Selasa, 09 Mei 2023

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 327. Melihat Sisi Lain

 Chapter 327. Melihat Sisi Lain



 
Raphtalia dan Wanita Kitsune saling menatap. Meski Wanita Kitsune terlihat seperti seorang gadis kecil, namun cara berbicaranya terdengar seperti orang yang sudah tua. Apakah dia seorang loli-baba?

“Gadis Rakun, apakah kau pikir bisa mengalahkan diriku?”
“Aku tidak tahu apa masalahmu, melihat penampilanmu, sepertinya kau demi-human campuran dari Ras Fox dan Ras Zveal. Dendam apa yang kau pendam padaku?”
“Rakun bodoh yang tidak tahu diri, jangan sombong hanya karena pernah berhasil menjebak diriku!”
“... Aku merasa pernah mendengar cerita itu, itu sudah lama sekali terjadi.”

Ada legenda Demi-Human mengenai itu. Aku mencari tahu tentang itu karena penasaran terhadap Raphtalia, apa rasnya sebenarnya?

Dari hasil pencarianku, para Rakun menggunakan sihir untuk menyegel Youkai hebat dari Ras Fox dengan cara menipu mereka. Itulah legendanya. Apakah mereka masih terikat oleh legenda tersebut?

Jumlah ekor Wanita Kitsune mulai bertambah. Eh? Jadi, dia adalah Rubah Ekor Sembilan. Bagaimana mungkin?

“Penghinaan yang kami alami dulu... tak akan kumaafkan!”
“Kamu terlalu terikat pada masa lalu. Tidak hanya itu, kau juga memusuhi Naofumi-sama dan membantu orang yang tidak punya hati, aku tidak akan ragu melawanmu!”

Kitsune itu mengeluarkan pedang tipis dan bersiap-siap.
Angin berdesing seiring dengan suara pedang besi mereka yang saling bertabrakan. Raphtalia dan Wanita Kitsune, jika tidak salah namanya Tulna, keduanya bertarung menggunakan berbagai mantra sihir, bahkan mereka menggunakan sihir untuk menciptakan bayangan diri mereka sendiri. Pertarungan ini lebih tepat disebut tarung ilusi?

Ada waktu di mana Raphtalia berhasil ditusuk oleh Tulna, tapi tak lama kemudian Tulna juga ditusuk oleh Raphtalia. Kedua hal itu sebenarnya tidak terjadi, semuanya hanya ilusi belaka. Bagi Raphtalia, ini mungkin cukup sulit untuk dihadapi.

Aku berusaha untuk menyeimbangkan perbedaan level yang jauh Raphtalia dengan memberikannya mantra pendukung, aku rasa usahaku berhasil membantunya. Mungkin tidak masalah untuk tidak terlalu memperhatikan mereka bertarung, dengan begitu aku bisa melihat kondisi yang lain.

“Rafu~”

Sekarang, apakah Wanita Kitsune menyadari campur tangan makhluk kecil itu dalam pertarungan mereka?


Selanjutnya, pertarungan Fohl melawan Wanita Aotatsu.

“Menyerahlah sekarang, aku tidak keberatan membiarkanmu, Wanita Aotatsu.”
“Apa yang baru saja kau ucapkan kepada ketua Suku Aotatsu terkuat ini? Hakuko... Tidak, dari baumu, kau berdarah campuran, kan? Dasar bodoh.”
“Siapa yang peduli. Aku sama sekali tidak tertarik siapa keturunanku.”

Fohl berubah menjadi bentuk triantophe dan mengulurkan kakinya.
Aku khawatir perbedaan Hero Suci dengan Hero Bintang, tapi dari tatapan mata Fohl, sepertinya dia baik-baik saja.

“Akan kutunjukkan kepadamu kengerian dari Ras Aotatsu yang sebenarnya.”

Wanita yang melawan Fohl... Siluete Nellishen membesar secara bertahap.

“...”

Pada akhirnya, Nellishen berubah menjadi naga besar.

“Menurut sejarah panjang kami, seseorang yang bisa berubah bentuk seperti ini akan dijadikan ketua! Apa bisa Hakuko menandingiku?”
“Tidak berguna. Walaupun aku punya bentuk seperti itu, aku tidak akan menggunakannya untuk melawan orang sepertimu.”

Dia mengadu kedua tinjunya dan memprovokasi naga itu.

“Sekarang, Hakuko, Hero Gauntlet! Mari akhiri takdir yang panjang ini! Aotatsu adalah ras terkuat di dunia!”

Nellishen merapalkan sihir air dan mengarahkannya ke Fohl. Fohl menghindarinya dan langsung mendekatinya. Fohl mendaratkan tendangan di tengah wajahnya.

“Apa kau sedang mencoba melakukan sesuatu?”
“JANGAN MEREMEHKANKUUUUUU!”

Auman menggelegar seraya listrik menghujani ke arah Fohl.
Ras yang mampu menggunakan air dan angin secara bersamaan....sepertinya.

“Est Rush V!”
“Ugh!”

Fohl meninju perut Nellishen.

“Ah, ga...gu...”

Fohl bukan hanya seorang anak Hakuko. Dia adalah Hero Gauntlet.
Aku meragukan apakah Ketua Aotatsu bisa menyaingi Fohl sekarang.


Dalam latar belakang yang dipenuhi kilat, Sadina dan Shatte saling menatap dengan bermaksud membunuh, karena sihir Nellishen telah membanjiri tempat mereka dengan air. Shatte sudah siap dalam bentuk bertarungnya, terlihat seperti seekor beastman hiu.

“Mati kau!”

Shatte bergerak maju dan menyerang. Sebagai balasannya, Sadina...

“Oneesan selalu absen saat hal-hal penting terjadi. Tapi aku bersyukur karena kali ini berbeda...”

Sadina menerima serangan Shatte dan membungkuk untuk menyerap dampaknya.

“Karena aku tidak bisa melindungi siapa pun. Karena aku menemukan musuh yang sangat kubenci.”
“Seberapa lama kau bisa bertahan dengan kesombonganmu itu?”

Sadina meludahkan darah dan menatap Shatte.

“Aku, tidak akan pernah memaafkan musuh Atla-chan. Jadi, tolong bergeraklah. Jika kau ingin hidup sedikit lebih lama.”
Sadina menggenggam erat harpa Shatte dengan satu tangan.
“Jadi, sebelum kau menyesal melawanku, Noid Kusha berdarah campuran...”

Meskipun kulit Shatte berlapis kulit hiu, aku melihat dia seperti merinding. Dia mundur jauh ke belakang.

“Apa yang akan kau lakukan?”
“Jangan meremehkanku!”

Shatte marah dan mengayunkan harpanya di atas kepala. Dia melepaskan serangan sihir.

“Maelstrom Spear!”

Serangan itu meninggalkan jejak-jejak udara yang berputar-putar saat mengarah ke Sadina.

“Oh, kau salah besar.”

Sadina mengeluarkan sihir petir favoritnya dan menyerapnya ke dalam harpa.
Melihat percikan muncul di senjata yang dipegang oleh Sadina, Shatte tampak terkejut.

“Apa...seorang Luka menggunakan sihir petir!”
“Oneesan tidak pernah mengatakan bahwa dirinya seorang Ras Luka. Mungkin aku berkerabat dekat dengan ras itu, tapi jangan pernah menyamakanku dengan ras lemah itu.”

Tusukan petir Sadina, tampaknya begitulah sebutannya, dengan mudah membelah serangan Shatte.

“Lihatlah, aku agak marah sekarang. Seberapa lama kau bisa bertahan sebagai sasaran kemarahanku? Aku akan bertarung dengan serius.”

Bunga api melayang-layang di sekitarnya dan Sadina bertransformasi ke level transformasi selanjutnya.
Ada banyak hal yang perlu dijelaskan di sini. Aku bahkan yakin bahwa dia belum pulih sepenuhnya.

“Marilah kita lihat seberapa kuat kekuatan yang diberikan Naofumi-chan kepadaku.”

Dia terlihat seperti singa laut. Dia berubah menjadi monster berwarna coklat.


Pertempuran terakhir berlangsung di langit, dengan Ren berada di barisan depan. Meskipun cukup berbahaya bagi Gaelion, mereka tidak boleh gagal sama sekali. Namun, perbedaan kekuatan mereka dengan para Hero sangatlah besar.

“Aku akan menghantamkan teror Raja Naga ke tubuhmu!” ucap Relfia, Naga Raksasa itu, yang menyemburkan napas api yang lebih kuat daripada yang bisa dikeluarkan oleh Gaelion Dewasa.

Ren mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan mengucapkan mantra sihir.

“Revelation Magic Enchant X!”

Api kematian mulai mengalir ke pedang Ren. Aku yakin penguatan sihir mampu menyerap serangan sihir dan meningkatkan kemampuan pedang mereka. Ternyata, serangan napas naga juga bisa ditangani oleh sihir tersebut.

“High Quick~”
“High Quick!”

Di sekitar pertempuran, ada sepasang bayangan, yaitu Firo dan Gryphon. Firo tampaknya tidak menghadapi kesulitan.

“Filolial terbang... Mereka semua seharusnya sudah punah dalam pertempuran! Bagaimana bisa kau bertahan!?” tanya Gryphon.

Be-benarkah?
Gryphon menyebabkan kepunahan Filolial terbang...?
Itu adalah kenyataan pertama yang kudengar sejak tiba di sini.
Meski menurutku seharusnya mereka sudah mulai bertarung.

“Salah~” jawab Firo.

Sambil saling serang, Filo dan Gryphon terbang memutari satu sama lain.

“Dreifach Tornado!”
“Spiral Strike!”
“Screw Strike”

Sementara itu, di sisi langit yang lain, Gaelion siap untuk menyemburkan napasnya.

“KYUUUUAAAA!”

Napas Gaelion berwarna putih. Aku ingat Gaelion yang lebih tua pernah menjelaskan tentang latihan serangan napas khusus, yang melibatkan interferensi atau hal serupa. Mungkin ini adalah serangannya.

“Gu...apa?” Reldia terlihat terengah-engah hingga menangis.
“Giliranku selanjutnya!” teriak Ren sambil mengacungkan pedangnya. Ujung pedangnya memancarkan cahaya merah.

“Flame Edge, Meteor Sword X!”

Gelombang kejut berwarna merah diledakkan ke arah Permaisuri Naga raksasa. Ternyata, tidak ada yang membutuhkan bantuanku.




TLFujiwara-sama

0 komentar:

Posting Komentar