Senin, 24 Mei 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 225. Kesalahpahaman

 Chapter 225. Kesalahpahaman


 
"Hari ini kita akan pergi ke Toko Senjata untuk memesan kereta. Jadi bersiaplah."
"Kereta~?"

Filo yang telah tiba setelah mengirim Melty kembali ke kota, memiringkan kepalanya dan bertanya.

"Iya, aku ingin kau ikut denganku. Filo, aku ingin kau memutuskan kereta seperti apa yang kau inginkan."
"Baik! Firo mengerti~!"

Aku tidak butuh orang lain yang perlu diajak saat ini... Tidak masalah pergi berdua saja dengannya. Menggunakan Portal Shield, aku langsung tiba di Kota Kastil dalam sekejap. Kemudian kita langsung pergi ke Toko Senjata.

"Oh? Jadi itu kau, nak. Kau datang disaat yang buruk...."

Pak Tua melihat wajahku dan bergumam sedikit menyesal.

"Ada masalah apa?"
"Ah, kami sudah menyelesaikan perisai pesananmu dan sedang menunggumu. Kami tidak tahu kapan kau datang, jadi aku menyuruh dia untuk mengantarkannya."
"Begitu."

Yaa, aku tidak bertanya kapan perisai itu akan selesai dibuat. Kami juga belum menentukan kapan akan bertemu kembali untuk membicarakan tentang pembuatan kereta. Pak Tua melihat situasi itu dan melakukan hal yang tepat, tapi ini memang waktu yang tidak pas.

"Kurasa dia akan segera tiba sebentar lagi."
"Aku tidak sabar untuk menunggu itu tiba. Apa aku harus membayar sekarang?"
"Sebaiknya kau lakukan itu setelah menerima barangnya.”
"Hmmm... Kalau begitu aku akan membayar DP-nya 5 koin emas sekarang, sisanya akan aku bayar setelah menerima barangnya. Boleh-boleh saja, kan?"
"Nak, kalau soal uang kau pasti keras kepala. Nanti juga tidak masalah, tapi jika kau ingin begitu maka aku tidak keberatan."

Pak Tua mengangguk saat aku memberikannya uang. Sangat murah hati dan membantu.

"Jadi? Hari ini kau datang untuk memesan kereta Nona Burung, kan?"
"Benar. Kau bilang untuk mengajaknya kemarin. Jadi aku mengajaknya."
"Hm~? Iya. Kereta~!"
"Baiklah kalau begitu. Nona Burung. Kereta seperti apa yang kau sukai? Berbahan dasar besi seperti sebelumnya?"
"Seberapa besar biayanya?"
"Seberapa besar uang yang kau miliki?"
"Untuk sekarang... Aku bisa membelinya. Tapi itu akan tergantung dari fungsinya."
"Baiklah."

Pak Tua menunjukkan cetak biru kepada Filo dan bertanya apakah itu sudah cukup bagus.

"Yang sebelumnya sudah rusak, kan? Apa aku harus membuatnya lebih kuat? Atau aku harus membuatnya menjadi lebih ringan agar mudah untuk bergerak? Dengan begitu keretanya dapat menahan lebih banyak gerakan yang tidak masuk akal, sampai titik tertentu."
"Hmm... Aku inginnya~ yang lebih berat."
"Yaa... boleh saja, tapi jika kau gegabah lagi itu bisa membuatmu sulit bergerak, bukan?"
“Aku tidak mau itu terjadi...”
"Nona Burung sangat kuat, jadi mungkin saran ini tidak akan memuaskanmu. Tapi semakin ringan keretanya, maka akan semakin cepat kau berlari."
"Benarkah begitu?"
"Iya. Jika keretanya ringan dan kuat maka kau bisa mengantarkan banyak barang berat dengan cepat. Tapi ini semua keputusan ada di tanganmu, Nona Burung."

Pak Tua membiarkan Filo terlibat dalam sebagian besar diskusi. Sejujurnya aku malah takut, karena ini seperti membiarkan impian anak-anak menjadi kenyataan. Mungkin hasilnya adalah kereta yang aneh.

"Jika Nona menginginkannya menjadi lebih berat, kau dapat meminta tolong kepada  tuanmu itu untuk mengisinya dengan jumlah barang yang banyak. Karena itulah aku merekomendasikan yang ringan dan kokoh."
"Kalau begitu, yang itu saja."
"Bagaimana dengan bahannya?"
"Hmm~ Firo ingin sesuatu yang dapat bereaksi saat Firo mengisinya dengan kekuatan."
"Baiklah. Apa kau ingin dua roda? Atau empat?"
"Empat~"
"Dengan atap kanopi? Atau tertutup?"
"Yang seperti rumah besar akan bagus~"
"Haha, jangan terlalu berlebihan dengan mimpimu."

Aku takut ini akan berubah menjadi van kemping

"Dan kemudian~ Itu bisa berubah~"

Tidak ada kereta yang seperti itu. Dan jika ada, kita tidak membutuhkannya. Kita tidak membutuhkan sebuah Robot! Kita benar-benar tidak membutuhkannya! Akan merepotkan sekali jika keretanya akan berbentuk seperti Golem. Jika memungkinkan, aku lebih menyukai kereta yang biasa-biasa saja...

"Apa kau ingin yang dua tingkat?"
"Hmm..."

Pak Tua dan Filo terus melanjutkan pembicaraannya seperti itu dan pada akhirnya, mereka memutuskan bahwa ukurannya akan menjadi sedikit lebih besar dibandingkan kereta sebelumnya. Aku tidak akan bisa menjadi sesabar Pak Tua.
Jika dia tidak memiliki kemampuan yang cukup, aku yakin keretanya akan berubah menjadi seperti rumah yang memiliki roda. Bahan dasar yang digunakan akan bereaksi dengan sihir Filo dan akan menjadi lebih ringan dan kuat sampai pada tahap tertentu.

"Kalau tidak salah, kau yang akan membawa bahan-bahannya, kan?"
"Iya, aku bisa meminjam jatahku kepada Ratu. Aku nanti akan memberitahu mereka untuk mengirimkannya kemari nanti."
"Baiklah. Ada bahan yang langka sebagai bahan campurannya, jika kau bisa mendapatkannya. Maka harga produksinya akan menjadi lebih murah."
"Aku mengerti. Tolong berikan aku catatan bahan-bahannya. Aku akan membawakannya nanti."
"Terima kasih atas bantuanmu. Aku juga akan mengambil beberapa material dari gudangmu yang ada di Kastil."

Pak Tua menulis catatan sambil bergumam. Aku langsung membaca setelah menerimanya.
Iya... Disini ada beberapa batuan yang belum pernah kudengar sebelumnya. Aku ragu bisa mendapatkannya. Sepertinya batuan ini bisa didapatkan di Zeltoble, tapi bisakah mereka menambangnya di Melromarc? Aku akan bertanya kepada Ratu nanti.
Bukan hal buruk jika aku membawa budak Lumo di desa untuk pergi menambang. Paman Imiya sekarang adalah pandai besi di desa, dia membutuhkan material yang banyak.

"Kalau begitu aku akan datang lagi setelah mendapatkan bahan-bahannya."
"Baiklah. Aku akan menunggu kedatanganmu selanjutnya."
"Iya, sampai nanti."

Yaa, aku adalah langganan di toko ini. Aku bisa memintanya untuk membuatkan perisai lagi jika berhasil mendapatkan material yang bagus. Jika dipikirkan lagi, dia sepertinya bisa membuat sesuatu untukku jika aku membawakan monster material. Bagian apapun dari Reiki mungkin bisa. Aku bisa menambah efisiensi jika memerintahkan Paman Imiya untuk membuatnya. Masalah utamanya adalah uang, uang yang aku punya terbatas.

"Jadi berapa biaya pembuatan keretanya?"
"Aku membuat beberapa hal agar keretanya tidak akan mudah hancur. Untukmu, itu berharga 20 koin emas."
"Itu sedikit mahal... Tapi aku akan menerimanya."

Karena ini adalah kereta yang bisa bertahan dari Filo. Biayanya mungkin cukup mahal, tapi aku mungkin bisa mengaturnya dengan keuanganku yang sekarang.

"Ah, nanti akan ada beberapa keributan di Kota Kastil jadi tolong berhati-hatilah."
"Aku mengerti, nak."
"Skenario terburuknya adalah, mungkin tokomu akan diserang karena aku sering berbelanja disini. Jadi bersiaplah jika hal seperti itu terjadi."
"Kau terlalu khawatir, nak."
"Karena aku tidak akan bisa bertahan hidup jika tidak memiliki mindset seperti itu."

Pak Tua mengangguk beberapa kali sebagai jawaban.

"Meskipun begitu, ini adalah Toko Senjata yang cukup terkenal di Kota Kastil. Aku sudah sering berurusan dengan rasa iri dan hinaan. Dan dulu aku sering sekali bertarung dengan banyak bandit. Jadi jangan khawatir, nak. Aku tidak akan kalah dengan mudah."
"...Itu benar."

Mau bagaimanapun juga, Pak Tua terlihat cukup kuat, aku seharusnya tidak perlu terlalu khawatir.

"Nanti, aku akan pergi selama beberapa waktu."
"Ada apa?"
"Untuk membeli material. Kita mungkin akan bertemu di tambang."
“Mengisi persediaan....”
“Akhir-akhir ini pengiriman materialnya semakin lama. Nanti aku bisa kekurangan material jika tidak mengisinya secepat mungkin.”
“Iya, benar juga.”

Dia sedang kehabisan bahan-bahan. Serangan Reiki mengakibatkan pemerintah untuk memberi senjata kepada para penduduk. Dan sebagai hasilnya, banyak sekali material yang digunakan untuk membuat senjata.

Aku mengeti kalau itu bisa menghasilkan banyak keuntungan. Di lain sisi, semua orang sudah merasakan kalau situasi berbahaya semakin meningkat dan banyak sekali politik kekuasaan di kerajaan ini.
Di duniaku, saat ada bencana di jepang kupikir orang-orang di sekitarku biasa-biasa saja. Tapi mungkin aku akan semakin waspada setelah melihat kehancuran yang terjadi.

"Ini mengecewakan, tapi mau bagaimana lagi."

Kemudian aku berjalan keluar toko. Ah, saat aku tiba di tempat Ratu untuk bertanya tentang rencana ini, kudengar rencananya sudah di eksekusi beberapa waktu lalu. Situasi semakin memanas.

Jika diingat kembali, aku merasa situasi di Kota Kastil sudah menjadi sedikit tegang. Untuk beberapa alasan, ada beberapa petualang yang menatapku dan Toko Senjata dengan tatapan aneh.
...Untuk Preliminary Arrangement*, huh. aku sudah memperingatkannya, jadi aku tidak bisa membantu jika sesuatu terjadi nanti.
<TLN : Persiapan sebelum terjadi pertempuran. Contoh : saling mematai-matai untuk melihat strategi lawan.>

Setelah memberi tahu tentang rencanaku membeli kereta baru kepada Ratu. Kami kembali ke desa dan melanjutkan latihanku dengan Atla sambil menunggu kedatangan Paman Imiya .

"Lama sekali dia."

Matahari sudah terbenam dan makan malam telah selesai, tetapi Paman Imiya masih belum juga datang. Ditambah lagi... Para budak yang seharusnya kembali hari ini, mereka belum kembali juga.
Apa mereka terlambat? Bahkan jika aku khawatir, aku tidak bisa melakukan apapun. Mereka mungkin terlambat karena ada pesanan lain.

Aku tidak memikirkan tentang hal ini.
Sampai... Terjadi keributan di kota sebelah keesokan harinya.

"Hero-sama!"

Saat aku sedang menyiapkan makan siang, Imiya datang dengan ekspresi wajahnya yang tidak seperti biasa.

"Ada apa?"
"U-um... Pamanku..."
"Apa yang terjadi pada pamanmu?"
"Itu, dia datang ke kota dengan luka yang parah."
"Apa katamu!? Aku akan segera pergi kesana. Semuanya hentikan pekerjaan kalian, persenjatai diri kalian dengan senjata dan armor. Tetaplah waspada sampai aku kembali."

Setelah mengatakan itu, aku berlari ke kota bersama Imiya .




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar