Selasa, 08 Oktober 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-35. Penyerangan dan Pertahanan Menara Ungu (2)

Chapter 17-35. Penyerangan dan Pertahanan Menara Ungu (2)


Satou di sini. Tidakkah Kau berpikir situasi di mana sekutu dibuat untuk bertarung satu sama lain karena informasi palsu merupakan kiasan yang relatif umum dalam manga dan drama? Dalam fiksi, biasanya masalah tersebut diselesaikan sebelum berkembang menjadi skenario terburuk, tetapi aku merasa seperti seringkali, itu hanya akan berakhir menuju kegagalan di dunia nyata.



"Aku Brum Julberg, pendamping hero generasi masa lalu. Aku menantang Hero Nanashi untuk berduel."

Lady Brum membuat pernyataan dengan pedangnya yang tertuju ke arahku.

Kami bertemu rombongan hero karena mereka baru saja selesai berurusan dengan monster yang menyerbu di depan menara ungu terbesar di dunia yang terletak di dekat ibukota lama Saga Empire.
Rupanya mereka menerima ramalan dari dewa Parion, dan isinya, "Bunuh pengkhianat yang mengancam perdamaian dunia. Itu adalah hero Nanashi, avatar dari Demon God. "

Aku mencoba bertanya pada Hikaru dan ternyata dia tidak mendapatkan ramalan itu.

Kita tidak punya waktu sekarang, mungkin aku harus membuat mereka tidur dan meninggalkan kesalahpahaman untuk nanti?

Ketika aku merenungkan hal itu, beberapa sosok orang berdiri di antara aku dan lady Brum seolah mereka melindungiku.

"--Oy, gadis-gadis kecil. Apa yang kau lakukan?"
"Naluri liarku mengatakan bahwa Nanashi adalah orang baik."
"Selain itu, kita telah diselamatkan berkali-kali oleh Nanashi dan pendampingnya."

Mereka adalah pendamping Hayato, tiger-earkin Rusus dan wolf-earkin Fifi.

"Tidak ada gunanya bertengkar antar kawan dalam menghadapi krisis dunia."
"... Loreiya. Bahkan kau yang seharusnya melayani dewa Parion."
"Aku mungkin tidak memiliki skill Oracle, tetapi aku ingin percaya pada mataku sendiri untuk mengetahui apakah makhluk itu jahat atau tidak."

Priest Loreiya bergabung dengan Rusus dan Fifi untuk membentuk garis pertahanan.

"H-hei, tunggu!"
"Selain Rusus dan Fifi, kenapa kau juga Loreiya-ane!"

Hero Seigi dan Hero Yuuki menjadi panik ketika mereka melihat itu.

"Apa maksudmu selain kami huh?"
"Begitukah caramu untuk membalas budi, setelah kita menyelamatkan kalian berdua yang terkepung serbuan monster menara?"

Rusus dan Fifi menatap tajam kedua hero itu.

"T-tapi kau tahu! Ini bukan hanya tentang ramalan!"

Hero Seigi maju selangkah.

"[ Truth Mind's Eye (There's only one truth) ] dan [Wicked Search (Where bad people at)] yang kuterima dari Parion-sama memberitahuku ... Hero Nanashi jahat, dia pasti jahat dan tidak bisa disangkal lagi."

Hero Seigi memohon dengan wajah setengah menangis.
Ketiga orang itu sedikit goyah karena permohonannya yang berlinang air mata.

- Mungkin, aku memang jahat.

Pikiranku yang tidak disengaja tampaknya telah mengalir melalui Familiar Link, ketika Arisa menepukkan tangan.

"--Tentu saja tidak."

Merasa seperti aku bisa mendengar suara Arisa.

"Hero Seigi, apa dasarmu mengatakan [Jahat]?"
"Eh? Dasar?"

Hero Seigi tampaknya tidak menyangka pertanyaan Arisa.

"Unique skillku memberitahuku. Bahwa dia [Jahat]."
"Jadi kau mengatakan [Jahat] dari sudut pandang Dewa Parion?"

Arisa yang mengantisipasi jawaban hero Seigi mengangguk sekali sebelum menunjukkan bahwa penghakiman tidak datang dari keadilan tetapi pendapat subyektif Dewa Parion.

"Aku mengerti, jadi begitu."
"Kau mengerti, Rusus?"
"Tentu saja! Ini seperti [karena demon berkata demikian]!"
"Aku mengerti sekarang!"

Rusus dan Fifi melakukan percakapan itu, tetapi semua orang dengan sopan memilih untuk mengabaikan mereka.
Tunggu, Pochi, Tama dan Lady Karina dengan tulus mengangguk pada mereka.

『Baiklah, Master, waktunya untuk memberi tahu mereka bagaimana dewa Parion mungkin memiliki andil dalam pencurian Divinity Crystal oleh Demon God. 』
『Tidak tidak, itu masih hipotesis pada saat ini.』

Hampir pasti hitam, tetapi masih abu-abu untuk saat ini.
Bagaimanapun bukti yang ada tidak berfungsi di pengadilan.

"Terima kasih sudah menunggu! Ookay, sepertinya kita punya situasi yang rumit di sini."
"Loreiya, bisakah kau ceritakan apa yang sedang terjadi."

Dua pendamping hero Hayato, lady Ringrande dan putri Maryest muncul dengan menunggang Flying Wooden Horse.

"Kami menerima ramalan dari dewa Parion yang memberi tahu kami bahwa hero Nanashi adalah avatar Demon God."
""--Aku mengerti.""

Keduanya mengangguk pada penjelasan singkat Loreiya.

"Brum-basan, maaf tapi bisakah kau menyarungkan pedangmu?"
"Ringrande, nona, kau akan memihaknya juga?"
"Yup. Itulah yang diminta Hayato kepadaku, dan selain itu, melawannya adalah usaha yang sia-sia."
"—Sia sia?"

Wajah keriput Lady Brum mengerutkan ketika dia mendengar Lady Ringrande.

"Kau mendengarku, akan ada tiga mayat baru sekarang jika hero Nanashi menghendaki itu."
"Bahkan jika itu benar, aku pasti akan membalasnya dengan cara yang sama."
"Tidak, tidak akan pernah berhasil. Bahkan jika ada 100 Brum-basan, itu masih tetap tidak mungkin. Bahkan jika ada 1000 dari kita. itu tetap tidak mungkin."
"Tidak masalah jika itu tidak mungkin atau tidak ada gunanya, ada hal-hal yang harus kau lakukan tidak peduli apa yang akan terjadi."

Sepertinya lady Brum tidak punya niat untuk menyerah.
Otak ototnya benar-benar mengingatkanku pada putranya, Zeff Julberg, pemimpin Shiga Eight Swords.

"Aku mengerti. Ayo kita lakukan."

--Kami tidak punya waktu.

"Tunggu, Nanashi!"
『Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhnya.』

Aku membalas kembali ke Lady Ringrande yang panik melalui Space Magic [Telephone].

"Jadi, aku akan melawan Brum-san, dan dua hero kalau begitu?"
"Ya itu benar."

Aku mengambil holy sword buatan sendiri dari Storage dan mengambil pose bersiap.

"T-tunggu! Aku tidak bisa bertarung pada jarak ini, aku bilang!"
"Dengar! Dan aku baru saja menggunakan [Sword of Condemnation (Justice always win)] beberapa waktu yang lalu, itu masih cooldown!"

Lady Brum melirik kedua hero yang panik dan mendecakkan lidahnya.

"Baiklah, aku akan melakukannya sendiri! —Magic Slash."

Lady Brum melepaskan serangan membunuh dari pedangnya sambil menggunakan Ground Shrink, tapi setelah semua pertempuran latihan berkecepatan tinggi melawan gadis-gadis beastkin, aku mungkin bisa menghindari serangannya dengan mata tertutup sekarang.

Aku mengambil pedang itu dengan Mana Clad Hand dan menghancurkannya di tanganku.

"--Wha."

Lady Brum segera membuang pedangnya dan berusaha mengambil magic sword cadangan dari Item Box-nya sambil melangkah mundur menggunakan Flickering Motion, tapi aku tidak wajib membiarkannya mundur.
Aku mendekatinya menggunakan Ground Shrink dan dengan ringan memukul tengkuknya untuk membuatnya pingsan.

Aku juga membuatnya tertidur menggunakan magic Sleep dan menghentikannya dengan magic Paralyzing.

Aku memegang lady Brum yang tidak sadar dengan [Magic Hand] yang seperti psikokinetik dan mengantarnya kepada dua hero.

"Hero Nanashi, apakah kau akan menghancurkan menara ini juga?"

Aku memberikan penegasan kepada putri Maryest.

"Oh benar, kalian berdua membantu mendapatkan persetujuan kaisar, bukan? Thanks~."

Aku menggunakan Teknik perut agar suaraku hanya dapat didengar oleh Putri Maryest dan teman-temannya sehingga para gadis yang lain tidak akan mendengar pola bicara Nanashi ku.

> Title [Magician of Sound] Acquired.

Wah, sudah lama sekali sejak aku mendapatkan title terakhirku.

Kedua gadis itu tertawa karena suatu alasan.

--Oh benar, keduanya sudah tahu identitas asli Hero Nanashi (aku) dan para gadis lainnya.



"UWAAAAAAAAAAAA!"
"OUUUUUUUUUUUCH!"

Saat aku merasa canggung, kedua hero itu berteriak dengan aneh.
Cahaya biru keluar dari tubuh kedua hero, api merah menari-nari di sekitar lengan hero Yuuki.

Hero Yuuki melepaskan hulu ledak seperti bola api, tetapi semuanya mendarat jauh dari kita, menyebarkan ledakan ke sekitar.
Hero Seigi datang menebasku dengan pedangnya yang dibalut cahaya biru - kemungkinan besar Unique Skillnya [Sword of Condemnation] , namun, selain postur tubuhnya yang aneh, dia jelas berusaha menjauhkan pedangnya dariku.

"S-sial. Menghindar!"

Holy Sword Hero Seigi tiba-tiba mengubah lintasannya, menuju ke arahku, tetapi karena itu bahkan lebih lambat dari serangan lady Brum, menghindarinya adalah masalah yang simpel.

"Apakah kau dikendalikan !?"
"Sepertinya!"
"Tubuhku bergerak sendiri!"

Setelah aku mendengarkan jawaban keduanya, aku membuat mereka pingsan, memasukkannya ke dalam kombo tidur Sleep and Paralyze dan meletakkannya di sebelah lady Brum.

『Hikaru, bagaimana kondisimu?? 』
『Un, aku tidak merasa seperti aku sedang dikendalikan atau apa pun. Aku pikir itu berkat fungsi yang berada pada armor ini. 』

Aku sedikit khawatir karena Hikaru adalah [Hero Parion] seperti keduanya, untungnya kekhawatiran itu tidak berdasar.

Untuk berjaga-jaga, aku menempatkan dua hero ini dalam golden armor versi baru yang dilengkapi dengan sirkuit anti-mind control.
Aku bisa saja meninggalkan mereka di sini, tapi itu akan buruk jika mereka dimakan oleh serbuan monster yang keluar dari menara, jadi aku dengan paksa mengirim mereka ke gate ibukota lama menggunakan space magic teleport.

"Aku ingin tahu apa yang Parion-sama coba lakukan..."

Priest Loreiya bergumam dengan sedih.

"Kalau begitu mari kita bertanya padanya secara pribadi. Lagipula, tidak ada jaminan bahwa ini semua dilakukan oleh Parion-sama."

Lady Ringrande menggenggam Priest Loreiya sebelum berjalan ke arahku.

"Apakah kau akan langsung menghancurkan menara sekarang?"
"Tidak, aku harus menutup pintu gerbang ke Netherworld di puncak menara sebelum itu."

Atau lebih tepatnya, aku akan menyegel jalan yang menghubungkan ke Netherworld - dan jika mungkin, seluruh Netherworld.
Aku yakin bahkan Demon God tidak dapat dengan mudah mengirim pasukannya begitu dia kehilangan akses ke rute berbiaya rendah.

"Kami juga akan ikut denganmu."
"Itu tidak perlu."
"Tolong jangan katakan itu. Biarkan kami membantumu menipiskan monster ke lantai atas sebagai permintaan maaf karena sudah merepotkanmu."

Kurasa aku tidak keberatan.
Sebagian besar gadis-gadis ini bekerja dengan baik sebagai penyerang dan bertahan, jadi mereka tepat untuk melengkapi anggota silver armor.

Setelah kami memutuskan formasi, kami menginjakkan kaki di menara.

Aku memasang segel di pintu masuk sama seperti semua menara lainnya.

"Apakah itu segel? Bukankah kita akan mendapat masalah besar jika kita tidak dapat melarikan diri?"
"Itu tidak masalah. Segel telah dibuat untuk memungkinkan orang melarikan diri keluar dari dalam."

Meskipun seharusnya tidak ada orang lagi disekitar sini, segel ini bisa berurusan dengan petualang yang masih terjebak di dalam.



"Ini dia, Sayap Kanan."
"Aku mengerti, Sayap Kiri."

Shiro (Sayap Kanan) dan Crow (Sayap Kiri) terbang sambil meninggalkan jejak cahaya berkilauan dari silver armor mereka saat bergegas menuju segerombolan serbuan monster.

Mereka telah diperkuat dengan Unique Skill Zena-san dan gabungan magic wind [Saint Army] dan magic tingkat tinggi yang diciptakan diriku dan Hikaru, [Hero Play].

"" --Wings Dance << Twin Feather Dance >> ""

Bintik-bintik kecil yang tak terhitung jumlahnya di sekitar mereka membuat para monster penuh luka.
Ini adalah teknik baru yang dikembangkan berkat umpan balik yang aku dapatkan dari pengembangan stiletto Zena-san.

"Sial, anak-anak wingkin itu hebat."
"Kita tidak akan kalah dari mereka."
"Ayo, Fifi!"
"Ou!"

Rusus dan Fifi mengurus monster yang berhasil melarikan diri dari Shiro dan Crow tanpa ada Gerakan yang sia-sia.

"Lindungi Unit Golem, pertahankan jalan yang telah dibuka keempatnya!"

Putri Sistina mengikuti keempatnya bersama dengan pasukan Golemnya.

『Hei, hei, Master. Bukankah lebih cepat jika Master menggunakan Unique Skillmu untuk membawa kami langsung ke lantai paling atas? 』
『Struktur menara ini entah bagaimana telah berubah, informasi lantai yang aku dapatkan dari penyelidikan terakhirku telah diatur ulang, Kau tahu.』

Tepatnya, Peta telah diganti dengan yang baru.
Akan lebih cepat jika aku terus menggunakan Flash Drive dan kemudian memanggil semua orang begitu aku sampai di lantai paling atas, tapi aku akan merasa buruk jika aku mengambil semua panggung untuk diriku sendiri.
Karenanya, kami menaklukkan menara dengan cara lama sambil memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan keahlian anggota silver armor.

Kita seharusnya mencapai lantai paling atas pada akhir hari dengan kecepatan ini.



"Phiw ~?"
"Tidak bisa bergerak lagi."
"Kerja bagus Nanodesu. Kalian berdua benar-benar hebat nodesuyo."

Pochi membawa jus buah dan donat goreng sebagai hadiah untuk Shiro dan Crow yang lemas setelah mereka menembus lantai bawah.
Pasukan terdepan kita saat ini terdiri dari Rusus dan Fifi yang dijaga oleh pasukan golem, dan juga Lady Karina.

"KUNGFU RANBUUUUUUUUUUUUUUUUU"

Dibantu oleh Raka, Lady Karina membanjiri monster yang berkeliaran di lantai tengah ini.

"Ya ampun, itu teknik yang kejam selain payudaranya yang besar itu."
"--Lebih seperti, aku terkejut dia tidak kesakitan dengan seberapa cepat dia bergerak."

Selain Rusus, keterkejutan Fifi sedikit melenceng dari sasaran.
Armor silver Lady Karina adalah karya ambisiusku, penggabungan yang sukses antara kekuatan pertahanan dan fleksibilitas pemilik payudara. Kau bahkan bisa mengatakan itu adalah peralatan terbaik untuknya.

"Kau melewatkan beberapa dari mereka. ■■ Quick Burst."

Lady Ringrande menggunakan spell yang cepat dieksekusi untuk menghentikan serbuan monster sebelum memotong tulang keringnya dengan magic sword yang terbalut magic edge.

"Mary!"
"■■■■■ << Lightning Penetrate >>!"

Princess Maryest melepaskan magic lighting tingkat lanjut dengan waktu chant yang luar biasa pendek.
Petirnya menembus penghalang monster garis depan yang sangat besar dan menembus bola matanya.

--PSYCLOOOOOOOOOOZP.

Monster itu jatuh ke tanah.
Awan debu membubung dari celah-celah di antara paving batu dan getaran.

"Mary dan Rin, kalian berdua luar biasa nodesu!"

Atas pujian Pochi yang jujur, lady Ringrande menyisir rambutnya ke belakang, berusaha agar terlihat tidak puas dengan itu.
Di belakangnya, tinju monster besar itu berayun ke arah punggungnya.

"<RECITE>> Sacred Attendants! ■■■ << Sacred Javelin >>"

[Sacred Attendants] yang dikerahkan oleh Sera beresonansi dengan magic tingkat menengahnya, menghancurkan tinju raksasa yang tertuju pada lady Ringrande.

"Kau adalah musuh terburukmu sendiri. Ane-sama."
"Mengesankan, Sera. Mine Bomber."

Spell aktivasi tertunda yang dichant oleh lady Ringrande menghabisi monster itu.
Sera sebenarnya memperkenalkan dirinya sebagai Silver Holy Knight, tapi itu mungkin tidak ada artinya mengingat mereka telah menyadari identitas kita.

"Kurasa aku menghalangimu?"
"Tidak sama sekali, aku senang bisa menjadi saksi cinta adik perempuanku."
"Itu tidak seperti cinta. Aku hanya membantu karena itu akan menyusahkan kami jika kau terluka."
"Oh? Baiklah kalau begitu."

Lady Ringrande menyeringai lebar di bawah helmnya ketika dia melihat Sera memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rasa malunya.

"Nah, sekarang setelah aku penuh dengan cinta, ada sesuatu yang tidak beruntung untuk berdiri di hadapanku?"

Sambil dengan gembira melompat ke depan, Lady Ringrande melanjutkan untuk membantai monster yang telah lolos dari garis depan dengan kombinasi magic ledakan dan teknik berpedang.

"Uwaa, aku merasa kasihan pada monster-monster itu."
"Ya ampun, gadis itu..."
"Oh, dia akan kehabisan tenaga dan kembali tak lama lagi."

Mengikuti Arisa, puteri Maryest dan Loreiya menggumamkan kata-kata yang terdengar seperti sudah terbiasa dengan ini.

"Zena-tan, Mary-tan, segerombolan monster datang dari kedua sisi."

Arisa memperingatkan penjaga belakang.

"Terima kasih atas bantuannya, Red. --Tempest."
"... ■■■■ Thunder Hell (Keraunos)."

Zena-san dengan magic aktivasi tertunda dan Putri Maryest yang selesai chant spell magicnya, menghancurkan kawanan monster dalam sekali serangan.

"... ■■ Burst Brave."

Dengan magic Loreiya, pendamping dan mereka yang telah menyandang gelar Hero mendapatkan kekuatan.
Tampaknya itu adalah holy magic yang hanya diwariskan pada Fraksi Hero di Kuil Ibukota Lama Parion.

Magic itu sama sekali tidak berpengaruh padaku, tetapi itu memperkuat putri Maryest dan lady Ringrande dan mempercepat memulihkan mana yang sudah habis. Magic yang cukup nyaman.
Itu memakan banyak mana miss Loreiya, jadi dia tidak bisa menggunakannya terlalu sering.

『Menemukan jalan ke atas ~?』
『Kerja bagus, Tama.』
『Nihehe ~?』

Setelah mendapat laporan dari Tama yang bertugas mensurvei rute, aku memanggil kembali golden armor yang dipimpin oleh Liza yang bertugas menghabisi monster.
Tama yang baru saja kembali dan Pochi yang menunggu disini saling bertukar tos.

Kami meninggalkan lantai tengah, mencapai lantai atas.

"Sepertinya Evil Dragon akan mulai muncul sekarang."

Pada akhir garis pandang Arisa, pertarungan sengit terjadi antara << Evil Vanguard Dragon >> dan tim gabungan yang terdiri dari anggota silver armor dan pendamping hero.

"Terus lakukan itu ~"
"Di sana! Di sana nanodesu!"
"Aa, hati-hati!"

Gadis-gadis lain berada di tepi area pertempuran sambil mengawasi pertarungan melawan Evil Dragon.

"Master, meminta izin untuk membantu."
"Tidak bisa."

Selain magic dukungan, kami hanya akan membantu mereka ketika terlihat buruk atau jika mereka meminta bantuan.
Lady Karina baru saja diterbangkan, tetapi aku percaya dia akan kembali ke garis depan tanpa terluka.

"Satu pukulan lagi!"
"Di sana desu!"
"Semangat."

Pada akhir pertarungan yang berlangsung hampir satu jam, Evil Vanguard Dragon akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

"Itu nyaris, bukan."

Peralatan anggota garis depan dan penjaga tengah compang-camping, hampir setengah dari golem perisai hilang.
Anggota pertahanan belakang tidak terluka tetapi mereka benar-benar kehabisan mana.

"Demidragon Vanguards ini benar-benar berada pada level yang sangat berbeda."

Lady Ringrande melepas helmnya dan menyeka keringatnya.

"Rasanya aku bahkan bisa mengalahkan True Dragon sekarang."
"Ahaha, kenapa kita tidak mencobanya nanti."

Rusus dan Fifi membenturkan tinju mereka sambil tersenyum bahkan ketika berbaring tak berdaya di lantai.
Itu pertarungan yang meningkatkan keahlian mereka.

"Yang berikutnya akan datang ~?"
"Yang selanjutnya?"
"Apakah manticore kali ini?"

Atas peringatan Tama, Rusus dan Fifi bertanya balik dengan lesu.

"Nuh uh nodesuyo. Ini segerombolan Evil Dragon nanodesu."
"Segerombolan?"
"Evil Dragon?"
"Ya nanodesu. Kau bisa tahu dari getaran di tanah nodesuyo."

Seperti diceritakan oleh Pochi, Rusus dan Fifi meletakkan telinga mereka di tanah.

"Geh, sungguh."
"Ini tidak akan berhasil. Ayo kabur."

Didepan keduanya yang mulai panik, Pochi dan Tama menggelengkan jari di depan wajah mereka sambil berkata, 'Chicchicchi.'

Sepertinya mereka mengetahui itu dari Arisa ketika dia melakukannya terakhir kali.
Tolong berhenti mengadaptasi gerakan aneh ini darinya.

"Kau bisa membiarkan Pochi (Yellow) dan teman-temannya mengurus sisanya nodesuyo."
"Sekarang giliran Tama (Pink) ~?"

Nah, saatnya bagi anggota Golden armor untuk bersinar.


Note :
Silver armor = 1 jam, Golden armor = 1 menit :v well, perbedaan antara mereka emang kejam sih.

Duh gak sabar minggu depan x'D

※ Chapter berikutnya direncanakan untuk terbit pada 14/10 atau 15/10



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar