Jumat, 06 November 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 176. Payah

 Chapter 176. Payah



"Jadi, yang dimaksud Raphtalia mengurus masalah Atla adalah kau?"
"Iya benar sekali, Oneesan sangat terbebani."

Didalam kamarku Sadina menjawab sambil menuangkan sake ke gelasnya. Kenapa dia yang dipilih olehnya?

"Tenang saja, biarkan Oneesan yang mengurusnya."
"Ini malah akan membuatku semakin khawatir."

Sadina memiliki perkembangan yang sangat cepat dan dia sekarang sudah berada pada level 35. Dia selalu berburu dan menaikkan levelnya sendirian. Aku penasaran seberapa banyak Exp yang dia dapatkan dari melawan monster laut? Apa aku harus mengirim beberapa budak untuk berburu monster laut? Aku bisa membuat perahu dan...

"Jadi apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus berpura-pura sedang bersenang-senang dengan Naofumi-chan di depan Atla-chan?"
"Itu terdengar bodoh. Apa yang kau maksud dengan 'bersenang-senang'?"

Dia menghindari percakapan langsung denganku, tapi dia pelan-pelan mulai melepas sehelai pakaian yang dikenakannya. Siapa yang ingin bersenang-senang denganmu, bodoh! Tolong berhentilah bercanda seperti itu! Raphtalia, kau memilih orang yang salah.

"Jika dengan Naofumi-chan, kurasa aku akan menikmati 'bersenang-senang' denganmu."
"Jika ada orang yang berbicara denganmu, dengarkan dia."
"Hm? Bersenang-senang seperti apa yang kau pikirkan? Aku hanya ingin mengajakmu meminum sake bersama."
"Huh..."

Sial, kepalaku mulai sakit. Dan bahkan aku belum mabuk sama sekali. Jadi dia ingin melonggarkannya karena ingin membenarkan pakaiannya. Kurasa memang aku sudah cukup umur untuk memiliki pemikiran semacam itu...

"Ngomong-ngomong, berhentilah memanggilku Naofumi-chan."
"Kenapa? Apa ada masalah?"
"Tentu saja, makanya aku menyuruhmu berhenti memanggilku seperti itu."

Kenapa aku harus menghabiskan malam dengannya? Melelahkan sekali jika harus berhadapan dengannya sepanjang malam. Semua ini adalah salahnya Atla.

"Jangan terlalu kaku. Gaelion-chan juga ada disini untuk menemanimu."
"KyuA!"

Sebelumnya aku menduga kejadian hal seperti ini akan terjadi, jadi aku menyuruh Gaelion untuk menemaniku di rumah. Memang badannya sudah terlalu besar, jadi sulit untuk masuk lewat pintu. Tapi entah bagaimana dia bisa masuk. Sekarang dia sedang meringkuk di sudut ruangan. Dia kadang berkeliling karena penasaran dengan barang-barang yang ada di ruanganku.

"Aku merasa lebih berkelas dengan tidur bersama Gaelion-chan."
"Apa yang kalian pikirkan?"

Orang ini... Aku tidak akan mau menjadi mainannya.

"Apa kau berniat untuk membalas perasaan dari Atla-chan?"
"Perasaan padaku? Dia itu hanyalah anak-anak. Raphtalia juga sama. Hubunganku dengan mereka itu seperti ayah dan anak."

Karena mereka sebatang kara dan tidak memiliki orang tua. Jadi aku merasa bertanggung jawab untuk mengurus mereka, dan entah kenapa aku merasa seperti orang tua mereka. Meskipun mereka merasa seakan itu adalah cinta, tapi sebenarnya yang mereka rasakan adalah kasih sayang sebuah keluarga. Dan sebagai orang yang lebih tua aku tidak bisa menjelaskannya kepada mereka dengan mudah. Mereka akan mengerti sendiri nanti saat sudah cukup dewasa.

Dan meskipun mereka sudah cukup dewasa dalam tingkat emosi, saat ini kami berada di situasi dimana seseorang bisa saja mati dalam pertarungan. Sebelumnya aku membeli Raphtalia hanya karena dia memiliki gender yang sama dengan Witch, sekarang pun aku tidak punya keinginan untuk melakukan hal seperti itu. Dan hal yang sama juga berlaku untuk Atla.

"Kau tahu, aku ini adalah seorang pengecut. Aku membuat tempat ini yang sebenarnya hanya akan menjadi kuburan mereka."
"Apakah itu benar-benar sifat aslimu Naofumi-chan?"

Sadina mulai melihatku dengan tatapan serius.

"Naofumi-chan, sebenarnya kau itu sangat menyayangi mereka."
"Apa kau dengar apa yang barusan aku katakan? Aku ini hanyalah seorang pengecut."
"Itu tidaklah penting. Tapi jika kau ingin menjalin hubungan dengan Raphtalia-chan, sebaiknya kau mempersiapkan dirimu."
"Apa yang sebenarnya kau bicarakan?"

Kurasa dia sudah mulai mabuk sampai mengatakan hal-hal yang aneh. Beberapa saat kemudian dia mulai tiduran di kasurku sambil menarikku naik ke atas kasur, sekarang aku menghadap pintu kamar dan dia membelakangi pintu.

"Um..."

Apa yang sedang kau lakukan? Sebelum aku bisa mengatakannya, tiba-tiba Atla membuka pintu dan mulai masuk ke rumahku.

"Ohh, ternyata Naofumi-chan cukup berani juga~"
"Apanya yang be-!?"

Dia menaikkan selimut dan menarikku ke dalamnya, aku bahkan belum sempat menyelesaikan kata-kataku. Apa-apaan ini? Tu-Tunggu dulu!

"Ara, Atla-chan? Naofumi-chan saat ini sedang sibuk denganku, bisakah kau kembali lagi nanti."

Jangan bermain-main! Aku tidak ingin berada di situasi yang dapat menyebabkan masalah nantinya. Tubuh besarnya mulai mencoba untuk menindihku. Tapi, jangan lupa bahwa aku adalah Hero Perisai. Jadi hal seperti ini tidaklah berat sama sekali.

"KyuA!"

Entah kenapa Gaelion juga ikut untuk naik keatas kasur!

"Tapi aku tidak merasakan aliran Kii yang menunjukkan kesibukan itu...”
"Ara? Kau sudah melihatnya? Yaa kurasa 'ini hanyalah kesalahan'."
"Apa yang kau maksud dengan kesalahan!”

Apa benar bahwa Sadina bisa menangani Atla? Meskipun dia tidak bisa melihat, tapi dia bisa melihat aliran Kii disekitarnya. Jadi Atla tidaklah mudah dibodohi. Dan bahkan bila berhasil reputasiku di desa ini akan hancur. Semua orang akan berpikir bahwa aku adalah pria mesum!

"Hentikan!"
"Kalau begitu kita mulai tahap kedua Gaelion-chan."
"KyuA!"
"Atla-chan. Gaelion-chan sedang ingin bermain denganmu—“
"Itu mustahil! Berhentilah kalian berdua!"

Tahap kedua dari mana!?
Apa mereka benar-benar serius ingin melakukannya?

"Tuan Naofumi dan Sadina-san sepertinya cukup dekat ya."

Atla mengabaikan kami dan berjalan masuk kedalam rumah. Hei! Jangan seenaknya masuk ke rumahku tanpa izin!

"Kalau begitu Atla-chan. Kau tahu kenapa aku ada disini kan?"
"...Iya."
"Sepertinya kau cepat mengerti. Atla-chan adalah anak yang pintar. Jadi jika ingin melakukan hal seperti itu tunggu saja sampai kau menjadi orang dewasa."
"Aku tidak bisa."
"Oneesan tidak suka anak yang susah diingatkan."
"Aku ingin melayani Tuan Naofumi. Jadi aku harus selalu dekat dengannya."
"Ara.. Ara... Sepertinya hal ini cukup serius."

Sadina sepertinya sudah menyerah. Hei, orang yang diandalkan Raphtalia mengurus masalah Atla, jangan cepat menyerah.

"Naofumi-chan, apa kau ingin bersenang-senang dengan Atla-chan?"
"Tentu saja tidak!"
"Kau dengar sendiri kan?"

Sadina meletakkan tangannya di pundak Atla.

"Atla-chan, Naofumi-chan itu payah. Jadi dia tidak bisa menikmati wanita."
"Payah? Hei!"

Kenapa keadaannya malah menjadi seperti ini!

"Tidak apa. Tuan Naofumi, adalah pria yang pasti akan melakukannya saat waktunya."

Atla sepertinya sudah mulai berpikiran aneh denganku! Sial ini mulai menyusahkan! Aku ingin segera pergi dari sini rasanya. Apa dia mengerti apa yang sedang kita bicarakan?

"Kau tidak bisa begitu Atla-chan. Aku dan Naofumi-chan masih khawatir karena kau masih belum cukup umur."
"U-umurku?"
"Iya, Atla-chan itu masih anak-anak dan kau baru sembuh dari penyakit. Jadi tolong tumbuhlah terlebih dahulu dengan sehat. Dan jika nanti kau masih mencintai Naofumi-chan... Maka mungkin Naofumi-chan akan mempertimbangkannya."
"Ohh, begitu..."

Atla sepertinya mulai mengerti. dia memiringkan kepalanya saat menjawab pernyataan Sadina. Itu merupakan alasan yang bagus. Kau itu masih anak kecil, ketika kau dewasa ayo kita menikah.

Karena aku dibesarkan dengan budaya Otaku. Aku mengerti bahwa itu merupakan kalimat yang cocok untuk melarikan diri dari permasalahan ini. Meskipun nanti akan menjadi masalah yang serius, tapi aku tidak akan berada di dunia ini dalam waktu yang lama. Jadi aku tidak perlu terlalu takut mengatakan kalimat tersebut. Iya, itu adalah ide yang bagus.

...Tunggu dulu, bukankah itu merupakan perkataan orang yang payah? Tidak penting juga.

"Saat ini masih terlalu dini untukmu."
"Tapi, aku dengar Tuan Naofumi tidur bersama Raphtalia-san."
"Tidak, kita tidak tidur bersama. Kita hanya tidur di rumah yang sama. Terkadang yang tidur bersamaku di kasur adalah Filo."
"Kalau begitu, tanpa ada makna yang serius. Tolong izinkan aku tidur di kasur yang sama denganmu."

Ini tidak bagus. Sepertinya memang sulit untuk menasihatinya. Mungkin dia mengerti perkataanku, tapi dia tidak akan merubah isi pikirannya.

"Mungkin saja, ini merupakan malam terakhir aku hidup di dunia ini. Jadi aku tidak bisa menunggu sampai dewasa, itu terlalu lama."

...Jadi dia menyadarinya. Di dunia ini kau tidak akan pernah tahu kapan kau mungkin akan mati. Dan orang-orang yang ada di desaku akan bertarung melawan gelombang. Jadi mungkin harapan hidup di desa ini sangatlah kecil. Tunggu, Atla pernah merasakan sakit yang amat parah yang bahkan bisa mengambil nyawanya dengan mudah. Dia pasti sudah memikirkan kemungkinan seperti itu.

"Aku tidak bisa terus bergantung kepada Onii-sama. Aku ingin segera menikahi seseorang."
"...Dan orang itu adalah Naofumi-chan."
"Iya, aku tidak bisa memikirkan orang lain selain Tuan Naofumi."
"Kalau begitu, lebih baik kau mengerti apa yang sedang Naofumi-chan rasakan."
"Apa yang sedang Tuan Naofumi rasakan?"
"Iya. Naofumi-chan menganggap Atla-chan sama dengan orang lainnya. Bukan berarti dia tidak memiliki perasaan khusus kepadamu, tapi ada hal yang lebih serius dari itu. Kau mengerti kan?"
"...Iya."

Kemudian setelah diam cukup lama Atla mulai menjawab. Sadina cukup hebat dalam menasihati orang lain. Apa dia hebat dalam menghibur anak-anak? Aku harus berhati-hati agar tidak terhasut olehnya.

"Dari sudut pandang Naofumi-chan. Atla-chan adalah warga desa yang berharga. Semua yang tinggal di desa ini seperti keluarga untuknya. Bahkan orang terdekatnya Raphtalia-chan mengerti akan hal ini."

Meskipun aku yakin bahwa Raphtalia sangatlah rajin dan dia tidak tertarik dengan percintaan. Tapi, jika aku mengatakannya maka akan menjadi masalah baru. Jadi lebih baik aku tetap diam saja.

"Sebaiknya kau jangan keras kepala dan memaksa Naofumi-chan, nanti dia akan marah dan membencimu. Langkah yang tepat sekarang adalah menunggu."
"Aku mengerti."

Sadina melirikku sambil menganggap lengannya...... entah kenapa jempolnya berada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.
Dalam duniaku, itu merupakan tanda yang cukup berbahaya.
Aku tidak tahu apabila tanda itu memiliki makna lain di dunia ini?
Sepertinya Sadina menggunakan tanda yang aku ketahui.

"Kalau begitu, biarkan aku tidur disini sambil menunggu waktu yang tepat."
"Tidak ada perubahan!"
"KyuaA!"

Apa yang harus aku lakukan sekarang.

"Ya sudah, jika kau memaksa tidurlah bersamaku. Dan jangan sampai pindah ke kasurnya Naofumi-chan."
"Baik."

Untuk sekarang... Apa dia sudah mengerti? Aku tidak merasa aman sama sekali. Atla berbaring di kasurnya Raphtalia.

"Sadina-san, maukah kau menceritakanku cerita sebelum kita tidur?"
"Hmm, bagaimana dengan cerita tentang lautan?"

Sadina mulai bercerita kepada Atla. Dia orang yang aneh, tapi sepertinya dia wanita yang baik. Dia sangat dipercaya oleh warga desa, meskipun aku tidak mengerti apa yang mereka lihat darinya. Dia orang yang dapat dipercaya sama sepertiku. Mereka lebih mengandalkannya dibanding Raphtalia. Dia juga cukup dekat dengan anak-anak. Dan jika dia tidak suka berkeliling sendirian, aku sebenarnya ada pekerjaan yang ingin dia lakukan.

"KyuA!"

Gaelion sedang mendengarkan cerita Sadina. Tapi, dia mulai bosan dan berkeliling ruangan. Dia memasukkan kepalanya ke kantung tempat aku menyimpan material yang digunakan untuk membuat pakaian dan senjata baru.

"Hei, jangan bermain-main disitu."

Gaelion itu cukup penasaran. Dia itu cukup mudah untuk diberitahu. Sebelumnya Filo juga seperti ini.

Itulah yang sedang aku pikirkan....... Tapi aku tidak pernah menduga bahwa hal tersebut akan membawakan masalah yang sangat serius.


EDITOR: Isekai-Chan
Proofreader: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar