Senin, 08 April 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-32 Garleon Union (8)

Chapter 16-32. Garleon Union (8)


Ini dari sudut pandang Putri Sistina


"Sistina-sama!"

Brownie yang ditugaskan untuk menjadi pilot kapal udara datang ketika kami sedang bersantai di Solitary Island Palace.

"Kita akan tiba di atas Kota Garleok sebentar lagi."
"Kapal udara sangat cepat, bukan?"

Aku kembali ke kapal udara bersama Mia-sama dan Karina-sama.
Ketika kami hendak meninggalkan ruangan, Lulu masuk ke dalam membawa manisan panggang yang mengeluarkan bau manis di tangannya.

"Apakah Liza dan Nana sedang berlatih?"
"Nana-san ada di sekolah, Liza-san bilang dia akan『 spa-ring 』dengan Heiron-san."

Itu benar, Nana pulang pergi ke sekolah bersama dengan Pochi dan Tama.

Rupanya, Liza sedang berlatih dengan Black Dragon di salah satu sub-dimensi pribadi Satou.
Tidak peduli berapa kali aku mendengarnya, aku tidak dapat membayangkan bagaimana manusia dapat bertarung dengan spesies khusus bertempur seperti dragon - bahkan mengetahui fakta demon lord slayer sekalipun.

Mungkin, Liza akan mampu menang bahkan melawan demon lord?

"Jika perlu, aku bisa pergi bersamamu jika kau mau?"

Skill menembak Lulu luar biasa, tapi itu tidak cocok untuk kelompok bajak laut.
Selain itu, sepertinya Satou tidak ingin membiarkan Lulu menginjakkan kaki di medan perang di mana orang saling membunuh.

Selama kita memiliki magic spirit Mia-sama, kita seharusnya bisa mengatasinya selama tidak ada demon lord yang keluar, dan Lady Karina cukup handal untuk pertempuran jarak dekat.

Kita akan memiliki waktu yang lebih mudah untuk mempertahankan garis depan jika terdapat Sera-sama yang dapat menggunakan semua jenis magic penyembuhan bersama kita, tapi dia saat ini sibuk dengan persiapan upacara bersama dengan Arisa, dia tidak bisa berada di sini.

"Tidak perlu khawatir, kita akan baik-baik saja."

Aku menggelengkan kepalaku, lalu Lulu dengan patuh menyetujui dan menyerahkan manisan yang dipanggang untuk Satou kepada Mia-sama.


"Apakah itu?"

Aku melihat benda seperti benang hitam di salah satu bagian Kota Garleok yang berawan.

"Asap desuwa! Kuil pusat terbakar desuwa!"

Sepertinya Karina-sama bisa melihat kejauhan dengan mata telanjang.

"Mwu?"
"Mia-sama, ada apa?"

Dia mengarahkan jari manisnya ke arah di mana garis asap baru muncul.
Dan, seakan mengikuti setelah itu, garis asap semakin banyak muncul satu demi satu di Kota Garleok.

"Anak buah bajak laut pasti membuat kekacauan di sana desuwa!"

Setelah mengatakan itu, Karina-sama menggulung lengan bajunya, dan berkata, "Kita harus menghukum mereka."
Ini pasti yang disebut teraris yang diceritakan Arisa kepadaku.
<TLN : Ehm, teroris Sistina-sama>

"Masukkan kapal udara ke mode kamuflase optik dan turunkan ke bawah di dekat kuil pusat."
"Ya, Sistina-sama."

"Mia-sama, bisakah aku memintamu untuk memadamkan api?"
"Nn, serahkan saja."

Mia-sama setuju dengan mata penuh kebijaksanaan.

Begitu dapat diandalkan selain menjadi sangat imut, seperti yang diharapkan dari elf Hutan Boruenan.

Kapal udara mendarat di halaman depan Kuil Pusat saat kami sedang berbicara.
Tepat ketika aku hendak turun, Karina-sama mengikuti.

"Aku akan ikut denganmu desuwa."
"Tidak, Karina-sama harus tetap di sisi Mia-sama sebagai penjaganya."
"Tidak perlu."

Mia-sama menggelengkan kepalanya, mengatakan bahwa kekhawatiranku tidak berdasar.

"Golemku akan cukup sebagai pengawalku--"
"Miasma."

Mia-sama menyelaku.
Sebagai elf hutan, Mia-sama memegang kekuatan untuk melihat spirit yang tidak terlihat oleh kita.

Dan spirit benci berada di sekitar tempat-tempat dengan miasma yang tebal, jadi Mia-sama dapat mengatakan tempat-tempat dengan miasma yang tebal, atau begitulah yang dikatakan Arisa kepadaku.

"Mia-sama, apakah itu monster?"
"Nn, Ketidakmurnian."
"Ketidakmurnian - maksudmu undead?"
"Iya."

Begitu ya - Mia-sama luar biasa seperti biasanya.

Meskipun golem kuat terhadap orang dan monster, mereka sedikit dirugikan melawan undead.
Itu pasti alasan mengapa Karina-sama menawarkan bantuannya.

"Baiklah, Karina-sama, maukah kau menemaniku?"
"--Eh? Ya, tentu saja desuwa!"

Karina-sama bingung untuk sesaat, tapi dia dengan cepat menyadarkan kembali dirinya dan memberikan penegasan.

Kami turun dan kemudian kapal udara terbang ke langit.
Mia-sama akan memadamkan api dengan magicnya dari atas.


『--Karina-dono, lihat itu!』

Tiara yang memancarkan cahaya biru di dahi Karina-sama - Raka sang [<< Intelligent Item >>] memberi peringatan.
Biara Kuil Pusat dipenuhi dengan tubuh berwarna abu yang telah benar-benar mengering.

"Orang-orang berbaring di tanah!"
『Karina-dono, berhenti!』

Raka menghentikan Karina-sama yang akan berlari ke tubuh-tubuh itu.

"Tapi, kita harus menyelamatkan mereka dengan cepat."
"Tidak, tampaknya mereka sudah tidak bisa diselamatkan lagi."

Hujan mulai turun secara bertahap.
Ini pasti hasil karya Mia-sama untuk memadamkan api.

"-『 True Silver Horse』"

Aku memanggil golem True Silver Horse seukuran kuda pony dari magic tool pribadiku, dan kemudian aku mengendarainya untuk berlari melewati biara.
Aku juga telah melepaskan golem True Steel Wolf yang Satou buat untuk bertindak sebagai pengintai.
Seharusnya tidak ada monster yang mampu menghentikan True Steel Wolf yang dapat bertarung setara dengan Shiga Eight Swords, namun aku masih menerbangkan [Drone-kun 39] untuk melihat daerah sekitarnya.
Drone berbentuk bola mungkin tidak terlihat kuat, tetapi bahkan salah satu dari ini mampu mengalahkan wyvern.

Bersama dengan para penjaga yang tak tertembus ini, aku mengendarai True Silver Horse menuju kuil tempat asap hitam membubung.

- Karina-sama?

Karina-sama yang berlari melewatiku dan berlari berdampingan dengan True Steel Wolves tiba-tiba berhenti, memecahkan trotoar batu sebagai hasilnya.
Awan debu akibat pecahan trotoar batu menyebar, lalu jatuh ke tanah.

"Ada apa, Karina-sama?"

Aku memanggil Karina-sama sambil menghentikan True Silver Horse.

"Aku bisa merasakan hawa kehadiran yang jahat ...."
"- Kehadiran yang jahat?"

Karina-sama melihat sekeliling, seolah dia meniru Tama.

"Di sana desuwa!"

Karina-sama meneriaki itu saat dia bergegas pergi.
Bukan ke arah asap hitam, tapi ke katedral tempat [Golden Wheel] berada.

Aku tidak bisa membiarkan Karina-sama yang mudah tertipu pergi sendirian ke tempat di mana sesuatu yang tidak diketahui mungkin menunggu, jadi aku mengejarnya dengan True Silver Horse .

『Sistina-dono, Kau bisa percaya pada intuisi Karina-dono.』

Raka, tiara di dahi Karina-sama berbicara.
Dia kemudian memberi tahuku bagaimana dia bisa menyadari demon yang menyamar sebagai konsul dan mencoba merusak wilayah ayahnya, dan bertindak atas dasar itu untuk menyelamatkan wilayah itu.

"Aku bisa merasakan sesuatu yang aneh desuwa!"
『Tampaknya itu adalah miasma.』

Karina-sama berhenti di depan pintu tempat perlindungan.
[Undeads] yang disebutkan Mia-sama pasti ada di sini.


"--GWAAAAAAAAA"
"Ya Tuhan Garleon! Berikan perlindunganmu kepada orang-orang berimanmu!"

Di depan Garleon Holy Mark, kepala kuil, beberapa miko dan pirest tingkat tinggi berhadapan dengan pria berpakaian hitam.
Ini tepat terjadi ketika seorang knight temple, yang bertarung melawan pria berpakaian hitam itu, menemui ajalnya.

Aku menahan Karina-sama yang akan terjun langsung sambil berkata, "Oh tidak desuwa", dan memastikan situasinya untuk saat ini.
Aku meminta Raka untuk menceritakan situasi kepada Mia-sama di atas di kapal udara.

"Orang-orang bodoh yang mengumpulkan miasma yang cukup untuk bahkan membiarkan undead seperti kita, yang disebut Ketidakmurnian, dalam tempat suci yang dinobatkan dalam nama Tuhan, dan kau berani meminta perlindungan Tuhan atas nama orang-orang beriman!"

Suara berat bergema seperti berasal dari neraka, dikatakan oleh pria berpakaian hitam di tengah.
Pakaian hitam menurunkan tudung mereka sambil mengejek priest kuil.

--Jet black skeleton?

Pria berpakaian hitam di tengah bukanlah manusia, tetapi undead.
Dia pasti yang menyebarkan miasma yang diperhatikan Mia-sama.

"Ini tidak mungkin! Bagaimana mungkin undead baik-baik saja di dalam Kuil Suci?"
"Biarkan aku memberimu jawaban untuk itu--"

Skeleton hitam dengan gembira terus melanjutkan kata-katanya meskipun mendapat amarah dari kepala kuil.

"- Kota Garleok ini selalu menjadi kota tempat para pedagang bodoh tenggelam dalam keserakahan mereka. Dengan demikian, kita hanya memanipulasi para bajak laut untuk mengentalkan miasma dan memperluas ruang lingkup tindakan kita."

Sambil mendengarkan skeleton itu, aku menyelidiki identitas undead ini menggunakan Appraisal Spectacles yang diberikan Satou padaku.

"Kami melepaskan gunung es dan bajak laut untuk menghancurkan angkatan laut Kota Garleok, tapi aku tidak pernah membayangkan Kau akan memilah-milah seluruh armada untuk menghadapi bajak laut, kau tahu?"

Informasi mengalir di lensa kacamataku.
Rasnya adalah [Death Lord].
Level 51 - tidak banyak perbedaan dari kita.

"Dan bagi para knight temple yang seharusnya melindungi kuil untuk pergi juga ... Ini benar-benar bodoh, aku curiga bahwa ini semua adalah jebakan sampai aku tiba di sini."

Begitu, skeleton hitam mengatur segalanya demi menyusup ke tempat ini.
Seandainya Satou tidak datang ke sini untuk menerima ujian dari Dewa Garleon, rencananya bisa berjalan dengan baik.

"Kepala kuil, aku bertanya sekali lagi—"

Rasanya seperti seseorang menuangkan air dingin ke tulang belakangku, ketika mendengar suara skeleton hitam.
Itu pasti pengaruh [Fear] yang dimiliki oleh undead berlevel tinggi.

"--Dimana kau menyembunyikan『 Golden Wheel 』."

Sepertinya [Golden Wheel] yang dibawa Satou adalah tujuan utama skeleton hitam.

"A-aku sudah-sudah bilang, itu ada di tangan tuannya yang sah."

Kepala kuil berbicara sambil keringatnya mengalir deras.
Dia melindungi Satou - tidak, dia melindungi pria yang menghadapi ujian dewa Garleon.

"Mengatakan omong kosong itu lagi ya."

Skeleton hitam mengangkat satu tangan, dan kemudian pakaian hitam yang berdiri di keempat arah di sekitarnya menyiapkan pedang mereka.
Lengan yang membawa pedang terbuat dari tulang kuning yang kotor.
Sepertinya skeleton hitam juga memiliki undead sebagai pengawalnya.

"Izinkan aku sedikit melemaskan mulutmu - bunuh mereka semua kecuali kepala kuil."

Saat mereka mengayunkan pedangnya ke bawah, mereka mendekati miko dan para priest tingkat tinggi secepat seorang prajurit yang menggunakan Flickering Movement.
Tidak perlu bagiku untuk mengeluarkan perintah kepada True Steel Wolves yang berdiri di sampingku.

Karena--.

"KARINA KIIIIIIIIIIIIICK!"

- Angin berwarna emas terbang melewatiku.

Karina-sama yang bergegas dengan kecepatan menyaingi Liza memotong empat pakaian hitam dalam satu hantaman.

"Cahaya suci biru - Kau, Hero Parion!"

Pria berpakaian hitam yang memberi perintah berteriak pada Karina-sama.
Karina-sama menyapu rambut emasnya ke belakang, dan berbalik ke arahnya.

"Aku bukan hero desuwa."

Dia terlihat benar-benar dapat diandalkan, seperti hero dari kisah epik.
Tapi perkataan seharusnya bukanlah itu, itu memang seperti Karina-sama.

"Aku - yah sekarang, aku harus memanggil diriku apa?"
『Karina-dono, kita harus fokus menyelamatkan personel kuil terlebih dahulu.』
"Oh, benar desuwane."

Karina-sama dengan patuh menyetujui Raka seperti anak kecil.

"Apakah kau mengejekku! Dasar hero palsu rendahan!"

Empat pakaian hitam yang terhempas ke dinding berdiri sementara Karina-sama sedang bingung.
Tepat saat itu, pakaian hitam compang-camping mereka jatuh.

Informasi mengalir di lensa kacamataku.
Ras mereka adalah [Wraith Knight]. Level mereka sekitar 40-42. Lebih kuat dari yang diharapkan.
Tidak heran mereka belum hancur oleh serangan Karina-sama.

Bahkan Karina-sama merasa kesulitan, berhadapan dengan para Ksatria Wraith ini dan seorang Death lord dengan level yang sama sekaligus.

"Death Lord - atau mungkin, aku harus memanggilmu Skeleton Archduke?"

Aku melangkah ke tempat perlindungan bersama dengan True Steel Wolves.

"Skeleton Archduke? Jadi orang ini adalah biang keladi bajak laut, Skeleton Archduke itu!"

Kepala kuil terdengar terkejut.

Menurut Appraisal Spectacles, nama Death Lord adalah [Skeleton Archduke]
Satou telah memberitahuku bahwa pria dengan title [Skeleton Archduke] pada armada bajak laut itu palsu, dan Death lord ini seharusnya cukup mampu untuk memerintah middle demon.

Kita mungkin dapat dengan aman berasumsi bahwa ini adalah yang asli.

"Dan apa yang akan kau lakukan jika kau mendapatkan Golden Wheel?"

Skeleton Archduke tidak menjawab pertanyaanku.
Dia hanya menatap dengan mata yang disembunyikan dengan [Fear].

"Oh aku tahu!"

Karina-sama melakukan pose yang tidak biasa sambil berbicara dengan nada ceria.
Tampaknya ini adalah pose [Shupi] Pochi dan Tama yang dimodifikasi.

"Kau? Kau mengatakan bahwa kau telah mengetahui ambisiku ya."
"Ya, tentu saja desuwa--"

Aku mendapat firasat buruk dari kata-kata Karina-sama yang terdengar percaya diri.

"- Pasti, untuk mengumpulkan bajak laut di seluruh dunia di bawah kendalimu dan『 Menjadi Raja Bajak Laut! 』Desuwane!"

Mendengar Karina-sama yang mengatakan itu dengan penuh percaya diri, Archduke Skeleton mengguncang bahunya, membuat suara berderak.

"A-apa kau mengejekku, aku Skeleton Archduke! Mewarnai『 Golden Wheel 』dengan miasma, itu akan terkontaminasi ke dalam『 Jet Black Wheel 』yang dapat mengendalikan semua hal, dan dengan menggunakan itu, aku akan mengendalikan Lalakie yang disegel di lautan dalam sebagai penguasa yang sah dan menghancurkan negaramu! "

Skeleton Archduke yang marah mengeluarkan semua isinya.
Seperti yang aku pikirkan, otaknya yang mengering pasti tidak mampu berpikir dalam-dalam.

"Lalakie, maksudmu pulau terapung yang dianugerahkan oleh Dewa ke penghuni surga di Zaman Dewa?"

Aku telah membaca buku tentang mitos di Arsip Terlarang.

"Memang. Kau tampak berpengetahuan tidak seperti gadis bodoh di sana."
"Kau menyebutkan bahwa itu disegel di laut, tetapi bukankan Lalakie membiarkan dirinya tenggelam di laut untuk menyegel Sea King."

Sea King - Dikatakan sebagai salah satu dari empat raja Dog-Head, yang disebut Evil God.
Diceritakan dalam mitos bahwa menyegel mereka adalah yang paling bisa dilakukan bahkan dengan Divine Treasure yang diberikan oleh para Dewa.

"Hmph, itu adalah kisah masa lalu. Lalakie yang dihidupkan kembali tenggelam jauh di lautan oleh tangan hero berambut ungu yang menjijikkan. Dengan hilangnya『 Skeleton King 』dan『 Last Princess』yang dapat mengendalikan Lalakie, hanya 『Jet Black Wheel』yang mampu membawa Lalakie kembali ke tempat yang seharusnya di udara. "
<TLN : Untuk kejadian detailnya ada di LN pada arc Hukuman Ilahi>

Aku mengerti - jika yang menyegel itu adalah Satou, maka tidak ada skenario yang memungkinkan Lalakie dihidupkan kembali bahkan dengan [Jet Black Wheel].
Aku menarik nafas lega setelah menyadari bahwa kemungkinan krisis dunia tidak ada lagi.

"Ada apa? Apakah rasa takut itu menimpamu?"
"Tidak, aku baru saja menyadari kehebatan orang yang kucintai sekali lagi."

Seperti yang diharapkan dari hero-sama ku.

Tidak, mungkin aku harus mengatakan 'kita' di sini?

"Biarkan aku memberitahumu lokasi『 Golden Wheel 』yang kau cari."
"--Putri?"

Kepala kuil terkejut mendengarku.

"Ada seseorang yang mewarisi『 Golden Wheel 』di antara pasukan Armada Sekutu yang pergi untuk melawan para bajak laut."
"Apakah kau bermaksud mengusirku dengan omong kosong seperti itu? Sangat mengecewakan kau wanita--"

Memang kerangka tanpa otak.
Mari kita menyudutkannya sedikit untuk memberinya pelajaran.

"Karina-sama, tolong musnahkan kaki prajurit itu."
"Aku mengerti!"

Karina-sama merobohkan salah satu Ksatria Wraith sambil mengeluarkan cahaya biru.

Tetapi tiga ksatria yang lolos dari serangan Karina-sama datang untuk menyerangku.

"Seorang magician yang memimpin dengan lesser golem sebagai pengawalnya, kau pasti meminta untuk diserang!"

Archduke Skeleton mengejek.

"--Lesser?"

Kesalahpahaman yang sangat besar.

"Apa?!"

True Steel Wolves menghancurkan Wraith Knights.

Serangan mereka tidak akan berhasil jika skeleton ini berubah menjadi bentuk hantu mereka yang menghilangkan serangan fisik, tapi aku berhasil memanfaatkan celah ini karena mereka menganggap remeh serigala-serigalaku sebagai golem yang lebih rendah dan berubah menjadi bentuk setengah hantu untuk menyerang.

Selanjutnya--.

"... ■■■ << Create Sanctuary >>"

Advance Magic earthku memurnikan Wraith Knights yang hancur.

"--Kau yang mengatakan kalau aku magician, bukan?"

Aku mengeluarkan World Tree Wand dari magic bagku, mengayunkannya sekali dan kemudian mengarahkannya ke Skeleton Archduke.

"KARINA KIIIIIIIIIICK!"

Tendangan Karina-sama datang ke arah Skeleton Archduke, tapi dia dengan cepat berubah menjadi bentuk hantu dan menghindarinya.
Dia pasti akan mengalahkannya jika bukan karena teriakan itu, tapi kita tidak bisa melakukan itu, demi ujian Satou.

"Bawa pasukanmu ke sini untuk menantang kami jika kau menginginkan 『Golden Wheel』. "
"Menantang, katamu? Kepada penghuni surga ini, Skeleton Archduke yang agung -"

Skeleton Archduke terbakar dengan api merah gelap.

"--MENANTAAANG !?"

Skeleton Archduke yang sedang berbicara besar mulai menghilang menjadi bayangan hitam legam.

"Aku akan membuatmu menyesali kata itu di neraka. Pergi dan berjuang sekuat tenaga sebelum kekuatan Armada Hantu sejatiku datang!"

Archduke Skeleton tenggelam ke dalam bayangan sambil meninggalkan kata-kata itu.


Magic tool darurat berdering tepat setelah Skeleton Archduke menghilang menjadi bayangan.
Aku menahan kepala kuil yang akan mengeluh, kemudian kami keluar dari kuil dan diminta untuk menyaksikan hampir 100 kapal hantu berlayar di langit yang diwarnai hujan lebat.

"Monster itu pasti cepat bertindak,"
"Mengatakannya seolah itu bukan urusanmu ..."

Kepala kuil mengeluh sambil menggerutu ketika mendengar apa yang aku katakan.
Dia mungkin tidak bisa mengatakannya dengan keras karena kita menyelamatkan mereka dari bahaya.

"Tidak perlu khawatir desuwa!"

Karina-sama menyatakan demikian kepada kepala kuil sambil tersenyum.
Aku mengangguk di sampingnya dan menunjuk ke langit timur.

Cahaya tumpah ke bawah seperti memotong langit yang berawan.

"- Kapal Emas?"
"Tidak--"

Aku mengoreksi perkataan kepala kuil.

"--Itu Armada Kapal Emas."

Pertempuran antara Armada Hantu dan Armada Emas akan dimulai di atas langit Kota Garleok.

Lakukan yang terbaik – Satou-ku tersayang.
<TLN: Doh, jadi iri :'v>



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar