Kamis, 12 November 2020

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 42. Raja Iblis yang Membunuh Undead

Chapter 42. Raja Iblis yang Membunuh Undead



Ada sekitar seribu Undead. Para komandan pasukan Undead itu menyuruh mereka berbaris dalam barisan panjang. Mirip seperti ular. Rasanya seperti menyaksikan anak-anak berbaris menuju ke sekolah.

Dapat dikatakan bahwa mereka tidak mengharapkan pertempuran yang sulit. Namun, itu tidak sepenuhnya salah. Mereka mungkin tahu jumlah kami. Dengan pasukan hanya tiga ratus, tidak ada bedanya jika kita menyerang mereka dari belakang atau depan. Hasilnya akan sama.

Kami tidak bisa mengepung dan memusnahkan mereka. Tampaknya satu-satunya hal yang diinginkan musuh sekarang adalah mengakhiri ini secepat mungkin.

Mungkin aku harus bersyukur bahwa mereka tidak meremehkan kami sampai pada titik di mana mereka mengabaikan tiga ratus pasukan kami dan langsung menuju kastil Ashtaroth.

Aku memikirkan ini ketika aku mencoba mencari komandan mereka.

“Hijikata, apakah kau bisa melihat siapa yang memimpin mereka?”

“Menurut laporan, itu adalah penyihir manusia dengan wajah yang menakutkan.”

“Oh? Manusia?"

"Sepertinya."

"…Seorang manusia. Begitu rupanya."

Aku tidak suka itu. Seolah ingin memperdalam intuisi ini, Jeanne mendekatiku.

“Aku baru saja menjelajahi daerah musuh menggunakan Gargoyle.”

“Kau tahu itu berbahaya bukan?”

“Itu tidak berbahaya. Mereka adalah Undead. Mereka tidak bisa menembakkan panah."

“Tetap saja, Gargoyle tidak bisa dengan mudah menggendong seseorang seberat dirimu. Gargoyle itu bisa saja tiba-tiba kelelahan dan jatuh dari langit. "

“Aku menggunakan dua ekor Gargoyle. Selain itu, aku tidak seberat itu. Aku tersinggung, Astaroth-sama.”

Dia cemberut berlebihan. Namun, dia mungkin tidak mempertimbangkan berat semua armornya. Tapi ini bukan waktunya untuk bercanda, apalagi menenangkannya, jadi aku bertanya terus terang padanya.

“Jeanne. Siapa komandan mereka?"

“Orang yang sama dengan yang kau pikirkan.”

"…Begitu rupanya. Jadi yang memimpin mereka adalah Necromancer, Sharltar.”

"Iya."

“Baiklah kalau begitu.”

“Tapi apakah dia tidak mati di desa para Dwarf? Bagaimana bisa dia hidup kembali? Mungkinkah itu saudara kembarnya?"

“Meskipun itu bukan tidak mungkin, dia bisa saja menggunakan Undead untuk menghalangi ledakan sehinggi dia tidak terkena dampak langsung ledakannya atau dia bisa saja menggunakan sihir untuk memalsukan kematiannya sementara dia terkubur di dalam tanah. Ya, sepertinya itu sangat mungkin.”

“Yah, dia pasti sangat membencimu sekarang.”

"Tentu saja. Bagaimanapun juga, dia memilih untuk menyerang kelompok kecil kita daripada menuju ke kastil."

“Kalau begitu karena ini serangan balas dendam. Astaroth-san, kurasa kau tidak harus berada di garis depan.”

“Pertarungan ini tidak akan mudah sehingga aku dapat berada di belakang. Kita harus berurusan dengan seribu Undead ini terlebih dahulu!”

"Serahkan padaku. Aku adalah seorang Saint. Kami lah yang terbaik untuk melawan undead."

“Aku berharap banyak darimu, Jeanne.”

Pada saat itulah undead memulai serangan mereka. Untuk tentara kami, mereka menghadapinya dalam satu kelompok. Jeanne, Hijikata, dan aku masing-masing memimpin seratus dan bergiliran memimpin mereka menuju pertempuran.

Jeanne akan menjadi yang kelompok yang pertama. Itu adalah sesuatu yang dia tekankan.

“Aku adalah Maid of Orleans! Namun dalam beberapa bulan, aku bukan lagi seorang Perawan! Ini karena aku akan menjadi istri Raja Iblis!” Teriaknya. Ini adalah berita baru bagiku, tetapi dia membuat pernyataan itu dengan sangat yakin.
<TLN: Maid of Orleans itu artinya Gadis Suci dari Orleans, atau dengan kata lain Gadis Perawan>

Tentu saja, kesombongan seperti itu tidak berarti apa-apa bagi para Undead. Mereka bahkan tidak bisa memahami ucapan manusia. Hanya Sharltar yang bisa berbicara dengan mereka dalam bahasa undead.

“ARRGhhHH !!”

Mereka berteriak saat mereka bergegas maju.

Jeanne memperhatikan mereka dengan tenang. Dia bahkan tidak menghunus pedangnya sampai mereka begitu dekat sehingga mereka bisa menyentuhnya. Tetapi ketika saat dia melakukannya, dia mencabik-cabiknya. Undead adalah mayat hidup, dan pedang suci Saint Jeanne menebas mereka. –Tidak hanya itu, tetapi bilah pedangnya juga memanjang.

“Rasakan kekuatan pedang suci ini, Nouvelle Joyeuse!” Teriaknya dengan bangga. Dan kepercayaan dirinya itu pantas dia miliki.

Karena dia telah menebas tiga puluh Undead dengan satu serangan. Pemandangan itu terlihat aneh. mistis dan cantik.

Dialah Maid of Orleans.

Aku berkata seperti itu, dan dia tersenyum. Setelah itu, dia menghabiskan setengah hari untuk membunuh zombie.

Beberapa saat kemudian, anak buah Jeanne terlihat kelelahan. Kebanyakan pasukan Jeanner terdiri dari manusia, dan mereka tidak cocok untuk pertempuran panjang.

Jadi mereka di tarik kembali dan tim Hijikata dikirim maju. Dia memimpin pasukan Werewolf, dan menghancurkan gelombang serangan musuh tanpa ampun.

Kepala-kelapa Undead berterbangan di udara dan hancur. Kerangka hancur dengan satu pukulan. Dan bukan hanya Werewolf monster di sana. Hijikata sendiri adalah salah satunya.

“Pedang ini haus darah. –Tapi sekali lagi, Undead bahkan tidak berdarah.” Dia bercanda saat dengan terampil menerobos barisan musuh. Saat dia menikmati sensasi memotong Undead Zombie, dia menyerahkan Skeleton kepada Werewolf. Meski begitu, dia tidak kejam.

Kadang-kadang, ketika dia melihat tentara bayaran manusia yang telah disewa oleh Sharltar, bukannya membunuh mereka, dia hanya memotong tangan mereka.

“Itulah yang kau dapatkan karena membantu kejahatan.” Katanya. Sekarang setelah aku memikirkannya, dia sebenarnya agak kejam.

Tapi mungkin itu adalah kebaikan, karena kami berada di medan perang di mana nyawa dapat dengan mudah diambil.

Toshizou tidak kesulitan memotong Undead, tetapi ada beberapa musuh yang muncul dan menjadi tantangan bagi timnya.

Wraith telah memasuki Medan pertempuran.

Pedang Izuminokami Kanesada miliknya bisa memotongnya. Bahkan cakar Werewolf pun masih bisa memotong mereka. Namun, pasukan Orc dan Goblin kami tidak berdaya, yang merupakan kerugian besar.

Tapi kami memiliki tim penyihir manusia untuk mengatasi hal seperti itu. Mereka adalah manusia yang telah kukumpulkan dengan memasang pengumuman di sekitar kota. Orang-orang ini mampu mengalahkan para Wraith dengan satu mantra.

“Terima kasih, Astaroth-san. Kau sangat bijaksana." Kata Toshizou.

Mereka agak bisa diandalkan, tapi mereka tidak bisa menjadi pengganti Jeanne atau Toshizou. Meskipun mereka memiliki sihir yang kuat, itu terbatas. Dan batasan mereka terjadi dengan cepat. Toshizou juga tampak melelahkan. Sudah waktunya aku melangkah ke garis depan.

Toshizou melihat ini dan berkata,

“Sekarang inilah daya tarik utamanya.”

Kemudian bersiul.

“Diam dan beristirahatlah. Ini tidak akan berakhir dalam sehari dua hari.”

Dia tampak sangat kecewa dengan ini, tetapi itu benar. Itu akan berlangsung selama tiga hari.

Selama tiga hari itu, aku bertarung seperti singa. Sejarawan masa depan akan menyebutku dengan gelar 'Undead Slayer'.

Note: 
Jangan lupa klo ada kesalahan bisa koreksi lewat komen di bawah atau DM FP Isekai chan yak


PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Tasha Godspell
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar