Selasa, 04 Mei 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 18 : Chapter 5 – Kaldu Sup Ultimate

Volume 18
Chapter 5 – Kaldu Sup Ultimate


Sore hari berikutnya.

Glass dan yang lainnya telah membawa Kizuna keluar berburu untuk meningkatkan levelnya sedikit sebelum keberangkatan kami ke tempat koki spesial, dan mereka baru saja kembali. Aku mulai merasa seperti aku hanya melakukan 3 hal saja akhir-akhir ini: berkelahi, melatih, atau memasak. Aku benar-benar ingin menambahkan seseorang yang bisa memasak ke party untuk menggantikanku. Sebelum keberangkatan kami, aku berada di dapur, menyerahkan tugas memasakku kepada salah satu koki lain. Saat itulah Kizuna, Raphtalia, dan yang lainnya datang mencariku.

Aku menyapa mereka sambil menguap lebar. Aku terjaga sepanjang malam, tetapi bahkan aku tidak sepenuhnya yakin bagaimana — atau mengapa — hal itu bisa terjadi.

"Tuan. Naofumi, kau baik-baik saja?” Tanya Raphtalia.

"Aku baik-baik saja, meski aku ingin tidur saat kita diperjalanan," kataku. Aku tidak tidur sedetikpun sejak kemarin. Rasanya buang-buang waktu saja.

"Master, kau harum," kata Filo.

“Aku telah memasak beberapa hidangan yang sangat sulit dan membutuhkan waktu lama,” aku menjelaskan.

"Raph!" tambah Raph-chan.

“Tentu saja, Raph-chan telah membantu. Familiar S'yne juga,” kataku. Mereka muncul di malam hari dan membantu dengan berbagai cara. Ada kekhawatiran jika makanannya nanti akan dipenuhi dengan bulu, tapi Raph-chan selangkah lebih maju dariku. Dia mengenakan semacam karung dan tudung yang dimana hanya cakar kecilnya saja yang terlihat, melindungi makanan dari bulunya.

S'yne memerintahkan familiarnya untuk membantu dan mengenakan pakaian yang serupa. S'yne sendiri telah membuatku takut karena tetap berada di dapur dan tidur dengan mata terbuka.

"Aku mengerti... Aku akan membantu lain kali, oke?” Kata Raphtalia. S'yne tidak mengatakan apapun tapi ia membuat simbol kemenangan dengan tangannya, melihat itu, Raphtalia menggembungkan pipinya, cemberut.

“Ada apa, Raphtalia? Merasa seperti S'yne dan Raph-chan telah melangkahimu?” Aku mengejek.

"Tidak! Bukan seperti itu!" dia membalas segera. Hah, dia sangat mudah dimengerti. Raph-chan lebih mengerti kebutuhanku, itu benar, tapi Raphtalia telah banyak membantuku. Dia secara berkala membantu memasak, dan selalu mengulurkan tangan ketika ada hal-hal yang perlu dicuci.

"Ada beberapa teknologi unik seperti di dunia fantasi yang membantu berbagai hal, contohnya mengontrol suhu," kataku. Kadang-kadang aku memang harus menggunakan kayu bakar atau arang untuk menyesuaikan suhu, tetapi di sini mereka memiliki alat yang hampir mirip seperti kompor gas dan dioperasikan dengan ofuda, membuatnya cukup mudah untuk mengontrol suhu saat memasak. Mungkin cukup mahal untuk dioperasikan, tapi ini adalah kastil L'Arc, dan belum ada yang memprotesku tentang hal itu.

Kapan pun aku memasak, entah dimanapun itu — baik di Siltvelt maupun Q'ten Lo— koki lain akan datang, mata mereka berbinar, untuk melihat apa yang aku lakukan. Beberapa dari mereka memang memberiku tatapan jengkel, tapi itu mungkin hanya tindakan untuk mempertahankan harga diri mereka sebagai koki. Aku mengerti bahwa kehadiranku mempengaruhi kebanggaan mereka sebagai koki pada posisi teratas.

Namun, setelah beberapa saat, orang-orang seperti itu hilang begitu saja atau mengubah sikap mereka dan mulai membuat catatan.

"Aku sudah tidak sabar untuk makan!" Kata Filo.

"Aku mencoba segala macam hal baru, jadi kau bisa menantikannya," kataku padanya.

"Bagus!" dia menjawab.

"Raph!" kata Raph-chan. Adegan sebelum keberangkatan kami ini, diamati dengan ekspresi agak bingung oleh Kizuna dan sekutunya, termasuk Glass serta L'Arc. Ethnobalt kembali ke Perpustakaan Labirin Kuno, melakukan beberapa pencarian lebih lanjut dengan tujuan memberi kami lebih banyak informasi. Dia telah mempraktikkan penggunaan kekuatan kehidupan dan telah mengembangkan skill seperti Rishia, jadi dia bisa bertarung dengan cukup baik bahkan sendirian. Bagaimanapun juga, dia adalah master perpustakaan.

Itsuki dan Rishia, sementara itu, akan fokus membaca teks kuno dengan Ethnobalt dan membantu persiapan dalam melawan gelombang di kota kastil dan negara lain.

"Apa yang kau buat, bocah?" L'Arc bertanya.

“Hanya bereksperimen, sungguh. Kuharap kau mau memberi penilaianmu setelah kau mencicipinya,” kataku. Aku sendiri pernah gagal memasak — tentu saja. Aku selalu bereksperimen dan memverifikasi berbagai hal. “Contohnya — Raphtalia mungkin sudah mengetahui hal ini — aku melihat ada perbedaan pada kualitas akhir jika aku memasukkan kekuatan kehidupan ke dalam hidangan. Eksperimen semacam itu.” 

“Aku tahu maksudmu,” kata Raphtalia.

“Itulah mengapa aku hanya bisa membiarkan kalian mencicipinya setelah aku mencoba membuatnya sekuat tenaga. Kalau tidak, ini akan sia-sia,” kataku kepada mereka. Yang benar-benar ingin aku bandingkan adalah seberapa besar perbedaan antara dua versi dari hidangan yang sama, yang satu mudah dibuat dan yang satunya lagi lebih sulit.

“Jadi ini adalah masakan yang kau buat dengan seluruh kemampuanmu, bocah...” L'Arc, Kizuna, dan sekutu lainnya, semua menelan ludah secara bersamaan. Aku hampir bertanya kepada mereka apakah memakan terlalu banyak masakanku benar-benar merupakan masalah. Saat ini, mereka tampak seperti tidak sabar untuk memakannya.

“Kau mengatakan 'mengerahkan seluruh kemampuanku’, tapi disitulah masalahnya. Setelah mempelajari cara menambahkan kekuatan kehidupan, aku melakukan beberapa verifikasi sederhana dari teknik tersebut, dan disitulah kesulitannya. Aku harus mencoba menemukan titik yang tepat di antara keduanya,” jelasku.

"Begitu," kata Raphtalia.

“Aku benar-benar ingin kau dan Kizuna membantuku dan mengasah kemampuan kalian sendiri,” kataku pada mereka. “Terutama kau, Kizuna. Kau mungkin membutuhkan ini setelah kami kembali ke dunia asal kami.”

"Tidak mungkin! Aku tidak mungkin menjadi semahir dirimu, Naofumi! " Kizuna sadar diri.

“Aku juga ragu aku bisa menyamai kemampuanmu, Tuan Naofumi. Ingat saat kau membuat ulang hidangan untuk Fohl hanya berdasarkan ceritanya saja?” Kata Raphtalia, menyerangku secara tak terduga dari belakang. Dulu, Fohl ingin membuat hidangan untuk Atla yang biasa dibuat oleh orang tua mereka. Dia tidak puas dengan hasil buatannya sendiri, tetapi aku telah membuatnya kembali berdasarkan ceritanya. Kedengarannya itu sedikit membebani pikiran Raphtalia, tapi... aku tidak akan tahu tentang itu.

"Tidak sesulit itu. Kalau tidak, kau harus bergantung pada Ethnobalt,” kataku padanya. Dia mungkin satu-satunya di antara sekutu Kizuna yang secara sadar dapat menambahkan kekuatan kehidupan. Glass dan beberapa lainnya bisa menggunakannya dalam pertempuran, tapi mereka tidak bisa menggunakannya saat membuat sesuatu.

“Kau pandai mengolah ikan, Kizuna, jadi kau setidaknya harus mengaplikasikannya pada sashimi dan hot pot,” kataku. Karena Kizuna suka memancing, dia juga menyukai resep ikan dan sering membuat sashimi atau hot pot. Jika dia meluangkan waktu untuk mempelajarinya, aku cukup yakin dia bisa membuat sesuatu yang sangat mirip denganku. Tidak harus sesuatu yang terlalu mencolok.

“Raphtalia, kita punya seseorang di desa yang suka memasak, kan? Mereka berhasil melakukan ini, dengan teknik pengajaran yang benar,” kataku padanya. Aku berbicara tentang orang yang menangani dapur di desa. Maksudku, Kau harus mencurahkan cukup banyak waktu dalam hal memasak untuk menciptakan kembali apa yang kubuat di sini, itu semua benar. Aku menilai bahwa mereka telah mencapai titik yang cukup baik, tetapi perkembangan tahap selanjutnya akan sulit.

“Aku akan melakukan yang terbaik,” kata Raphtalia.

"Senang mendengarnya," kataku. Koki di kastil L'Arc juga pernah membuat hidangan serupa di masa lalu. Mereka mampu mengatasi perbedaan tertentu dalam resep karena mereka adalah koki spesialis. Aku telah memasukkan kekuatan kehidupan ke dalam bahan-bahan masakan, jadi koki kastil seharusnya bisa menangani sisanya.

"Wow... ada banyak panci besar di sana. Apakah semua isinya sama?” Kizuna bertanya.

"Tidak. Aku membuat bouillon, fond, and consommé. Semua menggunakan bahan lokal tentunya, jadi sedikit berbeda dengan resep aslinya,” laporku.

“Ini semua terlihat sama bagiku. Apa perbedaannya?" Kizuna bertanya. Aku menggelengkan kepalaku, terkejut karena Kizuna tidak tahu apa bedanya.

"Ini semua terlihat seperti sup ikan bagiku," gumam L'Arc. Itu adalah sebutan untuk masakan yang mirip dengan consommé di negara L'Arc.

“Kau seorang raja dan kau tidak bisa membedakan beberapa hidangan sederhana?” Protesku.

“Berisik! Biarkan aku memakannya dan aku akan memberitahumu perbedaannya, tapi aku tidak tahu bagaimana cara membuatnya,” balasnya. Harus aku bouillon, fond, and consommé memang terlihat sangat mirip.

“Kaldu coklat itu sudah dibuat sebelumnya, bukan?” Kizuna bertanya. 

“Tidak, itu fond de veau. Resep aslinya menggunakan tulang dan urat sapi, digoreng hingga kecoklatan lalu direbus. Reaksi Maillard menciptakan warna tersebut. Kali ini aku menggunakan bagian dari monster sejenis dan mencokelatkannya di oven,” jelasku.

“Jadi ini sup daging?” Kizuna bertanya.

"Tepat sekali. Ada bermacam-macam jenisnya. Ada yang menggunakan ikan atau unggas lain dan masih bisa disebut sebagai 'fond' tetapi memiliki nama yang berbeda,” kataku sambil menunjuk ikan putih fumet de poisson dan chicken fond de volaille. “Ada monster babi hutan yang kualitasnya mirip dengan dagingnya, jadi mungkin lebih mirip dengan fond de gibier? Rasanya lebih seperti fond de veau, jadi begitulah aku menyebutnya.” Setelah ini, aku juga berencana untuk meneliti lebih lanjut resep fond de veau dan membuat glace de viande untuk memeriksa apakah ada perbedaan dalam jumlah exp yang akan didapatkan.

“Kau sudah terlalu menjadi ahli memasak bagiku,” kata Raphtalia, sepertinya sudah menyerah. Aku hanya mengatakan semua ini karena mereka bertanya tentang itu!

“Langkah selanjutnya adalah mengubahnya menjadi masakan seperti semur. Rasanya benar-benar berbeda dari yang biasanya dibuat,” kataku. Masakan ini sulit dibuat bahkan di Jepang, tetapi upaya ekstra memang membuahkan hasil. Stew adalah salah satu hidangan favorit saudara laki-lakiku. Aku jarang repot-repot membuat hidangan mewah, karena semua langkah ekstra yang harus dilakukan untuk membuatnya.

“Kau bukannya tidur tetapi malah memasak semalaman, ya?” Kata Kizuna.

"Kurang lebih. Ada beberapa hal yang dapat kau abaikan saat memasak dan beberapa hal yang mutlak harus kau lakukan. Unsur-unsur ini adalah hal yang tidak bisa kau kendalikan, tetapi itu juga tampaknya benar-benar meningkatkan exp yang diberikan, jadi itu bukan usaha yang sia-sia,” kataku.

"Bocah... lihat dirimu, melakukan semua ini untuk kita...” Kata L'Arc. Aku menatap mereka sejenak. L'Arc, Glass, dan Kizuna semuanya menatapku dengan penuh perhatian. Aku bertanya-tanya apakah aku telah mengatakan sesuatu yang tidak pada tempatnya.

“Ngomong-ngomong, yang paling membutuhkan usaha — dan yang paling penting — adalah kaldu. Kau tidak bisa membuat hidangan tanpa itu. Raphtalia, Kizuna, aku ingin kalian berdua mempelajarinya. Kalian harus bisa membuatnya!” Kataku. Itu dibuat dengan persiapan yang cermat dari tulang ayam dan urat daging sapi, yang kemudian direbus bersama dengan sayuran. Kau harus mulai dengan api besar, mengecilkannya segera setelah mendidih, pastikan untuk menghilangkan buih dan lemak yang mengapung di atasnya. Setelah rebusan selesai, saring dengan hati-hati. Kemudian kaldu tersebut bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk semua jenis hidangan, jadi patut untuk dipelajari — kaldu sup yang dapat digunakan dalam banyak resep berbeda. Tentu saja, begitu kau membahas hal-hal seperti rasio bahan, tidak akan ada habisnya, jadi itu juga cenderung sangat mencerminkan selera pribadiku,

"Kelihatannya sangat jernih dan indah," kata Filo, matanya berkilauan saat dia melihat kaldu. “Seperti kau bisa meminumnya langsung.”

"Ini adalah kaldu, bukan hidangan yang sudah jadi," aku memperingatkannya. 

"Oke," katanya.

"Kau harus mulai mempelajarinya dari sini, lalu kemudian membuat fond de veau dan consommé," kataku. Membuat ini butuh usaha keras melawan kekeruhan kaldu. “Bouillon seperti kaldu sup ultimate.”

"Walaupun kau berkata begitu," kata Kizuna, sedikit ragu dengan proklamasiku. Bagaimanapun juga, dia akan segera membuat ini.

“Kizuna, Raphtalia, kalian berdua masih kurang pengalaman. Aku akan mengajari kalian beberapa resep yang menggunakan kaldu untuk jumlah sajian sedikit, jadi pastikan kau mempelajarinya nanti,” kataku kepada mereka. Membuat sepuluh liter kaldu saja menggunakan bahan yang cukup banyak — terkadang memerlukan jumlah otot daging sapi dan tulang ayam yang sama.

"Apa! Aku Pahlawan Berburu! Aku tidak menangani bagian memasak! " Kizuna mengeluh.

"Dan aku Pahlawan Perisai!" Balasku. Bukan Pahlawan Panci! Jika ada yang memanggilku seperti itu, aku akan membunuh mereka dengan masakan!

"Melihat bagaimana sosis sebenarnya dibuat, aku bisa mengerti mengapa makananmu sangat lezat," gumam Glass, matanya menjauh.

“Aku hanya ingin kau mempelajari hal ini. Kau juga, Glass,” jawabku.

Kemudian kami mulai menuju kota dengan koki terkenal. Itu bukan negara yang bisa kita jangkau menggunakan Return Dragon Vein. Untuk membuat berkeliling lebih mudah begitu kami berada di sana, kami membawa cermin besar untuk ditempatkan di sana begitu kami tiba. Vassal weapon cermin memiliki skill yang memungkinkanku untuk bergerak melalui media cermin. Namun, aku merasa — secara naluriah— bahwa skill ini memiliki tujuan lain juga. Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan melakukan beberapa percobaan.

Namun, dengan membawa cermin bersama kami, itu berarti kami bisa bergerak dengan cara yang mirip dengan jarum S'yne.

Malam itu, Kizuna dan yang lainnya makan terlalu banyak lagi. Namun, situasinya lebih baik jika dibandingkan dengan sebelumnya. Aku harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kusajikan.




TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar