Rabu, 05 Februari 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 93. Penginapan & Bar

Chapter 93. Penginapan & Bar


Dimalam itu.
Menemani Raphtalia yang berhumor buruk, kita memasuki bar yang berada di pulau sana untuk memperbaiki moodnya.
Awalnya Raphtalia berekspresi tidak senang, namun itu tergantikan dengan senyuman beberapa menit kemudian.

Bar dipenuhi dengan semangat membara dan keramaian para petualang yang saling berbicara satu sama lain.
Ada yang membicarakan tentang tempat pemburuan yang cocok untuk menaikkan level, ada yang membicarakan aksesoris yang dibelinya dapat menambah EXP yang didapat.
Usaha si penjual aksesoris palsu itu berjalan dengan baik.
Ngomong-ngomong, pembayaran yang dilakukan hero di bar akan dibayar oleh ratu.
Untuk sekarang, Aku duduk di meja bar dan menghadap Raphtalia.

“Kalau tidak salah, Raphtalia tertarik untuk minum juga ya.”
“Tidak... bukan begitu.”
“Padahal kau masih anak kecil, tapi sudah tertarik pada hal seperti ini.”

Ketika Aku masih bersekolah, Aku juga merasa ketertarikan untuk minum. Jadi Aku tahu perasaannya.
Jadi Aku memesan alkohol ke paman bar.

“Apa yang akan Firo lakukan?”
“Hmm?”

Aroma alkohol yang menyebar membuat Filo kebingungan dan membuat dia melihat orang-orang yang sedang ramai di bar.

“Disini cukup ramai..... tapi baunya aneh.”
“Begitulah.”

Ini masih terlalu awal untuk Filo.
Dia itu masih anak kecil. Dan lagi bila filolial meminum alkohol, mungkin akan membuat kerusakan disini.

“Baiklah! Siapakah yang akan menang!”

Muncullah orang yang mulai mengadakan adu panco bersama orang yang berada di bar.
Dua orang bertubuh kekar mulai mengadakan adu panco seolah-olah salah satu dari mereka akan mengalami patah tulang.
Dan dibelakang mereka terdapat orang yang bertaruh siapakah yang akan menang. Ah, Aku melihat Motoyasu sedang minum bersama cewek dengan riang, ia memang tidak pernah berubah.
Dibelakang mereka, ada penari wanita yang menari dengan seksi. Dan disebelahnya ada seorang pria yang menyanyi dengan memetik kecapi dengan satu tangan.
Inilah sebuah tempat yang mengeluarkan suasana dunia lain.

“Ah! Tempat disana sepertinya sangat menyenangkan!”

Apa dia tertarik untuk bernyanyi bersama penyanyi yang bermain disana? Karena Filo itu seekor burung.

“Kau coba saja. Jangan membuat masalah ya.”
“Un!”

Filo lari dengan langkah riangnya dan mulai menari mengikuti nada musik.
Selama kita duduk di meja bar, minuman yang kita pesan datang.
Aku meminumnya sedikit.
Ug-.....n. Bahkan setelah datang ke dunia lain, rasa alkoholnya tidak berubah.
Rasanya sepeti jus.

“Ini alkohol....”
“Ya, ini akan baik-baik saja untukmu Raphtalia, karena tubuhmu sudah menjadi dewasa.”
“Baiklah!”

Sepertinya gak aneh, melihat seorang anak kecil yang baru pertama kali minum dan Raphtalia menempatkan mulutnya dengan hati-hati di gelas yang berisikan alkohol.

“.... Rasanya agak pahit.”
“Ya, begitulah.”

Padahal untukku ini masih terasa seperti jus dan air biasa.
Aku belum pernah mabuk.

“Menurut Naofumi-sama minum alkohol itu bagaimana?”
“Tidak ada yang spesial.... Aku tidak menjadikannya sebagai hobi. Aku hanya minum bila sedang bergaul saja.”
“Jadi begitu ya.”
“Di duniaku ada orang yang tidak minum sedikitpun, jadi disini juga pasti ada.”

Ren dan Itsuki itu di bawah umur, tapi ini didunia lain, mungkin mereka minum juga.
Ah.... Aku melihat Itsuki sedang mengikuti jamuan diluar bar.
Aku pikir kau itu dibawah umur.
Oh iya, ini dunia lain. Tidak ada peraturan yang bisa menghukumnya.
Kemungkinan besar Ren juga sudah minum.

“Ini mungkin bagus untuk mengukur seberapa banyak kau bisa minum.”
“Benar....”

Raphtalia menempatkan gelas berisi alkohol di mulutnya dan meminumnya sampai habis.

“Bagaimana perasaanmu?”
“Baik.”

Aku mengingat kembali jamuan di dunia asalku.
Tidak ada cewek yang merasa harus menghindari alkohol.
Ya, baru-baru ini stres Raphtalia terus menumpuk, Aku harap ini akan bagus untuknya.
Karena tujuan awal pembuatan alkohol sejak zaman dahulu untuk menyegarkan kembali tubuh dari keseharian yang melelahkan.
Dari awal dia itu sudah cukup sabar. Aku cukup tertarik dalam pemikiran dia yang sesungguhnya.

“Hei, tidak usah khawatir minum saja terus.”
“Baiklah.”

Sambil menawarkan Raphtalia untuk terus minum, suara penyanyi yang berada diatas panggung bisa terdengar dengan jelas.
Ketika Aku melihat kesana, Filo dalam wujud monster sedang ikut bernyanyi dengan menyamakan temponya dengan penyanyi itu.
Dengan nyanyian itu, suasananya mulai memanas.
Itu baik-baik saja jika mereka menikmatinya....
Hm? Sepertinya Motoyasu menyadari keberadaan Filo yang sedang menyanyi.
Biarkan saja. Aku yakin kau tidak akan menerkamnya dalam wujud monster.

“Bernyanyilah dalam wujud malaikatmu, Firo-chan~!”
“Tidak mau!”

.....Baiklah. Semuanya terlihat bagus.

Tiga puluh menit kemudian.

“Bisakah kita menaikkan level bersama hari ini dengan Naofumi-sama?”

Setelah meminum 15 gelas alkohol, Raphtalia mulai membicarakan pemikirannya kepadaku.
Kosa kata yang dikatakan oleh orang mabuk sangat tidak beraturan.
Kecuali untuk pipinya yang sedikit memerah, tampaknya dia masih sadarkan diri.
Alkohol itu cukup kuat.
Lagian ini cukup tepat untuk terus menemaninya, ini akan menjadi masalah bila efeknya muncul besok....

Paman bar tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya setelah melihat Raphtalia yang sebenarnya peminum berat.
Rupanya, demi-human tidak begitu kuat menahan efek alkohol.
Tapi..... Buah yang disimpan di meja konter berbentuk seperti anggur ini cukup enak.
Kesan yang diberikan kepadaku sepeti anggur kental, tapi ini juga memberikan rasa yang melegakan. Namun, setelah memakannya.... itu membuat lenganku yang satunya bergerak untuk memakannya lagi.

“Dialah pemenangnya—!“ 

Orang yang kalah dalam adu panco terjatuh disana.

“Hei kau! Kita ini sedang berbicara, tolong jangan ganggu kami!”

Raphtalia mengatakan itu dengan mood yang buruk.
Biasanya dia tidak akan mengatakan hal seperti itu. Apa ini efek dari alkohol tadi?
Jumlah stres yang dia miliki cukup banyak. Dan itu bukan hanya karena Ren dan Motoyasu.
Kalau dipikir-pikir, ketika menjadi penjual keliling kita tidak pernah beristirahat, ketika melawan gelombang dan juga ketika hidup menjadi buronan.
Curhat mungkin diperlukan.

“Ha! Jangan banyak omong sebelum kau memenangkan adu panco.”
“Jadi begitu ya?... Baiklah. Aku akan menjadi lawanmu.”

Raphtalia mulai menggulung baju bagian lengannya dan mendeklarasikan keikutsertaan dia dalam adu panco.
Ya..... Ini pasti baik-baik saja. Lagian ini akan menjadi masalah bila seseorang terluka.
Tapi..... Buah anggur ini sangat enak.

“Anuu....”

Paman bar mendekatiku dan bertanya dengan gelisah.

“Hm?”
“Apa kau baik-baik saja?”
“Ya, itu bukan masalah kok.”
“Tidak, bukan itu yang Aku maksud....”
“Ya?”

Entah kenapa wajah paman bar memucat.
Kenapa ia membuat wajah seperti itu?

“Mana alkoholnya! Masukkan alkoholnya lagi!”

Dan dengan suara yang keras, seorang pria membawa tong besar yang berisikan buah seperti anggur dari ujung bar dan menggelindingkannya.
Apa ini resep rahasianya? Ya sudah, bukan masalah selagi buah itu enak.
Suasana bar terus ramai dengan penuh kesibukan.
Dan untuk pertandingan adu panco yang dilakukan Raphtalia, dimenangkan olehnya dengan sekali coba.
Siapakah yang bisa mengalahkannya dalam adu panco?! Dan, ada seruan lain.
Filo sedang bernyanyi dengan antusias bersama penyanyi disana.
Sepetinya perubahan temponya cukup bagus.
Sambil memikirkan itu, Aku melemparkan buah seperti anggur ini kedalam mulutku lagi.

“Ah, apa yang kau lakukan!”

Seorang lelaki berteriak sambil menunjukku.
Seketika suasana dalam bar menjadi hening.

“Ada apa? Apa yang terjadi?”

Orang yang berteriak itu datang mendekatiku.
Apa orang itu terlalu banyak minum sampai ia melakukan ini?

“Kau, memakan Buah Rukoru secara langsung, apakah kau ingin segera mati!?”
“Haa? Buah Rukoru?”

Karena disana masih ada satu tandan buah itu jadi Aku masukkan lagi kedalam mulutku.
Tak lama kemudian, orang-orang mulai berisik kembali.
Apakah ada hal aneh terjadi?

“Na-Naofumi-sama. Apa yang kau lakukan?”

Sepertinya Raphtalia terbangun dari keadaan mabuknya karena keributan ini.

“Mana kutahu? Aku tidak tahu kenapa orang-orang mulai ribut.”

Cita rasanya bisa membuatku ketagihan. Ini mungkin akan menjadi buah favoritku.
Makan lagi yuk.
Aku melemparkannya lagi kedalam mulutku.

“Ah, kau masih memakannya!?”

Entah alasannya, seluruh perhatian dalam bar merujuk kepadaku.
Apa yang membuat semua orang ini terkejut?
Aku masukkan lagi kedalam mulutku.

“Ada apa?”

Motoyasu melihat yang terjadi disini dan mendekatiku.

“Aku juga tidak tahu, mereka ini merasa tidak nyaman dan membicarakanku karena Aku memakan buah ini.”
“Menarik... Buah itu pasti harganya mahal, kan?”
“Yang benar saja? Maafkan Aku. Aku akan membayarnya nanti, jadi pakai bon dulu sekarang.”

Shadow akan membayarnya jika Aku meminta. Itu karena ratu memihak padaku. Sehingga Aku bisa makan dengan bebas.

“Uhh..... Benar sekali buah itu sangat mahal....tapi itu bukan masalahnya....”

Paman bar menjawabnya dengan ragu-ragu.
Ini buah apa?

“Uhh... jadi, Buah Rukoru itu bisa diminum setelah mencampurkannya dengan tong berisikan air. Jika kau memakannya secara langsung maka.....”
“Haa? Apa yang kau katakan? Aku tidak akan tertipu olehmu.”
“Tidak.... Memang itu kenyataannya....”
“Naofumi tidak bisa mabuk. Kebohongan itu tidak akan berlaku untukku.”

Sambil mengatakan itu Motoyasu mengambil buah Rukoru dan melemparkannya kedalam mulutnya.

“Oh.... ini kaya akan rasa, ini enak-----“

Tepat setelah mengatakan itu, Motoyasu terjatuh kedepan dan pingsan.
Suara terjatuhnya yang keras bergema menembus ruangan.
Haha! Mata orang ini menjadi putih semua.
Itu berarti, buah ini beracun?

“Oh tidak! Hero Tombak-sama memakan buah Rukoru dan pingsan!”
“Cepat buat dia memuntahkannya!”
“Benar!”

Keributan dalam bar terus bertambah dan Motoyasu sedang dibawa pergi.
Yang benar saja.... bukankah suasana menyenangkan ini hancur dalam seketika?
Akan tetapi, buah ini sepertinya mengandung kadar alkohol yang tinggi.

“Raphtalia, kau mau memakannya?”
“Tidak...”
“Lalu, apa Filo akan memakannya?”

Filo berhenti menyanyi, kemudian datang kepadaku, dan membawa buah itu ke dekat mulurnya.
Tiba-tiba, Filo menutup mulutnya dan menjauh dariku.

“Tidak!”
“Tumben kau tidak rakus.”
“Buah itu, sangat menjijikkan.”

Hmm... entah kenapa reaksinya sangat buruk.
Aku tidak menduga Filo akan menolaknya juga.

“Dia itu Uwabamiiiiiiiiiii!”
<TLN : uwabami itu berarti peminum kelas kakap>
“Dia itu monster.”
“Bahkan dewa alkohol akan lari terbirit-birit setelah melihatnya—!“

Kerumunan itu mencair dalam keributan.
Buah ini.... apa ini sebuah candaan?
Aku tidak akan tertipu.

“Maafkan Aku telah menyebabkan keributan. Haruskah kita kembali ke penginapan sekarang?”
“I-iya.”

Selagi kita pergi dari bar, masih terjadi keributan disana.

“Oh iya, bayarannya akan dibayar nanti, seorang pengirim atas nama Hero Perisai akan membayarnya, mungkin.”

Setelah mengatakan itu kepada paman bar, kita pergi dari sana dan menuju penginapan untuk beristirahat.
Kemudian, ada rumor berlebihan yang tersebar di pulau ini.... rumornya adalah Hero Perisai menjadi monster dalam wujud manusia.
Apa pengaruh dari Gereja Tiga Hero masih ada?




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar