Chapter 178. Memahami Kekuatan Saat Ini
Sudah 4 jam berlalu sejak kita pergi mengejar Gaelion.
Statistik Filo yang berkurang terus, dapat sedikit dihentikan berkat Atla yang menahan aliran itu keluar.
Walaupun begitu, Exp Filo masih terus berkurang.
Meskipun pengurangan levelnya berjalan perlahan, tetap saja keadaannya masih buruk.
“Alta. Apa kau tahu arah aliran kekuatan itu pergi?”
“Tahu, Filo-chan memberitahuku arahnya dari aliran kekuatan itu.”
“Bagus.”
“Haaaa..... Haaaa....”
“Filo-chan.....”
Alta sedang menunggangi punggung Filo, dan yang mengendalikan kereta adalah Melty.
Rat dan Taniko sedang membahas keadaan saat ini, dan Sadina sedang memperhatikan bagian belakang.
Filo semakin kelelahan.
Kalau tidak segera ditangani maka akan berbahaya.
Motoyasu, Filo tercintamu sedang dalam bahaya.
Dimana dan sedang apa dia pada waktu seperti ini.
Inilah kesempatanmu untuk membuat flag baru.
Ya ampun, dia itu sangat mengganggu namun berguna, tapi pada saat dibutuhkan malah tidak ada.
<EDN: Flag disini maksudnya kayak progress digame galge, dapetin poin plus dari heroine ketika sedang kesulitan :v>
“Mau sejauh apa dia terbang?”
“Benar. Aku rasa dia memiliki tujuan tertentu.”
Setelah membuka peta, Rat memberitahu posisi kita saat ini.
Ini masih tengah malam. Pastinya matahari akan terbit, tapi itu masih lama.
“Jika sudah tidak ada pilihan, maka kita harus membasmi Gaelion.... Apa kau mengerti?”
Aku langsung mengatakan itu pada Taniko. Orang paling dekat dengan dragon itu hanya Taniko. Walaupun secara kepemilikan, Gaelion milikku, tapi aku merasa Taniko memiliki hak untuk memutuskan juga.
“...Benar.”
“Apa aku tidak salah dengar. Aku mengira kau akan menolak ini.”
“Bukan berarti kita akan menyerah sekarang, bukan?”
“Ya, bisa dibilang begitu.”
“Aku mengerti. Ini bukan berarti pilihan terbaikmu. Tapi, aku menjawabnya sekarang. Karena mungkin aku akan menarik kembali perkataanku.”
“Baiklah. Aku benar-benar bermaksud untuk membasminya.”
“Aku mengerti! Itu pilihan terakhir! Jadi kita harus bisa menyelamatkan Gaelion!”
Aku berusaha untuk membuat dia yang memutuskan semua ini, tapi dia sendiri masih agak bimbang.
Itu terjadi karena kita semua tahu yang membuat Filo kesakitan saat ini adalah Gaelion.
Keduanya sama-sama berguna. Tentu saja, pembasmian Gaelion adalah pilihan terakhir. Jika memungkinkan aku ingin itu tidak terjadi.
“.... Aku sangat benci Hero.”
Taniko terus mengusap air matanya, namun tangisannya masih berlanjut.
“Aku sudah biasa dibenci orang.”
“Bukan kau!”
....Entah kenapa aku merasa kasihan pada Taniko, sepertinya ada yang dilakukan Hero lain sampai membuatnya berkata seperti itu.
Yang terpintas hanya Itsuki... saja? Dia adalah orang suka menyelamatkan orang setengah-setengah, yang menyebut dirinya Hidden Justice.
Tapi aku merasa bukan dia yang Taniko maksud.
Jika memang begitu, maka siapa orangnya?
Sebaiknya sekarang aku memikirkan itu nanti, baiklah ke mana arah dia terbang?
“Rat, menurutmu Gaelion terbang ke mana?”
“Jika prediksiku benar, maka dia menuju wilayah Timur Melromarc.”
“... Ke Timur?”
Seingatku, wilayah Timur Melromarc adalah tempat Dragon Zombie.... Oh, tempat itu ya.
“Itu adalah tempat tinggal Dragon Zombie.”
“Jadi begitu. Berarti dia hanya ingin kembali ke tempat asalnya.”
“Sepertinya begitu.”
“Lalu? Sebaiknya Oneesan melakukan apa?”
<TLN: Sadina suka menyebut dirinya sebagai Oneesan.>
Selagi aku berbicara dengan Rat, Sadina berkata seperti itu dari belakang. Aku masih belum menemukan solusi yang tepat, tapi ada kemungkinan monster akan menyerang kita ditengah malam.
Sekarang, ada beberapa monster yang mengejar kereta ini dari belakang.
Tapi, Sadina menggunakan mantra sihir dan tombaknya untuk menghentikan mereka.
Untuk serangan dari depan diatasi oleh Alta, Filo dan Melty. Dalam keadaan seperti ini Filo tidak bisa bertarung. Menarik kerta saja sudah membuatnya kelelahan.
Aku tidak mau membuat dia terlalu memaksakan diri.
Aku mengaktifkan Meteor Shield, setidaknya ini bisa melindungi Filo dan Atla.
“Aku sedang memikirkan cara untuk mengembalikan kesadaran Gaelion. Sebaiknya kau terus memperhatikan bagian belakang dengan waspada.”
“Iya.”
“Sepertinya dengan mengeluarkan Inti itu dari dalam tubuh Gaelion akan berhasil. Jika memungkinkan, harus kita lakukan dengan cepat.”
“.... Mungkin itu benar.”
“Kita hanya perlu menekan tubuhnya sampai benda itu berada di tenggorokannya lalu mengambilnya dengan tangan secara langsung. Masalahnya kita memerlukan alat yang bisa menahan gigitan ketika dia melawan.”
“Kalau itu jangan khawatir. Jangan meremehkan pertahananku.”
“Ya, jika yang melakukannya Count, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
“Rat, apa dengan obat itu bisa membuat Gaelion terdiam?”
“Untuk apa kau bertanya seperti itu selagi mengajakku untuk ikut bersamamu?”
Rat memperlihatkan sebuah suntikan yang terisi penuh.
“Obat yang aku gunakan cukup ampuh. Dragon sekuat apapun akan tunduk tidak berkutik untuk sementara waktu.”
“Bagus. Aku mengandalkanmu.”
Tidak ada Raphtalia disini, level mereka saat ini tidak begitu tinggi.
Level Gaelion masih terus bertambah sedikit demi sedikit, dan karena Koreksi Pertumbuhan statistiknya cukup tinggi.
Sebaliknya dengan Filo, statistiknya terus berkurang.
Rasanya seperti sedang melawan Filo dalam wujud dragon.
Jika aku yang terkena serangan maka tidak akan terjadi apa-apa, tapi jika yang lain terkena serangan maka hal buruk yang akan terjadi.
Ya ampun, jika ada Dewa di dunia ini, maka dia sangat ingin aku menderita.
“Sebaiknya, kita diskusikan lagi. Rat, aku rasa kita harus melemahkannya sedikit saja.”
“Benar juga. Jika memungkinkan.”
“Kalau begitu, Sadina. Ketika kita berhadapan dengan Gaelion lemahkan dia.”
“.... Bagaimana denganku?”
Taniko bertanya dengan penuh getaran.
“Bukankah kau tidak bisa bertarung?”
“Aku bisa. Tapi jika kau mau melukai Gaelion biarkan aku saja yang melakukannya! Jika tidak dia bisa dalam bahaya!”
Katanya dengan nada penuh tanggung jawab.
“Apa yang bisa kau lakukan?”
Aku tidak tahu cara Taniko bertarung.
Sebelumnya aku melihatnya menggunakan tongkat, tapi aku tidak tahu dia latihan dengan apa.
“Aku sangat hebat dalam serangan sihir, aku sangat dibanggakan oleh teman-teman.”
“Oh.... jenis sihirnya?”
“Aku tidak tahu jenisnya. Tapi kata nenek yang mengajariku sihir, mengatakan kalau sihir yang kugunakan cukup unik.”
Benar juga, Nenek Sihir sudah mengajarkan beberapa mantra sihir kepada para budak. Aku memang memintanya untuk melakukan itu.
Jadi Taniko diajari sihir olehnya juga?
“Tidak tahu? Lantas kenapa kau menggunakan mantra sihir yang tidak kau ketahui jenisnya?”
“Aku diajari ayah menggunakan mantra sihir itu.”
Apa itu adalah jenis sihir yang memiliki keunikan?
Aku tidak mengerti sedikitpun. Jika dalam pertarungan, mungkin aku bisa memahaminya.
Aku tidak punya skill yang dapat mengetahui skill milik budak.
Dalam MMO ada sistem yang berfungi untuk mengetahui skill yang dimiliki anggota gulid jika sedang menaikkan level bersama mereka.
Contohnya ketika Raid atau Gulid War, dengan mengetahui kemampuan anggota guildmu sendiri sudah seperti nyawa tambahan. Dalam MMO aku bisa memilih anggota yang memenuhi job dan level mereka.
Aku tidak bisa mengetahui itu secara langsung apabila tidak melihatnya dalam pertarungan, karena banyak prediksi per anggota, aku tidak bisa mengevaluasi mereka dan pada akhirnya kita terus gagal.
Dengan kata lain, itu dapat membuat mereka mengingat dan merasakannya secara langsung.
Dengan menyatukan mereka dalam latihan dengan orang yang lebih berpengalaman juga dapat menghasilkan strategi yang layak dicoba.
Itulah kenyataan buruknya, karena tidak ada peraturan seperti itu.
Itu juga membuatku terus bermain.
“Apa kau bisa bekerja sama dengan Atla?”
“Bisa.”
“Bagaimana dengan Melty?”
“Sihir jenis apa yang bisa dia gunakan?”
“Mungkin air? Aku bisa merasakan itu dari aliran sihirnya.”
Sebelumnya Sadina pernah menggunakan mantra sihir terbaik Melty. Sudah kuduga, karena Sadina adalah Demi-Human Air, jadi dia memiliki tingkat persepsi mengenai sihir yang sesuai dengan tempat dia hidup.
“Bagaimana denganmu, Sadina?”
“Aku bisa menyerang dan menggunakan sihir.”
Jadi, hanya Rat seorang yang bisa memahami Ekologi Monster dan semua Abnormalitas Monster.
“Kalau begitu, aku yang menjadi penyerang utama. Orang yang hebat dalam sihir akan berada dibelakang, Sadina....”
Apa Atla bisa ikut bertarung? Karena dia sedang menahan pengikisan Filo.
Tergantung dari keadaannya, aku akan meminta bantuan darinya.
“Sadina, kau lakukan penyerangan dari belakang menggunakan tombak.”
“Iya, iya.”
“Baiklah.”
“Iyah!”
“Hanya rencana itu saja yang bisa kita lakukan.”
Ngomong-ngomong, aku baru menyadari ini, semuanya perempuan....
Jika hanya Raphtalia, Filo dan juga Rishia aku tidak keberatan, tapi jika ada banyak perempuan sebanyak ini yang ikut bersamaku, aku sudah seperti Motoyasu saja.
Sebaiknya aku lebih ramah pada Fohl, walaupun dia itu Siscon tapi dia itu rekan lelaki yang aku miliki.
“Count, apa kau sedang memikirkan hal aneh?”
Kenapa semua yang kupikirkan bisa diketahui oleh orang lain. Apa kebanyakan orang dunia ini memiliki indra keenam?
Apa itu yang dimaksud intuisi wanita? Jangan bercanda.
Kemudian waktu terus berlalu, akhirnya kita sampai di Desa Timur. Dan matahari mulai terbit.
Kecepatan kaki Filo masih sama, tapi kalau dibandingkan dengan kecepatan terbang Gaelion, sangat berbeda jauh.
Namun.... ada awan gelap yang mengelilingi pegunungan Desa Timur.
“Ah, Saint-sama!”
“Bukan, dia itu Hero Perisai-sama!”
Para penduduk Desa Timur melihat kami, lalu mereka mendekat. Entah kenapa.... Taniko malah menutupi seluruh tubuhnya dengan sehelai kain.
“Tadi pagi, para penduduk mendengar raungan dragon, lalu mereka kembali ke dalam rumahnya untuk menyiapkan barang dan pergi dari sini, namun ketika keluar, pegunungan menjadi seperti ini.”
“Begitu ya, aku juga sedang mencari tahu apa dragon yang melarikan diri itu menuju kemari.”
“““Apa!”””
Aku tidak mengatakan dia kabur dari rumah, karena reputasiku bisa turun.
Tapi para penduduk desa ini terdiam seperti sudah mengerti apa yang aku maksud.
“Namun....”
Aku melihat keadaan Atla dan Filo.
Mereka terlihat sangat kelelahan.
Sekarang kita sudah tahu arah perginya Gaelion.
“Kami belum tidur semalaman. Biarkan kami beristirahat dulu.”
“Ta, tapi.”
“Jika tidak dengan keadaan yang sempurna, mungkin saja kita tidak bisa menang. Aku tidak ingin memaksakan diri, jadi bersabarlah.”
“Aku mengerti.”
Aku telah mendaftarkan Portal Shield di desa dan ada baiknya untuk meninggalkan pesan untuk penduduk desa.
“Baiklah, sebaiknya kita kembali ke desa dulu. Portal Shield!”
Tentu saja, setelah aku menyimpan tempatnya, kami langsung menuju ke desa sambil melihat apa Raphtalia dan yang lainnya sudah kembali atau tidak.
.... Termasuk diriku, jumlahnya menjadi 7 orang, dan ternyata kita semua dapat berpindah.
Itu berarti, aku dapat membawa 6 orang bersamaku.
Intinya, 7 orang termasuk aku dapat berteleportasi.
Motoyasu.... kau payah dalam menjelaskan.
Padahal tinggal bilang hanya dapat membawa 7 orang.
Atau mungkin, ada rumus teleportasi seperti 3 orang ditambah levelku lalu dibagi 20?
Setelah itu Filo dan Atla bersandar di dinding untuk beristirahat.
Aku mengecek kembali statistiknya.
Sudah kuduga level Filo terus berkurang. Ini sangat berbahaya.
“Sampai waktunya tiba, beristirahatlah.”
“Baiklah—“
“Bagus, kalau begitu aku akan menyiapkan obat yang cukup ampuh untuk menahannya.”
“Iya.”
“Filo-chan.... ini aku bawakan air.”
“Terima kasih Mel-chan.”
Aku bertanya mengenai Raphtalia dan yang lainnya. Namun jawaban mereka tidak begitu bagus.
Aku menjelaskan kepada mereka mengenai tempat yang kita tuju selagi menunggu cool-down Portal Shield.
Dengan begitu, ketika Raphtalia dan yang lainnya kembali, mereka sudah bisa menyusul kami.
Yang menjadi masalah sekarang adalah waktu.
Melihat dari keadaan level Filo saat ini, ini tidak akan bertahan dalam setengah hari.
Aku hanya bisa berdoa, agar ketika kami pergi Raphtalia dan yang lainnya sudah kembali.
“Sepertinya itu tidak mungkin terjadi.”
Waktu cool-downnya sudah berakhir, namun Raphtalia dan yang lainnya masih belum kembali.
Jika begitu, kita harus mengalahkan Gaelion dengan orang seadanya.
Kita harus bersiap untuk segala kemungkinan.
“Filo dan Atla, kalian beristirahatlah di desa.”
“Go,Goushijin-sama.”
“Kita sudah tidak bepergian jauh lagi. Tempat lari Gaelion sudah ada didepan mata. Filo, jangan memaksakan diri.”
“Tapi... Firo ingin ikut kesana.”
“Tidak boleh. Jika kau memaksakan diri, maka bebannya akan bertambah. Aku tidak bisa membawamu yang sudah hampir diambang batas.”
“Tidak, tidak mau—“
“Atla, aku menyerahkan Filo padamu.”
“Aku mengerti. Filo-chan sebaiknya kita menyerahkan sisanya kepada Tuan Naofumi.”
“Tapi Firo....”
“Tuan Naofumi mengatakan ini untuk kebaikanmu, Filo-chan.... jika kau terus memaksa maka kau akan menjadi beban saja disana. Pastinya aku akan menghentikanmu untuk berbuat itu.”
Setelah mendengar perkataan Atla, Filo mengangguk.
Dari awal perkataan Atla, itu sudah membuat hatinya terasa berat. Lagi pula, sekarang, Filo sedang ditahan pengikisannya oleh Atla. Itu memungkinkan untuk menghentikan Filo dengan kekuatan yang sebanding dengan pengikisan itu.
“Melty, apa yang ingin kau lakukan?”
“Aku juga ikut. Ini semua demi kebaikan Filo-chan.”
“Jangan sampai memaksakan diri, oke. Karena kau adalah Ratu selanjutnya.”
“Aku tahu itu. Tapi ada yang lebih berharga daripada tahta seorang ratu.”
Itu karena mereka bersahabat. Sungguh, mereka sahabat yang baik.
Sudah kuduga, ketika aku kembali ke dunia asalku maka aku akan menyerahkan Filo pada Melty.
“Filo-chan. Tunggu saja disini, oke.”
“Mel-chan....”
“Sekarang, kau beristirahat saja.”
“I...iya.”
Aku melihat Filo menempatkan kedua tangan di depan wajah yang seperti akan segera menangis karena dia sudah merasa tidak berdaya lagi.
Untuk pertama kalinya aku melihat Filo dalam keadaan sepeti ini.
Berarti dia sudah menahan banyak rasa sakit dari ini.
“Waktunya kita pergi. Portal Shield.”
Kami kembali ke Desa timur lalu menuju pegunungan yang dikelilingi oleh awan gelap dengan berjalan kaki.
EDITOR: Isekai-Chan
0 komentar:
Posting Komentar