Senin, 10 Mei 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 221. Batas Pembebasan

 Chapter 221. Batas Pembebasan


 
“"Apa katamu!?"”

Aku mengatakannya bersamaan dengan Ren. Aku tidak menyangka bahwa si Hijau itu pejantan. Jika melihat penampilannya, aku tidak akan tahu bahwa dia laki-laki. Wujudnya terlihat seperti seorang gadis kecil. Jadi dia Raja Filolial?

"Ka-Kalau tidak salah kau selalu menambahkan –chan ke mereka berdua, tapi tidak dengannya."
"Dia sepertinya tidak menginginkan dirinya menjadi laki-laki. Jadi dia akan marah jika aku menambahkan –kun."
"Sepertinya dia orang yang merepotkan."

Ah, mau bagaimanapun juga dia tetaplah seekor Filolial. Kurasa selama dunia ini masih menganggap Filolial sebagai monster, mereka masih tetap akan memiliki dua jenis kelamin... Tetapi aku tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi. Hari sudah mulai larut, aku berhenti memikirkan hal ini agar tidak membuatku stres.

"Mau dia laki-laki atau perempuan, kasih sayang yang kuberikan kepadanya tidak akan berubah sama sekali."
"Ohh..."

Ren dan aku memasang wajah jijik. Apa dia menganggap semua Filolial sebagai anak-anaknya? Tapi... Dia ingin agar Filo menjadi istrinya. Namun, ketiga pengikutnya ingin menjadi kekasihnya. Dia sedang membuat cinta segitiga yang rumit, bahkan bentuknya tidak segitiga sama sekali. Meskipun kelihatannya Filolial lain tidak melihatnya seperti itu.

"Dia selalu menggunakan bahasa formal saat berbicara... Dia jadi mengingatkanku dengan Itsuki, kira-kira bagaimana kabarnya sekarang."

Ren tenggelam dalam ingatan masa lalunya.
Siapa yang menyangka kita kedatangan Itsuki versi toxic, cara berpikirnya memang aneh.

.... Jika diperhatikan, sifat mereka sama. Baik secara kepintarannya juga.
Sebagai orang yang formal, Itsuki merupakan orang paling memiliki harga diri paling tinggi.

"Itsuki? Sekarang dia mungkin sedang dimanfaatkan oleh Witch."
"Kuharap itu tidak terjadi..."

Harapan yang sia-sia.

Midori mengetuk pintunya berkali-kali sambil protes. Mengganggu sekali. Motoyasu kemudian mengelus si biru dan memberi tanda untuk melanjutkan ke topik selanjutnya. Hufftt... Untuk menguji ekspektasinya, aku membuka sembarang topik pembicaraan.

"Baiklah, Motoyasu. Apa kau ingin memiliki pekerjaan?"
"Aku ingin menjadi pemimpin pengurusan Filolial."
"Selain itu."
"Aku akan melakukan apapun yang dinginkanmu, Ayah."

Dia tersenyum setelah mengatakannya. Aku ingin sekali memukul wajahnya.

...Hufftt. Sulit sekali berbicara dengannya. Kurasa aku harus segera memberikannya pekerjaan agar dia berhenti menggangguku.

Aku ingin Ren atau Motoyasu belajar membuat senjata dan perlengkapan lainnya. Mereka bisa mengurangi beban kerja Pak Tua jika mau melakukannya. Mengumpulkan item dan menambang juga bukan ide buruk.

"Kalau begitu, Ren. Sebentar lagi di desa akan ada bengkel pandai besi disini. Jadi, ketika nanti kutukanmu sudah mulai melemah kau dapat pergi kesana untuk belajar membuat sesuatu."
"Aku mengerti."

Ren mengganti senjatanya berkali-kali. Mungkin dia sedang mencari senjata yang memiliki skill pengolahan besi.... Hei, belajarlah melakukan sesuatu sendiri tanpa mengandalkan kemampuan dari senjatamu. Tetap saja, tidak seperti diriku. Dia masih memiliki banyak sekali salinan senjata yang tidak berguna.

"Jika dipikirkan lagi, Ren. Apa kau berencana untuk menambah limit senjata yang dapat kau salin? Aku berencana memberikanmu beberapa material, jadi kau tidak menghabiskan banyak waktu untuk menunggunya."
"Menambah limit...? Ohh..."
"Mengapa kau terlihat seperti telah menyadari sesuatu?"
"Yaa, karena status bonus dari mendapatkan senjata baru itu kecil, kan? Aku tahu Naofumi sekarang sangat kuat, apa karena itu? Kurasa jika kau terus mengumpulkan item-item tidak berguna yang hanya menambah sedikit statusmu, lama-lama akan menjadi bukit. Jadi begitu... Naofumi, kau sangat hebat."

Ha? Apa kau menyimpulkannya sendiri?"

"Umm... Aku ingin bertanya, jadi selama ini kau selalu membuang senjata?"
"Iya, aku hanya menyimpan senjata yang memberikan status bonus tinggi dan skill yang bagus, selain itu aku selalu membuangnya."

Kepalaku terasa sakit lagi! Pantas saja setelah berada di level yang tinggi dia masih lemah. Dia masih menerapkan konsep game Brave Star Online di dunia ini.

Aku yakin dia pernah mengatakan bahwa yang penting adalah memiliki level yang tinggi terlebih dahulu, dan Status belakangan.
Game yang dimainkannya adalah VRMMO*, kurasa kau bisa mengatakannya seperti game FPS. Di game seperti itu yang mementingkan action banyak aspek lain yang selalu ditinggalkan oleh developer gamenya. Yang paling penting adalah action agar player selalu merasa hebat saat memainkannya.
<TLN : Virtual Reality Massively Multiplayer Online. Ini teknologi yang ada di anime Sword Art Online.>
Memang dia sudah mulai menyadari bahwa dunia ini bukanlah game, tapi masih belum dapat menerapkannya..

"Motoyasu, bagaimana denganmu?"
"Aku? Kurasa aku pernah membuang senjata beberapa kali, tetapi kupilah terlebih dahulu."

Jadi Motoyasu lebih baik dari Ren dalam hal ini... Karena dia bermain game normal MMO, apa dia selalu mengoleksi item-item untuk mendapatkan status bonus?
Aku pergi ke gudang desa dan kembali lagi membawa material Reiki.

"Baiklah, coba seraplah ini kedalam senjatamu. Atau kalian sudah melakukannya?"
"Tidak, aku belum pernah melihat material ini.."

Ren memasukkan material itu kedalam pedangnya.

"Bagiku, material tersebut memberikan bonus Defence +15. Bagaimana denganmu, Ren?"
"Attack +10 dan Defence +5. Tapi sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk aktivasinya."

Apa? Kurasa aku dapat mengaktivasinya hanya dalam waktu 12 jam...

"Berapa lama waktu yang dibutuhkan?"
"Hm? Sekitar 3 hari."

3 hari... Lama sekali. Apa masing-masing senjata memiliki waktu aktivasi yang berbeda? Aku menebak kalau perisai memiliki waktu aktivasi yang lebih sebentar karena dia memiliki status serangan yang rendah.

"Itu terlalu lama. Apa masing-masing senjata berbeda?"

Aku memberikan material yang sama kepada Motoyasu.

"Motoyasu, bagaimana denganmu?"
"Hmm. Kurasa ini sudah bisa di aktivasi besok."

Jadi memang berbeda. Itu berarti...

"Coba kalian keluarkan senjata yang paling lemah dan belum selesai di aktivasi."

Aku mencari perisai terlemah yang belum pernah kugunakan sebelumnya. Tapi, aku tidak bisa menemukannya sama sekali. Semua perisaiku sudah selesai di aktivasi semua. 

Aku pergi ke dapur dan mengambil ikan monster yang Sadina bawa pulang tadi sore. Ren dan yang lainnya mungkin belum pernah melihat monster ini sebelumnya.

Perisai yang kudapatkan dari ikan ini adalah Blue Bonan Shield. Itu adalah monster yang terlihat seperti ikan mas. Menurut Sadina, jika kau merebusnya ikan ini akan berubah menjadi Jelly. Dan akan sangat nikmat memakannya sambil minum sake.

"Semuanya, coba katakanlah secara bersamaan waktu yang kalian butuhkan untuk aktivasinya."
"Umm... 12 jam."
"Sekitar 6 jam."
"2 Jam."
““"..."””

Ren = 12 jam.
Motoyasu = 6 jam.
Aku =  2 jam.

Memakan waktu 12 jam untuk Ren, lama sekali.

"Apa ini memakan waktu yang berbeda karena berbeda senjata?"
"Ada kemungkinan seperti itu, tapi Ren. Tolong keluarkan senjata yang kau belum aktivasi dan memiliki waktu aktivasi yang sebentar."
"Aku mengerti. Apa yang ingin kau coba?"
"Kemungkinannya banyak. Masing-masing senjata legendaris memiliki waktu aktivasinya tergantung status material, masing-masing senjata legendaris memiliki perbedaan waktu aktivasi yang berbeda secara umum... Atau semakin sering kau melakukan aktivasi, maka akan semakin cepat."

Ada kemungkinan karena Reiki adalah material yang memiliki status defense yang tinggi, jadi memiliki semacam sinergi dengan perisai. Sehingga membutuhkan waktu yang sebentar untukku. Tapi, kurasa kemungkinan besar adalah hal yang terakhir.

Jika kecepatan aktivasi memiliki sistem level, berarti Aku yang rajin mengaktivasi berbagai macam material kedalam perisaiku akan memiliki waktu aktivasi yang lebih sebentar. Itu juga dapat menjelaskan tentang waktu aktivasi Motoyasu dan Ren yang tidak sama. Eksperimen yang mudah dapat membuktikan benar atau salahnya teori ini.

"Coba kau aktivasi 30 material yang memiliki waktu aktivasi paling sebentar, setelah itu periksa lagi berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengaktivasi pedang Reiki lagi."

Ren mengangguk dan mengganti pedangnya ke yang lebih lemah. Disaat seperti inilah aku penasaran. Berapa banyak rahasia yang dimiliki oleh Senjata Legendaris?

"Aku telah lama memikirkan hal ini, sebaiknya kita mulai mendiskusikan tentang gelombang selanjutnya."
"Ah..." 

Menurut Jam Pasir Naga, kami masih memiliki beberapa waktu lagi. Ini bukanlah topik yang terlalu penting untuk dibahas saat ini, tapi lebih baik mendiskusikannya sekarang.

"Apa ada yang tahu arti dari Jam Pasir Naga Biru?"
"Maaf, aku tidak tahu."
"...Motoyasu?"
"Tidak tahu."

...Mereka tidak tahu apapun. Mungkin Itsuki juga tidak mengetahuinya.

"Kalau begitu... apa yang akan muncul selanjutnya setelah Reiki?"
"Houou."
"Itu Houou."

Ah, jadi mereka sudah mengetahuinya. Hebat sekali. Aku membiarkan mereka tidak dihukum dan ternyata berguna juga untuk situasi seperti ini.

"Kurasa kau harus berada di level... 130 untuk mengalahkannya..."
"Untuk menyelesaikan Questnya, kau harus berada di level 70."
"Hei, terdapat perbedaan 60 level dari pernyataan kalian berdua."

Ren adalah solo player... Jadi apa karena itu dia harus berada di level 130? Tidak, dengan kejadian Reiki kemarin. Informasi mereka tentang hal ini tidak terlalu dapat diandalkan.

"Setelah itu ada Kirin yang dapat kau kalahkan dengan level 90.
"Kenapa malah turun?"
"Waktu itu Houou terlalu kuat dan Reiki terlalu lemah. Saat Kirin keluar mereka melakukan update untuk memperbaiki hal tersebut. Dan memberikannya serangan spesial."

Ah... Hal ini biasa terjadi di dalam game. Pada awalnya hal terjadi dengan mudah, tapi semakin lama musuh akan menjadi semakin sulit. Jika terlalu sulit para player akan mengeluhkan halitu kepada developer. Kemudian akan diadakan update untuk memperbaiki keseimbangan di dalam game. Tapi, aku tidak tahu apakah informasi ini akan berguna atau tidak.

"Kau bisa mengalahkannya dengan mudah saat berada di level 100 bersama party... Tapi itu adalah info yang kudapatkan dari game, aku tidak tahu apakah akan berguna atau tidak di dunia ini."
“Setelah melihat yang terjadi, kau benar sekali.”

Reiki yang mereka anggap lemah saja, ternyata luar biasa kuat. Aku tidak boleh memakan informasi ini mentah-mentah. Ini hanya teoriku saja, kurasa mereka bisa mengalahkan Reiki jika menggunakan metode penguatan dengan baik.

Ren dan Motoyasu merekomendasikan untuk melawan Reiki pada level 60. Jika mereka sudah menerapkan metode penguatan, mereka mungkin bisa mengalahkannya.
Tentu saja, Aku menerima damage yang sangat besar dari gerakan spesialnya, dan tidak bisa memberikan damage sama sekali. Tidak peduli seberapa tinggi status pertahananmu, serangan sekuat itu tetap saja terasa sakit.

"Kalau begitu, ini adalah pertanyaanku selanjutnya. apa yang akan muncul setelah Kirin?"
"Ouryu."
"Ah, tepat seperti perkiraanku."

Pertanyaan besarku selanjutnya adalah, kenapa dunia ini diserang oleh Empat Roh. Kenapa pengetahuan yang berasal dari duniaku bisa diterapkan di dunia ini? Bukankah yang seharusnya memberikan bencana adalah Empat Malapetaka dan bukan Empat Roh? Kau tahu, seharusnya Empat Roh itu simbol dari keberuntungan.

Ini adalah pengetahuan sejarah, jadi aku mengetahuinya. Maksudku, aku ini seorang Otaku kutu buku.

Dilihat dari sisi lain, jika monster itu penting di dunia ini. Akan lebih aneh karena mereka selalu menyebabkan kekacauan saat datang. Reiki datang dan banyak membunuh makhluk hidup.

Bukan hanya manusia. Monster juga bermaksud untuk memusnahkan banyak makhluk hidup... Sepertinya semua pertanyaan ini tidak menjawab apapun. Aku akan menghentikan asumsi ini.

"Level yang dibutuhkan untuk mengalahkannya adalah 120. Dan rekomendasi untuk solo player adalah 150, jika kau bersama party bisa mengalahkannya pada level 130."
"Ah, iya iya."

Seberapa kuat makhluk itu? Perbedaan rekomendasi level dari boss sebelumnya jauh sekali. Kurasa ini adalah final boss dari game online.

"Kurasa ceritanya seperti ini... Fragmen yang tertidur di sekitar Dragon di seluruh dunia mulai bangkit dan melepaskan segel. Kurang lebih seperti itu."

Aku sangat terkejut.

..Hei! Aku pernah mendengar cerita seperti ini! Dragon Emperor Gaelion, ingat ini! Kau adalah serangan gelombang selanjutnya!

Author Note : Aku tidak tahu apakah harus memberikan spoiler ini kepada kalian. Tapi tidak, Gaelion bukanlah gelombang.

Penjelasan tambahan untuk Empat Roh dan Empat Malapetaka. Ini dari translator Inggrisnya.

Informasi yang disajikan berasal dari budaya Jepang dan Tiongkok.

Di Jepang, ada yang disebut Empat Roh (Shirei), mereka adalah Reiki (Spirit Turtle), Kirin (Quilin), Houou (Feng Huang) dan Ouryu (Ying Long).

Kalian bisa cari info lebih lanjut di mbah google/ google-chan dengan penelusuran The Four Benevolent Spirits/ Empat Sombol, meskipun lebih banyak dijelaskan versi Tiongkok, meskipun versi Tiongkok menghadirkan Naga juga, tapi itu bukan merujuk pada Ouryu (Ying Long) secara menyeluruh. Nah yang Jepang merujuk pada Ying Long.

NOTE: Penjelasan ini berbeda dari legenda yang menceritakan Genbu, Seiryu, Suzaku and Byakko. Legenda mereka benar-benar berbeda dengan yang di Pahlawan Perisai. Legenda ini terbilang penting, karena disebutkan makhluk-makhluk ini mengacu pada arah mata angin, elemen-elemen dan empat musim. Bahkan ada simbol legenda ini yang berasal dari zaman neolitik, ini adalah bagian terpenting dalam budaya Tiongkok dan Jepang, nanti kalian juga tahu jika ditelusuri lebih lanjut.

The Four Benevolent Spirits/ Empat Sombol adalah simbol dari keberuntungan. Mereka hidup di istana yang megah.

The Four Evils / Empat Malapetaka, mereka adalah Kyoukou (Gong Gong), Kantou (Huan Dou), Kon (Gun), and Sanbyou (San Miao). Sama seperti sebelumnya, kalian bisa cari info lebih lanjutnya di mbah google. Di Jepang, mereka digolongkan sebagai The Four Evils / Empat Malapetaka, tapi di Tiongkok, The Four Evils / Empat Malapetaka tidak jelaskan spesifik. (Tapi setiap dari mereka memiliki legenda dan sejarahnya masing-masing di Tiongkok)




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar