Minggu, 22 Maret 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Chapter 13 - Penyergapan Besar-besaran

Volume 11
Chapter 13 - Penyergapan Besar-besaran


Jadi kami berangkat, awalnya baik-baik saja, tetapi.... seseorang muncul secara tiba-tiba. Itu adalah dia!

“Tidaaaak!”
“Filo-taaaaa---”

Aku menyaksikan Motoyasu terbang ke luar angkasa untuk ketiga kalinya hari ini. Dia pasti menggunakan skill teleportasinya untuk mendahului kami, cukup mengesankan. Raphtalia dan semua budak menjerit serempak saat pertama kali itu terjadi. Tapi aku rasa menjerit setelah menyaksikan seseorang ditendang ke luar angkasa adalah hal yang wajar.

“Kakak yang bawa tombak tersenyum ketika kena tendangan dahsyat itu. Gila sekali.”
“Aku mungkin mimpi buruk soal itu.”
“Me-menakutkan. Aku takut.”

Hebat, sekarang Motoyasu juga membuat trauma semua budakku. Mungkin aku ada salahnya juga karena memerintahkan Filo untuk menendangnya.

“Dia dibawa kemana ya, setelah menerima tendangan itu?”
“Siapa yang tahu?”

Aku sudah berpikir berulang kali cara membawa Motoyasu yang sudah rusak, tetapi jika dia akan terus muncul seperti ini maka kami bisa mencoba untuk berbicara dengan akal sehat di sepanjang perjalanan. Ketika kami berjalan lebih jauh dari tempat tinggal manusia dan lebih dalam ke pegunungan, tiba-tiba aku melihat seseorang berdiri menghalangi jalan kami.

“Motoyasu?”
“Bukaaaan!”

Oh? Filo memiliki penglihatan yang baik. Dia tampak yakin itu bukan Motoyasu, meskipun orang itu cukup jauh.

“Ya sudah, coba kau lewati saja tanpa menendangnya.”
“Okeeeeee!”

Filo terus berlari dengan kecepatan normal. Aku berencana untuk melewatinya, tetapi orang itu merentangkan tangannya dan menghalangi jalan.

“Apa? Dia ingin kita berhenti?”

Bisa jadi keadaan darurat atau semacamnya. Filo pasti sudah membaca pikiranku, karena dia berhenti di depan orang itu.

“Ada perlu apa?”

Ada orang-orang yang menghentikan kereta kami seperti ini sesekali ketika kami sedang menjajakan dagangan kami. Biasanya seseorang yang terluka atau bertemu dengan monster dan membutuhkan bantuan.

Orang itu terlihat seperti pria. Aku tidak yakin dengan umurnya. Dia agak kecil, tapi dia tampak lebih tua dari penampilannya. Mungkin dia berusia dua puluhan. Sulit dikatakan. Rambutnya cokelat. Wajahnya mengingatkanku pada salah satu komedian yang tidak mungkin untuk dibenci, meskipun sedikit bajingan dan selalu menceritakan lelucon kotor. Aku rasa dia adalah manusia, tetapi sepertinya lebih tepat untuk menggambarkannya seperti orang berkepala tikus. Dia mengenakan jubah, menyembunyikan pakaiannya, dan sepertinya ada semacam cipratan cairan merah di atasnya. Mungkin dia terluka.

“Eeehehe ... Hentikan keretanya!”
“Kami sudah berhenti.”

Dia ini sombong sekali. Apa dia tidak sadar risiko yang dia ambil dengan memberhentikan kereta di tengah jalan?

“Hanya memastikan, Pahlawan Perisai ada di dalam kereta, kan?”

Ratu cukup baik untuk meminjamkan kami kereta yang memiliki papan Pahlawan Perisai. Itu seharusnya menjadi tanda bahwa aku berada di dalam.

“Ya, aku Iwatani Naofumi, Pahlawan Perisai. Perlu apa?”

Menilai dari apa yang terjadi, dia akan meminta bantuan aku. Tetapi tanggapan pria itu sama sekali tidak terduga. Tiba-tiba, berdiri di depan kami.... musuh baru.

“Oh, benarkah? Eeehehehehe! Kalau begitu ... matilah!”

Pria itu membuka jubahnya dan melemparkan bola sihir kecil ke arahku. Apaa? “Mati”? Dia anggota Gereja Tiga Pahlawan?

“Shooting Star Shield!”

Aku melemparkan penghalang pertahanan yang berpusat padaku dan bersiap untuk bertahan melawan serangan itu. Bukan karena aku ceroboh. Hanya ada segelintir orang di dunia ini yang bisa melukaiku, karena kutukan itu tidak mempengaruhi pertahananku. Bisa dibilang itulah yang menyelamatkanku. Tetapi bagi seseorang untuk mencoba menyergapku, itu terdengar menggelikan.

Setidaknya itulah yang ingin aku pikirkan, tetapi kemudian Murder Pierrot muncul di benakku. Selalu ada kemungkinan bahwa masih ada seseorang di luar sana tidak seperti orang lain yang pernah aku temui sebelumnya. Untuk berjaga-jaga, aku melompat ke punggung Filo dan menyiapkan perisaiku. Tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa ini akan menjadi salah satu dari kasus-kasus itu.

Tepat sebelum bola sihir mencapai Shooting Star Shield, itu mulai membesar dan kemudian meledak dengan suara keras.

“Apa?!”
“Whoa!”

Ledakan itu berpusat di perisaiku dan langsung menerbangkan atap kereta di belakangku. Tunggu! Seberapa tinggi kekuatan serangan orang ini?!

“Celah menyerang!”

Pria itu mengayunkan pedang yang tampak seperti shamshir padaku dan Filo.
<TLN : Pedang dari timur tengah yang bentuknya melengkung, cek google>

“Zweite Aura!”

Aku dengan cepat melantunkan mantra untuk meningkatkan statistik Filo.

“Firo majuuu!”

Dengan diriku masih di punggungnya, Filo melakukan putaran dan menendang pria itu. Tapi pria itu menggunakan pedangnya untuk memblokir tendangannya.

“Ada apa tiba-tiba?!”

Raphtalia mengeluarkan katananya dan menyerang pria itu.

“Oh! Aku dengar pahlawan yang bawa senjata suci menyeret gadis-gadis kecil cantik bersamanya, dan sepertinya rumor itu benar! Eeehehehe! Ya mereka ini memang otak harem!”

Bajingan ini benar-benar membuatku kesal dengan tawa menjengkelkannya. Pria itu tampak benar-benar tidak tertekan ketika dia menghunus pedang lain dengan tangannya yang bebas dan memblokir katana Raphtalia. Tidak mungkin! Statistiknya mungkin lebih rendah dari biasanya, tapi aku cukup yakin Raphtalia masih memiliki kekuatan serangan yang sangat besar. Serangannya akan memotong hampir semua pedang dengan mudah.

“-?!”

Raphtalia tampaknya telah menyadari ada celah atau semacamnya, karena dia menyiapkan diri untuk menggunakan skill.

“Brave Blade! Crossing Mists!”

Itu adalah serangan pamungkas yang menggunakan dua katana untuk menghasilkan serangan berbentuk salib. Dia benar-benar hebat jika bisa memblokir serangan itu.

“Oh!”

Sepertinya menghadapi tendangan Filo dan serangan pamungkas Raphtalia pada saat yang bersamaan adalah batas kemampuannya, karena pria itu mundur selangkah. Tidak akan kubiarkan!

“Air Strike Shield!”

Aku menghasilkan perisai di belakangnya untuk menghentikan gerakan mundurnya.

“Oh! Safeguard! Earthen Wall!

Sebuah tembok melesat keluar dari tanah tepat di depan Raphtalia saat dia tengah melancarkan serangannya. Dia mengayunkan katananya ke bawah, menyerang menembus dinding ke arah musuh, tetapi pria itu berjongkok dan menghindari serangan itu. Aku tidak berpikir dapat menghindar seperti itu! Mengeluarkan sembarang perisai jelas tidak ada gunanya. Pertempuran ini hanya berlangsung beberapa saat, tapi aku sudah bisa mengatakan bahwa lelaki itu tahu bagaimana menangani dirinya sendiri dalam pertempuran.

“Magic Bullet! Meteorite Mobilization!”

Pria itu dengan cepat membentuk segel tangan dan melemparkan sesuatu yang tampak seperti sihir. Dia cepat! Lagi-lagi, itu tidak benar-benar spesial karena ada orang-orang di luar sana seperti Sampah #2, yang sangat bangga dengan kemampuannya untuk mengeluarkan sihir tanpa melantunkannya.

“Kaka!”

Keel memanggilku ketika dia dan yang lainnya akhirnya pulih dari keterkejutan mereka, tetapi ini bukan waktunya untuk mengobrol. Sebuah meteor besar muncul di atas langit dan langsung menuju ke arah kami. Itu sangat cepat! Sihir macam apa ini? Aku belum pernah melihat yang seperti ini. Ini hanya dugaan, tapi aku punya firasat orang ini dari dunia lain, sama seperti Murder Pierrot. Tetapi aku tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu. Aku membawa Keel dan budak-budak lainnya bersamaku, dan orang ini sedang melakukan serangan sihir pada kami.

“Filo! Raphtalia! Tahan dia!”
“Baik!”
“Dimengerti!”
“Second Shield! Dritte Shield! Prison Shield! Dan Zweite Aura!”

Aku menggunakan Second Shield sebagai pijakan berdiri di udara dan kemudian tambahkan Dritte Shield di atas diriku. Aku menggunakan E Float Shield untuk perlindungan ekstra di atasnya dan menyiapkan perisaiku ke atas. Aku telah melemparkan Zweite Aura pada Raphtalia untuk mencoba memberi kami sedikit waktu, tetapi....

“Disarming Bullet! Earth Evasion!”

Raphtalia memblokir sihir pria itu, tapi....

“Kekuatan…ku?!”

Ada penurunan yang terlihat pada kecepatan Raphtalia.

“Eeehehehe! Baru pertama kali ya sihir dukunganmu dibatalkan? Bertarung sungguhan saja belum pernah ya?”

Aku merasa pria itu masih belum bertarung sungguh-sungguh. Sial .... Kami dalam posisi sulit yang aku takutkan terjadi.

“Hah?”

Raphtalia memiringkan kepalanya ke samping dengan bingung. Tetapi pada saat itu aku harus mencari tahu apa yang harus dilakukan dengan meteor yang meluncur ke arah kami! Meteor itu telah menghancurkan Dritte Shield dan Shield Prison. E Float Shield akhirnya mencapai batasnya dan hancur juga. Sekarang meteor itu datang langsung ke arahku.

“Ughhh....”

Aku merasakan dorongan besar menghantam perisai dan bergema di seluruh tubuhku. Aku hampir tidak bisa menahannya.

“Apa yang kau lakukan pada Kaka?!”

Keel dan yang lainnya mengambil senjata mereka dan mulai berlari ke arah pria itu.

“Tunggu! Kalian mundur!”

Keel dan yang lainnya mengabaikanku dan terus melaju.

“Lamban sekali! Aku kira bisa lebih menarik lagi. Eeehehehehe!”
“Keel-kun!”

Raphtalia memanggil Keel. Pada saat yang sama, pria itu pasti telah menentukan Keel sebagai lawan yang lemah, karena dia berbalik ke arahnya dan mengangkat shamshirnya. Raphtalia melakukan segalanya untuk menuju ke tempat di antara Keel dan serangan itu, tetapi sepertinya dia tidak akan berhasil tepat waktu. Itu mungkin hanya imajinasiku, tapi sepertinya Raphtalia bergerak lebih cepat dari sebelumnya... tapi sepertinya dia tidak sempat.

Sial! Keel dan yang lainnya masih belum kuat bertarung bersama kami, bahkan dengan statistik mereka yang baru bertambah. Mereka hanyalah beban saat ini. Aku mulai melihat segala sesuatu dalam gerakan lambat, dan tepat ketika shamshir pria itu hendak menembus dada Keel, saat itulah hal tersebut terjadi! Suara hantaman keras terdengar ketika gunting besar muncul di depan Keel dan menjaganya dari serangan itu.

“Hah?!”

Aku tidak bisa mempercayai mataku. Murder Pierrot berdiri di depan pria itu dengan gunting di tangannya.

“Spider Web!”
“Bah!”

Murder Pierrot membungkus shamshir pria itu dengan benang dan berusaha membatasi gerakannya, tetapi pria itu memotong benang dan melompat pergi.

“Kau baik----- --ja?”

Murder Pierrot berbicara kepada Keel, tetapi kata-katanya bercampur dengan suara statis seperti biasanya.

“Y.... ya!”

Persis ketika Murder Pierrot muncul di depan Keel untuk melindunginya, meteor yang berada di atas kepalaku meledak. Ugh.... Aku bisa menahan dampaknya, tetapi rasa sakitnya sangat buruk. Armorku rusak di beberapa tempat. Aku melompat turun dari Second Shield, mendarat dengan kuat di tanah, dan berbalik ke arah pria tersebut sambil menyiapkan perisaiku.

“Kukira siapa, eh ternyata pemegang senjata vassal dari dunia yang telah hancur. Tak kusangka kau masih hidup? Eeehehehe!”

Aku rasa mereka saling kenal. Murder Pierrot memelototi pria itu dengan agresif. Dunia yang telah hancur?

“Yaah, tetapi pahlawan suci di dunia ini benar-benar lemah. Aku bisa tenang dan menikmati diriku saat ini. Eeehehe!”

Ada apa dengan bajingan ini? Cara dia berbicara menyiratkan bahwa dia berasal dari dunia lain. Tapi... kesan yang dia berikan tidak seperti kesombongan Kyo, keegoisan Sampah #2, atau L ‘Arc dan Glass sewaktu dulu.

“Apa kau pemegang senjata vassal juga?”
“Aku? Ingin sekali aku jadi pemegang senjata vassal namun aku tidak terpilih. Eeehehe!”
“Dia ini `------- ---- ----- ----, dia adalah rekan dari pahlawan yang terpilih, yang -------- ----- ------.”

Murder Pierrot mencoba menjelaskan. Aku rasa itu berarti musuh berada dalam posisi seperti Keel atau Filo. Agak seperti Therese, mungkin. Melihat pria itu dengan lebih baik, aku perhatikan dia mengenakan liontin aneh yang tergantung di dadanya. Mungkin itu adalah aksesori untuk menerjemahkan bahasa atau semacamnya.

“Aku tidak mengira bisa sekecewa ini. Harusnya bisa lebih menyenangkan lagi dari ini. Eeehehe!”
“Bagi kau... kami lemah?” Raphtalia mengarahkan katananya pada pria itu berusaha membalas ucapannya.
“Jujur saja, lebih lemah dari yang aku harapkan. Mudah sekali.”
“Kita lihat saja nanti!”

Raphtalia bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, dia mencoba masuk ke daerah penjagaan musuh dan bersiap untuk menyerang dengan katananya.

“Astaga! Apa ini? Kau tiba-tiba sangat cepat!”

Mata pria itu membelalak karena terkejut. Aku juga terkejut. Mengapa Raphtalia bisa bergerak secepat itu?

“Kau membuat kesalahan ketika menggunakan mantra sihir untuk membatalkan sihir dukungan dari Tuan Naofumi.”

Kesalahan? Aku belum melihat ada kesalahan perhitungan dalam serangan pria itu sejauh ini, tapi.... Tunggu. Jika dia membatalkan sihir pendukungku, itu berarti dia telah menghapus buff yang bermanfaat. Dengan kata lain, sangat memungkinkan mantranya bisa menghilangkan efek debuff yang tersisa.

“Kutukan yang menimpaku, sampai ikut hilang juga.”
“Cih!”

Raphtalia melepaskan serangan demi serangan, dan musuh tidak bisa lagi melakukan apa pun selain bertahan.

“Eeehe! Menakjubkan! Tapi sekarang giliranku!”

Raphtalia mengayunkan katana-nya ke arah musuh, pria itu dengan menggerakkan tangannya ke depan bersiap untuk mengeluarkan sihir. Dia meluncurkan serangan sihirnya nyaris seperti tanpa lantunan mantra, tetapi gagal mengenai Raphtalia. Dia terus mengayun dan menghindar, semakin menyudutkannya. Kurasa dia sebenarnya tidak sekuat itu. Tetapi yang membuat aku penasaran dia bukan pemegang senjata vassal.

“Sial .... Sepertinya aku mungkin harus mundur dulu. Eeehehe.”
“Kau kira bisa kabur dari kami?”
“Memang, kau tidak akan ke mana-mana!”

Raphtalia membentaknya ketika dia terus menyerang. Jelas tidak ingin melewatkan kesempatan ini, Murder Pierrot mengarahkan pandangannya pada pria itu juga.

“Tentu saja aku bisa kabur! Lain kali coba halangi aku kabur!”

Pria itu mengambil liontin dengan tangannya sebelum membentuk bola sihir dan menusukkannya ke tanah. Kilatan cahaya yang terang memenuhi udara dan membutakan kami untuk sesaat. Dengan kemampuan seperti ini, meski tidak menjadi pahlawan.... Aku rasa dia seperti versi Therese yang lebih kuat atau semacamnya. Sial! Musuh selalu berhasil melarikan diri seperti ini!

“Gah!”

Hah? Aku berkedip berkali-kali dan memandang ke tempat pria itu berdiri dan aku melihat Murder Pierrot memegang guntingnya yang menembus pria itu.

“Aku su--- ------- --- yang kau lakukan.”
“Ee.... eehe. Bisa juga kau! Itu tidak akan berhasil lain kali!”

Murder Pierrot menyentakkan gunting dari dadanya. Darah berhamburan keluar dan pria itu jatuh ke tanah. Dia sudah mati.... kan? Murder Pierrot mencabut guntingnya dengan keras, menoleh ke hadapanku, dan melangkah ke samping, menyiratkan bahwa aku harus memeriksa pria itu.

Aku menatap pria yang dibunuh Murder Pierrot. Itu hanya firasat, mungkin aku bisa menemukan sesuatu dengan memeriksa mayatnya, karena dia berasal dari dunia yang berbeda. Saat itu, aku perhatikan ada cahaya redup keluar dari tubuh pria itu. Apa itu tadi? Jangan bilang itu masih belum berakhir! Dan kemudian, tiba-tiba, mayat pria itu menghilang seolah-olah itu hanyalah fatamorgana.

“Hah? Apa itu tadi?”
“Dia salah satu dari mereka ------.”

Murder Pierrot mencoba menjelaskan, tetapi suara statis itu mengganggu dan aku tidak tahu apa yang dia katakan. Setelah beberapa saat, Murder Pierrot tampak menyerah untuk menjelaskan dan mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana.

“Kau tidak ----apa?”
“Ya, tapi.... Waktu kedatanganmu terlalu pas, bukan? Jangan bilang, kau bersekongkol dengan pria tadi?”
“Tunggu, Tuan Naofumi. Bukankah kamu tidak terlalu curiga?”
“Dia benar, Kaka!”

Raphtalia dan Keel angkat bicara membela Murder Pierrot. Aku mengerti apa yang mereka coba katakan, secara pribadi, aku juga ingin memercayainya. Tapi waktunya datangnya terlalu sesuai. Aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan mereka merencanakan pertemuan ini untuk mendapatkan kepercayaanku. Aku sadar terlalu skeptis, tetapi ada terlalu banyak hal yang perlu aku lindungi. Membiarkan diriku memercayai orang lain dengan mudah bukan pilihan.

“Tidak benar, itu ka---- ---.”

Murder Pierrot mengulurkan tangannya ke pundakku dan mengambil sesuatu dari armorku. Itu tampak seperti salah satu pin penanda yang digunakan saat menjahit.

“Aku pasangkan ini padamu dan mengawasimu --- ----. Selama a-- ---, aku bisa datang padamu kapan pun.”
“Ini semacam skill portal?”

Aku hanya bisa berteleportasi ke lokasi yang sudah aku daftarkan, tapi kurasa skill Murder Pierrot bisa berteleportasi ke mana pun selama dia meletakkan pin tersebut.

“Kapan kau....”
“------- -- Colosseum.”
“Oh, jadi kau menempelkan ini disaat-saat kita bertarung? Tunggu, itu berarti kau mengawasiku selama ini!”

Murder Pierrot memalingkan muka, tetapi aku bisa melihat butiran keringat terbentuk di dahinya.

“Aku tidak ----- melihat --- --- kejadian ----------- pemegang senjata suci. ----- bisa, aku ingin membantu.”

Sepertinya Murder Pierrot sedang mencoba mengatakan dia ingin membantuku, tetapi....

“Jadi --- ------- karena efek kena kutukan.”
“Iya. Tapi, aku sekarang sudah bebas dari kutukan.” Raphtalia menyarungkan katananya merespons ucapan Murder Pierrot.
“Kita benar-benar beruntung karena mantra sihir yang digunakan musuh untuk membatalkan sihir dukunganku dan menghilangkan efek kutukan juga.”

Aku ragu kami akan seberuntung itu di lain waktu. Jika ada satu musuh seperti ini, pasti ada yang lain juga. Aku tidak bisa berlarian dengan statistikku yang menurun oleh kutukan, apalagi ketika ada orang di luar sana yang ingin membunuh pahlawan suci. Dan juga, aku harus segera menemukan Ren, Motoyasu, serta Itsuki dengan cepat atau tidak, mereka mungkin akan terbunuh oleh makhluk mengerikan ini. Aku tidak perlu terlalu khawatir soal itu jika mereka menggunakan metode peningkatan yang aku katakan kepada mereka.

“Tuan Naofumi, Murder Pierrot memang menyelamatkan Keel-kun dan yang lainnya. Bagaimana jika sementara ini, kita biarkan dia bersama kita dulu?”
“Hmm....”

Aku kurang yakin karena Murder Pierrot memperhatikan kami selama ini dari kejauhan, tetapi mungkin bukan ide buruk dekat dengannya, jika dia berencana membuat jebakan bisa kami atasi lebih awal.

“Hei, Kaka. Apa dia ini kuat?”
“Yah, perkataannya selalu terpotong-potong. Tapi, ya, dia memang kuat.”

Sesuatu yang dikatakan musuh membuatku penasaran: pemegang senjata vassal dari dunia yang telah hancur?

“Apa maksud mereka dari “pemegang senjata vassal dari dunia yang telah hancur”?”

Murder Pierrot mengalihkan pandangannya ke bawah. Lalu dia melirik guntingnya.

“-------- ---- dari duniaku dibunuh ---- ---------, dan duniaku hancur.”

Ekspresi penyesalan mendalam muncul di wajahnya saat dia bergumam pelan. Tiba-tiba aku ingat legenda yang kami pelajari di dunia Kizuna. Glass dan yang lainnya telah mencoba untuk membunuh pahlawan suci dari dunia lain untuk melindungi dunia mereka sendiri. Itu berarti .... Murder Pierrot pastilah yang selamat dari dunia yang telah dihancurkan oleh pertempuran semacam itu.

Mungkin alasan ucapan Murder Pierrot terputus adalah karena senjata vassalnya mulai tidak berfungsi, karena dunianya telah hancur. Mungkin dia telah menyelinap ke dunia lain dan dunianya sendiri telah hancur saat dia pergi. Demi tetap hidup, dia bepergian dari dunia ke dunia yang berbeda lainnya menggunakan gelombang. Masuk akal. Ketika dia muncul di desa, dia meminta aku untuk membiarkannya tinggal sampai gelombang berikutnya.

“Hmmm. Baik. Tetapi ini bukan berarti aku percaya. Aku akan tetap mengawasimu.”
“Baik ....”
“Meski begitu, kau benar-benar menyelamatkan kami tadi. Terima kasih.”
“Tentu ....”

Murder Pierrot mengangguk. Aku mengalihkan pandanganku darinya ke Keel dan yang lainnya.

“Baiklah. Sebenarnya aku cukup penasaran seberapa kuat kalian setelah melakukan upacara Kenaikan Kelas, tapi rupanya itu bukan waktu yang tepat untuk sekarang.”
“Sebal sekali, tapi aku mengerti, Kaka.”
“Baik. Murder Pierrot, siapa nama aslimu?”

Aku tidak bisa membayangkan nama panggungnya adalah nama aslinya. Murder Pierrot tidak terdengar bagus di telinga, jadi aku pikir akan lebih baik untuk mengetahui nama aslinya.

“S’yne Lokk.”

Hmm.... Nama depannya beda satu huruf dari alias Witch. Semakin sulit untuk mempercayainya. Ngomong-ngomong, nama alias Witch saat menjadi petualang adalah Myne Suphia. Itu telah berubah menjadi Pelacur.

“Kalau begitu. Mohon bantuannya.”
“Aku juga ....”

Dan ternyata S’yne akhirnya akan tinggal di desa.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar