Rabu, 26 Mei 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 226. Keanehan

 Chapter 226. Keanehan


 
"Oh, bukankah kau Hero Perisai."
"Kau--"

Di klinik kota aku bertemu seseorang yang familiar. Kalau tidak salah, dia adalah Elena, salah satu dari pengikut Motoyasu sebelumnya. Seperti biasanya dia selalu terlihat kesal dan malas, bahkan kepada seorang resepsionis sekalipun. Seakan kepribadiannya saat menjadi pengikut Motoyasu itu hanyalah kebohongan belaka.

"Kenapa kau ada disini?"
"Untuk membantu orang tuaku."

Jika kuingat kembali, ibunya adalah seorang pedagang. Kalau tidak salah dia pernah bilang akan pergi ke wilayahku nanti.

"Saat aku dalam perjalanan, aku melihat ada Demi-Human yang terluka parah, sepertinya dia diserang bandit, jadi aku menolongnya. Kurasa rasnya sama seperti Demi-Human disebelahmu, Hero Perisai.”
“Jadi, kau adalah orang yang melindungi pamanku! Aku sangat berterima kasih kepadamu!" Ucap Imiya.

Dia sudah melakukan Kenaikan Kelas, jadi dia bisa bertarung sendiri. Elena menjelaskan saat dia menyelamatkan Paman Imiya, sepertinya Paman Imiya mencoba melawan balik dan terluka parah ketika melarikan diri dari mereka.
Tapi saat dia menyelamatkannya, Paman Imiya terluka parah dan keretanya menghilang. Tempat dia diserang juga tidak diketahui. Seharusnya Paman Imiya bisa melindungi dirinya sendiri dengan levelnya saat ini.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan keadaannya. Aku rasa ini bisa memakan korban lagi jika tidak segera diselidiki."
"Benar juga."
"... Aku ragu untuk memberi informasi ini kepadamu atau tidak, Hero Perisai. Para bandit itu memiliki perlengkapan yang mumpuni, sepertinya mereka bukan bandit biasanya."

Hmm... Untuk sekarang, aku lebih khawatir dengan keadaan Paman Imiya. Apa aku harus memberi tahu Pak Tua Toko Senjata tentang ini? Sekarang, aku memutuskan untuk menunggu dan mengawasi situasinya lebih lanjut.

"Aku perlu berbicara dengan Paman Imiya sekarang."
"Baik!"
"Elena, ini mungkin merepotkan, tolong bantulah aku mengumpulkan informasi mengenai ini."
"Ah, tidak masalah. Seingatku tempat itu juga terlihat mencurigakan."
"Pastikan kau tetap waspada, kita akan segera pergi untuk memeriksanya."

Melty dengan segera mengirim bawahannya untuk mencari tahu tentang hal ini, untuk memastikan tidak akan ada salah sangka.

Setelah itu kami berbicara dengan resepsionis, kami menjelaskan keadaannya. Kemudian, dia mengantarkan kami ke ruangan Paman Imiya berada. Di ruang pemeriksaan, Paman Imiya sedang diberikan sihir penyembuhan.

"Ugh..."

Ada banyak luka di sekitar tubuhnya dan banyak darah yang keluar.

"Sepertinya kau baik... tentu saja tidak."

Untuk membantu penyembuhannya, aku mengeluarkan beberapa obat-obatan yang telah diberikan sihir.

"Hai, Hero-sama...."

Dengan susah payah, Paman Imiya mencoba untuk berbicara denganku.

"Aku ingin... meminta maaf. Semua kerja keras yang telah kami lakukan... dengan mudahnya dicuri."
"Tidak perlu khawatir. Jika barangnya hilang tinggal kita ambil kembali saja. Yang terpenting adalah aku senang kau berhasil selamat."
"Aku minta maaf... Ughh..."

Paman Imiya memegangi kepalanya yang sakit. Apa dia akan baik-baik saja? Para bandit mungkin melapisi pedangnya dengan racun. Aku memberikan antidote untuk berjaga-jaga.

Sesaat setelah perawatannya selesai, kondisi Paman Imiya mulai stabil lagi. Melihat tubuhnya sekarang, kau bisa melihat beberapa bekas luka tusukan. Itu tidak terlihat akan menjadi luka yang fatal... Tapi ada yang aneh dari luka ini.

Penyembuhan berlangsung lama. Ada kemungkinan kalau dia berada di bawah kendali kutukan. Jadi kami harus memberikan Holy Water dan The Way of Dragon Vein untuk benar-benar menyembuhkannya. Saat ini Paman Imiya sedang tertidur pulas.

"Baiklah..."

Pak Tua memang perlu mengetahui keadaannya, tempat penyerangannya berada di wilayahku. Aku harus segera pergi mencari para bandit itu, mereka perlu segera dibasmi karena bisa membahayakan wilayahku. Berani sekali mereka mencuri perisaiku, tak akan kumaafkan kalian.
Apa aku harus memberitahu Pak Tua sekarang? Aku tidak mau memberitahukan semua ceritanya. 

"Paman..." Imiya terlihat gelisah sambil mengawasi Pamannya yang sedang tertidur.
"Jangan khawatir. Nyawanya sudah tidak dalam bahaya lagi sekarang. Nanti saat dia sudah bangun, kau dapat membawanya ke desa untuk beristirahat."
"Baik..."
"Kalau begitu, aku mau pergi berburu para bandit itu."
"Berhati-hatilah!"

Aku tidak akan diam saja karena aku bisa diremehkan. Aku akan menyerang balik jika diserang. Mencuri di wilayahku, kalian lebih baik bersiap untuk dirampas segalanya olehku.

Aku pergi meninggalkan Imiya yang menunggu pamannya membaik. Aku pergi bersama Filo, Atla, dan Rishia ke tempat yang diberitahu oleh Elena. Lokasinya berada di dekat hutan di sudut wilayahku. Ini salah satu rute yang biasa digunakan jika ingin pergi ke Kota Kastil dari desa.

"Filo, apa kau bisa merasakan keberadaan seseorang disini?"
"Hmm... Firo rasa di sekitar sini tidak ada siapa-siapa?"

Hmm. Memang tidak mudah menemukan mereka.

"Tempat persembunyian mereka mungkin ada di dekat sini. Ayo kita cari."
"Iya."
"Baik~"
"Atla. Kau bisa merasakan sesuatu?"
"Yaa... sepertinya ada jejak kekuatan mengerikan yang tersisa."
"Mengerikan?"
"Kekuatannya mirip seperti kekuatan milik Hero Tombak-sama, dan juga Hero Pedang-sama..."
"Eh?" 

Sepertinya Rishia langsung dapat menyadari sesuatu. Ini adalah hal yang ingin sekali dia hindari, dia seharusnya tahu kalau cepat atau lambat ini akan terjadi. Dan sepertinya pertemuan kita dengan Itsuki sudah dekat. Tapi kenapa dia menyerang Paman Imiya? Dia untung apa dari penyerangan itu? Kemungkinan dia ada di bawah kendali Witch dan melakukan serangan kepada Demi-Human.

Tapi... Aneh jika Elena tidak menyadari Itsuki. Lagi pula, bagaimana cara Paman Imiya membawa perisai itu kepadaku? Meskipun aku tidak bisa bertanya kepadanya, kemungkinan dia membawanya dengan gerobak.

Ditambah lagi Paman Imiya tidak memiliki barang lain lagi bersamanya. Dan Elena tidak ada di tempat waktu serangan terjadi, jadi dia tidak tahu kemana para bandit itu melarikan diri. Aku tidak bisa memperluas area pencarian jika kekurangan informasi seperti ini.

"Aku tidak tahu apa rencana mereka, jadi kalian semua tetaplah waspada."
"Me-Mengerti."
"Iya."
"Iyaa~"

Mustahil bagi mereka dapat menyerang Filo dan Atla. Berjaga-jaga akan serangan kejutan aku mengaktifkan Meteor Shield. Setelah menghabiskan siang hari mencari, kami tidak berhasil mendapatkan petunjuk sama sekali.

"Apa ini membuang-buang waktu?"

Aku kembali ke desa untuk memberi tahu Melty keadaannya. Untuk sekarang, kami berencana untuk memberitahu semua orang kalau ada bandit di sekitar sini. Jika aku beruntung para petualang akan mengurusnya untukku.

"Oh iya. Ada informasi yang sebaiknya kau ketahui, Naofumi."
"Apa itu?"
"Akhir-akhir ini orang yang datang dan meninggalkan kota semakin sedikit."
"Apa terjadi sesuatu?"
"Ini bukan hal yang penting... Ada hal aneh sedang terjadi... Beberapa pedagang menjadi kasar, dan mereka terlihat seperti orang yang berbeda."
"Hmm..."

Entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang buruk dengan semua kejadian ini, seakan-akan ada serangan secara tidak langsung. Itulah yang ingin kupercayai.

"Aku sudah memberitahu ibunda tentang ini, tapi ada kemungkinan kalau ada mata-mata yang menyusup kemari."
"Apa keamanan disini begitu buruk?"
"Tidak buruk, tapi tetap saja aku merasa aneh. Lebih baik kita mulai berhati-hati."
"Aku tahu. Kau juga harus lebih berhati-hati, karena kau adalah calon Ratu. Akan menjadi lebih baik jika kau meningkatkan penjagamu."

Kau bisa merasakan kalau Melty sedang panik. Aku memutuskan untuk meninggalkan Melty dan Filo, dan kembali ke desa.

"Aku baru saja kembali."
"Oh, selamat datang."

Aku melihat Ren sedang menurunkan barang-barang dari kereta. Karena mereka pergi bersama Hero, mereka terlihat aman. Tapi, aku ingin bertanya kepadanya apakah dia melihat orang yang mencurigakan dalam perjalanan.

"Sepertinya ada bandit di rute yang kau lewati, apa kalian bertemu dengan mereka?"
"Tidak? Semuanya biasa saja."

Sepertinya Ren tidak bertemu dengan mereka di jalan.

"Nampaknya, aku sudah dapat mengerti sedikit tentang kutukanku."
"Ohh..."
"Aku tidak akan mendapatkan Exp lagi setelah membunuh monster."

Kutukan Gluttony. Kukira konsekuensinya hanyalah expmu yang turun secara drastis, tapi sepertinya kutukan itu juga bisa menghambat Ren memperoleh Exp dari sumber lainnya.

"Apa ada aku di dekatmu saat kau sedang berburu?"
"Tidak."

Sebelumnya aku mencoba untuk mencari tahu kekurangan dari Empat Hero Suci bersama Motoyasu. Dan hasilnya adalah kau tidak akan mendapatkan exp jika ada Hero di dekatmu. Terdapat beberapa kekurangan lainnya, tapi kehilangan exp adalah hal yang paling penting.

Selama tidak ada Hero lain dalam jarak satu kilometer, kau masih bisa mendapatkan exp. Jika kurang dari itu maka kau tidak mendapatkan exp sama sekali. Satu kilometer bukanlah wilayah yang kecil. Di desa ini kita tidak akan mendapatkan sama sekali.

Tentu saja situasi Ren disini berbeda, dia berada di tempat yang jauh sekali dengan Hero lainnya. Jadi kemungkinan besar kutukan itu benar. Saat ini dia merasakan dua efek kutukan secara bersamaan, Ren kau harus tabah...
Yaa, selama dia terus berusaha sekuat tenaga, bahkan kutukan itu tidak akan berdampak banyak. 

"Apa Ksatria Wanita dan Taniko ada didalam?"
"Taniko? Jadi kau memanggil Wyndia dengan sebutan itu?"

Ren. Apa dia tidak tahu nama panggilan yang kuberikan? Sudahlah tidak penting untuk dibahas.

"Iya. Jadi, apa mereka sudah kembali atau belum?"
"Tidak, aku sendiri."
"Hmm..."

Mungkin sebentar lagi mereka akan kembali. Aku percaya mereka tidak akan apa-apa.

"Ren, ada beberapa bandit yang melakukan kejahatan di wilayahku. Salah satu bawahanku telah diserang dan menderita luka parah. Jadi berhati-hatilah."
"Apa? A-Aku mengerti. Aku akan membantumu sebisaku. Katakanlah, apa yang bisa kubantu?"
"Kalau begitu, kau akan bertugas untuk berjaga."
"Kau bisa mengandalkanku."

Aku memberikan Ren, Hero Pedang tugas untuk berjaga.  Seharusnya dia bisa melakukan hal itu. Aku juga akan membantunya nanti.

"Ngomong-ngomong, yang lainnya belum kembali."

Aku dengan cepat mencari keliling desa kelompok yang pergi berdagang hari ini. Jika diingat kembali, para budak yang pergi dua sampai tiga hari lalu juga masih belum kembali.

Apa mereka melarikan diri? Dengan cepat aku melihat status para budak.

...?

Aku melihat nama mereka muncul dan menghilang... apa yang terjadi. Nama mereka menghilang selama beberapa saat, kemudian muncul lagi. Mereka masih hidup dan belum melanggar perintah sama sekali, tapi...?

"Kiel juga tidak ada disini."

Dia seharusnya pergi berjualan pagi ini. Bukannya membawa banyak Filolial, dia pergi hanya dengan satu Caterpilland.

Sulit membayangkan anjing kecil yang rela memakan masakanku yang jatuh ditanah akan melarikan diri.
Meskipun aku tidak bisa menghilangkan ada kemungkinan kalau semua ini hanyalah rekayasa, tapi dia tidak memiliki alasan yang kuat untuk kabur dari desa.
Dan akan lebih masuk akal jika selama ini dia adalah mata-mata karena selalu menuruti perintahku.

"Caterpilland-nya sudah kembali!"

Eh? Sepertinya aku khawatir tanpa alasan yang jelas. Tapi, saat aku membalikkan badan, aku kehabisan kata-kata.

"Apa yang terjadi!?" Taniko berteriak dan berlari ke arah Caterpilland. Caterpilland kembali dengan tubuh dipenuhi luka.




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar