Jumat, 07 Mei 2021

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 62. Katak Raksasa

 Chapter 62. Katak Raksasa




Ketika kami menuju lantai 5, aku melihat lantainya terendam air, sama persis seperti yang Hanzo katakan. Itu seperti danau yang airnya hanya setinggi lututmu. Sepertinya inilah lingkungan yang Kelpie sukainya atau setidaknya, membuat mereka bisa berkeliaran.

Aku semakin khawatir dengan Yuri. Aku mempercepat lariku, tetapi pemandangan yang kulihat nyaris tidak terduga. Yuri sudah tidak lagi membawa tas apapun. Dia memegang pedang dan bergerak dengan lincah. Dia bahkan seimbang dengan Kelpie itu, yang mana sangat cepat jika berada di air, tidak, bahkan Yuri semakin lama semakin cepat.

Kelpie itu berteriak kesakitan ketika kulitnya terkelupas. Tapi Yuri tetap melanjutkan serangannya tanpa belas kasihan. Kelpie itu membalas serangan Yuri dengan ekornya. Serangan itu sangat kuat bahkan bisa saja menghancurkan tulang seekor Troll. 

Akan tetapi, Yuri menghindarinya dengan mudah. Terdengar suara dentuman yang keras dan air yang terciprat ke udara, tapi Yuri tetapi tenang sehingga dia bisa menemukan targetnya diantara cipratan air, kemudian dia menyerang Kelpie itu lagi.

Jayce, si pemimpin Party, melihat pertarungan itu dengan takjub. 

“Me-menakjubkan. Apakah itu benar-benar Yuri si penakut itu?”

si Sorceress melihat kejadian ini dan berkata,

“H-hah, dia lebih kuat darimu rupanya, Jayce.”

Sedangkan si Warrior,

“H-hey, apakah dia sungguhan…”

Aku mendengar mereka dan berkata.

“Ini adalah kekuatan sesungguhnya Yuri. Sepertinya kalian memaksa dia terlalu berlebihan. Mungkin saja dia akan balas dendam kepada kalian.”

Wajah mereka terlihat pucat ketika mendengar hal ini. Aku sangat senang melihat hal itu. Walaupun mereka tidak akan mendapatkan apa yang seharusnya mereka pantas dapatkan, karena aku tahu kalau Yuri terlalu baik untuk hal semacam itu. 

Dia sudah menunjukkan kekuatannya dan menyelamatkan mereka. Kemudian dia akan kembali menjadi suruhan mereka. Tentu saja, posisinya di party itu akan naik. Dia tidak akan dipaksa untuk membawa barang bawaan mereka lagi.

Ya, itu sudah pasti terjadi.

Yuri terlihat melampaui Kelpie dan bersiap untuk meluncurkan serangan terakhir. Ekspresinya terlihat berubah. Matanya terlihat penuh fokus. Dia terlihat seperti pria dewasa.

Yuri menghindari serangan Kelpie, berguling ke arah depan dan menggunakan momentum itu untuk mendaratkan sebuah tusukan lurus diantara mata Kelpie tersebut.

Sebuah serangan yang fatal. Serangan yang mematikan.

Kelpie itu masih bergerak-gerak, tapi kepala dan otaknya sudah hancur karena serangan Yuri. Kemudian, tubuh besar Kelpie itu jatuh ke tanah. Rekan-rekan nya mulai memujinya, tapi ekspresi Yuri masih belum berubah.

Dia tidak marah karena mereka tiba-tiba merubah perilaku mereka kepadanya. Tapi itu karena dia tahu kalau ancaman yang bahkan lebih besar akan datang ke arah mereka.

“Tuan Jayce, Lari!!” 

Tepat ketika Yuri berteriak, jatuhlah seekor hewan raksasa dari langit-langit lantai 5.  Mahluk itu memiliki lidah yang panjang yang menjulur keluar. Kemudian makhluk itu memakan Kelpie, yang seukuran kuda nil, dalam sekali lahap.

“A-apakah makhluk itu baru saja memakan mayat Kelpie dalam sekali telan!?” ujar Jayce ketakutan. 

Makhluk itu mempunyai mulut selebar tubuhnya. Mahluk raksasa yang terlihat seperti kodok itu sekarang melihat ke arah kami. Jika makhluk itu bisa memakan Kelpie, yang mana setengah mamalia dan setengah ikan, maka ia pasti bisa memakan manusia.

Makhluk itu melihat kami dengan mata kelaparan. Kemudian dia menjulurkan lidahnya ke arah Warrior. Lidah itu melingkar dengan cepat melilit tubuhnya, dan ketika kodok itu menarik Warrior kearahnya, Jayce mendapatkan kembali keberaniannya dan memotong lidahnya dengan pedang miliknya. Dan begitulah Warrior tersebut terselamatkan. 

“..Yuri bukanlah satu-satunya petarung disini. Aku juga punya pengalaman!.” teriaknya dengan geram. Kemudian dia maju menuju kodok raksasa itu.

Sorceress yang melihat ini kemudian membantu mereka dengan menembakkan beberapa Fireball. Sedangkan si Monk mulai membebaskan Warrior yang sedang terluka.

‘Teman-teman…’ ujar Yuri dengan pelan ketika melihat hal itu. Sepertinya dia tersentuh dengan semua tindakan temannya. Tentu saja, dia segera berlari untuk membantu Jayce, yang menunjukan kalau dia itu kompeten.

Aku juga sedang mempertimbangkan apakah aku akan ikut menyerang kodok raksasa itu atau tidak, tapi setelah memikirkannya baik-baik. Aku memutuskan untuk membantu mereka. 

Begitu kami akan, aku mulai merapalkan mantra. Bukan mantra pendek seperti biasanya, tapi mantra dengan perapalan yang tepat. 

‘ Wahai Kekuatan air yang dipenuhi oleh ketenangan,

Kelilingi mereka dengan keberanian!

Water Barrier!’

Ketika aku selesai merapalkan mantra, lapisan air muncul mengelilingi semua anggota Party Yuri. Selama barrier air ini masih ada, lidah kodok raksasa itu tidak bisa melilit mereka. Barrier ini juga bisa memblock serangan kodok itu.

Ketika si Monk terkena tabrakan tubuh kodok raksasa, sangat jelas kalau dia akan mati. Akan tetapi, dia hanya menerima sedikit luka yang membuat dia terkejut.

“A-apa ini ?” katanya dengan kebingungan. 

Kemudian Yuri menjelaskan.

“Ini adalah mantra milik tuan Penyihir di sebelah sana.” Katanya sambil menunjuk ke arahku.

“Begitu rupanya. Saya berterima kasih atas bantuannya.” ujar Monk itu sambil membungkuk.

Kemudian aku berkata pada mereka, 

“Itu akan melindungi kalian dari serangan kodok itu, aku tidak akan membiarkan kodok itu menyerangmu dengan tubuhnya. Hati-hati dengan serangan lompat miliknya.”

Tepat setelah aku berkata seperti ini, kodok besar itu bergerak seperti apa yang aku prediksikan. Berkat peringatanku mereka bisa menghindari serangan itu, tapi sekarang mereka melihatku seolah-olah aku adalah semacam nabi atau peramal.

“Sayangnya aku hanyalah seorang Penyihir.” gumamku sambil memperhatikan Yuri.

Aku mempertimbangkan untuk memasang mantra penguat yang bisa meningkatkan serangan party nya Yuri, tapi aku memutuskan untuk lebih berfokus pada Yuri saja.

Jadi aku menambahkan atribut petir ke pedang milik Yuri. Sekarang pedang miliknya memiliki percikan listrik. Sekarang serangan Yuri akan lebih efektif untuk melawan kodok itu.

Yuri terkejut melihat apa yang terjadi pada pedangnya. 

“I-ini luar biasa ! Apa ini !?”

Akupun menjelaskan padanya.

“Ini adalah sihir listrik. Sudah jadi pengetahuan umum kalau makhluk air lemah terhadap petir.”

Yuri menangguk, kemudian dia berteriak.

“Terimalah serangan dari Tuan Astha ini!!” Teriak Yuri. Meskipun kodok raksasa itu tidak terlihat terintimidasi oleh itu, tapi dia terlihat bingung. Mungkin itu karena tiba-tiba serangan miliknya menjadi tidak efektif karena sihir pelindungku. Ketika kodok itu terlihat kebingungan, Yuri menusuk perutnya dengan menggunakan pedang. Pada saat yang sama, sihir petir terlepas, menyebabkan serangan yang diterima oleh kodok raksasa itu sangat besar .

Kodok yang besar dan bulat itu berteriak kesakitan dan beberapa saat kemudian jatuh ke tanah. Jayce dan yang lain melihat ini dan bersorak. Mereka lari ke arah Yuri, yang mana ternyata itu adalah sebuah kesalahan.

Karena kodok raksasa itu sebenarnya belum mati. Kemarahannya yang sangat besar menyebabkan dia bisa bangkit lagi secara tiba-tiba, kemudian dia mengeluarkan cairan asam yang kuat dari perut nya. Dia menggunakan ini untuk pertama kalinya.

Pelindung air yang kuberikan tidak bisa benar-benar melindungi mereka dari cairan asam itu, jadi aku menggunakan sihir teleportasi untuk maju kedepan dan menyelamatkan Yuri. 

Setelah aku memindahkan dia ke tempat yang aman, aku berkata,

“Kau monster yang cukup kuat. Tapi kau salah memilih lawan. Jika kau terlahir kembali, pilihlah untuk hidup menjadi katak pohon dan hidup di luar sana.”

Kemudian dalam sekejap, aku mengaktifkan sihir dengan tanganku. Itu adalah sihir petir. Lightning Bolt. Bola petir itu muncul entah dari mana dan mengenai targetnya dengan tepat. Kali ini, kodok raksasa itu benar-benar mati… kupikir. Kulitnya terbakar habis dan tergeletak tanpa bergerak. Ketika yang lain menyadari apa yang terjadi, mereka berteriak bahagia.

“Lu-luar biasa. Sungguh Penyihir yang hebat…”

“Kau sangat hebat Yuri, tapi Penyihir ini bahkan lebih kuat!”

Si Sorcerer berlari ke arahku dan membungkukkan kepalanya, ‘tolong angkat saya sebagai murid anda’

Sepertinya aku dan Yuri telah mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari mereka pada hari ini. 

Aku berbalik kearah Eve ketika mereka memujiku.

‘Aku tahu kalau kau akan menang.’ Kata Jeanne sambil menggigit daging kering.

‘Kerja bagus, Astaroth-sama.’ Kata Eve sambil menerima jubahku.

Dan begitulah bagaimana kami mengalahkan penjaga Dungeon lantai 5 ini. 


PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Tasha Godspell
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar