Rabu, 19 Mei 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 224. Tunangan

 Chapter 224. Tunangan


 
"Kau lakukan saja seperti biasanya."
"Baiklah."

Aku telah memutuskan untuk tidak ikut berdagang hari ini.
Kali ini yang akan menggantikanku adalah Ren. Aku masih belum sepenuhnya mempercayai Ren, tapi karena dia sudah lama menghabiskan waktu di desa, aku memutuskan untuk menyuruhnya ikut pergi sebagai pengawal kereta bersama dengan Ksatria Wanita. Jika dia tidak kembali, aku pasti akan membunuhnya kali ini.

"Kalau begitu, aku berangkat."
"Iya."

Taniko juga ikut menemaninya berdagang. Awalnya dia menolak dengan keras, tapi pada akhirnya aku berhasil meyakinkan dirinya untuk pergi. Itu tadi merepotkan. Aku juga telah memberitahu Taniko bahwa aku dan Rat akan mengawasi para monster sebagai gantinya. Akhir-akhir ini banyak orang desa yang tidak begitu sibuk. Itu semua berkat Motoyasu dan pasukan Filolialnya.

"Jangan berkelahi."
"Tapi, Hero Pedang adalah-"

Taniko menghampiriku untuk mengeluh.  Dia tidak ingin berada di dekat Ren. Dan tentu saja aku sudah mengetahuinya.

"Aku tahu ingin bertanggung jawab itu tidak ada gunanya. Aku mengandalkanmu untuk mengawasi Ren, dia ingin mengubah sifatnya sekarang. Aku khawatir jika dia memiliki sifat yang sama dengan Ksatria Wanita yang arogan dan keras kepala itu dalam perjalanan ini. Aku benar-benar mengandalkanmu. Kau jangan mengganggu komedi romantis yang mungkin akan terjadi nanti."
"...Komedi romantis?"

Taniko tidak akan terpengaruh oleh ideologi Ksatria Wanita. Meletakkannya ditengah-tengah Ren dan Ksatria Wanita adalah pilihan terbaik. Meskipun keesokan paginya aku akan mendapatkan kabar bahwa semua ini berubah menjadi cerita mengerikan.

"Cepatlah pergi."
"Kue~"

...Didepanku barusan seekor Filolial berteriak 'Kuee'. Kau sadarkan aku sudah mengetahui kalau kau bisa berbicara. Lalu mereka langsung menghilang dengan kecepatan yang tinggi.

"Kalau begitu, aku harus segera menyiapkan makan siang."

Aku menyiapkan beberapa bahan-bahan di dapur.

"Kau mau menyiapkan makanan aneh lagi?" Tanya Melty, dia datang sambil mengendarai Filo.
"Tidak sopan sekali. Aku melakukan ini sesuai dengan keinginan orang desa.” Jawabku.
“Padahal kau sudah menjadi Count disini, seharusnya kau menyuruh bawahanmu untuk memasak,” saran Melty.
"Yaa, aku juga berpikiran yang sama.”
"Mau bagaimana lagi, kau adalah Hero Memasak-sama."
"Melty... Aku tidak pernah mengira kau akan mengatakan itu juga!"

Kukira hanya para prajurit yang memperlakukanku seperti seorang koki, tapi sepertinya berita ini telah menyebar ke seluruh desa. Terkadang mereka meminta tolong agar aku memasak untuk mereka, tapi mulai sekarang kalian tidak akan mendapatkan makanan sama sekali.

"Huh? Apa aku menyakitimu? Kukira Perisai tidak akan terlalu memikirkannya."
"Filo, posisimu dengan Melty sekarang sudah lebih dekat dibanding pertemanan biasa. Karena itulah Filo, aku akan menyerahkan Melty kepadamu."
"Berhentilah membahas hal itu! Ini situasi yang darurat-"

Saat kami sedang berbicara, aku telah menyelesaikan semua persiapan untuk memasak. Melty membawa kabar kalau dalam waktu dekat Ratu akan datang mengunjungiku. Sepertinya ini adalah perangkap untuk menarik keluar semua pemberontak. Banyak sekali konspirasi terjadi di sekitar sini, aku tidak tahu siapa kawan maupun lawan.

Karena sudah lelah dengan ejekan dariku, Melty pergi meninggalkan desa. Sial, memperlakukanku seperti seorang bayi. Aku akan membalaskan dendamku nanti.

Ngomong-ngomong, keadaan di desa ini tenang se-.

"Ayah!"

Tidak mungkin...

"Ada apa Motoyasu?"
"Kemarin kau ingin aku melakukan apa?"
"Pergilah ke Pulau Cal Mira dan buatlah portal disana."

Hmm? Ketiga pengikutnya kebingungan saat aku menyebut Pulau Cal Mira.

"Pergilah ke tempat pemandian air panas, kalian bisa pergi bersama Motoyasu."
““"Yeayy!"””

Aku jadi ingat kembali, Filo bilang para Filolial mulai malas bekerja. Aku tidak mengerti alasannya, karena banyak sekali kemungkinan yang harus diperhitungkan.
Mungkin aku akan mencoba untuk menyuruh mereka membuat obat.

"Baiklah, Ayah, bagaimanakah caranya agar dirimu bisa merestui hubunganku dengan Filo?"
"Sudah kubilang kepadamu... Tunggu sampai dunia ini damai!"

Setidaknya sekali sehari aku selalu memiliki percakapan seperti ini. Aku sudah muak dengan semua ini. Apa kau sangat menyukai Filo?

"Motoyasu. Menyerahlah mengejar Filo dan sebagai gantinya menikahlah dengan mereka bertiga."

Mata mereka bertiga langsung bersinar setelah mendengar perkataanku. Eh? Apa ini adalah sesuatu yang dapat membuat kalian senang.

"Hahaha. Lelucon yang bagus, Ayah."
"Apa iya?"
"Tentu saja, sebuah kejahatan jika kita menikahi anak sendiri."

...Apa? Huh? Kalau begitu apa itu artinya dia belum melakukan apa-apa kepada mereka? Motoyasu yang mesum itu? Tidak dapat dipercaya.

"Seperti perkataan Tuan, beritahu dia untuk menyerah pada betina itu dan buatlah kami bahagia."
"Benar sekali!"
"Kami percaya Motoyasu-san lah yang dapat memberikan kebahagiaan sejati untuk kami."

Ketiganya mulai bersorak. Berisik sekali. Lagi pula Hijau, apa yang ingin kau lakukan dengan Motoyasu?

"Jadi, Motoyasu. Selama ini kau belum melakukan hal apapun kepada Filolial di desa?"
"Tentu saja."
"Ah... Baiklah."

Huh? Aku ingat kalau Filolial berjalan membawa telur dari kandang mereka.
...

"Kue-"
"Apakah itu adalah telur-telur Motoyasu?"
"Kue! KUEKUE!"

Untuk mengatakan tidak, Filolial itu menggelengkan kepalanya. Meskipun gerakan kepalanya tidak begitu buruk, aku masih merasa aneh saat melihatnya.

"Jadi apa itu telur yang bisa dimakan?"
"Kurasa begitu."
"Kuekue."
"Sudah kuduga kalau Serenity menyukai Tuan juga. Kau terkenal sekali."
<TLN : Serenity salah satu nama Filolial.>

...Bertahanlah.


"Banyak Filolial yang ingin melakukan itu jika Ratu selanjutnya Filo tidak ada disini.”

Sudah cukup. Tenanglah diriku, ini hanyalah perkataan tidak berguna dari seekor burung.

"Hahaha, Ayah memang sangat terkenal. Tapi aku tidak akan kalah darinya."
"Tutup mulutmu!"

Aku sudah muak dengan situasi ini. Aku harus mencari cara untuk mengusir manusia bodoh ini.

"Cepatlah berangkat."
"Iya, persiapan kami hampir selesai. Tapi kami masih memiliki beberapa waktu sebelum berangkat, kan? Jadi aku ingin menghabiskannya untuk menjadi lebih dekat dengan Ayah."
"Pergi!"
"Hahaha. Jangan marah-marah Ayah, nanti kau terkena darah tinggi."

Sial. Aku ingin segera mengakhiri percakapan ini. Lalu aku mendapatkan sebuah ide. Ini seperti menjatuhkan dua burung dengan satu batu. Aku bisa membalas dendam kepada Melty sekaligus mengusir Motoyasu.

"Motoyasu, aku ingin memberitahu kepadamu tentang ini sebelumnya, tapi... Sebenarnya Filo sudah memiliki Tunangan."
"Tentu saja Ayah, orang itu adalah aku."
"Itu bukan dirimu."
"Eh...?"

Motoyasu memasang ekspresi seakan ingin jatuh pingsan. Fufufu... Itu adalah ekspresi yang ingin aku lihat. Tapi, salahmu sendiri berpikir aku sudah merestui hubunganmu dengan Filo.

"Namanya adalah Melty Melromarc. Dia adalah calon Ratu dari Kerajaan ini. Tunangan terbaik untuk Filo.
"Ap..."
"Ah, jangan berpikiran untuk membunuh Melty. Dia selalu bersama Filo saat Filo sedang memanas. Aku juga yakin Filo sedang bersamanya sekarang. Tentu saja kau tahu kalau Filo akan membencimu jika dia tahu kau membunuh Melty, kan?"
"Melty, kalau tidak salah, apa dia adalah adik Witch?"
"Iya, dia adik perempuannya Witch dan putri mahkota dari tahta Kerajaan ini. Aku akan membiarkan Filo yang menentukan pilihannya. Tapi, dengan reputasinya yang seperti itu, apa kau yakin akan menang?"
"Oh, tidak..."

Oh? Apa dia sudah mulai cemburu?

"Tunangannya Filo-tan... Aku akan buat kau sadar bahwa hanya akulah yang pantas menjadi Tunangannya!
"Lalu?"
"Aku akan menunjukkan kepadanya kalau hanya akulah yang pantas menjadi tunangan Filo!"

Motoyasu mengatakannya sambil mengangkat tinggi tombaknya ke angkasa. Apa aku sudah puas? Ini sepertinya menyenangkan, tapi kemungkinan akan ada masalah diakhir nanti.

"Semuanya, ayo kita pergi!"
““"Baik!"””

Motoyasu naik keatas kereta yang ditarik oleh ketiga pengikutnya.

"Tolong berikan kami perintahmu."
"Bukankah sudah jelas!"

Setelah Motoyasu menjawab, ketiganya bergerak ke arah kota dengan kecepatan yang luar biasa kencang.

"Apa barusan aku melihat sesuatu yang luar biasa?"

Seorang budak datang dan bertanya kepadaku.

"Kau bisa menganggapnya seperti itu."

Dengan begini sekali lagi kedamaian hadir di desa. Aku masih memiliki beberapa waktu sebelum bertemu Atla untuk latihan, sebelum itu aku mau membuat obat dulu.

Beberapa saat kemudian, Melty yang penuh amarah datang dan menembakkan sihir ke rumahku. Terlebih lagi dia tidak berhenti sama sekali sampai sihirnya benar-benar habis. Dan hasilnya adalah, rumahku sekarang rata dengan tanah...

Yaa, mau bagaimana lagi. Mungkin yang aku lakukan tadi sedikit keterlaluan. Tapi itu tidak bisa dihindari jika ada hubungannya dengan Filo.

Aku heran bagaimana Motoyasu bisa berbicara dengan Melty dan tidak menganggapnya sebagai babi biru. Motoyasu pasti sudah menyadari kalau Melty adalah seseorang yang patut dihargai.

"[Aku tidak akan menyerahkan Filo-chan pada seseorang seperti dirimu!]... sebutnya, aku akan menyelamatkan Filo-tan dari hubungan tidak suci ini!" Jelas Motoyasu.
"Bagaimana caramu bisa berbicara dengan Melty?"
"Awalnya aku mengira dia hanyalah seekor babi biru. Tapi, sejak aku mengetahui dia adalah seseorang yang dekat dengan Filo. Aku mulai sadar dia tidak mungkin seekor babi. Meskipun menyakitkan untuk mengakuinya, dia memang calon Ratu."

Hmm, sepertinya Filo bisa memberikan efek kepada Motoyasu bagaimana caranya melihat wanita. Aku harus mengatur Motoyasu dengan lebih hati-hati, jika tidak akan terjadi hal yang buruk. Lagi pula, aku tidak menceritakan kepadanya kalau Filo sedang bermesraan dengan babi biru.

"Meskipun begitu, aku tidak akan menyerah..."
“... Apa kau yakin?”

Dia tidak berpikiran Melty mencuci otak Filo. Apakah Motoyasu akhirnya bisa berpikir kembali? Tidak, tidak. Motoyasu sudah memiliki semua jenis skill cuci otak.

Aku akan senang jika menjadi dirimu Melty. Motoyasu sudah menyadari dirimu sebagai satu-satunya manusia perempuan. Bukan hanya itu, kau adalah calon Ratu. Dan juga saingan cintanya.

"Kalau semuanya sudah siap, segeralah pergi membuat portal di Pulau Cal Mira."
"Aku mengerti, Ayah. Biarkan tindakanku menjadi bukti bahwa aku layak menjadi tunangannya."

Setelah mendengar perintahku, Motoyasu langsung pergi dengan semangat. Dan hasil dari eksperimen ini adalah aku berhasil mengetahui kalau para Hero bisa saling berbagi lokasi portal. Meskipun sistemnya mengatakan kalau ini tidak mungkin dilakukan.

Akhirnya, desa ini tenang kembali. Aku juga memerintahkan ketiga pengikut Motoyasu untuk tetap berada di Pulau Cal Mira selama mungkin. Tapi aku tidak dapat berharap banyak...




TLChopin
EDITOR: Bajatsu
PROOFREADER: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar