Rabu, 25 November 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 182. Wrath Dragon

 Chapter 182. Wrath Dragon



“GURU!?”

Setelah mendengar perkataan itu, Gaelion berhenti.
Oh! Apa kasih sayang dari orang tua dan anak berhasil memberhentikannya?
Apakah begitu?

“Ayah?”
“Eh?”
“Aku memikirkan kemungkinan itu, tapi ternyata benar.”

Rat mengatakan sesuatu dan mengangguk karena sudah yakin dengan tebakannya.

“Uhnn. Ayahku itu.... adalah seekor Dragon yang menguasai wilayah ini.”

Lalu, Taniko mengangguk dan mulai berbicara dengan Gaelion.

“Ini cerita yang jarang terjadi. Sebuah cerita mengenai monster yang membesarkan anak manusia dan Demi-Human, kebanyakan monster itu adalah manusia serigala dan Dragon.”

Apa? Kenapa ada kata manusia serigala disana?
Eh? Itu berarti Taniko benar-benar dibesarkan oleh Dragon?
Padahal, Taniko sudah dipastikan Demi-Human Anjing, dia tidak memiliki karakteristik dari seekor naga.
Lagi pula.... ini adalah tempat Dragon Zombie, jadi tidak mungkin. Dalam hal ini, mungkin dragon itu menjadi induknya ketika dia masih hidup?

Berarti, mantra sihir spesial itu diajarkan oleh dragon?
Mengapa Sadina bisa mengetahui jenis mantra sihir seperti itu?
Sadina melihat ke arah sini.

“Ra.Ha.Sia.”

Kelakuannya menjengkelkan sekali.
Aku akan meminta penjelasannya nanti.

“Sudah cukup, hentikan semua ini.... Ayah. Di tempat ini sudah tidak ada yang tersisa. Mungkin Ayah membenci hero yang mengambil semua milikmu. Tapi, jangan mengganggu dunia ini, karena tidak ada yang akan berubah.... sudahilah percobaan untuk mengambil sesuatu yang tidak bisa dimiliki lagi!”
“GU....”

Gaelion mengerang khawatir mendengar perkataan Taniko.
Dia seperti tidak mau mendengar semua itu sampai menutup kedua telinganya dengan kedua lengannya.

“Mau sampai kapan kau melakukan ini. Aku tahu bahwa hero telah merenggut kebahagiaanku, kebahagiaan ayah. Tapi, Hero Perisai... dia itu berbeda. Dia baik hati kepada semua orang di desa. Dia berbeda jauh dengan orang negara ini yang suka mencambukku bila berbuat salah. Dia juga berbeda dengan orang-orang desa yang tertawa ketika mengambil harta ayah.”

Sambil berlinang air mata, Taniko mengatakan semua ingatan masa lalunya untuk membujuk Gaelion kembali.
Karena perkataan itu tepat sasaran, akhirnya dia menutup telinganya.
Aku tidak menyangka, bahwa ada Dragon yang membesarkan anak Demi-Human.... apa karena aku terlalu sering bermain game sampai berpikiran itu hal yang mustahil di dunia nyata?

“Aku mohon..... kembalikan tubuh anak naga itu.... karena dia itu.... sama denganmu, ayah, Gaelion itu masih hidup! Lalu, kembalikan kekuatan dari anak bernama Filo-chan.... karena ayah... ayah sudah tidak boleh berada disini.”
“GYAOOOOOOOOOOOOOOOO!”

Kemudian dia mulai menggaruk-garuk dahinya.
Dan kemudian....

“Gyaa, Gyaa....”

Dari setiap garukan itu membuat sebuah lubang di dahinya.
Dalam lubang itu, muncul seekor bayi dragon yang mirip dengan Gaelion, kemudian dia melompat keluar.

“Gaelion!”
“Gyu....aa.”

Wujud Gaelion yang baru saja lahir ada disana.
Exp dari level dan unsur pertumbuhan sebelumnya ikut tersedot dengannya, sepertinya itu terjadi karena dia ingin mencegah dragon itu mengamuk pada Taniko dan kita semua.
Lalu.... Dragon yang memusuhi kita sebelumnya mulai berwarna hitam dan meleleh sambil menatap kami.
Lalu dia menatap Taniko dengan maksud menentang semua ini.

“Ayah. Jika kau terus keras kepala seperti ini.... maka aku akan melakukan segala hal untuk menghentikanmu.”

Ketika Taniko kembali ke tempat Melty dan Sadina, dia menghirup nafas sedalam mungkin.

“Sadina-oneechan. Aku, ingin menghentikan ayah.”
“Baiklah.”
“Sepertinya kita harus melakukannya.”

Mereka bertiga mulai berkumpul dan memulai mantra kooperatif.
Kali ini dilakukan dengan cepat. Sepertinya kalimat mantra itu memahami Taniko.
Aku rasa bukan itu, Gaelion kecil itu merentangkan sayap kecilnya dan terbang di antara mereka bertiga ketika melantunkan mantra.
Aku melihat pada Dragon hitam pekat itu yang sedang meleleh.

“GYAOOOOOOO!”

Jadi dia ini adalah orang tua Taniko.... Sebelumnya aku pernah melawannya, namun kali ini dia terlihat lebih kuat dari sebelumnya.
Karena waktu itu dia tidak memiliki taring dan tanduk.

“Count, apa lukamu sudah membaik?”
“Bagaimana menurutmu?”

Ya, ini adalah luka bakar dari api Dark Curse Burning S. Lagi pula, api yang disemburkan sudah dilemahkan, jadi tidak begitu parah.
Yang aku rasakan adalah kutukan sebelumnya ditambah dengan kutukan baru sebagai damage tambahan.

“Kutukan itu hanya mengurangi pemulihanku saja. Jadi jangan khawatir karena aku bisa menyembuhkan ini dengan air suci dan mantra penyembuh tingkat tinggi, tapi karena efek dari mantra kooperatif itu, aku merasa lebih baik.”

Aku mengatakan itu sambil maju untuk melindungi Taniko dan yang lain.
Lalu Gaelion terbang dan hinggap di pundakku.

“Ini berbahaya, cepat turun.”
“Tidak mungkin.”
“Apa!?”

Gaelion berbicara.
Tapi kenapa suaranya kecil.

“Jangan terkejut, diriku bisa ketahuan oleh Wyndia nanti.”
“Kau....”

Jadi dia ini ayah Wyndia yang merasuki Gaelion.
Jadi kau masih tetap bersama dengan Gaelion kecil.

“Diriku sangat senang dengan pertumbuhan anakku. Hero Perisai. Ada suatu hal. Biar diriku memberitahumu sesuatu. Pastinya dirimu sudah menyadari ini, bukan?”
“Memangnya aku harus menyadari itu sendiri..... bukannya kau ingin memberitahuku. Tidak.... aku juga sudah menyadari ini.”

Aku melihat ke arah Gaelion yang sedang menjadi musuh kita saat ini.
Namanya berbeda. Tidak juga, sekarang aku bisa mengetahui statistik sekarang.

Wrath Dragon.

Sekarang, Dragon hitam besar bernama Gaelion sudah menghilang.

“Benar. Itu adalah diriku yang termakan oleh rasa amarahmu, hingga akhirnya diriku terlahir dalam bentuk kemarahan. Sebelum diriku kehilangan kesadaran lagi, cepat habisi diriku ini.”
“Apa kau mengerti? Aku tidak bisa menyerang.”

Dari awal, satu-satunya alat penyeranganku hanya Wrath Shield saja. Namun, jika tanpa itu aku tidak bisa menyerang apapun.

“Tenang saja, diriku akan membantumu menyerang. Yang perlu kau lakukan hanya menahan seranganku saja.”
“Iya, iya. Itu merupakan keseharianku.”
“Itu benar juga. Dalam perisaimu, ada ingatan diriku dan kejadian masa lalu yang sampai membuat semua ini menyusahkan banyak orang..... diriku menyerahkan sisanya padamu.”

Ya ampun, entah kenapa aku merasa masalah utama yang disebabkannya masih belum selesai?
Aku memasukkan Gaelion ke dalam party, lalu pembacaan mantranya bertambah cepat.
Aku menerima serangan nafas Wrath Dragon, serangannya lebih kuat dari yang sebelumnya.

Aku mulai merasakan rasa sakit yang mematikan diseluruh tubuh. Aku tidak bisa menahan semua ini dalam waktu lama. Ini bisa membuat aku gila.
Namun, aku bisa membuatnya sedikit mundur walaupun Wrath Dragon terus menyerangku tanpa henti.

Serangan menggigit dengan seluruh kekuatannya, lalu menyerang dari atas untuk membuatku terjatuh ke tanah.
Dalam waktu serangan itu, aku menggunakan Meteor Shield, Shield Prison dan Air Strike Shield untuk menahan dan menghindari serangannya.

“Wahai air mengalir yang dapat menghanyutkan kebencian, dendam dan kutukan alam. Wahai Dragon Vein, kami meminta kekuatan yang dapat menyelamatkan dunia. Berilah kami keajaiban.”
“Diriku, Gaelion memerintah surga, memerintah alam, untuk memisahkan hukum alam dan menyambungkannya kembali hukumnya untuk mengeluarkan nanah dari dalamnya. Wahai kekuatanku, bangkitkanlah kekuatan yang dapat memutuskan aliran emosi dihadapanku!”
 
Aku bisa mengerti semua mantra yang dibacakan Gaelion melalui sistem penerjemah perisai. Perisaiku mengeluarkan suara setruman listrik, lalu menampilkan hasil penerjemahan itu dihadapanku.
Sadina mungkin menyadari itu, karena dia melihat ke arah Gaelion.

““Erasing Aqua Slash!””
““Annihilating Wave of the Water Dragon!””

Pembacaan mantra sihir dari mereka bertiga selesai, kemudian kekuatan sihir mengelilingi Gaelion.

“Eh!?”

Taniko meninggikan suaranya karena terkejut akan kejadian itu lalu Melty terduduk kelelahan.
Sadina lari menuju hutan sambil membawa tombaknya, lalu Gaelion mengumpulkan kekuatan sihir itu menjadi bola sihir.

“Naofumi-chan dan Rat-san, cepat beri mantra pendukung!”
“Ah!”
“Zweit Aura!”
“Fast Power! Fast Magic!”

Dengan mantra pendukungku dan mantra pendukung dari Rat, serangannya bertambah cepat.

“Ayo. Gaelion-chan!”
“GyaUUUUUUUUUU!”

Gaelion yang sebenarnya meraung [KyuA].
Gaelion menarik nafasnya sedalam mungkin lalu menghembuskan bola sihir itu.
Kemudian sejumlah air mengalir dengan deras dari bola tersebut dan menyerang Wrath Dragon.
Sadina memasuki aliran air yang deras itu lalu berenang hingga memunculkan tornado.

.... Serangannya lebih mencolok dari pada Raphtalia dan Filo. Hebat sekali.
Apa dia itu lebih kuat dari mereka berdua?
Padahal statistik Sadina tidak begitu tinggi.
Apakah ini karena efek koreksi pertumbuhan?

Serangan yang mencolok itu bukan berarti kuat.... aku merasa aneh saja.
Jika aku yang dulu, pastinya akan mengeluh.

Layaknya robot raksasa yang sedang bergabung menggunakan gelombang elektromagnetik, Sadina menggunakan serangan pamungkasnya dengan mengelilingi Wrath Dragon sebelum menyerangnya.
Pada saat yang bersamaan, bola air yang Gaelion hembuskan menghilang.

“Bagaimana dengan ini!?”

Sadina mendarat dipundak Wrath Dragon sambil mengatur nafasnya. Tentu saja, aku mendekat untuk mengecek keadaan Wrath Dragon.
Wrath Dragon dengan keadaan perutnya yang berlubang berjalan perlahan.... kemudian terjatuh dan meraung dihadapanku.
Entah kenapa aku merasa kemenangan sudah ada didepan kita.

“GYAOOOOOOOOOOOOOO!”
“Dia hebat sekali, dapat menahan seranganku...... Oneesan sudah tidak kuat lagi.”
“Diriku terlalu meremehkan emosi yang diriku miliki, ternyata dirinya memiliki statistik seperti itu, diriku tidak menyangka akan tertipu dengan semua ini.”

Semua orang yang disini sudah mencapai batasnya.
Yang bisa bergerak hanya aku dan Rat saja.

“Rat, apa kau punya rencana?”
“Hmm..... aku hanya memiliki ramuan pertahanan diri saja.”
“Cepat kau lemparkan.”
“Baiklah.”

Layaknya air, Rat melempar ramuan itu tanpa ragu.
Ada yang meledak, ada yang melelehkan sesuatu sampai menghasilkan bau yang aneh, dan masih ada kejadian lainnya.

“Sebenarnya itu cukup mahal..... sepertinya kita akan mati disini.”
“Jangan menyerah! ..... Apa boleh buat. Aku akan mengalihkan perhatiannya! Semua cepat mundur!”

Pada akhirnya ini yang akan terjadi.

“Bagaimana denganmu, Count?”
“Aku akan menghalanginya disini sampai kalian semua selamat, setelah itu aku akan melarikan diri dari sini.”

Aku tidak ingin mati mengorbankan diri. Karena aku tidak mau melakukan hal seperti itu.
Damage yang diberikannya pastinya besar, selama bisa menghindar pastinya akan baik-baik saja.
Sebaiknya sekarang melarikan diri, lalu menyiapkan semuanya sebelum kembali lagi kemari. Jika Raphtalia datang pasti kita akan menang.
Bagaimana dengan Filo? Apa dia akan baik-baik saja? Dia itu imut sekali. Aku tidak ingin dia mati.

..... Seperti ada yang aneh.
Aku yakin, ada sesuatu yang aneh.
Apa diriku memang seperti ini?

“.... Kita tepat waktu.”

Aku mendengar suara pijakkan kaki dan suara orang yang aku kenal.
Ketika aku melihat ke sumber suara, entah kenapa Raphtalia dan Atla sedang menunggangi Filo yang sedang melompat.

“Raphtalia-oneechan! Cepat!”
“Serahkan saja padaku!”
“Aku mohon Raphtalia-san. Cepat bantu Tuan Naofumi dan semuanya!”

Pedang Raphtalia bersinar, mungkin karena dia sudah mempersiapkan serangan.
Saat melihat kedatangan Raphtalia, Wrath Dragon ketakutan lalu berbalik dengan mulut terbukanya dan mencoba untuk kabur menuju ke langit.
Kenapa? Kenapa kau takut setelah melihat Raphtalia yang ingin menyerangmu?

“Tak akan kubiarkan kau lolos!”

Raphtalia melompat dengan menggunakan Filo sebagai pijakkannya, lalu menyamai ketinggian Wrath Dragon kemudian menebasnya.

“GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!”

Dengan suara yang keras, Wrath Dragon terbelah dua dan terjatuh ke atas tanah setelah Raphtalia menebasnya.

“Ayah.... maafkan aku. Aku sudah tidak akan melihat masa lalu kembali.”
“....”

Aku menatap punggung Taniko yang menyatukan kedua tangannya sambil menitiskan air mata.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar