Chapter 63. Drifted Relic di Dalam Tas
Setelah aku mengalahkan kodok raksasa itu, atasan Yuri, Jayce, menemuiku untuk menyampaikan terima kasih.
“Terima kasih. Jika saja kau tidak ada disini, mungkin kami semua sudah mati.”
“Yah, mungkin saja.” Kata ku sambil bercanda. Tapi Jeanne malah berkata
“Tidak, jika saja Astharoth-sama tidak membantu kalian, sudah pasti kalian akan mati.”
Jayce tampaknya sedikit kesal ketika mendengar hal itu, tapi tampaknya dia juga menyesal karena telah membahayakan Party-nya. Jadi aku memutuskan untuk tidak membahas masalah ini lebih lanjut. Ada hal lain yang perlu untuk dibicarakan.
“Kalau tidak salah nama mu Jayce bukan?. Dari apa yang kuketahui, sepertinya lantai ini menyimpan harta karun yang dikenal sebagai ‘Driffed Relic’.”
“Benar. Jadi kau mencari harta karun itu juga.”
“Iya.”
Lalu aku melanjutkan dengan nada sedikit menyesal.
“Jika kau juga mengincar Relic ini, bisakah kau memberikan Relic kali ini pada kami?”
“Apa? Tentu saja, kami akan memberikannya padamu. Kau lah yang mengalahkan Boss lantai ini. Bahkan kau menyelamatkan nyawa kami. Kami tidak bisa meminta lebih dari itu.”
“Terima kasih.”
Kemudian Jayce menawarkan bantuan untuk mencari Relic itu. Dia berbalik dan berkata.
“Sekarang kita akan pergi untuk membantu Asta-san untuk mencari Relic yang ada di lantai ini.”
Mereka merasa itu adalah hal yang setidaknya mereka bisa lakukan setelah aku menyelamatkan nyawa mereka.
Bagus. Tempat ini sangat besar, dan akan memakan waktu yang sangat lama jika hanya aku dan bawahan nya yang mencari Relic itu. Jadi kami berpencar dan mulai mencari.
Party Jayce terdiri dari petarung dan penyihir, jadi mereka tidak terlalu pandai dalam hal mencari. Tapi mereka masih mempunyai pengalaman sebagai Petualang.
Di sisi lain, pelayanku, Eve dan Jeanne tidak terlalu cocok untuk tugas ini.
Setelah nyaris satu jam mencari, Yuri menemukan sesuatu yang mencurigakan.
“Ada sesuatu yang aneh di sebelah sini!” Teriaknya. Kemudian kami berkumpul di tempat Yuri berada.
Itu hanyalah dinding biasa, tapi ada sesuatu yang aneh. Warna dinding itu sedikit berbeda. Mungkin ada pintu tersembunyi dibalik dinding itu. Jadi aku memanggil Hanzo, yang merupakan pengintai handal.”
‘Siap.’ Katanya sambil menempelkan telinganya ke dinding dan mengetuknya. Suara yang dihasilkan memungkinkan dia untuk mendeteksi tipe jebakan apa yang dimiliki pintu tersembunyi itu.
Setelah beberapa saat dia berbalik ke arah ku dan berkata,
“Tidak ada jebakan di pintu ini.”
Jadi Jayce mendorong dinding tu. Kemudian pintu itu terbuka dengan suara yang sangat keras.
“Oh, itu dia ‘Driffted Relic’-nya.” Ujar Jeanne dengan bersemangat. Dia mencoba untuk menjadi yang pertama masuk, tapi aku menghentikannya.
“Kita tidak tahu apa yang ada di dalam sana. Kita harus menyerahkannya pada Hanzo.”
Jadi aku menyuruh Hanzo untuk masuk terlebih dahulu. Dia dengan berhati-hati masuk ke dalam. Setelah satu menit, dia kembali dengan kantong kecil. Katanya ada peti harta karun di dalam sana, dan di dalamnya terdapat kantong kecil itu.
“Itu terlihat seperti kantong biasa.”
Tapi aku mendengar kabar kalau ‘Drifted Relic’ yang ada di sini aslinya milik seorang Ninja atau Assassin, jadi itu tidak terlalu mengejutkan.
Eve melihat kantong itu dengan tenang.
“Sepertinya kantong itu berhubungan dengan Ninja.”
Aku mengangguk setuju sambil mengeluarkan benda yang ada di dalam kantong itu. Apa yang berada di dalam kantong itu adalah ‘Shuriken’. sebuah senjata yang berasal dari negara yang bernama Jepang. Disana, Assassin yang dikenal sebagai Ninja menggunakan ini sebagai senjata.
Hanzo melihat benda itu dan berkata,
“Aku percaya Shuriken ini milik seorang Shinobi yang hebat. Mungkin ini milik sang Master Ninja, Hattori Hanzo.”
“Ah, aku sedikit penasaran tentang hal itu. Jadi itulah asal usul namamu ya.”
“Ya. Kami para Kobold Ninja menghormati dia.”
Menurutnya, Ninja yang dikenal sebagai Hattori Hanzo ini pernah dipanggil ke dunia ini sebelumnya dan melatih leluhur Hanzo. Dan itu lah asal usul dari Kobold Ninja.
Itu terdengar cukup menarik, dan aku ingin mendengar lebih tentang hal itu setelah kami kembali ke rumah. Jadi aku mengucapkan selamat tinggal kepada Yuri dan Party nya.
“Kalian semua telah banyak membantuku. Jika kalian butuh bantuan, mintalah tolong ke Kastil Raja Iblis milik Raja Iblis Astharoth yang ada di utara. Kemudian, mintalah kepada para penjaga untuk membawa kalian untuk menemui Asta. Mungkin saja sesuatu yang baik akan terjadi.”
Jayce terlihat tidak terlalu tertarik, tapi dia berjanji akan mencarinya jika ada kesempatan. Kemudian Jayce berkata,
“Seharusnya kamilah yang berterima kasih padamu. Kami sangat bersyukur.”
Kami kemudian berjabat tangan dan meninggalkan Dungeon. Mereka pun juga pergi. Terakhir kali aku melihat mereka, mereka membawa barang bawaan mereka masing-masing. Jeanne melihat pemandangan itu dan berkata:
“Sungguh akhir yang bahagia!”
Dan itulah bagaimana penjelajahan Dungeon kami berakhir. Tapi, bukan berarti semuanya sudah berakhir. Sesuatu sedang mengawasi mereka dari kejauhan.
Jauh di atas sana, di Surga.
Sang Dewi.
Itu adalah seorang gadis muda yang mengawasi Raja Iblis dan Sorcerer, Astha. Dia tidak memiliki bentuk yang sesungguhnya, tapi tidak ada satupun yang mengetahui kalau sekarang dia terlihat seperti gadis cilik. Dia mengambil wujud ketika mereka pertama kali bertemu. Rambut hitam yang panjang dan ciri-ciri fisik lainnya yang menunjukkan kebangsawanan. Seorang Dewi yang cantik.
Namun, dia memakan manisan dengan berisik dan melihat ke cermin. Raja Iblis Astharoth ada disana. Faktanya, dia telah memantau Raja Iblis Astharoth tanpa henti semenjak dia terlahir didunia ini. Melihat bagaimana Raja Iblis yang realistis ini bertarung.
“Yah, ini tidak seperti aku bisa melakukan apapun selain mengawasinya.” Gumam nya tanpa ada seorangpun di sekitarnya.
“Tapi tetap saja, aku kagum dengan Astha. Dia baru saja terlahir dan sudah berkembang sebanyak ini.”
Tentu saja, dia membuat Astha menjadi Raja Iblis karena dia melihat potensi dalam diri Astha, tapi dia tidak berekspektasi kalau Astha akan berkembang secepat ini.
Dan jika dia melihat hasilnya, itu sangat bagus.
“Mungkin dia benar-benar akan menjadi Raja Iblis Agung.”
Sebuah ekspektasi yang besar terkumpul di dadanya. Tapi ada satu hal yang membuat Sang Dewi khawatir. Bocah laki-laki yang baru saja mereka temui.
“Tetap saja, aku tidak menyangka kalau mereka akan bertemu seperti ini.” Desahnya.
“Raja Iblis Astharoth tidak akan kalah, tapi pertemuan ini mungkin bisa menjadi titik balik.”
Dia, Astharoth, menyebut dirinya sendiri sebagai Realist dan sebagian besar tindakannya membuktikan hal itu. Jadi dia tertarik untuk melihat bagaimana Raja Iblis Astharoth akan menghadapi bocah itu.
“Sialan kau, Astharoth. Aku tidak akan pernah bosan mengawasimu. Kau benar-benar Raja Iblis yang hebat.” Katanya dengan bahagia. Kemudian dia membuat lebih banyak teh dan manisan.
Sang Dewi tidak mempunyai pelayan, tapi itu tidak berarti apapun. Yah, terkadang dia merasa bosan. Dia telah menghadapi rasa bosannya ini selama ratusan tahun, tapi dengan beberapa hal yang terjadi beberapa bulan ini membuatnya tidak merasa bosan lagi. Dan itu semua berkat Raja Iblis Astharoth.
EDITOR: Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar