Selasa, 29 Oktober 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-38. Gerbang Neraka, Blokade

Chapter 17-38. Gerbang Neraka, Blokade


Satou di sini. Saat puncak klimaks dari sebuah kisah, biasanya protagonis terjebak dalam serangkaian kondisi. Aku berharap situasi yang tidak masuk akal seperti itu tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Itu selalu menjadi kehidupan di mana aku tidak pernah bisa mengendalikannya...



"Arisa, bantu aku menyegel Gerbang Neraka."
"Oke, serahkan saja padaku!"

Arisa segera memberi “OK” pada permintaanku.

"Tolong jaga ruang di sekitar gerbang."
"Gotya ~"

Magic anti-dewa yang aku gunakan untuk mengalahkan demon pengguna Unique skill yang menjaga gerbang akhirnya benar-benar melenyapkan ruang di sekitar gerbang bersama dengan demon-demon itu, sedikit mengacaukan ruang tersebut dalam prosesnya.
Ruang berwarna ungu yang aneh mulai muncul di dinding, itu agak menjijikkan.

Aku melangkah ke dalam sub-space sambil menggendong Arisa di lenganku.

"Ugeeh, bahkan gerbangnya terlihat sangat dekat."
"Awalnya mungkin tidak seperti ini."

Gerbang Neraka yang terbuat dari logam ungu misterius memiliki gambar gadis kecil terukir di atasnya, tetapi mereka terlihat seperti menderita karena benda-benda seperti vena hitam yang mengalir di permukaannya.

"Benda hitam itu sangat mirip seperti miasma."
<TLN : Miasma = racun>

Fakta bahwa itu tidak hilang bahkan setelah bermandikan Spirit Light ku, itu berarti miasma tersebut sangat terkonsentrasi.

"Apakah Netherworld itu di luar angkasa?"

Skill Eavesdropping mendengar gumaman lady Ringrande.
Oh benar, gadis-gadis ini belum pernah melihat ruang misterius di balik dinding Menara Ungu sebelumnya.
<TLN : Eavesdropping = menguping>

"Itu bukan Netherworld, jadi aku melaporkan."
"Nn, ruang angkasa misterius."

Nana dan Mia memberi tahu lady Ringrande tentang hasil penyelidikan kami sebelumnya.

"Master, aku sudah memegang ruang itu, responnya terasa agak aneh."

Arisa dengan cepat berdiri.

"Baiklah kalau begitu, jaga sisi ini. Cepat keluar jika terjadi sesuatu."
"Un, kau juga berhati-hati Master."

Aku menyerahkan sisanya pada Arisa dan menyentuh Gerbang Neraka dengan tanganku.
Ini tidak seperti gerbang sungguhan karena ini adalah jenis gerbang teleportasi.

Pembacaan AR memberi tahuku bahwa permukaan gerbang tertutup oleh penghalang, tetapi penghalang itu lenyap bersama dengan suara pecahan kaca ketika aku menyentuh gerbang.

--Geh.

Dengan penghalang yang hilang, jelas bahwa benda hitam di permukaannya bukan miasma.
Itu adalah lumpur hitam yang sama yang digunakan Zaikuon untuk menguatkan dirinya saat itu.

Lumpur hitam terkelupas dari gerbang dan menyebar menyerangku seperti lendir sebelumnya.

Sudah mengantisipasi hal itu, aku mengeluarkan Divine Sword dan menghancurkan semua itu.
Untungnya, tingkat konsentrasi lumpurnya masih kurang dibandingkan yang mengambil alih dewa Zaikuon sehingga menghilang dengan mudah.

Aku menunggu sampai kabut ungu kegelapan menghilang sebelum menyentuh Gerbang Neraka.

Beberapa saat kemudian, tubuhku dipindahkan ke sisi dibalik Gerbang Neraka.



"—Jalur Menuju Neraka?"

Memeriksa nama di Petaku, tempat ini bukan Netherworld.
Tampaknya ada semacam jalur yang terbuat dari ruang misterius.

Ada sekitar sembilan jalur yang tersebar.
Hanya 24 menara ungu yang tersisa, jadi sepertinya tidak semuanya terhubung.

"Jadi Netherworld berada di luar ..."

Yah, tidak perlu pergi jauh-jauh ke sana.
Akan menjengkelkan jika aku ditodong ketika aku keluar.

Aku menggunakan magic space yang digunakan Arisa sebelumnya untuk menyerap manaku di Jalur Menuju Neraka. Harus berhati-hati terutama jika sudah hampir sampai ke ujungnya.

Setelah merasa cukup, aku melanjutkan ke fase berikutnya.
Aku akan menggunakan [Dimension Smasher] dengan mana resapan sebagai bahan bakar dan menghancurkan sembilan jalur sekaligus.

--Dimension Smasher.
<TLN : Penghancur dimensi>

Sebuah cahaya seperti ledakan besar mengisi jalur, sesaat kemudian getaran dan gemuruh yang cukup kuat untuk membuatku merasa seperti atom-atom yang menyusun tubuhku menyebar datang menyerang.
Aku berhasil bertahan dengan beberapa lapis Castle entah bagaimana dan kemudian aku memeriksa sekitarnya.

--Penghancuran selesai.

Segala sesuatu di dalam Peta telah benar-benar hancur, Kau bahkan tidak tahu bagian mana yang merupakan jalurnya.
Fase pertama selesai.

Selanjutnya, aku akan menghapus beberapa koneksi yang tersisa ke Netherworld menggunakan magic anti-dewa khusus milik Hikaru [Mythology Extinction].
<TLN : Mythology Extinction = Kemusnahan Mitologi>

Terasa seperti itu bahkan lebih destruktif daripada biasanya, aku penasaran apakah itu karena ketidakstabilan dimensi di sini.

Aku sedikit berlebihan.
Bahkan sisa-sisa jalur telah sepenuhnya dilenyapkan, dan seluruh ruang tempat Jalur Menuju Neraka menghilang.

"Mari kita lanjutkan."

Aku melewatkan beberapa cek dan melanjutkan ke fase penyegelan sekarang karena Netherworld benar-benar terputus dari Dunia Manusia.
Spell yang aku pilih adalah [Mythology Jail].
Spell anti-dewa yang aku tingkatkan dari magic yang dimaksudkan untuk menyegel dewa yang diajarkan Corpse padaku.

Namun, ini awalnya spell untuk hanya menyegel dewa dan demon lord sebagai sasarannya, jadi aku membuat beberapa modifikasi.
Trik ini hanya berhasil dilakukan karena aku memiliki pemahaman penuh pada kode magic aslinya.

Ada kebutuhan skill untuk menyusunnya kembali tetapi aku mampu melakukannya walaupun memakan waktu.

[Mythology Jail] menyebar, menelan bagian-bagian yang terputus dari Jalur Menuju Neraka. Ini seharusnya mencegah terbentuknya saluran baru antara dua dunia.
<TLN : Mythology Jail = Penjara Mitologi>

"--Penyegelan selesai, whoa"

Suaraku menghilang di tengah jalan, mungkin karena dimensi yang menahan jalur telah menghilang.

Akan lebih baik jika jarak ruang-waktu antara Netherworld dan Dunia Manusia bisa lebih luas, tapi kurasa aku tidak punya pilihan.
Aku akan tersesat dalam ruang dan waktu jika ini terus terjadi, jadi aku kembali ke Gerbang Neraka menggunakan Unit Arrangement.

"Master!"
"Aku kembali. Aku akan membersihkan sisanya, kalian kembalilah."
"Oke! --Teleport!"

Arisa membawa gadis-gadis keluar dari menara.

Nah, aku hanya perlu menghapus Gerbang Neraka sepenuhnya dan selesai.

Aku membungkus Gerbang Neraka dalam beberapa lapisan Castle dan penghalang sebelum menggunakan [Mythology Down] untuk menghancurkannya.
Sangat mudah kali ini karena aku hanya perlu menghancurkannya tidak seperti sebelumnya.

Setelah mengkonfirmasi bahwa tidak ada jejak Gerbang Neraka yang tersisa, aku meninggalkan menara menggunakan Unit Arrangement.
Aku akan menghancurkan Menara Ungu terakhir, tetapi Menara itu hancur dengan sendirinya, mungkin karena koneksinya terputus ke Netherworld.
Menurut Petaku, 23 menara yang tersisa yang tidak kami hancurkan karena permintaan lokal semuanya telah hancur juga.

"Kurasa kasusnya sudah selesai?"



"... Aku melihat tambahan."

Ketika aku berbalik ke arah gadis-gadis itu, aku melihat seseorang yang tidak hadir ketika kami memasuki menara.

"Irregular! Tolong selamatkan master!"

Gadis kecil berambut merah muda menempel padaku sambil menangis.

Aku melirik Arisa mencari penjelasan.

"Dia terjebak di dalam ruang misterius itu, kau tahu."

--Aku mengerti.

Sepertinya gadis kecil ungu sedang dalam perjalanan ke sini ketika dia gagal.
Pochi dan Tama maju ke depan dengan ekor mereka yang terselip di kaki mereka.

"Maafkan aku ~"
"Tama tidak salah nodesu! Itu karena Pochi meminta untuk menyelamatkannya nodesu!"
"Jangan khawatir."

Aku mengelus kepala keduanya.
Aku tidak cukup gila untuk memarahi mereka karena menyelamatkan orang.

"Master, orang-orang sudah mulai keluar dari ibukota lama. Mungkin ide yang baik untuk berganti lokasi."
"Aku mengerti."
"Satou, kami akan ikut denganmu."

Lady Ringrande memintaku untuk membawa mereka.

"Aku hero Nanashi. Jangan salah mengira diriku dengan earl Pendragon sekarang."
"Kau bisa menghentikan tindakan itu sekarang. Semua orang sudah tahu itu sejak lama, tidak ada yang akan menyebarkannya. Saat itu ... Aku bersumpah atas nama Hero Hayato. Akankah kau percaya pada kita saat itu?"

Pendamping lain juga bersumpah atas nama Hero Hayato.

Yah, kurasa tidak masalah kalau begitu.
Aku tidak percaya mereka akan bersumpah atas nama Hayato.

"Aku mengerti. Ayo kita pergi bersama."

Aku membawa semua orang ke salah satu pangkalanku.
Pangkalan padang pasir besar di sebelah barat Kota Labyrinth seharusnya tidak masalah, tidak peduli apa pun yang demon god dan gadis kecil ungu rencanakan, kerusakan di sini paling minimum.

Karena semua orang kelelahan, aku memutuskan untuk beristirahat di pangkalan ini.
Dan karena lady Ringrande dan teman-temannya telah mengetahui tentang identitasku, aku telah kembali ke wujud Satou.

"Kerja bagus semuanya. Aku sudah menyiapkan makanan dan pemandian di dalam mansion, gunakanlah untuk menyegarkan tubuhmu."

Aku telah mengeluarkan makanan untuk pesta perjamuan yang disimpan di dalam Storageku di atas meja kosong, dan mengeluarkan bathtub yang dapat menampung 30 orang sekaligus di antara koleksi Onsenku di dalam Storage dan menuangkan air hangat berwarna putih susu yang mengurangi kelelahan di dalamnya.
<TLN : Onsen = Pemandian air panas>

"Mandi!"
"Sungguh, Satou-chi kau yang terbaik!"
"Kau mau ikut denganku, Sera."
"Ane-sama, apakah kau meminta ikut dengan kami untuk mandi?"
"Ah, ya benar. Baiklah kalau begitu, aku akan masuk nanti."

Pendamping Hayato dan beberapa gadis pergi ke kamar mandi.

"Adaa banyak daging, Pochi bingung nodesu."
"Ou, aw-maw-zing ~?"
"Kita bahkan punya Daging Silver Skin di sini."
"Pochi, mari kita makan Hamburg Steak bersama-sama."

Gadis-gadis beastkin dan lady Karina suka daging seperti biasa.

"Steak Ghost Mushroom."
"Mia, semur ini juga lezat, jadi aku informasikan."
"Mia-sama, cobalah sup kaldu ini juga."

Mia, Nana, dan sang putri sangat suka sayur dan sup.

"Untukmu, Satou-san, dan ini untuk gadis itu."
"Zena-san, terima kasih."

Zena-san membawakanku dan gadis kecil ungu minuman.

"Master, jangan lupa untuk mengisi perutmu juga."
"Ini, bagaimana dengan buah-buahan yang lezat."
"Terima kasih, kalian berdua."

Lulu dan Hikaru membawa sandwich dan memotong buah yang bisa dimakan dengan satu tangan.

Setelah memastikan bahwa semua orang sudah mulai mandi dan makan, aku duduk dan mendengarkan gadis kecil ungu di sudut aula.
Arisa mewakili para gadis dan lady Ringrande yang mewakili para pendamping juga ada di sini.

"Kau memintaku untuk menyelamatkan Demon god sebelumnya, bukan? Bisakah kau memberitahuku apa yang kau maksudkan secara detail?"
"Tidak."

Aku memberinya jus yang dibawa Zena-san, lalu gadis kecil ungu itu mulai berbicara sedikit demi sedikit sambil meminumnya.

"Seseorang di antara para dewa - aku pikir itu adalah si idiot Zaikuon yang menaruh [Forbidden Power (Poison)] di dalam Crystal!"

Kristal ini pasti mengacu pada Divinity Crystal, [White Radiant Crystal], yang dicuri Demon god dari tujuh dewa pilar.

"Dan dan! Seluruh [Forbidden Power (Poison)] tersegel di bulan!"

Sepertinya semua yang membuat dewa Zaikuon gila dimasukkan ke dalam kristal.

"Pada tingkat ini, Netherworld dan Dunia Manusia yang ingin sekali diselamatkan master akan kacau semua!"
"Dengan penghancuran gerbang di Menara Ungu, koneksi antara Netherworld dan dunia manusia telah terputus. Dunia manusia seharusnya tidak dalam bahaya lagi."
"Itu tidak benar!"

Gadis kecil ungu itu bersikeras ketika dia berdiri.

"Itu tidak benar! Maksudku, ada Gerbang lain!"

--Eh?

"Dimana!"
"Ada jalur ke bulan dan labirin. Satu di Gua Dunia di bawah bulan dan satu lagi di Dungeon!"

Aku sudah menginjakkan kaki pada keduanya, tetapi tidak pernah berpikir keduanya akan memiliki gerbang--.

"Tama! Periksa bulan diluar!"

Arisa bertanya pada Tama yang ada di dekat jendela.

"Ya. Bulan ungu purnama ~?"
"Bulan-sama meneteskan air liur karena melihat daging yang Pochi makan nodesu!"

Aku menatap langit di luar jendela dengan firasat buruk.

Bulan ungu gelap menggantung di langit yang redup.
Meskipun seharusnya malam ini hanya muncul bulan baru, namun yang tampak sekarang adalah bulan purnama seperti yang dikatakan Tama.

Dan anehnya itu terlalu besar.

"... Perambahan, itu dimulai ..."

Lady Ringrande yang tercengang itu bergumam.
Dia mungkin menebak dengan benar, Netherworld sudah merambahi bulan.

『Core Two, bagaimana situasinya di dungeon mu?』
『Master Satou! Aku mendapat pesan dari badan utama Dungeon Core! [Menerima gangguan dari luar dungeon, sistem segera dimatikan, sehingga kami tidak mengalami kerusakan]. 』

Senang aku telah mengatur arahan untuk segera mengisolasi sistem kapan saja, berkat peretasan selama Hukuman Ilahi.

"Master, apakah menurutmu dungeon lain baik-baik saja?"
『Aku akan keluar sebentar.』

Aku pindah ke Ruang Dungeon Master di Phantasmal Labyrinth di mana aku terdaftar sebagai Master Dungeonnya.

『Master, apakah Kau menerima pesanku dari Core Two?』

Dungeon Core berbicara kepadaku begitu aku tiba di sana.

"Ya, benar. Bagus sekali, Core. Bisakah kau menghubungi dungeon lain saat sistem mati?"
『Ya master. Aku telah menghubungi semua dungeon kecuali satu. 』
"Kecuali satu?"
『[Dungeon Demon] yang bersebelahan dengan City Core Kota Seryuu Shiga kingdom utara telah jatuh ke tangan demon. Itu menolak komunikasi kami. 』

Satu, ya.
Tepat ketika aku akan melakukan teleport ke Kota Seryuu dengan Unit Arrangement, aku teringat sesuatu.

『Core, aku ingin kau melakukan sesuatu.』
『Ya, Master Satou.』

Aku memintanya untuk membuat [Self-Status] orb untuk semua gadis yang akan aku ambil nanti.
Dan sekarang gadis-gadis itu seharusnya bisa menggunakan magic tanpa chant seperti Arisa dan para hero.

Sekarang, bulan atau Kota Seryu, yang mana yang harus aku selamatkan--.

Ini bukan masalah, aku dengan cepat pergi ke misi penyelamatan dengan Unit Arrangement.


Note :
Yah, emang idupnya satou sibuk banget x'D

※ Chapter berikutnya direncanakan untuk terbit pada 4/11 atau 5/11



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar