Rabu, 05 Mei 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 220. Trap

 Chapter 220. Trap


 
Hari sudah malam, Aku mengajak Ren dan Motoyasu ke rumahku. Aku ingin melihat seberapa niat mereka untuk belajar. Aku menggunakan bahasa kerajaan ini sebagai soalnya. Meskipun Aku tidak tahu apakah mereka akan membenciku karena menjadi guru mereka.

... Beberapa hari belakangan ini kami selalu belajar setiap malam. Kecuali Motoyasu yang baru ikut belajar hari ini.

"Motoyasu, jika kau kemari hanya ingin bermain dengan Filolial, sebaiknya kau pergi!"

Motoyasu mengelus Filolial pengikutnya, kemudian berkata.

"Tidak mau! Jika Aku tidak bersama mereka, bagaimana bisa aku belajar di ruangan yang sangat berbau babi ini!"
".... Hufftt."

Menurut Motoyasu seluruh desaku beraroma babi, dan dia tidak bisa tahan berada disini. Satu-satunya cara dia bisa mengatasi aroma ini adalah dengan selalu dikelilingi Filolial. Aku mengabaikan Motoyasu dan mulai memeriksa pekerjaan Ren.

"Masih ada beberapa ejaan yang salah, tapi sepertinya kau sudah mulai memahami huruf-hurufnya."
"Ini karena Naofumi selalu bersabar mengajariku setiap malam."

Dia belajar dengan cukup cepat, padahal aku memerlukan waktu yang lama untuk memahaminya. Tentu saja belajar dari seseorang yang sudah bisa lebih cepat dibandingkan belajar lagi dari nol. Sangat sulit sekali untukku, apalagi nilai bahasa inggrisku standar. Mempelajari bahasa baru selalu memakan waktu yang lama. Karena bahasa ini penting bagiku, jadi Aku harus mempelajarinya hingga fasih.

"Jadi, Motoyasu. Bagaimana denganmu?"

Aku melihat kertas Motoyasu... Nilainya lebih tinggi dibandingkan bayanganku. Ini memang soal yang mudah, tapi 80% jawabannya benar. Dia mungkin seorang makhluk sosial di dunia asalnya. Dia mungkin lebih pintar dariku.

Aku tidak tahu kenapa orang sepintar dia kecanduan game online, tapi tidak penting bagiku untuk mengulik masa lalunya. Dan Aku juga tidak ingin terlalu tahu.

"Aku bekerja keras untuk Filo-tan."
"...Aku mengerti."

Jadi dia belajar dengan cepat karena ini adalah bahasa yang digunakan di dunianya Filo. Kurasa ini dapat kau sebut sebagai motivasi orang bodoh. Tidak penting asalkan juga asalkan dia tetap bersemangat belajar.

"Apa kau mengerti alasan kita mempelajari bahasa dari dunia ini?"
".... Untuk membantumu berjualan?"

Ren menjawabnya setelah berpikir untuk beberapa saat. Jika dia mengatakan 'untuk belajar sihir', maka aku akan langsung berhenti mengajarkannya. Kurasa dia telah melewati batasan tersebut.
Mungkin ini adalah kemampuan yang penting jika ingin mempelajari sihir, tapi jika dia menjawab seperti itu, maka itu berarti dia masih rakus akan kekuatan seperti sebelumnya.

"Itu salah satunya. Meskipun Aku tidak yakin bahwa itu isi pikiranmu."

Dia sepertinya masih memiliki keinginan untuk menyelamatkan dunia. Aku tidak akan menyalahkannya karena berpikiran seperti itu. Aku mengerti bahwa seakan terlalu keras kepadanya, tapi ini mindset seperti ini penting untuk dirinya sendiri. Agar dia tidak bertindak gegabah lagi. Dia seharusnya merasa beruntung karena Aku masih mau mengajarinya.

"Ren, akhir-akhir ini kau sering berlatih pedang. Apa kau mau kita terus melanjutkannya?"
"Tentang hal itu..."
"Hm?"

Ren tidak melihat ke arahku. Lalu dia melanjutkan perkataannya.

"Bolehkah aku, menjadi seperti Naofumi... Memiliki kesibukan lain di desa ini?"

Dia sepertinya mencoba untuk tidak membuatku curiga. Lalu dia menatap ke arahku dan berhenti berbicara. Setidaknya dia memiliki berani untuk mengatakannya. Meskipun Aku masih tidak tahu maksud dari perkataannya.

"Kesibukan... Maksudmu seperti membuat obat-obatan?"
"Sejak Aku datang ke desa ini, Aku dengar Naofumi selalu sibuk melakukan sesuatu. Memasak, membuat obat, membuat aksesoris, bahkan berlatih alkemis. Itulah kenapa aku juga ingin belajar sesuatu."
"Mimpiku adalah menjadi penggembala Filolial." Sela Motoyasu.
"Motoyasu, diamlah sebentar."

Jadi begitu... Ren sudah mulai tertarik dengan produksi. Apa karena itulah dia sering sekali berlatih pedang? Sebagai Hero, jika dia sudah membuka senjata spesifik, maka kau dapat memiliki kemampuan memproduksi sepertiku. Jika dia ingin melakukannya, Aku tidak memiliki alasan untuk menolaknya...

"Aku mengerti keinginanmu. Jadi kau ingin menjadi orang yang dapat membuat sesuatu?"

Karena Kutukan dari Greed, Ren tidak bisa memegang uang, dan monster dropnya menurun. Efek samping yang diberikan sangat tidak menguntungkan karena menyentuh perunggu saja langsung menjadi abu.
Meskipun aku mengizinkannya, belum tentu dia berhasil melakukannya.

Pada intinya, skill yang digunakan Curse Series belum di perkuat sepenuhnya, jadi efek sampingnya cukup singkat.
Kurasa itu membutuhkan waktu satu bulan untuk sembuh. Ditambah lagi dengan Kutukan Gluttony bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan. Aku tidak tahu berapa lama sampai dia membaik.

"Be-benar... Saat Aku melihat anak-anak di desa sedang bekerja. Aku merasa tidak boleh tetap diam seperti ini."
"Hmm...."

Aku mengerti perasaannya. Sebagian besar penduduk desa memiliki keterampilan untuk membuat sesuatu. Ditambah lagi mereka hebat dalam berjualan. Jadi dia mengawasi mereka selama ini.

"Saat kutukanmu sudah mulai melemah, Aku akan membiarkanmu memutuskan sendiri ingin melakukan apa."
"Baiklah."

...Bukankah Pemandian Air panas di Pulau Cal Mira memiliki kemampuan untuk mengurangi efek kutukan? Meskipun kau tidak bisa langsung menghilangkannya. Jika Aku mengingat saat sedang dalam kutukan, yang seharusnya memakan waktu selama satu bulan menjadi lebih cepat menghilang saat Aku berendam disana. Meskipun setelah itu Aku menggunakan Blutopfer lagi, jadi statusku menurun kembali.

Karena kita memiliki skill teleportasi, Aku harus mencoba untuk kesana lagi. Apa Aku harus mencoba pergi kesana malam ini... Meskipun tujuan utamanya adalah untuk pengobatan, ini terdengar sedikit menyenangkan. Apa ada Hero lain yang dapat berteleportasi kesana? Meskipun pulaunya tidak terlalu jauh, semakin cepat semakin baik.

"Hei, apa diantara kalian ada yang bisa berteleportasi ke Pulau Cal Mira?"
"Hm? Aku belum menempatkan tempat berteleportasi disana. Dan sewaktu ada event pulau itu memiliki semacam pelindung yang menahan skill teleportasi."
"Bagaimana dengan sekarang?"
"Seharusnya sudah bisa. Tapi kita tidak akan mengetahuinya kecuali kita mencobanya."

Mungkin bukan ide buruk untuk pergi ke pemandian air panas. Nanti Aku akan mengirim Motoyasu untuk pergi kesana, dan menunggu hingga dia kembali. Aku juga bisa menyerahkan tugas ini kepada Ren jika Motoyasu tidak mau pergi. Aku penasaran apakah Hero bisa berteleportasi secara bersamaan.

"Pertanyaanku selanjutnya adalah apakah bisa Hero yang berada di satu party yang sama berteleportasi."
"Aku belum pernah mencobanya... Jadi Aku tidak tahu."

Kurasa Aku akan melakukan eksperimen nanti. Aku akan mencoba untuk berteleportasi ke suatu tempat bersama Motoyasu nanti.

"Mo-kun, apa kau masih belajar~?"
"Iya, Marin-chan. Aku ingin belajar dengan giat agar Ayah memberi restunya."
"Muuuu!"

Setelah mendengarnya, Merah dan Hijau memukul-mukul Motoyasu berkali-kali. Ngomong-ngomong, Aku tidak akan memperbolehkan mereka masuk kedalam rumah kecuali berada dalam wujud manusia. Mereka membuat perjanjian yang sama dengan Filo. Jika mereka melanggarnya, Aku akan langsung menghukumnya.

"Marin-chan?"
"Tidak usah ikut terlibat, Ren."
"Yaa, Aku tidak terlalu yakin. Tapi bukankah bagus jika memiliki teman mengobrol? Aku sedang memikirkan hal seperti itu belakangan ini."

Jadi dia telah belajar dari pengalaman. Dia tidak salah jika menginginkan teman bicara, tapi seharusnya dia tidak menanyakan itu kepada Motoyasu. Motoyasu itu seperti ladang ranjau, kau harus berhati-hati ketika berada di dekatnya.

"Aku senang kau bertanya!"

Mata Motoyasu bersinar setelah mengatakannya. Ah, kau sudah menginjak salah satu ranjau itu. Motoyasu mulai bersemangat menjelaskan tentang ketiga pengikutnya itu. Aku sama sekali tidak tertarik.

"Pertama, anak yang berwarna merah ini namanya Kuu-chan. Aku memberinya nama dari Crimson. Selanjutnya yang berwarna biru bernama Marin-chan. Asal usul namanya berasal dari Aquamarine. Dan yang terakhir adalah Midori, namanya sesuai dengan warnanya."
““"Senang bertemu denganmu!"””
<TLN : Crimson = Kurimuson, jadi Kuu. Aquamarine = Akuamarin, jadi Marin. Bahasa jepang Hijau = Midori.>

Ketiganya dengan cepat membungkukkan badan. Tapi tatapan matanya berbeda saat melihatku dibandingkan dengan saat melihat Ren. Burung-burung ini... Termasuk Witch, Motoyasu selalu memiliki tiga wanita yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Bahkan saat dia menjadi orang mesum gila seperti ini, dia masih saja tetap dikelilingi wanita. Tapi, kali ini mereka bertiga menyukai Motoyasu.

"Be-Benarkah?"
"Motoyasu-san, apa begini cara mengerjakannya?"

Midori mengambil kertas soal dan mulai mencoret-coretnya. Jika Aku melihatnya dengan dekat, dia menjawab semua pertanyaan itu dengan benar. Apa dia menyontek? Tidak, Aku mengawasi Motoyasu saat dia sedang mengisi jawabannya, jadi tidak mungkin dia melakukan kecurangan.

"Midori. Kau pintar sekali."
"Mu!"

Merah dan Biru mengeluarkan suara iri. Masing-masing dari mereka memiliki kepribadiannya tersendiri... Tapi Aku tidak peduli.

"Ehehee..."

Yang berwarna hijau terlihat yang paling pintar.

"Oh, iya. Bukankah dia yang tidak bertarung menggunakan wujud monster?"
"Iya, dia bilang lebih mudah untuk bertarung dalam wujud malaikat." Jawab Motoyasu.
"Hmm..."

Aku melihat mereka berdua (Biru dan Merah) selalu berada dalamwujud monsternya, tapi Aku belum pernah melihat wujud monster si Hijau. Hm? Apa mereka bertiga memiliki peringkat untuk memutuskan siapa yang terkuat...? Yang merah terlihat lebih dingin.

Apa ini hanya imajinasiku saja? Saat Aku melihatnya, Aku langsung membenci si Merah. Dia mengingatkanku dengan wanita itu.
Entah kenapa, aku merasa rambut merahnya menunjukkan sifat teguh pendirian, sama halnya dengan wanita itu.

"Itu karena kakiku tidak sekuat Kuu dan Marin."
"Aku mengerti..."

Jadi dia adalah ras Filolial yang tidak bagus menggunakan tendangan? Padahal dalam wujud manusianya dia menggunakan kapak besar yang terlihat sangat berat. Aku harus lebih mempelajari jenis-jenis Filolial.

"Dilain sisi, Midori hebat dalam mengidentifikasi racun, membuat obat, dan hal lainnya."
"Aku mengerti."
"Tuan, kau memiliki tatapan yang jahat, dan sangat buruk dalam berinteraksi tidak seperti Motoyasu-san. Tapi tidak perlu khawatir, Aku tidak akan menahan diri denganmu."
"Apa maksudmu!?"

Filo selalu memiliki keinginan untuk dapat menembakkan racun (Toxic). Tapi yang satu ini sangat toxic (Bermulut kotor)... Tapi Aku tidak akan mengatakan hal ini kepadanya.

" Ayah tidak perlu memikirkannya. Anak-anak biasa berbicara seperti itu."
"Aku memikirkannya. Suruh dia keluar! Mulut kotor seperti itu dapat menyebabkan masalah."
"Baiklah.... Maafkan Aku Midori, tolong pulanglah ke rumah."
"Tidak! Motoyasu-san! Biarkan Aku tetap disini! Seperti perkiraanku, Aku..."

Motoyasu perlahan mengantar Midori keluar ruangan. Luar biasa! Apa perkataanku benar-benar absolut? Aku tidak akan memerintahkannya untuk membunuhnya atau semacamnya. Tapi bagus untuk mengetahui siapa pemimpinnya disini.

"Ada yang aneh..." guam Ren.

Setelah melihat Midori diusir keluar, Ren memasang wajah aneh. Sepertinya dia menyadari sesuatu.

"Ah, Midori adalah satu-satunya laki-laki dari para malaikatku yang menetas. Apakah karena itu?" sebut Motoyasu.




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar