Chapter 101. Pertemuan Para Hero [Awal]
“Baiklah, sebentar lagi pertemuan akan dimulai.”
Aku menuju ke tempat pertemuan setelah selesai makan di penginapan.
Aku menuju kesana dengan mengikuti petunjuk Shadow.
“Baik, Aku pergi dulu.”
“Hati-hati di jalan.”
“Hati-hati ya~!”
Aku memberi salam perpisahan pada Raphtalia dan Filo.
Aku sampai di penginapan mewah, lalu Aku melewati pintu masuk dan menaiki tangga yang melingkar keatas.
Pemandangan dari pulau ini terlihat jelas dari sini, kesadaranku seketika terbawa oleh pemandangan itu.
....?
Apa itu. Seperti jembatan berwarna merah mengkilau yang menghubungkan antar pulau satu dengan yang lain.
Apakah itu hanya imajinasiku saja.....?
Memangnya kemarin ada jembatan seperti itu?
“Di sebelah sini degojaru.”
Kita harus memanjat menara agar bisa sampai diatas.
Aku memasuki sebuah ruangan. Di dalamnya terdapat meja bundar dan kursi yang mengitari meja tersebut.
Ren dan Itsuki sudah duduk di sana.
“Terimakasih untuk yang tadi.”
“Apa mengintip itu menyenangkan?”
“Sialan, kau pikir kita menikmatinya? Ya ampun.”
Aku terkejut melihat dirinya yang sekarang, padahal tadi ia terlihat sangat menikmati kehidupan untuk pertama kalinya.
Keadilan macam apa itu.
“Susah payah dihentikan, eh tapi malah ikut-ikutan.”
“...Hmm. Aku malah mendapatkan tuduhan palsu.”
“Seharusnya tadi kau cepat keluar dari sana.”
Aku mencurigainya karena ia menetap di kamar mandi untuk waktu yang lama tanpa tujuan yang jelas.
Dasar mesum.
“Terus, di manakah si otak cabul itu?”
“Waduh! Maaf ya. Aku terlambat.”
Saat kita berbicara, Motoyasu masuk kedalam ruangan sambil tertawa.
Dan sekarang, kita semua duduk di kursi yang telah disiapkan. Ruangan ini memberikan suasana yang berkesan seperti ksatria yang sedang duduk di meja bundar.
“Mulai sekarang, Pertemuan Pertukaran Informasi antar Keempat Hero akan dimulai. Aku, Shadow, akan menjadi Pemimpin sekaligus pengatur dari pertemuan ini.”
Shadow memperkenalkan dirinya dalam pertemuan ini.
“Mulai hari ini dan seterusnya, Pulau Cal Mira akan aktif sesungguhnya, oleh sebab itu kita memanggil keempat hero untuk berkumpul dan saling memberikan informasi agar bisa mendapatkan metode yang terbaik dalam pelatihan persiapan gelombang selanjutnya degojaru. Mohon pikirkan itu dengan baik-baik degojaru.”
““Tunggu dulu!””
Aku dan Itsuki mengatakan hal yang sama secara bersamaan.
Tunggu dulu, tunggu sebentar..... apa yang kau maksud dari ‘aktif sesungguhnya’?
Dari kemarin sampai sekarang apa yang telah kita lakukan?
“Ada apa degojaru? Hero Perisai-dono dan Hero Busur-dono.”
“Maksudmu pulau ini masih belum aktif?”
“Sudah aktif degojaru. Tapi efek terbaik dari aktivasinaya akan dirasakan besok degojaru.”
....?
Aku masih belum mengerti.
“Apa yang membuatmu bingung? Itu sudah jelas, kan?”
“Aku setuju.”
Ren dan Motoyasu mulai merasakan ini adalah hal yang biasa terjadi.
“Tentunya, aktivasi yang sesungguhnya akan muncul bersamaan dengan hadiah yang menanti di akhir.”
“Benar, benar.”
“Bagaimana mungkin Aku tahu hal seperti itu! Tolong jelaskan dari awal.”
“Harusnya Earl sudah menjelaskan itu kepadamu degojaru.”
?
Kalau diingat-ingat.... ia memang mengatakan sesuatu tentang monster kuat yang akan muncul di tengah pulau ketika aktif sepenuhnya... dan monster itu memiliki EXP terbesar atau semacamnya....
Aku kira itu adalah monster yang sudah sering kita lawan setiap hari.
Apa kilauan merah tadi itu adalah tanda dari aktivasi sesungguhnya?
“Aku tidak mengetahui ini sedikitpun!”
Itsuki menanggapi itu dengan teriakkan.
Ah, benar juga. Pemikiran Itsuki berasal dari dunia game console yang ia mainkan.
Apa game yang ia mainkan tidak memiliki event yang membuat EXP bertambah dengan cepat?
Mungkin saja ia tidak mendengarkan perkataan si Earl karena ia mengira sudah mengetahui semuanya.
“Itu berarti, mulai besok dan seterusnya, class-bos monster akan mulai bermunculan?”
“Tepat sekali. Itu sangat cocok untuk menaikkan level.”
“Aku sudah tidak sabar.”
“Itulah mengapa hari ini diadakan Pertukaran Informasi Hero.”
Daripada melaju tanpa mengetahui apapun, Aku rasa bertukar informasi bukan ide buruk juga.
Hmm... Aku rasa sudah tidak ada pilihan lain.
Ini pasti akan baik-baik saja.
....?
“Hei kalian... itu apa?”
Aku menunjuk pada gantungan di setiap senjata suci mereka.
“Oh, maksudmu ini? Ini adalah item terkenal di pulau ini yang bisa menambah EXP-mu ketika menaikkan level.”
“Iya, jika kau menggunakan ini, maka EXP-mu bisa bertambah dengan cepat.”
“Kau tidak mengetahuinya?”
.... Aku mengeceknya dulu untuk berjaga-jaga.
Miracle Strap
Kualitas Sangat Rendah
Ini tidak ada efeknya sama sekali. Hebat sekali orang itu.
“Apa benda itu memang memiliki efek seperti itu?”
“Kau tidak mengetahuinya? Ini sudah tersebar dimana-mana.”
“Kau harus meningkatkan sumber informasimu.”
“Ya, ya, ini benar-benar bekerja.”
Tidak... aksesoris dan rumor yang tersebar itu berasal dariku, tapi..
Mereka sangat lucu.
Mereka sudah tertipu.
“Apa yang membuatmu tertawa?”
“Bukan apa-apa.”
“Kau mungkin tertinggal jauh, karena belum memiliki ini.”
“Apa kau tidak punya motivasi?”
“Nanti akan kubeli kok.”
Bagi orang yang menerimanya akan merasa senang... memangnya mereka mendapatkan sesuatu dari itu.
“Ya... haha. Mari kita kembali ke diskusi awal.”
Uh, Aku sudah tidak bisa menahannya.
Mungkin saja...mereka berbohong dan gantungan itu memang berfungsi.
Kemungkinan besar permata yang dimiliki Ren dan Motoyasu itu sebuah item yang muncul dari sebuah event seperti dalam game.
Kalau begitu, mereka tidak kehilangan apapun.
“Baiklah, Keempat Hero, topik pertama dalam pertemuan ini adalah tentang rekan hero degojaru.”
Rekan... yah.....
Tiba-tiba, suara kursi mundur terdengar.
“Naofumi, sebaiknya kau melatih rekanmu dengan baik.”
“Benar sekali. Apa yang kau ajarkan kepada mereka, sampai-sampai membuat mereka meninggalkan party-ku. Firo-san juga sangat mengganggu.”
Muncul juga. Protes mengenai hal itu kepadaku.
Jangan diam saja, Motoyasu. Ya Aku rasa Motoyasu mengerti apa yang membuat Raphtalia marah kepadanya. Dan ia tidak akan menentang seorang gadis.
“Itu kalimatku. Raphtalia tidak sesensitif itu. Dia itu hanya tidak bisa menerima ataupun mengerti hal yang dilakukan oleh hero lain.”
“Apa kau bilang?”
“Aku juga tahu penyebab dia marah. Jika masalah dengan Ren, itu hanya karena arahan yang kau berikan itu kurang jelas, dan masalah dengan Itsuki, itu karena kau berbohong, kan?”
“Gu...”
“Filo juga ingin mendengar yang sesungguhnya darimu makanya dia terus mengganggumu, kan. Dia itu monster yang bermulut besar. Kau bayangkan saja seperti hewan liar. Itulah mengapa intuisinya sangat kuat.”
“Sudah kubilang kalau Aku itu tidak berbohong.”
Ia masih mengatakan hal yang sama.
Ia sudah dipojokkan tapi masih belum mau menyerah.
Ya, selama Ren dan Motoyasu berada dipihaknya, maka ia bisa membuat dirinya benar dan Aku yang salah.
“Kalau tidak salah, Falcon Strike, ya. Itu skill yang menghabiskan setengah SP-mu dan memerlukan waktu cooldown selama 15 menit, kan?”
“Yang benar saja? Aku belum pernah mendengar skill semacam itu.”
“Gu...”
“Kau mengatakan hal seperti itu? Bukankah itu, sebuah kebohongan sempurna?”
Sudah kuduga...
Jika ia memiliki skill sehebat itu, maka ia akan menggunakannya ketika melawan paus agung.
Ya jika kau mau menjaga tempomu dalam pertarungan, maka kau tidak akan menggunakan skill terhebat.
“Dia itu sangat menghormati Hero. Tapi dia marah karena kesombongan Hero.”
“Itu berarti kau juga dimarahi?”
“Iya, Raphtalia juga sering memarahiku.”
Aku tidak bermaksud untuk menolong mereka, tapi Aku harus meyakinkan Raphtalia kalau ketiga hero itu manusia biasa juga.
Aku rasa itu efek samping dari pertukaran anggota party juga.
“Aku sudah memperingati Raphtalia. Aku yakin dia melakukan itu berdasarkan perasaan hati yang kuat. Apa aku harus mengatakan kesalahan rekanmu? Dan itu sampai membuat anggota party-mu meninggalkanku juga.”
“Co-coba saja jika kau bisa melakukannya.”
Sepertinya Itsuki tidak mau menyerah begitu saja.
Ya sudah, akan Aku beritahu semuanya.
“Baiklah, Itsuki. Menurutmu party itu apa? Kau menjalankan sistem hierarki, dan mereka sangat mengagungkan keadilan yang ada didalam diri mereka. Apa kau akan membuat kepercayaan (agama) baru? Mereka itu tidak melakukan apapun selain membicarakanmu.”
“Iya, Aku merasakan hal yang sama. Mereka itu sopan, tapi yang dibicarakan hanya dirimu saja. Aku sudah muak mendengarnya.”
“Benar, mereka membicarakanmu layaknya seorang nabi/penyelamat. Itu sangat berbahaya. Cara berburu mereka cukup buruk juga.”
Ren dan Motoyasu merasakan hal yang sama. Mereka berada di pihakku.
Jadi mereka ini melakukan hal yang sama kepada hero lain.
“Ma-mau bagaimana lagi, kalau Aku ingin menjadi pembawa keadilan. Aku itu Hero. Mereka hanya menghormatiku sebatas itu saja. Hierarki itu juga tidak ada.”
Itu pertentangan yang besar.
Sepertinya Ren dan Motoyasu menyadari hal ini juga. Kalau Itsuki sedang mengubah topik pembicaraan.
Sepertinya ia sangat tidak menyukai serangan balik dari kami.
“Cara bicara mereka itu seperti pengikut Gereja Tiga Hero yang sedang berdakwah.”
“Mereka tidak melakukan itu!”
Baik perkataanku, maupun hero lain, Itsuki tidak bisa menyangkal salah satu kesalahannya.
“Selanjutnya Ren. Aku merasakan ada salah komunikasi dalam rekanmu. Ketika mereka memperkenalkan diri, mereka menanyakan ‘Dimanakah tempat kami menaikkan level?’.”
“Itu benar. Awalnya, aku tidak mengerti apa yang mereka maksud. Apa itu yang dimaksud dari rekan pembantu?”
Itsuki, apa kau yakin?
“Aku punya perasaan mereka itu seperti anggota guild baru. Kau memberi tahu tempat berburu yang cocok untuk mereka, tapi kau tidak ikut berburu di tempat itu.... Cukup sulit menyebut mereka sebagai rekan. Kau bisa bekerja sama dengan siapapun, tapi mereka tidak bisa mendapatkan perubahan walaupun mereka bekerja sama dengan hero lain.”
Aku tidak tahu bila Aku harus menambahkannya lagi, tapi sekarang ini kita sedang saling bertukar informasi.
Kita juga perlu membagi informasi yang berhubungan dengan menaikkan level. Informasi tentang cara melawan monster kuat juga akan lebih bagus.
“Tanpamu mereka itu sudah seperti petualang biasa. Kau itu sudah tidak diperlukan.”
“Apa katamu? Bukankah lebih baik mereka belajar sendiri? Mereka akan tetap bertarung meskipun Aku tidak ada.”
Ia mencoba untuk tetap tenang, tapi mengapa ia tidak menyangkal kalau ia itu tidak dibutuhkan?
“Party-mu sudah seperti petualang biasa dari guild yang bisa bubar kapanpun dan mulai membangun guild-nya sendiri. Jika dibiarkan, maka mereka tidak akan menganggap pengetahuan yang mereka dapat darimu.”
Tunggu, itu ide bagus.
Party sebagus itu. Jika berkembang dengan sendirinya, maka itu bisa membantu kita dalam melawan gelombang yang akan datang.
Itu memang ide yang aneh, tapi mungkin saja berjalan dengan lancar.
Bila Aku pikirkan sekarang, sebenarnya tidak ada yang perlu kita lakukan. Petualang dalam dunia ini bisa melakukan semua itu sendiri.
“Shadow, itu ide cemerlang. Tolong laporkan ini kepada ratu.”
“Jangan kau putuskan itu sendirian!”
Ren cukup gelisah.
...? Shadow membisikkan sesuatu pada telingaku.
“Itu akan menjadi masalah degojaru.”
“Kenapa?”
“Sebenarnya, dengan dipanggilnya para hero di negeri ini agar bisa memburu monster yang berkeliaran, tapi bila itu terus dilakukan maka populasinya akan berkurang degojaru. Dan bila hal seperti itu terjadi maka habitatnya....”
Jadi begitu.... ini masalah yang menyangkut populasi monster.
Jumlah monster yang bisa berkurang tidak terjadi dalam game, tapi di dunia ini hal seperti itu bisa terjadi.
“Mereka itu rekanmu, kan. Kau harus mempererat hubungan dengan mereka. Jika tidak, ketika mereka sudah menjadi kuat, mereka bisa seperti rekannya Itsuki.”
“Sudah ku bilang kalau kau itu salah.”
“Itu tidak akan terjadi!”
“Ketika kau tidak ada, mereka mengatakan... ’Ren-sama itu orang yang hebat. Maukah kau mendengarkan cerita kehebatan Ren-sama?’.”
“Gu...”
Ren tidak bisa mengelak lagi, jadi ia menutup mulutnya.
Tidak ada masalah antara dia dengan party-ku. Aku sudah mengingatkan Raphtalia, jadi ini akan baik-baik saja.
“Bagaimana dengan Raphtalia?”
“Aku tidak akan membahasnya. Karena Raphtalia juga marah padaku akibat perilakuku juga.”
Aku yakin kalau aku itu dihargai.... tapi bagian mananya.
“Apa ada yang ingin kalian katakan tentang Raphtalia?”
“Dia... dia meninggalkan party-ku.”
“Hal yang sama bisa terjadi padaku.”
“Pembahasan ini tiada akhirnya.”
Setelah mengetahui pembahasan rekanku yang tiada akhirnya, Ren menengok pada Motoyasu.
“Motoyasu, apa kau tidak punya perkataan mengenai rekannya Naofumi?’
“Tidak ada. Raphtalia-chan itu sangat rajin, dan itu kesalahanku juga sih.”
Untuk Motoyasu...
Dari Raphtalia Aku tidak bisa mempelajari hal baru tentang Motoyasu.
Aku bisa mencaci-maki party-nya sih, tapi perilaku Bitch pada hero lain berbeda, jadi Aku rasa tidak akan mendapatkan jawaban yang sama.
Jika Aku mempermasalahkan ini, mungkin Aku bisa kena imbasnya juga.
“Selanjutnya party-nya Motoyasu.... apa ada hal yang ingin kalian bahas?”
“Mereka hanya menyemangatiku saja. Aku tidak menduga itu, apa mereka itu tim cheerleader?”
“Itu bukan party. Saat aku sedang bertarung mereka malah kembali ke penginapan.”
Ren dan Itsuki mengatakan itu dengan ekspresi suram.
Jadi mereka melakukan hal yang sama kepada hero lain juga....
“Kita itu hero, kan? Seharusnya kita yang berada didepan, kan?”
“Menjadi penyerang utama itu bukan masalah, tapi ini sangat berbeda. Mereka hanya akan bertarung bila sudah tidak ada pilihan lain.”
“Jujur saja, Aku rasa akan lebih baik bila mereka tidak ada. Ketika Aku ajak mereka bertarung, mereka malah mengatakan ingin melihat caraku bertarung, dan ternyata mereka kembali ke penginapan tanpa menyerang satu monster pun.”
Padahal Aku sudah diam, tapi keluhan Ren dan Itsuki berdatangan.
Tapi Aku sependapat dengan mereka.
Sepertinya mereka itu hanya wanita yang mencoba untuk membantu saja, tapi Aku tidak akan mengatakan apapun.
“Naofumi, bagaimana denganmu?”
“Jika Aku ada disana, pasti pertarungan akan dimulai, kan? Tapi Motoyasu tidak mempercayainya.”
“Be-benar juga.”
Bitch dan temannya pengguna topeng kucing. Jadi orang-orang akan mencurigai mereka.
Ada banyak hal yang ingin Aku sampaikan, tapi Aku ingin mendengar pendapat dari mereka dulu.
Akan kubiarkan kesempatan ini jatuh dengan sendirinya.
“Baiklah, mari kita akhiri topik pembahasan rekan hero degojaru. Mohon kalian pikirkan dengan baik keluhan ini degojaru.”
“Baiklah.”
“Aku masih belum senang, tapi sebaiknya Aku lupakan saja.”
“Iya.”
“Benar juga.”
Mereka bertiga tidak merasa bersalah sedikitpun.
Aku menuju ke tempat pertemuan setelah selesai makan di penginapan.
Aku menuju kesana dengan mengikuti petunjuk Shadow.
“Baik, Aku pergi dulu.”
“Hati-hati di jalan.”
“Hati-hati ya~!”
Aku memberi salam perpisahan pada Raphtalia dan Filo.
Aku sampai di penginapan mewah, lalu Aku melewati pintu masuk dan menaiki tangga yang melingkar keatas.
Pemandangan dari pulau ini terlihat jelas dari sini, kesadaranku seketika terbawa oleh pemandangan itu.
....?
Apa itu. Seperti jembatan berwarna merah mengkilau yang menghubungkan antar pulau satu dengan yang lain.
Apakah itu hanya imajinasiku saja.....?
Memangnya kemarin ada jembatan seperti itu?
“Di sebelah sini degojaru.”
Kita harus memanjat menara agar bisa sampai diatas.
Aku memasuki sebuah ruangan. Di dalamnya terdapat meja bundar dan kursi yang mengitari meja tersebut.
Ren dan Itsuki sudah duduk di sana.
“Terimakasih untuk yang tadi.”
“Apa mengintip itu menyenangkan?”
“Sialan, kau pikir kita menikmatinya? Ya ampun.”
Aku terkejut melihat dirinya yang sekarang, padahal tadi ia terlihat sangat menikmati kehidupan untuk pertama kalinya.
Keadilan macam apa itu.
“Susah payah dihentikan, eh tapi malah ikut-ikutan.”
“...Hmm. Aku malah mendapatkan tuduhan palsu.”
“Seharusnya tadi kau cepat keluar dari sana.”
Aku mencurigainya karena ia menetap di kamar mandi untuk waktu yang lama tanpa tujuan yang jelas.
Dasar mesum.
“Terus, di manakah si otak cabul itu?”
“Waduh! Maaf ya. Aku terlambat.”
Saat kita berbicara, Motoyasu masuk kedalam ruangan sambil tertawa.
Dan sekarang, kita semua duduk di kursi yang telah disiapkan. Ruangan ini memberikan suasana yang berkesan seperti ksatria yang sedang duduk di meja bundar.
“Mulai sekarang, Pertemuan Pertukaran Informasi antar Keempat Hero akan dimulai. Aku, Shadow, akan menjadi Pemimpin sekaligus pengatur dari pertemuan ini.”
Shadow memperkenalkan dirinya dalam pertemuan ini.
“Mulai hari ini dan seterusnya, Pulau Cal Mira akan aktif sesungguhnya, oleh sebab itu kita memanggil keempat hero untuk berkumpul dan saling memberikan informasi agar bisa mendapatkan metode yang terbaik dalam pelatihan persiapan gelombang selanjutnya degojaru. Mohon pikirkan itu dengan baik-baik degojaru.”
““Tunggu dulu!””
Aku dan Itsuki mengatakan hal yang sama secara bersamaan.
Tunggu dulu, tunggu sebentar..... apa yang kau maksud dari ‘aktif sesungguhnya’?
Dari kemarin sampai sekarang apa yang telah kita lakukan?
“Ada apa degojaru? Hero Perisai-dono dan Hero Busur-dono.”
“Maksudmu pulau ini masih belum aktif?”
“Sudah aktif degojaru. Tapi efek terbaik dari aktivasinaya akan dirasakan besok degojaru.”
....?
Aku masih belum mengerti.
“Apa yang membuatmu bingung? Itu sudah jelas, kan?”
“Aku setuju.”
Ren dan Motoyasu mulai merasakan ini adalah hal yang biasa terjadi.
“Tentunya, aktivasi yang sesungguhnya akan muncul bersamaan dengan hadiah yang menanti di akhir.”
“Benar, benar.”
“Bagaimana mungkin Aku tahu hal seperti itu! Tolong jelaskan dari awal.”
“Harusnya Earl sudah menjelaskan itu kepadamu degojaru.”
?
Kalau diingat-ingat.... ia memang mengatakan sesuatu tentang monster kuat yang akan muncul di tengah pulau ketika aktif sepenuhnya... dan monster itu memiliki EXP terbesar atau semacamnya....
Aku kira itu adalah monster yang sudah sering kita lawan setiap hari.
Apa kilauan merah tadi itu adalah tanda dari aktivasi sesungguhnya?
“Aku tidak mengetahui ini sedikitpun!”
Itsuki menanggapi itu dengan teriakkan.
Ah, benar juga. Pemikiran Itsuki berasal dari dunia game console yang ia mainkan.
Apa game yang ia mainkan tidak memiliki event yang membuat EXP bertambah dengan cepat?
Mungkin saja ia tidak mendengarkan perkataan si Earl karena ia mengira sudah mengetahui semuanya.
“Itu berarti, mulai besok dan seterusnya, class-bos monster akan mulai bermunculan?”
“Tepat sekali. Itu sangat cocok untuk menaikkan level.”
“Aku sudah tidak sabar.”
“Itulah mengapa hari ini diadakan Pertukaran Informasi Hero.”
Daripada melaju tanpa mengetahui apapun, Aku rasa bertukar informasi bukan ide buruk juga.
Hmm... Aku rasa sudah tidak ada pilihan lain.
Ini pasti akan baik-baik saja.
....?
“Hei kalian... itu apa?”
Aku menunjuk pada gantungan di setiap senjata suci mereka.
“Oh, maksudmu ini? Ini adalah item terkenal di pulau ini yang bisa menambah EXP-mu ketika menaikkan level.”
“Iya, jika kau menggunakan ini, maka EXP-mu bisa bertambah dengan cepat.”
“Kau tidak mengetahuinya?”
.... Aku mengeceknya dulu untuk berjaga-jaga.
Miracle Strap
Kualitas Sangat Rendah
Ini tidak ada efeknya sama sekali. Hebat sekali orang itu.
“Apa benda itu memang memiliki efek seperti itu?”
“Kau tidak mengetahuinya? Ini sudah tersebar dimana-mana.”
“Kau harus meningkatkan sumber informasimu.”
“Ya, ya, ini benar-benar bekerja.”
Tidak... aksesoris dan rumor yang tersebar itu berasal dariku, tapi..
Mereka sangat lucu.
Mereka sudah tertipu.
“Apa yang membuatmu tertawa?”
“Bukan apa-apa.”
“Kau mungkin tertinggal jauh, karena belum memiliki ini.”
“Apa kau tidak punya motivasi?”
“Nanti akan kubeli kok.”
Bagi orang yang menerimanya akan merasa senang... memangnya mereka mendapatkan sesuatu dari itu.
“Ya... haha. Mari kita kembali ke diskusi awal.”
Uh, Aku sudah tidak bisa menahannya.
Mungkin saja...mereka berbohong dan gantungan itu memang berfungsi.
Kemungkinan besar permata yang dimiliki Ren dan Motoyasu itu sebuah item yang muncul dari sebuah event seperti dalam game.
Kalau begitu, mereka tidak kehilangan apapun.
“Baiklah, Keempat Hero, topik pertama dalam pertemuan ini adalah tentang rekan hero degojaru.”
Rekan... yah.....
Tiba-tiba, suara kursi mundur terdengar.
“Naofumi, sebaiknya kau melatih rekanmu dengan baik.”
“Benar sekali. Apa yang kau ajarkan kepada mereka, sampai-sampai membuat mereka meninggalkan party-ku. Firo-san juga sangat mengganggu.”
Muncul juga. Protes mengenai hal itu kepadaku.
Jangan diam saja, Motoyasu. Ya Aku rasa Motoyasu mengerti apa yang membuat Raphtalia marah kepadanya. Dan ia tidak akan menentang seorang gadis.
“Itu kalimatku. Raphtalia tidak sesensitif itu. Dia itu hanya tidak bisa menerima ataupun mengerti hal yang dilakukan oleh hero lain.”
“Apa kau bilang?”
“Aku juga tahu penyebab dia marah. Jika masalah dengan Ren, itu hanya karena arahan yang kau berikan itu kurang jelas, dan masalah dengan Itsuki, itu karena kau berbohong, kan?”
“Gu...”
“Filo juga ingin mendengar yang sesungguhnya darimu makanya dia terus mengganggumu, kan. Dia itu monster yang bermulut besar. Kau bayangkan saja seperti hewan liar. Itulah mengapa intuisinya sangat kuat.”
“Sudah kubilang kalau Aku itu tidak berbohong.”
Ia masih mengatakan hal yang sama.
Ia sudah dipojokkan tapi masih belum mau menyerah.
Ya, selama Ren dan Motoyasu berada dipihaknya, maka ia bisa membuat dirinya benar dan Aku yang salah.
“Kalau tidak salah, Falcon Strike, ya. Itu skill yang menghabiskan setengah SP-mu dan memerlukan waktu cooldown selama 15 menit, kan?”
“Yang benar saja? Aku belum pernah mendengar skill semacam itu.”
“Gu...”
“Kau mengatakan hal seperti itu? Bukankah itu, sebuah kebohongan sempurna?”
Sudah kuduga...
Jika ia memiliki skill sehebat itu, maka ia akan menggunakannya ketika melawan paus agung.
Ya jika kau mau menjaga tempomu dalam pertarungan, maka kau tidak akan menggunakan skill terhebat.
“Dia itu sangat menghormati Hero. Tapi dia marah karena kesombongan Hero.”
“Itu berarti kau juga dimarahi?”
“Iya, Raphtalia juga sering memarahiku.”
Aku tidak bermaksud untuk menolong mereka, tapi Aku harus meyakinkan Raphtalia kalau ketiga hero itu manusia biasa juga.
Aku rasa itu efek samping dari pertukaran anggota party juga.
“Aku sudah memperingati Raphtalia. Aku yakin dia melakukan itu berdasarkan perasaan hati yang kuat. Apa aku harus mengatakan kesalahan rekanmu? Dan itu sampai membuat anggota party-mu meninggalkanku juga.”
“Co-coba saja jika kau bisa melakukannya.”
Sepertinya Itsuki tidak mau menyerah begitu saja.
Ya sudah, akan Aku beritahu semuanya.
“Baiklah, Itsuki. Menurutmu party itu apa? Kau menjalankan sistem hierarki, dan mereka sangat mengagungkan keadilan yang ada didalam diri mereka. Apa kau akan membuat kepercayaan (agama) baru? Mereka itu tidak melakukan apapun selain membicarakanmu.”
“Iya, Aku merasakan hal yang sama. Mereka itu sopan, tapi yang dibicarakan hanya dirimu saja. Aku sudah muak mendengarnya.”
“Benar, mereka membicarakanmu layaknya seorang nabi/penyelamat. Itu sangat berbahaya. Cara berburu mereka cukup buruk juga.”
Ren dan Motoyasu merasakan hal yang sama. Mereka berada di pihakku.
Jadi mereka ini melakukan hal yang sama kepada hero lain.
“Ma-mau bagaimana lagi, kalau Aku ingin menjadi pembawa keadilan. Aku itu Hero. Mereka hanya menghormatiku sebatas itu saja. Hierarki itu juga tidak ada.”
Itu pertentangan yang besar.
Sepertinya Ren dan Motoyasu menyadari hal ini juga. Kalau Itsuki sedang mengubah topik pembicaraan.
Sepertinya ia sangat tidak menyukai serangan balik dari kami.
“Cara bicara mereka itu seperti pengikut Gereja Tiga Hero yang sedang berdakwah.”
“Mereka tidak melakukan itu!”
Baik perkataanku, maupun hero lain, Itsuki tidak bisa menyangkal salah satu kesalahannya.
“Selanjutnya Ren. Aku merasakan ada salah komunikasi dalam rekanmu. Ketika mereka memperkenalkan diri, mereka menanyakan ‘Dimanakah tempat kami menaikkan level?’.”
“Itu benar. Awalnya, aku tidak mengerti apa yang mereka maksud. Apa itu yang dimaksud dari rekan pembantu?”
Itsuki, apa kau yakin?
“Aku punya perasaan mereka itu seperti anggota guild baru. Kau memberi tahu tempat berburu yang cocok untuk mereka, tapi kau tidak ikut berburu di tempat itu.... Cukup sulit menyebut mereka sebagai rekan. Kau bisa bekerja sama dengan siapapun, tapi mereka tidak bisa mendapatkan perubahan walaupun mereka bekerja sama dengan hero lain.”
Aku tidak tahu bila Aku harus menambahkannya lagi, tapi sekarang ini kita sedang saling bertukar informasi.
Kita juga perlu membagi informasi yang berhubungan dengan menaikkan level. Informasi tentang cara melawan monster kuat juga akan lebih bagus.
“Tanpamu mereka itu sudah seperti petualang biasa. Kau itu sudah tidak diperlukan.”
“Apa katamu? Bukankah lebih baik mereka belajar sendiri? Mereka akan tetap bertarung meskipun Aku tidak ada.”
Ia mencoba untuk tetap tenang, tapi mengapa ia tidak menyangkal kalau ia itu tidak dibutuhkan?
“Party-mu sudah seperti petualang biasa dari guild yang bisa bubar kapanpun dan mulai membangun guild-nya sendiri. Jika dibiarkan, maka mereka tidak akan menganggap pengetahuan yang mereka dapat darimu.”
Tunggu, itu ide bagus.
Party sebagus itu. Jika berkembang dengan sendirinya, maka itu bisa membantu kita dalam melawan gelombang yang akan datang.
Itu memang ide yang aneh, tapi mungkin saja berjalan dengan lancar.
Bila Aku pikirkan sekarang, sebenarnya tidak ada yang perlu kita lakukan. Petualang dalam dunia ini bisa melakukan semua itu sendiri.
“Shadow, itu ide cemerlang. Tolong laporkan ini kepada ratu.”
“Jangan kau putuskan itu sendirian!”
Ren cukup gelisah.
...? Shadow membisikkan sesuatu pada telingaku.
“Itu akan menjadi masalah degojaru.”
“Kenapa?”
“Sebenarnya, dengan dipanggilnya para hero di negeri ini agar bisa memburu monster yang berkeliaran, tapi bila itu terus dilakukan maka populasinya akan berkurang degojaru. Dan bila hal seperti itu terjadi maka habitatnya....”
Jadi begitu.... ini masalah yang menyangkut populasi monster.
Jumlah monster yang bisa berkurang tidak terjadi dalam game, tapi di dunia ini hal seperti itu bisa terjadi.
“Mereka itu rekanmu, kan. Kau harus mempererat hubungan dengan mereka. Jika tidak, ketika mereka sudah menjadi kuat, mereka bisa seperti rekannya Itsuki.”
“Sudah ku bilang kalau kau itu salah.”
“Itu tidak akan terjadi!”
“Ketika kau tidak ada, mereka mengatakan... ’Ren-sama itu orang yang hebat. Maukah kau mendengarkan cerita kehebatan Ren-sama?’.”
“Gu...”
Ren tidak bisa mengelak lagi, jadi ia menutup mulutnya.
Tidak ada masalah antara dia dengan party-ku. Aku sudah mengingatkan Raphtalia, jadi ini akan baik-baik saja.
“Bagaimana dengan Raphtalia?”
“Aku tidak akan membahasnya. Karena Raphtalia juga marah padaku akibat perilakuku juga.”
Aku yakin kalau aku itu dihargai.... tapi bagian mananya.
“Apa ada yang ingin kalian katakan tentang Raphtalia?”
“Dia... dia meninggalkan party-ku.”
“Hal yang sama bisa terjadi padaku.”
“Pembahasan ini tiada akhirnya.”
Setelah mengetahui pembahasan rekanku yang tiada akhirnya, Ren menengok pada Motoyasu.
“Motoyasu, apa kau tidak punya perkataan mengenai rekannya Naofumi?’
“Tidak ada. Raphtalia-chan itu sangat rajin, dan itu kesalahanku juga sih.”
Untuk Motoyasu...
Dari Raphtalia Aku tidak bisa mempelajari hal baru tentang Motoyasu.
Aku bisa mencaci-maki party-nya sih, tapi perilaku Bitch pada hero lain berbeda, jadi Aku rasa tidak akan mendapatkan jawaban yang sama.
Jika Aku mempermasalahkan ini, mungkin Aku bisa kena imbasnya juga.
“Selanjutnya party-nya Motoyasu.... apa ada hal yang ingin kalian bahas?”
“Mereka hanya menyemangatiku saja. Aku tidak menduga itu, apa mereka itu tim cheerleader?”
“Itu bukan party. Saat aku sedang bertarung mereka malah kembali ke penginapan.”
Ren dan Itsuki mengatakan itu dengan ekspresi suram.
Jadi mereka melakukan hal yang sama kepada hero lain juga....
“Kita itu hero, kan? Seharusnya kita yang berada didepan, kan?”
“Menjadi penyerang utama itu bukan masalah, tapi ini sangat berbeda. Mereka hanya akan bertarung bila sudah tidak ada pilihan lain.”
“Jujur saja, Aku rasa akan lebih baik bila mereka tidak ada. Ketika Aku ajak mereka bertarung, mereka malah mengatakan ingin melihat caraku bertarung, dan ternyata mereka kembali ke penginapan tanpa menyerang satu monster pun.”
Padahal Aku sudah diam, tapi keluhan Ren dan Itsuki berdatangan.
Tapi Aku sependapat dengan mereka.
Sepertinya mereka itu hanya wanita yang mencoba untuk membantu saja, tapi Aku tidak akan mengatakan apapun.
“Naofumi, bagaimana denganmu?”
“Jika Aku ada disana, pasti pertarungan akan dimulai, kan? Tapi Motoyasu tidak mempercayainya.”
“Be-benar juga.”
Bitch dan temannya pengguna topeng kucing. Jadi orang-orang akan mencurigai mereka.
Ada banyak hal yang ingin Aku sampaikan, tapi Aku ingin mendengar pendapat dari mereka dulu.
Akan kubiarkan kesempatan ini jatuh dengan sendirinya.
“Baiklah, mari kita akhiri topik pembahasan rekan hero degojaru. Mohon kalian pikirkan dengan baik keluhan ini degojaru.”
“Baiklah.”
“Aku masih belum senang, tapi sebaiknya Aku lupakan saja.”
“Iya.”
“Benar juga.”
Mereka bertiga tidak merasa bersalah sedikitpun.
0 komentar:
Posting Komentar