Rabu, 25 Maret 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 106. Hari-hari di Pulau Cal Mira

Chapter 106. Hari-hari di Pulau Cal Mira


Untuk saat ini..... kita sedang bepergian dengan kapal.
Sepertinya Filo sudah menguasai cara berenang sepenuhnya. Terlihat dari cara berenangnya yang seperti seekor pinguin.

“Goshujin-sama.”

Selagi mengambang, Filo mengambil alih kendali kapal yang kunaiki.
.... Aku punya firasat buruk.

“Biar Firo yang mengendalikan kapal ini.”
“Huh?”

Selagi memikirkan itu, Aku memegangi sisi kapal dengan satu tangan.
Oh, Aku mengerti apa yang ingin dia lakukan.

“Semoga saja Raphtalia tidak muntah.”
“Kalau naik kapal bukan masalah!”

Syukurlah.
Sambil mengangguk, Aku melepaskan kendali kapal.

“Go~!”

Filo dengan hebatnya berenang selagi menarik kapal ini dengan sangat cepat.

“Wa, wa, wa ā ā!”

Selagi kapal ditarik dengan cepat, terdengar suara aneh.
Ya, tidak ada salahnya untuk terkejut.

“Ini seperti kapal Duffy.”

Apa itu?
Jika kuingat baik-baik, Duffy itu monster seperti lumba-lumba.
Entah bagaimana, Aku bisa membayangkan itu.
Kapal yang sedang ditarik melewati lautan luas ini oleh sekawanan Duffy..... Aku membayangkan hal seperti itu.
Walaupun Filo itu sendirian, dia masih bisa membawa kita dengan efisien.
Oh iya, apa Filo tahu arah yang kita tuju? .... Disini terdapat banyak jalan.

“Pulau yang mana?”
“Yang sebelah sana.”

Setelah melihat pulau yang dituju, bukanya mengarahkan kami kesana, Filo malah mengubah arah renangnya sambil menyelam.
Orang ini mudah sekali beradaptasi.

“Goshujin-sama~, jika ada waktu bermain dengan Firo lagi, maka ayo kita menyelam kesana, disana itu sangat indah loh.”
“Bisa mati lemas aku.”

Seberapa lama dan seberapa cepat dia bisa menyelam dilaut?
Aku tidak mau itu terjadi. Datang ke dunia lain, hanya untuk mati karena tenggelam.

“Onee-chan bisa menyelam lebih lama, jadi Firo tidak akan kalah darinya.”
“Sungguh?”
“Be-benar....Berenang merupakan keahlianku.”

Ya, jika dia tidak bisa berenang, mana mungkin orang tuanya mendorongnya ke laut, demi menjauhkannya dari monster yang muncul dari gelombang.

“Bagaimana bila Aku memancing ikan untuk makan nanti?”
“Boleh saja...... tapi itu sudah sering disediakan oleh penginapan.”
“....Benar juga ya.”

Aku mulai bosan dengan hidangan lautan. Ya, karena tidak ada yang memasak sashimi, jadi hidangannya terlihat ala Meuniere semua.
<TLN: https://en.wikipedia.org/wiki/Sole_meuni%C3%A8re>

“Apa ini aman untuk dimakan langsung?”
“Tidak tahu....”
“Apa ini enak?”
“Biar Filo yang memakan ini dan kita lihat apa yang terjadi.”

Masalahnya adalah setelah Filo memakan itu, dia baik-baik saja, bukan berarti itu aman untuk kita juga.

“Nanti aku akan membuatkan makanan dari duniaku.”
“Hore~!”
“Aku akan menantikannya.”
“.... Mungkin aku akan memasak makanan yang berasal dari daerah Timur.”

Buku resep makanan akan menjadi suatu hal yang akan Aku cari nanti. Kebetulan, perisai ku memiliki skill memasak juga.
Dengan begitu, sambil mengobrol, kita sampai ditempat yang kita tuju dengan cepat.
Ya, bila kita lihat dari awal, kita membutuhkan waktu yang banyak untuk sampai kesini.

“Me-mengejutkan sekali.”

Ketika turun dari kapal, Aku tidak bisa menegakkan kaki ku dengan baik, karena kapal ini sedikit bergoyang.
Bila menaiki kapal yang sudah kau ketahui sangat cepat maka sudah dipastikan kau akan sangat terkejut.
Kecepatan Filo sangat cepat.

Setelah sampai dipulau sana, kita melaju dengan semangat menuju wilayah berburu.
Sebagai hasilnya, EXP poin yang diberikan oleh monster terus bertambah setiap saat. Tentunya itu tidak termasuk dari efek Miraca Bracelet.
Jika digunakan dari awal, maka EXP poin yang diperoleh akan sangat banyak.
Baiklah, karena level Raphtalia cukup rendah, jadi dia yang menggunakan Bracelet itu pertama.

“Sudah lama sekali kita tidak berburu bersama Naofumi-sama.”
“Kalau diingat-ingat, benar juga.”

Karena suatu hal, pertarungan melawan paus agung dan perjalanan yang menyulitkan, dengan menaiki kereta sampai pelabuhan untuk pergi ke Pulau Cal Mira, bukan berarti adanya Filo itu hanya untuk bertarung saja.
Walaupun begitu, Aku tidak mengira itu sudah berlalu cukup lama.
Oh iya.... ketika kita hidup sebagai buronan, kita harus memburu monster untuk mendapatkan makanan.

“Mulai sekarang, ayo kita menaikkan level bersama di sini. Ayo kita berjuang.”
“Iya!”
“Ayo~!”

Karena kita mengobrol dan bekerja sama sambil menaikkan level, kita melihat lebih banyak orang menaikkan level di Pulau Cal Mira dari hari sebelumnya.
Seperti yang kita duga, para petualang tidak begitu tertarik untuk menuju daerah tengah pulau.
Ya, batas normal level mereka adalah 40. Kecuali mereka itu petualang terpilih maka itu akan berbahaya.
Bukan berarti kita tidak berpapasan dengan mereka....


Hanya saja.... bagaimana Aku menyebutkannya, bagi mereka yang terlalu serakah akan menjadi tulang....
Aku teringatkan oleh peraturan bertahan hidup di hutan rimba.
Sudah berapa banyak petualang yang mati dipulau ini?
Agar kita tidak menjadi seperti mereka, akhirnya kita tidak terlalu mendekati mereka....

“Tei!”
“Taaaaa!”

Hanya dengan sekali tebas monster terbagi dua oleh pedangnya Raphtalia, dan monster yang sedang ditendangi oleh Filo menjadi gumpalan daging.
..... Pembenaran, Raphtalia dan Filo masih terlalu mudah untuk mengalahkan mereka.
Ditambah lagi, karena Aku bertambah kuat, aku bisa secara efisien dan aman melindungi mereka dari serangan monster berjumlah banyak.
Oh iya, ada skill Shield Bash.

“Shield Bash!”

Aku memfokuskan pandanganku pada musuh, membacakan skill itu untuk membuatnya mengenai perisaiku. Oleh karena itu, monsternya mengenai perisai.
Aku melihat Yellow Beetle yang menabrakku.... dan Aku mendengar dentuman yang bagus.
Namun, ini tidak menghasilkan damage yang banyak.
Tetapi.... pergerakannya terhenti.
Sepertinya monster itu terkena stun selama 3 detik.
Skill menyetrum atau Stun ini mempengaruhi status menjadi tidak normal.
Walaupun begitu, masalahnya aku tidak bisa memberikan damage sedikitpun....

“Serangga~”

Terdengar suara seperti lalat lewat.
..... Ketika pergerakan yellow beetle terhenti, itu mengakibatkan peluang besar muncul, kemudian Filo menghabisinya dengan memakannya.
Waktu cooldownnya 5 detik. Sangat mudah digunakan. Dan tidak menguras banyak SP juga.
Karena kita menuju daerah tengah pulau, level monsternya mulai bertambah, dan Raphtalia mulai sedikit kesulitan.

“Apa kau baik-baik saja?”
“Bukan masalah!”
“Mereka ini lemah~!”

Yang Aku maksud dari kesulitan yaitu, sekarang menjadi dua kali tebas dari yang sebelumnya satu kali tebas.
Hari ini, di pulau yang kita kunjungi ada Karma Dog Familiar, tetapi bila menuju ke tengah, monster itu baru muncul.
Hampir seperti bola bundar.... Seekor anjing raksasa dengan tubuh hitam, dan memiliki sepasang sayap yang melebar muncul dari magic seperti lensa itu.
Jenis anjing ini..... seperti Golden Retriever? Monster ini terlihat cukup cacat. Tetapi, bukan berarti monster ini tidak ganas.
Aku memastikan nama yang tercantum adalah Karma Dog.
Apa monster ini merupakan bos pulau ini?
Sangat aneh bila orang yang memanggil Karma dog Familiar karena Familiarnya.

“Zweit Aura!”

Aku menggunakan sihir dukungan pada Raphtalia dan Filo yang sedang menghadapi Karma Dog.
Karma Dog mencoba menggigitku dengan taringnya yang besar.

“Hmm.”

Karma Dog mengunci lenganku dengan mulutnya, selama Aku mencoba untuk menahannya.
Dengan suara dentuman yang keras, Aku menghentikan pergerakan Karma Dog.

“Shield Bash!”

Aku menggunakan serangan Shield Bash pada Karma Dog.
Jika Raphtalia dan Filo berhasil mengambil keuntungan dari celah ini maka itu hal yang bagus.
Ternyata, yang terjadi itu sebaliknya, Karma Dog tidak mengalami status tidak normal, apa monster ini berhasil menahannya?
Dalam sekejap, Aku merasakan kekuatan gigitannya berkurang, namun itu kembali dalam waktu yang singkat juga.
Walau gerakannya cukup cepat, namun berkat Aku yang menahannya, kita bisa melawannya dengan selamat.
Setelah mengalahkannya, kita bisa merasakan EXP yang mengalir, dan itu cukup baik untuk kita yang tertinggal.

Dengan begitu, kehidupan kita dipulau berlanjut dengan melakukan hal yang sama.
Di hari selanjutnya kita mengalahkan seekor Karma Squirrel. Tentu saja, berserta dengan Familiarnya.
Kemarin malamnya Aku mengecek skill yang terdapat di perisai yang telah Aku buka.
Aku cukup beruntung karena telah mendapatkan Highten Reaction yang dapat memberitahuku bila ada monster di sekitarku.
Untuk pertama kalinya Aku menggunakannya di wilayah berburu.

“Highten Reaction!”

Aku memiringkan kepalaku, dan melihat kesana kemari, karena tidak terjadi apapun. Kemudian Filo mengedipkan matanya berkali-kali.

“Goshujin-sama, ada sesuatu yang aneh bertebaran di sekitarmu.”

Jadi efeknya berada pada diriku.
Awalnya Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Aku langsung mengerti.
Itu menyebabkan monster di sekitar terpancing ke arahku.
Tentu saja, itu termasuk monster yang sedang dilawan oleh petualang lain.

Jarak efektifnya sekitar 15 meter.
Pada akhirnya, Aku harus meminta maaf kepada para petualang karena sudah menyusahkan mereka dan mengembalikan monster mereka, dan mereka sepertinya sudah tahu kalau aku itu Hero Perisai.
Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikannya, tapi ada orang keras kepala yang pastinya memiliki masalah denganku.
Tetap saja, Highten Reaction tidak berefek pada monster yang cerdas.

Hal yang sama terjadi Karma Rabbit, dan Aku menyerapnya pada perisai.
Ah, dan ini memiliki hal yang menarik yaitu item langka yang bagus. Tentunya, ketika monster terkalahkan akan dikuliti sebelum diserap. Aku heran apa yang membuat prinsip ini terjadi? Ini seperti retakan dimensi yang muncul entah dari mana.
Kemudian, muncul bijih dari sebuah drop dan itu bernama Bijih Oracle. Setelah melihat bijih tersebut, sepertinya ini bijih yang Aku butuhkan untuk menguatkan senjata.
Oleh karena itu Aku mulai mengumpulkannya.

Karena senjata yang bernama Cakar Karma Dog muncul dari drop, Aku mengeluarkannya dan memberikannya pada Filo agar digunakan olehnya.
.... Akan tetapi, ukurannya tidak cukup. Sembari mengalahkan Karma Dog yang lain, akhirnya drop yang berukuran besar tiba dan kita mengakhirinya tanpa masalah.
Sudah banyak ukuran yang muncul..... apa kita tidak bisa melakukan sesuatu?

“Goshujin-sama~ Cakar ini sangat mengerikan~”
“Jangan khawatir. Itu bukan kutukan kok.”
“Benar~.... tapi ketika menendang, ada sesuatu yang hitam menyebar dan membuat monsternya tidak enak. Monster yang sebelumnya lebih lembut~....”

Hmm..... Aku merasa aneh dengan senjata yang beratribut kegelapan. Apa kau mau senjata yang lain untuk membuat makananmu lebih lezat?

“Bagaimana denganmu, Raphtalia?”

Pedang Karma Rabbit yang Raphtalia gunakan berasal dari drop seekor Karma Dog.

“Entah kenapa, tubuhku terasa lebih ringan, rasanya cukup aneh.”

Drop yang berasal dari bos monster merupakan hal yang sangat menarik sebelum sampai didunia lain, tetapi, kenyataannya tidak terlihat menarik.
Aku harus menanyakan ini kepada pak tua penjual senjata untuk menempakan senjata yang bahannya terbuat dari bos Karma ini.
Ya, ini seharusnya bukan masalah karena kekuatannya cukup bagus.
Blood Clean Coating yang tidak terpasang menjadi sebuah masalah, karena senjatanya tidak akan bisa digunakan dalam waktu yang lama.
Ketika di penginapan, Aku bisa menggunakan Perisai Batu Asahan, dan masih banyak perisai yang belum Aku buka. Jadi ayo utamakan itu saja.
Untuk Coating-nya Aku bisa meminta pak tua itu memasangkannya.... karena itu sangat diperlukan untuk persiapan gelombang selanjutnya juga.

Mau yang manapun juga itu terlalu anti-klimaks.
Selama level kita bertambah, maka rasa krisis juga akan bertambah.

Untuk sekarang, Aku membuka perisai yang belum kubuka, dengan mengumpulkan monster baru dan memikirkan masalah yang bisa diatasi oleh perisai itu. Aku tidak bisa melakukan semua itu tanpa berhati-hati....
Ya, haruskah Aku melihat daerah monster yang belum diketahui setelah melawan gelombang....?
Dengan dukungan keuangan dari ratu, maka itu bukan masalah.

Intinya, baik itu Raphtalia dan Filo, kita mulai memperkuat diri kita masing-masing.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar