambah lagi, dia cepat. Sebelumnya, Rishia menjadi sangat kuat karena terlalu emosional, tetapi dia telah melampaui itu dan menjadi lebih kuat sekarang, sejauh yang aku tahu. Dia benar-benar pandai melempar benda dan mengenai targetnya juga. Jika ditambah penetrasi pertahanan atau semacamnya, dia akan sulit dikalahkan.

Aku harus mulai berlatih dengan serius. Aku agak menurunkan kewaspadaan setelah menjalin hubungan baik dengan L’Arc dan Glass, tetapi.... mengingat jenis musuh yang akan kami hadapi mulai sekarang, mungkin tidak ada salahnya untuk berlatih lebih.

Ngomong-ngomong, Rishia berada di level 70 sekarang. Sepertinya dia berhasil mencapai level berikutnya setelah diam lama di level 69, dan sekarang dari level 70 ke 71, dia masih memiliki jalan panjang. Aku pikir dia mungkin mengalami semacam kebangkitan begitu mencapai level 70, tetapi tidak ada perubahan besar terjadi. Meski begitu, dia jauh lebih kuat daripada statistiknya. Aku benar-benar terkejut, jujur. Ini hanya dugaan, tapi aku yakin Itsuki melihat Rishia sekarang, dia akan memintanya untuk kembali. Perlu diingat, dia orangnya memiliki harga diri yang sangat tinggi, aku yakin dia tidak akan bilang itu.

“Benarkah? Aku tidak merasa jauh berbeda....”

Jadi dia tidak menyadari perbedaannya. Aku rasa dia menjadi lebih kuat, dalamnya masih tetap sama. Ketika aku merenungkan itu, aku melihat Eclair menebas monster. Itu adalah serangan yang cukup mengesankan, meskipun tidak seagresif Rishia. Dia pasti menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

“Itu luar biasa, Eclair-san.” Raphtalia memuji Eclair, jelas terkesan.
“Aku masih tidak bisa sebanding denganmu, Raphtalia, tapi aku selangkah lebih maju dalam hal Teknik Hengen Musou darimu. Sebaiknya kamu segera menyusul.”
“Aku pasti akan melakukannya.”

Sepertinya Raphtalia dan Eclair telah menjadi teman. Sepenuhnya mengabaikan percakapan mereka, Atla datang dan memanggilku.

“Lihat ini, Tuan Naofumi.”
“Ya.”

Sekarang untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan Atla. Aku penasaran dia lebih kuat dari kakaknya.

“Atla! Biar a----”
“Kau hanya menghalangiku, Onii-sama.”
“Aah!”

Atla menusuk Fohl. Dia jatuh ke tanah dan Atla naik lalu berdiri di atasnya. Monster babi hutan yang sangat besar yang disebut razorback sedang meluncur ke arah mereka, tetapi Atla menghentikan serangannya dengan hanya menggunakan satu tangan. Yang dia lakukan adalah meletakkan satu jari di ujung hidung razorback. Razorback tampaknya mencoba untuk maju dengan sekuat tenaga, tetapi dia tidak bergerak sedikit pun. Hah? Dia seperti memiliki kekuatan manusia super atau semacamnya.

“Maaf ya.”

Jung!
Atla melompat ke razorback dan menusukkan jarinya ke dahi. Hanya itu yang dia lakukan, tetapi.... Mata razorback berputar lalu mulutnya mulai berbusa dan jatuh. Hah? Monster itu sudah mati?

Menerima 70 EXP

Aku mendapatkan exp. Itu seperti semacam teknik pembunuhan atau semacamnya. Kenapa ya? Sepertinya itu memberi lebih banyak damage daripada mengalahkan monster secara normal. Apakah dia mencungkil otaknya atau semacamnya? Sepertinya dia tidak melakukan apa-apa selain menusuknya.

“Saya berhasil!”
“Oh... bagus.”

Jenius adalah hal yang menakutkan. Atla tampaknya lebih kuat dari Rishia atau Eclair. Dan dia melakukan itu dengan tangan kosong?! Aku baru sadar Atla tidak membawa senjata. Tidak, tunggu, aku yakin sudah memberikannya bersama budak-budak lainnya. Aku rasa dia tidak menggunakannya.

Monster-monster di sini.... sekitar level 40, rata-ratanya. Itu seperti permainan anak-anak bagi orang yang aku bawa. Aku menusuk Fohl, yang masih berbaring di tanah dengan Atla berdiri di atasnya. Aku merasa agak kasihan padanya, karena dia menjadi kakak yang menyedihkan.

“Yah!”

Filo dalam wujud ratu Filolialnya melompat dan menendang monster dari kiri dan kanan. Seperti biasa, jelas dia tahu bagaimana menangani dirinya sendiri dalam pertempuran.

Ngomong-ngomong, mereka menghabisi para monster tanpa perlu aku gunakan perisai. Seharusnya aku melakukan sesuatu, tapi aku merasa tidak berguna. Semua orang menjadi sangat kuat.... Aku mulai merasa agak terasingkan.

“Tuan Naofumi, apa ada?” tanya Raphtalia.
“Tidak.”
“Raphtalia, mari kita bawakan monster ke sini agar ada yang bisa dilakukan Iwatani-dono. Kalau tidak, Sadeena-dono bisa saja akan mencuri dia darimu!”
“Dimengerti!”
“Aku tidak minta perhatian! Raphtalia, kenapa kau setuju sekali?!”

Apa yang dibicarakan si Eclair?! Apa yang membuatku harus diam bersama pemabuk itu?!

“Oh, terserahlah. Jika itu maumu, ini caranya. Hate Reaction!

Aku hanya akan menggunakan Hate Reaction untuk menarik monster terdekat kepada kami saat kami berjalan ke lokasi dengan monster yang sedikit lebih kuat. Kami masuk lebih dalam ke pegunungan, dan tak lama kemudian kami mulai melihat beberapa monster dengan karakteristik seperti naga.

Ah, itu mengingatkanku.... Naga tinggal di daerah yang sangat terpencil. Kurasa kami telah meninggalkan area di mana bandit-bandit itu bersembunyi. Tapi itu tidak masalah karena ini adalah kesempatan untuk melihat seberapa jauh kami bisa melangkah. Selain itu, aku bisa menyerap materialnya ke dalam perisaiku untuk mendapatkan peningkatan. Atau setidaknya itulah yang aku bayangkan, tetapi entah kenapa aku tidak bisa membuka perisai yang berhubungan dengan naga. Demon Dragon Shield juga cukup lama terbuka.

“Iwatani-dono!”
“Tuan Naofumi! Bantu kami!”
“Akhirnya giliranku tiba?”

Akhirnya ada monster yang membutuhkan bantuanku untuk melawannya. Aku menahannya, dan yang lain menyerangnya. Selain itu, monster yang lain lemah, dan semua orang pergi membersihkan mereka sendiri. Kami semua naik level setelah beberapa saat, tetapi pertumbuhan satu orang sangat luar biasa. Begitu levelnya naik dari 70 ke 71, semua statistiknya menembus batas.

Namanya: Rishia Ivyred.

Apa itu karena latihannya? Tidak, aku cukup yakin meningkatkan kebugaran fisik tidak akan memengaruhi status sihir, sehingga seharusnya tidak menyebabkan peningkatan statistik yang tiba-tiba. Karena kami tidak bertemu dengan bandit mana pun pada hari itu dan berakhir dengan bertarung melawan monster sepanjang waktu, Rishia berhasil mencapai level 72 dan statistiknya melonjak sekitar tiga puluh persen atau lebih. Statistiknya sudah mencapai sekitar setengah dari apa yang Raphtalia miliki sebelum terpilih oleh senjata vassal.

Itu mungkin tidak tampak banyak karena statistik Rishia hanya sepertiga dari itu. Tetapi jika Rishia terus meningkat pada kecepatan ini, dia seharusnya bisa mengejar ketinggalan di mana Raphtalia berada pada saat dia mencapai level 75. Sepertinya kebangkitan kemampuan Rishia dimulai saat dia mencapai level 71. Kurasa aku akhirnya bisa benar-benar menantikan dia membuat sebuah kontribusi signifikan di garis depan pertempuran.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar