Rabu, 12 Mei 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 18 : Chapter 7 – Pertarungan Memasak yang Kontroversial

Volume 18
Chapter 7 – Pertarungan Memasak yang Kontroversial


Sebuah dapur besar dengan cepat disiapkan di taman bir restoran Seya. Aku menggelengkan kepala saat melihat fasilitas yang dipamerkan; sepertinya mereka sering melakukan ini. Kemudian sekelompok koki misterius berkumpul di sekitar Seya dan memandang rendah kami. Sementara drama gila ini berlangsung, gadis pelayan, yang sepertinya akan bertindak sebagai MC, memakan beberapa bahan masakan sebagai cemilan dan memelototi kami. Apakah ini semacam parodi?

Para juru masak berbaris membelakangi dinding restoran.

Dia berkata, “Ini dia teman-teman! Restoran Seya versus pembunuh bayaran dari siapa-peduli-dimana!” Mereka tampaknya tidak peduli mendapatkan fakta dengan benar atau bahkan mempelajari nama kami. “Sekarang aku akan menjelaskan aturan untuk semua orang yang belum pernah berpartisipasi sebelumnya. Batas waktunya satu setengah jam! Kalian harus membawa hidangan ke juri dalam periode itu! Kemudian akan dinilai secara ketat namun adil. Dan pada akhirnya akan diputuskan hidangan mana yang lebih enak.” Gadis itu menunjuk ke arah juri. Pria gemuk itu ada disana, bersama dengan banyak orang lainnya mengangkat tangan. “Menilai dengan tegas namun adil,” Katanya. Aku tidak berharap kata-kata itu berlaku untuk juri yang memandang kami seperti sampah dijalan.

“Kita menaikkan penanda ini bukan?” Tanya salah satu juri.

“Benar,” Kata gadis itu. Semua juri segera mencengkeram tongkat dengan sesuatu yang tampak seperti logo restoran Seya dan mengabaikan tongkat yang mungkin mewakili kami. Mereka benar-benar telah disuap, pasti, dan hasilnya sepertinya sudah benar-benar ditentukan.

Aku terburu-buru menyutujui pertandingan bodoh ini. Tidak ada yang sesubjektif makanan.

“Bagaimana bisa jadi seperti ini?” Kata Kizuna menggelengkan kepalanya. Aku setuju dengan pendapatnya.

“Aku tidak tahu kenapa. Tetapi Glass dan lainnya menjadi bersemangat karena suatu alasan,” Kata Raphtalia.

“Raph,” Raph-chan juga setuju, kebingungan di wajah mereka saat mereka berdiri di kursi penonton di sisi kami.

“Makanan master!” Kata Filo.

“Mereka akan terkejut saat mencicipi apa yang kau masak, Bocah,” Kata L’Arc.

“Memang, kemenanganmu sudah pasti, jika itu yang terbaik yang bisa mereka lakukan,” Kata Glass setuju. Aku masih khawatir seberapa agresif mereka. Apakah mereka menggunakan endorfin atau semacamnya? Mereka sama sekali tidak pandai berakting.
<EDN: Endorfin itu semacam zat pereda stress / penghilang rasa sakit. Jadi biasanya orang yang memakai ini terlihat gembira berlebihan>

“Bahan sudah disiapkan di setiap area tempat duduk. Kalian tidak diizinkan menggunakan bahan-bahan milik lawanmu. Kau juga bisa membawa bahan apapun yang kau suka... Jika kau mampu melakukannya.” Sikapnya membuatku gelisah. “Jenis masakan apa yang akan menjadi topik hari ini, Tuan seya?” Astaga, jadi dia juga yang memilih topiknya?! Tidak ada yang adil tentang ini sama sekali, aku sudah tahu itu. Itu mengingatkanku pada hari keduaku setelah aku dipanggil. Gadis ini benar-benar akan menjadi Trash III.

“Hmmm, pertanyaan yang bagus.” Seya menatapku dari atas ke bawah, mengejekku sepenuhnya. Sikap seperti itu membuat semuanya semakin yakin jika kita berhadapan dengan barisan terdepan gelombang lainnya. Kemudian dia mengobrol sebentar dengan Trash III sebelum melihatku lagi dan tertawa.

“Jenisnya bisa apa saja. Aku harus mengajari para preman memasak ini tentang perbedaan besar diantara kami,” Kata Seya. Terserah! Dia benar-benar sangat menyebalkan, bukan?

“Aku bisa menggunakan orang lain untuk membantuku kan? Dan aku perlu membuat masakan untuk masing-masing juri?” Hanya itu yang perlu aku tanyakan.

“Benar,” Katanya. Kemudian bahan masakan yang disediakan restoran Seya dibawa keluar. Aku perlu memasak apapun yang aku bisa dengan bahan-bahan ini atau apapun yang bisa aku dapatkan dalam satu setengah jam. Biasanya akan ada waktu untuk mempersiapkan sedikit lebih awal—

“Mulailah memasak!” Teriak Trash III, dan sebuah gong terdengar. Seya bergegas ke tempat bahan-bahannya ditempatkan dan memilih apa yang akan digunakan. Dari yang kulihat, dia memiliki pilihan berbagai jenis produk dari berbagai daerah, dan semuanya terlihat berkualitas bagus. Aku pindah ke meja tempat bahan-bahanku diletakkan dan memeriksa sayuran.

Grassear carrot
Kualitas: hampir busuk

Biped radish
Kualitas: keras

Boom-boom potato
Kualitas: akan meledak

Aku mengumpat. Kemudian aku melihat ke arah juri dan Trash III lalu mendapati mereka membuat ekspresi mengejek. Sesaat aku penasaran apakah hal seperti ini akan merusak harga diri mereka—tapi tentu saja tidak. Tanpa benar-benar ingin tahu apa isinya, aku melihat ke sebuah tong air.


Trauma Tiger Pufferfish
Kualitas: Bagus—bahaya! Peringatan! Racun mematikan!


Penilaian menunjukkan itu beracun. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya mendesah.

“Kau berharap aku menggunakan bahan ini?” Protesku

“Apa kau punya masalah? Lihatlah lebih hati-hati!” Bahkan sebelum aku selesai mengeluh, Trash III sudah menunjuk ke beberapa bahan di atas meja yang terlihat layak makan.


Grassear Carrot
Kualitas: Normal

Biped Radish
Kualitas: Normal

Boom-Boom Potato
Kualitas: Normal


Masing-masing satu. Dan aku harus membuatnya cukup untuk semua juri dengan menggunakan ini?

“Apakah kau benar-benar seorang koki?” Ejek Trash III. “Kau bahkan tidak bisa melihat bahan yang bagus!”

“Ini adalah jebakan!” Kata L’Arc marah-marah.

“Dasar pengecut!” Teriak Tsugumi. Namun tidak ada yang benar-benar peduli; mereka asik mengawasi Seya memasak.

“Dasar orang bodoh yang malang. Setiap orang yang pernah melawan kami sebelumnya selalu membawa bahan-bahan mereka sendiri. Itu sudah menjadi aturan umum,” Kata Trash III. Bagaimana kami tahu tentang aturan konyol semacam itu. Jika kau tidak menyukai apa yang diberikan kepadamu, kau bisa mendapatkannya sendiri… Tetapi apa yang bisa kami dapatkan dalam waktu kurang lebih satu jam? Tidak ada pasar yang menjual hasil panen di kota. Mungkin hanya ada ladang. Memang ada monster diluar kota, tetapi kami tidak punya waktu untuk berburu, apalagi menghilangkan darahnya dan mempersiapkan dagingnya. Mungkin ada ikan disungai… Tetapi itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Memang pengecut. Ini semua semakin membuatku kesal, tetapi kekalahan akan membuatnya semakin besar.

“Kizuna, Kizuna,” Panggilku memberi isyarat padanya.

“Apa?” Jawabnya. Aku lalu mengeluarkan trauma tiger fish dari tong dan melemparkannya diatas talenan.

“Lakukan pekerjaanmu,” Kataku.

“Hah?” Jawabnya terkejut.

“Potong bagian yang beracun dan buat sashimi ikan buntal atau semacamnya. Kau pintar dalam mempersiapkan hal ini bukan?” Kataku. Saat aku memberitahunya apa yang harus dilakukan, wajah para juri menjadi pucat. Mereka jelas tahu ikan itu beracun.

“Bahkan berani mencoba dan memberi kita makan ikan seperti itu sudah seperti meninggalkan pertempuran,” Ejek bagsawan gemuk itu. Dia adalah bola kecil yang berisik. Aku akan meminta L’Arc mencabut otoritasnya dan mengasingkannya begitu kami selesai.

“Tunggu sebentar...” Kata Kizuna.

“Ini bukan untuk dimakan oleh mereka. Hanya untuk melatihmu. Jika kau berhasil, biarkan filo memakannya,” Kataku. Itu adalah bahan berkualitas tinggi yang telah diberikan kepada kami, dan langka juga. Itu akan sia-sia bagi juri. Kami hanya akan memakannya sendiri. “Bagaimana denganmu Naofumi?” Tanya Kizuna.

“Aku punya beberapa rencana. Jangan khawatir,” Kataku. Aku memilih apapun yang kelihatannya bisa aku gunakan dari segunung bahan. “Kelihatannya ada beberapa bahan yang bisa digunakan diantara bahan-bahan busuk yang mereka sediakan. Mereka mungkin tidak dapat menyeleksinya dengan baik.” Banyak daging yang busuk misalnya, tetapi itu juga termasuk beberapa daging yang telah diolah agar dapat bertahan lama. Mereka tampaknya tidak mengetahui fakta itu, jadi mereka pasti mengira itu hanya daging busuk. Banyak amatir yang mengira bahwa daging segar berarti yang paling enak, tetapi sebenarnya tidak. Sepertinya Seya dan bawahannya termasuk diantara mereka yang tidak memahami hal ini.

Aku melihat beberapa juru masak yang membelakangi dinding sedang menatapku, dan tampak terkejut, mungkin menyadari kesalahan mereka.

“Aku akan menyerahkan semua ini kepadamu juga. Ada lebih sedikit bahan yang bisa dimakan disini daripada yang kupikirkan,” Kataku pada Kizuna.

“Oke,” Jawabnya. Bahkan saat aku dengan cepat memilah-milah tumpukan bahan-bahanku sendiri, Seya meletakkan panci besar diatas kompr dapur, mengisinya dengan air, dan kemudian menyalakan api dibawahnya. Begitu mulai tampak akan medidih, dia menekan aksesori di pergelangan tangan kanannya, yang kelihatannya hanya merupakan tiruan dari fungsi drop Vassal Weapon, dan mulai mengotak-atiknya. Sebuah kantung misterius tiba-tiba muncul di udara, lalu Seya meraihnya dan membaliknya. Bubuk coklat tumpah dan memenuhi panci yang telah disiapkan Seya.

Dari sudut pandangku, dia seperti menggunakan fungsi memasak otomatis yang ditemukan di Senjata Suci, Senjata Tujuh Bintang, dan Vassal Weapon. Aku merasa heran apakah ini adalah kemajuan dari modifikasi aksesori atau mungkin penyesuaian teknologi. Jika dia telah melakukan modifikasinya sendiri, maka dia bukan koki yang hebat, namun ahli pengrajin aksesori.

Bau consomme mulai tercuim dari panci Seya. Trik yang bagus. Mungkin aku harus mencoba menyalinnya, tetapi aku tidak yakin apakah itu akan berhasil. Pasti merepotkan untuk mempersiapkan bubuk consomme itu, namun kualitas akhirnya mungkin tidak akan menjadi sesuatu yang istimewa.

“Ini dia!” Trash III dan MC kedua sekarang penuh semangat menggambarkan semua yang sedang dilakukan Seya. “Kekuatan ajaib Tuan Seya!” Itu membuatnya terdengar seperti sesuatu yang pasti tidak ingin kau campur kedalam makananmu.

“Tenggelamlah dalam kekayaan rasa makananku!” Ejek Seya, bahkan saat dia mengaduk panci. Bagiku sepertinya dia mengaduk terlalu keras.

“Bubuk apa itu? Tampaknya mencurigakan bagiku!” Kata Raphtalia

“Kau benar-benar akan menyebut mencampurkan bubuk kedalam air sebagai ‘memasak’?” Tambah Tsugumi.

“Kau terlihat hanya bermain-main!” Kata Glass, ketiganya tidak melewatkan untuk melempar kritikan. Aku juga merasa setuju bahawa terlalu berlebihan menyebut apa yang dia lakukan sebagai “Memasak”.

“Baiklah! Waktunya hidangan berikutnya!” Dengan itu Seya menyentuh aksesorisnya lagi dan mengeluarkan… sesuatu dalam kemasan perak, dari apa yang terlihat. Kemudian dia memasukkan semua isinya kedalam panci berisi air panas dan mulai merebusnya. Dia terlihat seperti… seseorang yang sedang membuat kari instan. Sungguh.

“Itu adalah hidangan terbaik yang ditawarkan restoran Seya! Seya Curry Bag! Dan itu juga makanan yang disajikan di lantai lima!” Salah satu MC berteriak. Aku hampir tidak bisa menahan diri untuk berguling di tanah. Dia benar-benar baru saja menghangatkan kari yang sudah jadi! Jadi dia diizinkan untuk memanaskan dan menyajikan hidangan yang sudah jadi? Maksudku itu mungkin memberiku beberapa ide...

“Rasa yang biasanya hilang dalam pemanasan ulang telah disegel didalam kemasan menggunakan teknologi khusus! Dan kau akan mendapatkan rasa yang maksimal sejak kau membuka kemasannya! Ini benar-benar teknik kuliner terbaik! Semuanya, saksikan keajaiban dapur ini dengan seksama saat terbuka dihadapan kalian!” Si MC melanjutkan komentarnya, tetapi itu hanya membuatku semakin sulit menahan tawaku. Itu semua adalah masalah perspektif. Menyegel rasa di dalam kemasan merupakan pedekatan yang lebih buruk daripada membuatnya langsung.

“Naofumi… apakah ini hanya imajinasiku saja, atau dia terlihat hanya menambah atau menghangatkan bahan instan dengan air panas,” Kata Kizuna.

“Kebetulan sekali. Bagiku juga terlihat seperti itu,” Kataku. Maksudku, itu adalah salah satu cara untuk menyiapkan makanan. Aku belum pernah melihatnya dilakukan seperti ini sebelumnya, jadi aku tidak terlalu memikirkannya, tetapi jika kami dapat memanfaatkannya sendiri, mungkin ada baiknya untuk memeriksanya.

“Aku ingat makan sup bubuk sebagai makanan portabel, tetapi aku tidak ingat rasanya begitu enak,” Gumam L’Arc keapda Therese.

“Bisa dimakan, tetapi tidak lebih baik dari itu,” Therese setuju. Mengeringkannya, mengubahnya menjadi bubuk, dan kemudian mengubahnya kembali menjadi sup, seperti itu mungkin, dan itu pasti bisa dimakan. Aku tidak akan menyangkal bentuk memasak itu. Namun, Seya terus mengeluarkan kemasan dan menghangatkannya. Dia benar-benar hanya melakukan itu.

“Ini dia teman-teman! Kalian akan menyaksikan hidangan mie legendaris Tuan seya, yang dia sempurnakan sendiri!” Didorong oleh MC, dia mengeluarkan sesuatu dari kemasan, memperlihatkan sebuah mie instan. Jadi dia menciptakan kembali hal-hal yang dibicarakan oleh empat pahlawan suci di masa lalu. Semua masakan ini akan menjadi hal yang biasa di tempat asalku, dan sudah ada banyak hidangan di dunia ini yang berasal dari cerita para pahlawan.

Tetap saja, bisa menyelesaikan makanannya dengan sagat cepat berarti dia bisa dengan cepat menghidangkannya di depan para juri. Itulah yang dia pikirkan dengan jelas saat dia melihatku dengan senyum di wajahnya.

“Memasak adalah tentang kecepatan. Berapa lama kau akan tetap diam berdiri?” Ejeknya.

“Apa yang kalian lakukan! Penantang! Tuan seya sedang menunggu! Selesaikan hidanganmu sekarang juga dan bersiaplah untuk mempelajari keunggulan rasa dari masakannya!” Sang MC berteriak.

“Aku akan membiarkanmu melakukannya terlebih dahulu. Lakukan yang terbaik,” Kata Seya. Sepertinya dia ingin menjadi yang kedua.

Beberapa saat yang lalu dia mengatakan bahwa memasak adalah “tentang kecepatan,” jadi ini terlihat seperti kontradiksi. Dia belum memasukkan mie instan kedalam panci, jelas khawatir mie akan terlalu lembek jika dibiarkan terlalu lama direbus.

Aku tidak menikmati ini. Aku baru saja mulai merasa seperti benar-benar berada dalam semacam pertarungan manga memasak, dan kemudian lawanku mulai mengeluarkan makanan instan, benar-benar merusak atmosfer. Aku heran apakah dia menganggap ini serius.

Bagaimanapun itu, Seya tetap melanjutkan memasaknya, melanjutkan ke hidangan penutup. Dia mengeluarkan beberapa buah dari apa yang terlihat seperti lemari es—kotak es sederhana yang dibuat ulang menggunakan sihir—dan memotongnya. Kemudian dia memasukkan air kedalam mangkuk, menambahkan lebih banyak bubuk, dan mencampurnya. Jadi kali ini dia memasukkan buah beku kedalam gelatin instan.

“Sebenarnya memasak macam apa itu?” Gumamku. Bukannya aku telah mencapai suatu kebenaran atau ingin melakukan diskusi filosofis yang mendalam. Tetapi semua energi baru saja terkuras dari diriku ketika aku melihat menu ini dari lawanku yang membuat usaha memasakku terlihat aneh dan konyol. Lalu buat apa dia memiliki segunung bahan itu? Dia terlihat seperti tidak akan menggunakannya!

Bahkan saat aku memikirkan itu, Seya terus menggunakan aksesorisnya untuk menyedot beberapa bahan itu. Dia menggunakan semacam peracikan khusus. Aku kagum karena tidak ada yang bertanya bagaimana cara dia “Memasak”.

“Berhenti menonton dan mulai memasak!” Kata Kizuna menyadarkanku.

“Oke, oke,” Jawabku. Ah, mungkin berpikir bahwa ia terlalu mengandalkan masakan instan, Seya sekarang mengeluarkan ikan dan daging, lalu mulai membuat sesuatu. Aku mengesampingkan fakta bahwa dia baru saja menggoreng beberapa sosis yang sudah jadi atau semacamnya. Dia memotong dagingnya, tidak melakukan persiapan lebih lanjut... Dan memasaknya seperti steak. Itu memang akan memunculkan cita rasa dagingnya, tetapi tidak lebih.

“Benar...” Aku meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan kari yang kami makan disini sebelum pertempuran dimulai. Kami akan menyajikan makanan kami dulu. Namun, kami tidak memiliki cukup bahan.

“Aku akan pergi mengumpulkan beberapa bahan. Kizuna dan... Raphtalia! Kalian lakukan persiapan dasar saat aku pergi,” Kataku pada mereka.

“Hah?! Tunggu Naofumi!” Teriak Kizuna.

“Tuan Naofumi?” Kata Raphtalia. Aku menyerahkan kepada mereka untuk mempersiapkan bahan-bahan yang sudah kami miliki dan menuju ke MC.

“Hei MC. Aku bisa pergi dan mendapat lebih banyak bahan bukan? Termasuk hidangan yang sudah jadi?” Tanyaku.

“Ya jika kau bisa kembali tepat waktu!” Jawabnya sambil membentak, ibarat mengatakan ‘kenapa kau bahkan menanyakan sesuatu yang begitu jelas!’

“Baiklah kalau begitu. Aku akan segera kembali.” Aku dengan cepat bergegas keluar dari taman bir dan menjauh dari restoran. Scroll of Return juga akan bekerja, tetapi menggunakan skill berpindah yang menggunakan waktu cooldown mungkin akan lebih menguntungkan. Dan itu akan lebih cepat juga. Aku menuju kereta dengan cermin diatasnya. Diperjalananku menuju kereta—

“Hei, kau adalah koki yang menantang restoran itu, bukan” Kata seseorang. Aku berbalik. Biasanya aku tidak mengharapkan siapapun untuk bicara denganku, tetapi dalam kasus ini tampaknya cukup jelas ia berbicara kepadaku. Aku hampir mengira bahwa itu seorang pembunuh yang dikirm oleh Seya.

Sebaliknya, aku dihadapkan oleh anak berlumuran lumpur yang kami lihat bekerja di ladang dalam perjalanan kesini. Dia masih kecil, dengan keranjang di punggungnya.

“Ada apa Nak?” Tanyaku. “Aku sedang melakukan sesuatu.” Ada batas waktu disini, jadi aku harus melakukannya tanpa gangguan. Kemudian anak itu mendorong keranjangnya ke tanganku.

“Kau tidak punya bahan, bukan?” Katanya. “Aku akan berbagi milik kami denganmu.” Mau bagaimanapun aku jadi merasa curiga pada orang asing yang tiba-tiba muncul seperti ini dan menawarkan bantuan.

“Apa yang kau daparkan dari ini?” Tanyaku. Aku memerikasa keranjang. Itu penuh dengan tumbuhan liar dan tumbuhan herbal. Meski sopan, akan sulit menyebut hal itu berkualitas baik, tetapi aku tahu dia pasti akan butuh waktu lama untuk memilih semuanya.

“Ada penjaga di ladang dan gudang, jadi kau tidak akan mendapat apa-apa dari sana. Jika kau tidak bisa membawa bahanmu sendiri, kau harus menggunakan tumpukan bahan busuk yang mereka sediakan untukmu,” Kata anak itu. Aku sendiri yang akan menanganinya. Bukannya aku mengharapkan banyak bantuan dari pihak lain. “Kau tidak punya banyak waktu untuk mendapatkan apapun, kan? Ini adalah semua yang dapat aku berikan,” Lanjutnya. Semacam persembahan damai, kalau begitu. “Aku melihat sebelum pertempuran dimulai. Kau sebenarnya koki yang handal, bukan? Dan kau punya sekutu yang kedudukannya lebih penting daripada orang-orang di pihak Seya. Jadi tolong… Kalahkan Seya untuk kami!” Ini tidak terduga. Aku pikir hampir semua orang di kota mendukung Seya, tetapi sepertinya anak ini mendukungku.

“Kenapa kau mendatangiku seperti ini? Aku perlu mendengar alasanmu atau aku tidak dapat menanggapi apapun,” Kataku.

“Awalnya aku tidak mencurigai apapun dari masakan Seya,” Kata anak itu, menatap kearah gedung kota. “Rasanya sangat lezat dan memenuhi diriku dengan energi, dan semua orang di kota memakannya. Rasanya seperti membuat tempat itu jauh lebih baik,” Katanya. Itu aneh. Rasanya seperti berbicara dengan Keel. “Tetapi kemudian, suatu hari, nenek dan ibuku tiba-tiba pingsan. Tadinya mereka terlihat penuh energi, tetapi kemudian jatuh begitu saja, seperti boneka yang talinya dipotong,” Katanya. Talinya dipotong ya? Ada air mata frustasi dimata anak laki-laki itu saat dia melanjutkan. “kami mencoba mengobati mereka, tetapi mereka meninggal... Dan kemudian ayahku juga. Aku sangat terkejut. Aku ingat betapa kami menikmati makan di restoran Seya, dan aku tidak ingin pergi lagi... Jadi aku mulai memasak untuk diriku sendiri.” Bocah itu menahan tangannya yang gemetar dan menatapku dengan mata penuh kebencian. “Namun aku sampai pada suatu titik dimana aku hanya bisa memikirkan makanan dari restoran Seya. Kemudian tubuhku mengalami kejang yang parah, dan aku dibaringkan di tempat tidur! Pasti ada sesuatu dengan makanan itu!” Lalu dia melihat ke keranjang yang dia berikan padaku. “Sekarang aku hanya perlu mencium makanannya dan aku mulai merasa mual. Pasti ada sesuatu yang aneh didalamnya.”

Lalu tiba-tiba beberapa suara lain menyela, “Aku membantu mengumpulkannya juga!” Ini berasal dari anak lain, seorang gadis kecil yang memandangi anak laki-laki itu dengan padangan khawatir... Mungkin saudara perempuannya. Dia memeluk anak laki-laki itu dan mereka berdua menatapku. Mereka memiliki wajah yang polos, tetapi mereka juga terlihat kurus. Mereka mengingatkanku pada Raphtalia ketika dia masih kecil—atau Fohl dan Atla, yang juga kakak beradik—dan aku lengah. Aku pernah melihat anak-anak seusia ini berbohong, dan membuat kebohongan yang meyakinkan, tetapi aku tidak bisa melihat ada gunanya menipuku seperti ini. Jika mereka mencoba menipuku, mereka mungkin mencampurkan beberapa tanaman beracun dengan tanaman herbal. Tetapi aku bisa menilainya dengan mudah. Aku hanya melihat sekilas, tetapi sepertinya itu tidak berlaku kali ini.

“Seya suka memasak untuk orang lain sejak kecil, tetapi setelah membuka restoran itu, dia mulai membuat semua kompetisi dan menjadikannya satu-satunya restoran di kota!” Lanjut anak itu. “Semua orang yang tinggal disini mengatakan mereka hanya ingin makan masakan Seya dan berhenti memasak dirumah. Begitulah cara kami hingga sampai sejauh ini!” Sejak awal baunya seperti kediktatoran… Dan kemudian aku menyadari mungkin desaku dalam situasi yang sama. Tetapi tidak, di desaku semua orang memasak bersama, jadi ini berbeda. Idenya adalah setiap orang makan bersama. Lingkungan yang berdekatan juga cukup normal. Tetapi disini… Pasti ada sesuatu yang terjadi disini.

“Ada peningkatan besar dalam jumlah orang yang tiba-tiba mati atau dikalahkan olrh monster dan sekarat!” Kata anak itu. “Tetapi tidak ada yang menganggap itu aneh! Itu sudah pasti! Tetapi saat aku mengatakan hal itu, semua orang menatapku aneh... Kumohon! Satu-satunya orang yang kupercayai adalah orang luar sepertimu!” Sepertinya bocah itu mencoba bertindak atas kecurigaannya, tetapi tidak ada yang mempercayainya. Mempertimbangkan keadaan kecanduan permanen yang berasal dari racun itu, tentu saja bukan tidak mungkin. Ini adalah situasi dimana makanan tersebut tampak membuat orang sehat tetapi sebenarnya tidak. Makanan mungkin telah dicampur kekuatan kehidupan dengan imbalan kekuatan instan. Ada obat peningkat status diantara drop monster di dunia ini, tetapi aku tidak pernah mendengar apapun tentang efek samping yang membuatmu melemah walaupun saat kau terlihat kuat dan sehat.

Dan sikap Seya, bisa dianggap sebagai penghinaan terhadap masakan. Maksudku, aku juga menggunakan masakan untuk meningkatkan kekuatan sekutuku, jadi aku tidak bisa bertindak sok suci disini, tetapi aku yakin diriku bisa mendapatkan hasil yang akan menyenangkan bagi anak ini.

Aku melihat sayuran dan rempah-rempah di keranjang lagi.

“Tentu, aku bisa menggunakan bahan ini,” Kataku. Kenapa tidak? “Oke. Aku akan menggunakan bahan-bahan ini untuk mewujudkan keinginanmu. Tunggu dan lihat saja.” Ada beberapa hal bercampur yang aku rencanakan untuk didapatkan dari kastil. Aku bisa membuat ini berhasil.

“Benarkah? Kau berjanji?” Seru anak laki-laki itu.

“Aku berjanji. Bersikaplah baik dan tunggu disini,” Kataku. Aku lalu pergi ke kereta dan memasang cermin yang kami bawa diatasnya. Anak itu yang memperhatikan diriku, dengan jelas bingung apa yang sedang terjadi. “Aku akan segera kembali. Awasi keranjang itu,” Kataku.

“Tentu!” Katanya, masih sedikit tidak yakin tentang apa yang terjadi.

“Sampai jumpa lagi. Transport Mirror.” Setelah memastikan tujuanku, aku menggunakan skill dan kembali ke kastil L’Arc.

“Hah?! Apa yang—“ Suara anak laki-laki itu terputus, dan aku muncul dari cermin kastil tepat didepan Paus Pembunuh Bersaudara.

“Ara, Naofumi kecil!” Kata Sadeena.

“Ara! Bukankah itu kau Naofumi yang manis?” Kata Shildina. Sepertinya Sadeena berhasil menemukan Shildina yang tersesat.

“Waktu yang tepat gadis-gadis. Aku ingin kalian membawakan beberapa barang untukku,” Kataku.

“Ara,” Kata Sadeena. Aku lalu mengisi beberapa karung dengan apapun yang kami miliki di kastil dan meminta Paus Pembunuh Bersaudara membawa karung tersebut. Lalu aku menuju ke dapur dan mengambil dengan kedua tangan salah satu panci yang aku tinggalkan dalam pengawasan koki kastil. Tentu saja, untuk orang normal itu akan terlalu berat untuk dibawa, tetapi selain konsep level di dunia lain, aku juga memiliki perlindungan cermin. Sama sekali tidak berat ataupun panas bagiku.

“Semoga berhasil—“ Kata S’yne, duduk di ruang makan dan memakan semua makanan yang aku tinggalkan.

“Kau melakukan hal yang baik,” Kata Familiarnya. “Tolong wujudkan keinginan anak itu.” S’yne melambai, dari matanya, dia terlihat seperti memahami situasinya dan yakin aku akan tetap menang. Dari sikapnya, sepertinya semuanya baik-baik saja disini.

“Ayo pergi,” Kataku. “Movement Mirror.” Aku menggunakan skill berpindah lain untuk kembali ke tempatku berasal. Dalam perjalananku kesini, aku telah menggunakan Transport Mirror, skill yang menghubungkan dua cermin bersama. Dalam perjalanan kembali, aku menggunakan Movement Mirror, yang memungkinkanku untuk melompat ke cermin manapun yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Kedua hal itu adalah skill yang hampir mirip, tetapi perbedaannya adalah cooldownnya. Trasnport Mirror membutuhkan waktu yang lebih lama. Menghabiskan beberapa point pada Portal Shield benar-benar dapat mengurangi cooldown, tetapi aku tidak dapat menggunakannya sekarang dan aku menggunakan kombinasi dari kedua skill ini.

Sekarang aku kembali memasak dan memiliki lebih banyak bahan.

“Kau keluar dari cermin!” Seru anak laki-laki itu.

“Luar biasa!” Mata adik perempuannya berbinar saat melihatnya.

“Benar, sekarang saatnya kembali ke pertempuran. Berikan aku keranjangnya,” Kataku. Dia memberikannya, dan aku kembali ke medan pertempuran.

“Kau harus menang!” Kata anak itu.

“Itu pasti,” Jawabku pada kedua anak itu yang mendukungku, terus berjalan saat aku mengatakannya.

Ketika aku tiba, gadis pelayan dan MC di restoran Seya sedang melihat hidangan dan bahan-bahanku, benar-benar heran darimana aku mendapatkan semuanya.

“Sadeena dan Shildina?” Kata Raphtalia, melihat pada kedua bersaudari kemudian diriku. Dia telah selesai memotong daging.

“Ya, aku ingin membawa semua bahan dasar, jadi aku membawa keduanya sebagai keledai pengangkut,” Kataku. Level dan peningkatan kekuatanku memang memungkinkan diriku membawa banyak barang, tetapi aku hanya memiliki dua tangan. Banyaknya yang harus kubawa merupakan masalah utama saat ini.

“Naofumi kecil, dimana kami harus meletakkan ini?” Tanya Sadeena.

“Tepat diatas meja sana,” Kataku.

“Oke!” Jawab Sadeena.

“Ayo kita mulai memasak,” Kataku. Aku meletakkan panci diatas kompor kemudian mulai memasak. Butuh sedikit waktu untuk sampai ke titik ini, tetapi aku masih memiliki banyak waktu tersisa. Aku membiarkan kekuatan kehidupan mengalir di sekitar tubuhku, seolah-olah aku akan pergi berperang, aku memarut tanaman herbal dan membuat campurannya. Lalu aku mengambil pisaunya. Aku cukup yakin aku tidak harus membuat makanan full course, jadi aku membuat hidangan continental dengan hidangan pembuka, sup, ikan, daging, serbat, daging panggang, salad, dessert, buah dan kemudian kopi. Aku memasak makanan serupa di kastil L’Arc. Aku telah menggunakan biji panggang yang mirip dengan biji kopi dan tanaman herbal untuk membuat teh. Aku tidak punya waktu untuk semua itu dalam pertarungan memasak ini. Sesuatu yang cepat, sesuatu yang biasa aku buat, akan baik-baik saja. Urutanku menyajikan hidangan itu penting, tentu saja.

Aku menilai daging tua yang telah diolah Raphtalia dan memotongnya menjadi bagian yang pasti tidak akan menyebabkan keracunan makanan. Menambahkan kekuatan kehidupan padanya, dan saat aku selesai memotong, kualitasnya telah berubah menjadi sangat baik.

Itu pasti sesuatu yang bisa kami makan.

Dan untuk Kizuna… Aku menyerahkan beberapa ikan yang kami bawa dan menyuruhnya memotongnya. Dia sudah selesai dengan ikan beracun itu. Hidupnya sebagai pemancing bodoh terbayar lunas sekarang. Dia tahu berbagai hal terkait dengan ikan. Darahnya sudah dikeringkan dengan terampil, dan secara keseluruhan, dia selangkah lebih maju dalam membersihkan isi perut.

“Kizuna, berikan itu padaku,” Kataku.

“Hah? Ah, oke,” Jawabnya. Aku menggunakan ramuan yang aku bawa dan mengatur potongan ikan diatas piring. Kemudian aku menambahkan saus yang terbuat dari racikan yang sama dan sedikit minyak goreng. Mengakhirinya dengan banyak kekuatan kehidupan…

“Oke ini dia, satu selesai. Itu ikan Carpaccio—hampir mirip, mungkin.” Kataku. Selanjutnya, aku melelehkan bagian berlemak dari daging di dalam penggorengan, lalu menambahkan sisa daging dan memanggangnya sebentar untuk menyegel rasa. Sementara itu aku terus memberikan kekuatan kehidupan agar kualitasnya tidak turun.

“Apa yang sedang kau lakukan?” Seya melihatku sambil mengejek. “Kau harus memotong daging sebelum memasaknya! Kau tidak bisa memasak gumpalan daging seperti itu.” Itu membuatku merasa heran koki apa yang dia lawan sejauh ini. Tidak terlalu bagus kelihatannya.

Menambahkan beberapa kekuatan kehidupan memungkinkan panasnya meresap ke dalam daging lebih mudah. Itu adalah suhu yang sempurna sebelum aku menyadarinya, dan kemudian aku mengaturnya diatas wajan dengan sisa sayuran yang telah aku pilih dan memasukkannya ke dalam oven yang telah diatur dengan hati-hati oleh Raphtalia. Aku kemudian memanaskan kembali sup yang aku bawa. Aku memindahkan beberapa ke panci terpisah, menambahkan beberapa sayuran dan daging cincang, dan mulai merebusnya.

Semua pengalaman memasakku sejauh ini benar-benar kugunakan sekarang. Aku bahkan bisa mendapatkan pengganti sayuran Jepang yang tidak bisa kami dapatkan disini. Kemudian aku menambahkan beberapa susu dan keju yang aku dapat dari kastil, dan rebusannya selesai.

“Hanya beberapa hal lagi...” Dengan sisa waktu, aku membuat saus buatan sendiri dari kombinasi tanaman herbal dan makanan pembuka sederhana.

Hidangan pembuka itu adalah irisan daging ayam dan herbal dengan tambahan gelatin. Supnya adalah consomme, terbuat dari kaldu yang aku bawa kesini. Lalu ada sup yang sangat disukai adik laki-lakiku— yang dengan cepat menjadi favorit diantara sekutu Kizuna—dan hidangan yang ‘mirip’ dengan Carpaccio. Hidangan utamanya adalah daging sapi panggang. Untuk hidangan penutup, aku lebih memilih semacam Faux Fruit Punch, mencampurkan rasa buah yang halus dengan jus herbal manis.

Aku bisa saja mencoba sesuatu yang lebih mencolok, tetapi dalam waktu yang telah ditentukan, inilah yang terbaik yang bisa aku buat. Lagipula aku belum pernah berpartisipasi dalam pertempuran seperti ini. Aku telah memikirkan berbagai menu lain tetapi hanya ini yang bisa kulakukan.

Maksudku, di manga memasak yang pernah aku lihat, mereka biasanya menang dengan satu hidangan. Jadi kupikir aku telah membuat sesuatu yang bagus. Gong yang menandakan akhir waktu memasak berbunyi tepat pada saat semuanya selesai.


Note: 
Saya persembahkan… Shokugeki No Tate No Yuusha! Hanya bercanda XD




TL: Hantu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar