Chapter 3 - Tertuduh Kembali
Malam tiba. Aku makan malam dan mandi, kemudian pergi ke teras untuk menenangkan diri.
Aku memandangi lautan dan menikmati udara malam yang sejuk. Apakah badai akhirnya mereda?
Aku melihat Filo di air. Dia ingin berenang setelah makan malam. Dia tampak agak terobsesi dengan renang akhir-akhir ini. Aku memutuskan untuk berpura-pura tidak melihatnya.
“Hah?”
Di ujung teras aku melihat Motoyasu berjalan bersama. . . Rishia?
Mereka sepertinya berjalan kembali ke penginapan.
Dia tidak memakai kigurumi tupainya.
Apa dia sedang menggodanya? Itu masuk akal. Dia telah mengindikasikan bahwa Rishia ada dalam daftar gadis-gadis cantiknya.
Kurasa orang itu benar-benar ingin membangun harem untuk dirinya sendiri. Menurutnya apa yang akan dikatakan Itsuki setelah melihat ini?
Aku memutuskan untuk memperingatkannya saja.
“Hei! Motoyasu! Lebih baik berhenti menggoda semua gadis yang kau lihat!”
“Hei! Naofumi! Aku mengandalkanmu!”
Motoyasu tampak pucat ketika dia berjalan ke arahku dan menampar pundakku. Kemudian dia mendorongku ke arah Rishia.
“Ada apa denganmu?”
“Tidak ada apa-apa! Aku sangat mengandalkanmu!”
Apa yang sedang terjadi? Dia seorang playboy sejati, jadi mengapa dia ingin aku mengurusnya? Aku memandangi Rishia dan kaget dengan apa yang kulihat.
Matanya merah dan bengkak, seolah-olah dia sudah menangis cukup lama. Dia duduk di sebelahnya.
“Hei, kau kenapa?”
“Oke, aku pergi dulu ya!” seru Motoyasu.
“Tunggu! Kau, jangan-jangan...”
Akhirnya dia menunjukkan sifat buruknya?
Mungkinkah Rishia tidak ingin bersamanya, jadi dia mengatakan sesuatu seperti, “Tidak apa-apa. Itu hanya menyakitkan di awal saja ...” dan kemudian memperkosanya!?
Aku tidak akan terkejut jika Motoyasu melakukan sesuatu seperti itu. Dia tampak seperti tipe orang yang akan menekan dan mendesak sampai dia mendapatkan seorang gadis secara NTR.
Rishia menangis begitu keras sampai tampak agak gemetaran.
Itu terlalu mengerikan. Dasar sampah! Aku tidak bisa membiarkanmu lolos begitu saja.
“Aku tidak melakukannya!” Bantah Motoyasu.
“Buktikan itu!”
“Tidak . . . Itu bukan kesalahan Tuan Pahlawan Tombak ...” Rishia menenangkan diri dan berbisik serak.
Kurasa aku membiarkan diriku terbawa suasana. Motoyasu mungkin tidak terlalu mengerikan. Iya kan?
“Jadi apa yang terjadi?” Tanyaku.
“Ada sesuatu yang terjadi, tetapi aku tidak begitu pandai menangani hal semacam ini. Jadi aku menyerahkannya kepadamu!” Kata Motoyasu ketika dia pergi. Dia tersenyum tapi sambil terlihat mual, seperti akan muntah. Dia lari dengan kaki gemetar.
Aku belum pernah melihatnya seperti itu sebelumnya. Dan aku tidak pernah mendengar dia mengatakan bahwa dia tidak pandai berurusan dengan gadis tipe apapun.
Apa Rishia adalah gadis yang tidak bisa diurusi? Dari penampilannya dia mudah dipengaruhi.
“Apa yang terjadi?” Tanyaku pada Rishia.
“Tolong jangan khawatir aku.” Jawabnya.
“Bagaimana bisa. Aku khawatir dia telah memperkosamu atau sesuatu.”
“Tidak . . . Aku hanya. . . Aku tidak bisa menahan diriku lagi.”
“Tidak bisa menahan diri lagi, jadi kau dan Motoyasu?”
“Bu. . . Bukan!”
Dia tampak marah, seolah-olah dia akan menangis lagi. Setidaknya dia punya energi untuk marah.
“Tuan Pahlawan Tombak mencoba menghiburku, tapi. . . Sebenarnya, aku mungkin tidak boleh membicarakan tentang ini.”
“Yah, sebelumnya kita sudah membicarakannya. Apakah ini ada hubungannya dengan apa yang kita diskusikan sebelumnya?”
Aku tidak tahu mengapa aku ingin membantunya. Mungkin itu karena aku merasa kita berada dalam situasi yang sama, dan aku tidak bisa melakukan apa-apa untuknya kecuali berempati.
“Tidak, kumohon. Jangan khawatir tentang itu.” Dia berdiri dengan cepat, membuat wajah minta maaf, dan lari.
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
Aku ditinggalkan sendirian, merasa ada yang tidak beres, tanpa tahu apa yang telah terjadi.
Keesokan paginya aku berbaring di tempat tidur sambil membaca buku, tetapi pikiranku masih sibuk dengan kekhawatiran tentang Rishia.
Kami sudah banyak leveling di sini, jadi kupikir kami tidak benar-benar perlu melakukan leveling serius lagi setelah kami terperangkap pada pulau ini.
Jadi aku punya waktu untuk sendiri tanpa melakukan hal yang penting, tetapi aku tidak bisa berhenti memikirkan malam sebelumnya.
“Aku benar-benar ingin tahu apa yang terjadi.”
Biasanya, aku mungkin akan merasa baik-baik saja mengabaikannya, tapi kali ini aku tidak bisa menahannya.
Aku tahu bagaimana rasanya ketika Bitch menjebakku, atau ketika Melty diserang oleh pengawalnya sendiri.
Pada dasarnya aku punya firasat buruk tentang itu, perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
“Apa yang kau pikirkan?” Tanya Raphtalia.
“Oh, tidak apa-apa. Aku akan pergi memeriksa sesuatu, jadi kau bisa bersantai di sini.” Jawabku.
“Hm ...”
Raphtalia melanjutkan push up-nya, aku meninggalkan ruangan tanpa menjelaskan apapun.
Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan. Apa yang terjadi?
Aku gugup tentang hal itu, tetapi aku memutuskan untuk mampir ke kamar Itsuki dan mendengarkan mereka untuk meraba-raba apa yang telah terjadi.
Aku bisa mendengar suara-suara gembira datang dari sisi lain pintu.
Apakah aku terlalu memikirkan ini?
“Ah...”
Aku melihat Rishia. Dia menatap ruangan itu dengan iri dari jauh.
Tapi kemudian dia menyadariku dan lari.
Apa yang terjadi padanya?
Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah mencoba membuat Motoyasu mengaku dan memberi tahuku apa yang dia ketahui.
Jadi aku pergi ke kamarnya dan mengetuk pintu.
“Sebentar!”
Seorang wanita, salah satu anggota partynya, menuju ke pintu.
Partynya terdiri dari Bitch dan dua wanita lainnya. Wanita yang di pintu adalah salah satu dari mereka, jadi aku akan memanggilnya wanita #1.
Dia tersenyum lebar. Dia memakai tampang seperti aku adalah orang terakhir yang dia harapkan mengetuk pintu mereka.
“Kau?! Kau disini untuk apa? Apa yang kau inginkan dari kami?!”
Dia menatapku sejenak sebelum menyadari siapa aku. Kemudian menyapaku.
Aku benar-benar tidak tahan berbicara dengan orang-orang ini.
“Apakah Motoyasu ada di sini?” Tanyaku
“Kenapa aku harus mengatakan itu padamu?” Balasnya.
“Hei! Motoyasu!”
“Jangan abaikan aku!”
“Ya! Jangan abaikan dia.” Sebut Wanita # 2
Dia datang ke ambang pintu untuk bergabung dengan temannya. Sedangkan untuk Bitch, dia rupanya memutuskan untuk mengabaikanku, meskipun duduk tepat di tempat aku bisa melihatnya. Aku benar-benar ingin berpikir bahwa dia trauma, tetapi aku tidak boleh membiarkan fantasiku melayang jauh.
Keduanya tidak berarti bagiku.
Bitch telah diperintahkan, oleh ibunya, ratu, untuk membantu Motoyasu dalam perjuangannya melawan gelombang sehingga ia dapat membuktikan dirinya berguna dalam kapasitas tertentu.
Ketika ratu pergi untuk misi diplomatik ke negara-negara lain, Bitch menghabiskan waktunya untuk melakukan apa pun yang diinginkannya, dan saat ratu kembali, dia menemukan banyak uang kerajaan telah disalahgunakan oleh Bitch.
Dia memiliki rambut merah yang sering ia ikat kebelakang menjadi ekor kuda. Dia memiliki jenis wajah yang cukup cantik tetapi semakin aku melihatnya, semakin terasa menjengkelkan.
Seperti yang diharapkan dari Motoyasu, dia ada dalam daftar gadis-gadis cantik bersama dengan Raphtalia dan Filo.
Dia adalah kakak Melty, dan dia memiliki kepribadian terburuk dari siapa pun yang pernah kutemui. Dia adalah monster tidak bermoral yang suka bersenang-senang diatas penderitaan orang lain.
Peralatannya terlihat sedikit kumuh daripada sebelumnya. Aku ingin tahu apakah ratu telah benar-benar memotong keuangannya? Rasakan itu!
“Ada apa kau kesini, Naofumi? Tak satu pun dari gadis-gadis ini senang melihatmu.” Motoyasu muncul, dikelilingi oleh haremnya. Tentunya dengan pose berendeng tiga di belakangnya.
Melihatnya berdiri di sana dengan sombong dan percaya diri seperti itu benar-benar membuatku kesal. Jika aku tidak ingin mendapatkan informasi darinya, aku akan menyuruhnya enyah dari pandanganku dan pergi meninggalkannya.
“Aku tidak peduli perasaan mereka. Aku punya pertanyaan untukmu.”
“Apa itu?”
“Ini tentang semalam. Kau mengatakan bahwa kau menyerahkannya kepadaku, tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.”
“Baik, aku akan memberitahumu, tetapi kau harus bertanggung jawab atas semuanya.”
“Serahkan saja terus ke orang lain! Tapi baiklah, karena aku cukup penasaran, aku terima itu.”
Dia pasti tahu sesuatu. Wajahnya tiba-tiba tampak pucat saat dia keluar dari kamar, dia meninggalkan haremnya yang mengawasi tempat itu saat kami berbicara.
Kami berdua berjalan ke teras, yang terbilang kosong tidak ada orang. Dia menatapku lagi, dan tentu saja, wajahnya sangat pucat.
Itu sama sekali tidak seperti dia. Aku tidak tahu dia benar-benar mampu mengkhawatirkan sesuatu.
Biasanya, dia hanya akan memanggilku penjahat, menyalahkan segalanya padaku, membela Bitch, dan membuat hidupku seperti neraka.
Oh, tentu saja dia akan menggoda Raphtalia dan Filo sepanjang waktu.
Dia sepertinya punya sesuatu untuk Filo khususnya.
“Kau berbicara tentang Rishia-chan, kan?”
“Iya.”
Apakah dia membuatnya menangis seperti itu? Ataukah dia sudah menangis sebelum bertemu dengannya?
Rishia sangat tertutup padaku, jadi aku tidak bisa mendapatkan penjelasan apapun darinya.
Tapi Motoyasu cukup terbiasa menggoda wanita, kupikir dia mungkin membuat Rishia untuk memberitahunya tentang hal itu.
“Jadi sebenarnya ...”
Dan Motoyasu mulai menjelaskan semuanya padaku.
Ketika dia melakukannya, aku menyadari bahwa intuisiku benar. Aku merasakan kemarahan yang meluap dari lubuk hatiku.
“Awalnya aku ingin tahu mengapa dia menangis, dan aku mungkin agak terlalu bersemangat ketika aku bertanya padanya apa yang terjadi, tapi. . . Maaf, sebenarnya. . . Aku tidak kuat dengan gadis-gadis ketika mereka seperti itu. Bisakah kau membantuku?”
“Itsuki!!!”
Aku menendang pintu dengan sekuat tenaga dan masuk ke dalam ruangan.
Pintu terbuka dan semua orang di ruangan itu menatapku di ambang pintu.
“Apa-apa ini?!” Kejut Itsuki.
“Kau, bajingan Pahlawan Perisai! Apa yang kau inginkan dari kami?!”
Pemimpin bawahan Itsuki, Armor, melotot padaku.
Armor sebenarnya memiliki nama asli, tapi dia selalu mengenakan baju zirah yang mencolok, jadi aku memanggilnya begitu.
Armor memiliki sikap yang buruk. Dia adalah tipe pria yang selalu bertindak seolah-olah dia berwenang.
Dia menginginkan kekuatan dan rasa hormat, aku rasa itu yang membuatnya berusaha dekat dengan Itsuki untuk memastikan dia mendapatkan yang diinginkannya.
Aku tidak tahu seberapa kuat dia. Aku tidak melihatnya melakukan sesuatu yang sangat mengesankan, atau benar-benar membantu siapa pun, selama gelombang terakhir.
L'Arc mungkin seorang musuh, tetapi aku akan memberitahukan penilaiannya tentang Armor, dia terlihat seperti penjahat. Aku setuju dengannya.
“Apa yang kuinginkan? Tanya itu pada diri kalian sendiri, sampah!” Aku berteriak dan merasa seluruh ruangan menjadi kacau.
Aku pasti benar-benar terlihat tidak stabil, karena Armor dan anggota party yang lain tiba-tiba tampak terintimidasi.
Itsuki adalah yang pertama kali sadar. Dia sangat marah sekarang. Dia balas berteriak ke arahku.
“Apa yang kau bicarakan?!” Tanya Itsuki.
“Kau masih belum mengerti, sampah?”
Sial, aku menjadi sangat marah sehingga aku merasa bisa beralih ke Wrath Shield saat itu juga. Benci mengepul dalam diriku seperti asap.
Jika Ren muncul, aku mungkin akan menjadi gila. Wrath Shield berisi inti naga yang telah dibunuh Ren, jadi perisai itu sendiri merespons secara dramatis kehadiran Ren.
“Kau hanya mencoba membuat Tuan kami ragu-ragu, bukankah begitu, Pahlawan Perisai?!”
Armor mengambil langkah ke arahku, jadi aku mengulurkan tangan, meraih lengannya, dan mencoba menggunakan kuncian judo padanya.
[Melanggar aturan senjata legendaris, kau telah menyentuh senjata di samping senjata yang menjadi spesialisasimu.]
Terdengar sesuatu mendesis, dan rasa sakit menjalari lenganku. Tapi itu tidak terlalu sakit.
Aku terkejut bahwa aturan senjata legendaris berlaku untuk hal-hal seperti kuncian judo. Padahal dulu aku bisa mememukul sesuatu. Apa bedanya?
“Aduh!”
“Aku datang ke sini untuk berbicara dengan Itsuki. Jangan menghalangiku, bawahan!”
Aku mendorong Armor kembali dan menatap Itsuki.
Aku tidak pernah merasa semarah ini dalam waktu yang lama. Raphtalia telah melakukan begitu banyak hal untuk membantu mengendalikan amarahku.
Saat ini, aku tidak ingin tetap terkendali.
“Kau . . . Kau selalu berbicara tentang keadilan dan kejujuran, tetapi kau sama sekali tidak mengerti apa-apa!” Sebutku.
“Apa yang kau....”
Aku benar-benar berteriak pada titik ini, rupanya Rishia datang kesini untuk melihat apa yang terjadi. Ketika Itsuki melihatnya di sana, dia akhirnya menyadari apa yang membuatku kesal.
“Oh, jadi karena itu kau marah?” Tebak Itsuki.
“Otakmu jalan juga.”
“Dia lah yang salah.”
“Apakah kau bercanda?”
Inilah yang kudengar dari Motoyasu:
Inilah mengapa Rishia sangat galau.
Kemarin, Rishia selesai berbelanja dan kembali ke ruangan partynya. Ini terjadi tepat setelah aku berpisah dengannya.
“Rishia-san? Ternyata kau yang melakukannya?” Tanya Itsuki.
“Hm? Apa maksudmu?” Tanya kembali Rishia.
Tepat setelah dia kembali ke kamar, Itsuki mendekatinya tampak sangat kesal. Tapi dia tidak tahu apa yang membuat Itsuki kesal.
“Tidak ada gunanya berpura-pura tidak tahu. Aku tahu kaulah yang merusak aksesoriku.”
Dia melihat sekeliling dan melihat bahwa gelang favorit Itsuki pecah menjadi serpihan kecil.
“Hah? Tidak! Aku … aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Apa yang terjadi?” Bantah Rishia.
“Aku tidak percaya kau akan berbohong padaku. Kami memiliki bukti kau yang melakukannya.” Itsuki menoleh ke anggota party lainnya.
“Betul. Kami semua melihatnya. Kami melihat Rishia memecahkan gelang berharga Tuan Itsuki dan kemudian menyembunyikannya.”
“Iya.”
“Aku juga melihatnya.”
“Apa?! Aku tidak melakukan hal seperti itu! Aku . . Aku benar-benar tidak tahu apa yang kalian bicarakan!” Rishia dengan tegas membantah tuduhan itu. Tapi Itsuki tidak akan percaya padanya.
“Lihatlah semua saksi yang mengaku melihatmu. Sepertinya tidak ada cara lagi untuk menghindarinya. Seandainya kau mengakuinya, aku akan memaafkanmu. Rishia-san, mulai hari ini kau bukan lagi anggota dari Party ini.” Sebut Itsuki.
“Tapi! Tapi aku benar-benar tidak melakukannya!”
Saat itu, Rishia melihat Armor tersenyum.
Tetapi dia tidak punya waktu untuk mencoba dan mencari tahu apa yang telah terjadi, dia hanya ingin mempertahankan posisinya didalam party. Jadi dia berlutut di depan Itsuki dan memintanya untuk mempertimbangkan kembali.
“Kumohon! Tolong! Aku ingin berada di sisimu, Tuan Itsuki!” Itsuki goyah, mungkin merasa bersalah. Matanya berair.
“Kau tidak perlu memaafkannya sekarang, Tuan Itsuki!”
Armor dan anggota party lainnya berteriak kepadanya.
“Maafkan aku. Kita harus berpisah.”
“Tuan Itsuki?! Aku mengatakan yang sebenarnya! Tolong percayalah padaku! Harap pertimbangkan kembali! Aku akan melakukan apa saja!”
Dia menangis di kakinya, tetapi Itsuki memunggunginya.
“Berapa lama kau akan mengemis seperti itu?! Kau pembohong! Kenapa kami harus membiarkan seseorang sepertimu dekat dengan tuan kami?!”
Anggota party Itsuki yang tersisa memaksanya keluar dari ruangan.
Dia masih mencoba untuk kembali ke Itsuki, tetapi usahanya terbukti sia-sia.
Kurang lebih seperti itu yang dikatakan Rishia pada Motoyasu.
“Kau tidak akan mengakui Rishia setelah semua yang dia lakukan untuk kita selama pertempuran di laut Pulau Cal Mira?” Tanyaku padanya.
“Bukan karena itu sama sekali!” Bentak Itsuki, tiba-tiba ganas.
Bagiku itu terdengar seperti aku menemukan kebenaran.
Ratu memuji Rishia atas bantuannya, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa ia tahan. Dia tidak bisa menerima semua itu, sebab dia dan partynya terus merendahkannya. Jadi dia cemburu bahwa anggota terlemah dari partynya mendapat pujian dari ratu, dan satu-satunya cara dia bisa menghadapinya adalah dengan menjebaknya dan menyingkirkannya.
Dari apa yang kudengar, Rishia tidak melakukan kesalahan. Orang lain telah merusak gelang itu, mereka jelas-jelas berusaha menjebak Rishia.
Aku benci pengecut yang menjebak orang karena kejahatan yang tidak dia lakukan!
Karena itulah aku sangat kesal pada Itsuki, karena aku pernah mengalami masalah yang sama.
“Sebab dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, akhirnya mengemis ke pahlawan lain untuk datang memohon padaku atas namanya? Apa kau benar-benar berpikir aku akan membiarkannya kembali ke partyku?”
“Rishia tidak memberitahuku apa-apa. Teman playboy kita, Motoyasu, menggunakan 'daya tarik'-nya untuk mengorek kisahnya!”
Ngomong-ngomong, Motoyasu dipanggil ke dunia ini dalam keadaan mengenaskan ditangan 2 wanita.
Dia mungkin gugup di sekitar gadis-gadis yang tampaknya memiliki obsesi berlebihan kepada laki-laki.
Mungkin itu seperti karakter yandere di galge.
Ada galge seperti itu di duniaku juga. Itu terkenal karena bad ending nya.
Jika Motoyasu pernah mengalami hal serupa di masa lalunya, maka mendengar tentang Rishia dan hubungannya dengan Itsuki akan memunculkan kenangan tentang trauma masa lalunya.
Tapi bukan itu masalahnya di sini!
“Apa yang sudah kukatakan tentang itu adalah kebenaran dan tidak perlu dijabarkan lagi. Rishia berbohong tentang tindakannya. Dia lupa tentang utangnya kepadaku dan hanya menggunakan aku untuk ambisinya sendiri. Menghapusnya dari partyku adalah hal yang wajar.”
“Kau tidak berpikir bahwa ada anggota partymu yang lain mungkin berbohong tentang itu?”
“Apa? Kau menuduh rekan party kepercayaanku berbohong? Kukira itu tidak mungkin. Rishia itu baru bergabung dengan partyku. Karena itu, aku punya alasan untuk lebih mempercayai kata-kata mereka.”
Dasar idiot! Dia bahkan tidak berusaha masuk akal!
Jelas, aku meluangkan waktu untuk melihat masalah sebelum aku masuk ke kamarnya.
Aku tahu aku tidak bisa pergi kesini tanpa bukti dan menggunakan emosiku untuk mengubah pikirannya. Untungnya, sebab alasan itu aku masih bisa melanjutkan ini.
Rishia bukanlah penyebab sesungguhnya. Selanjutnya, aku malah sudah tahu siapa penjahat sebenarnya.
Sebenarnya cukup sederhana. Aku cukup bertanya pada Shadow.
Shadow adalah agen rahasia di bawah komando ratu.
Mereka sangat mirip ninja. Mereka menyelinap diam-diam, mengumpulkan informasi tentang orang-orang.
Aku tahu bahwa mereka telah mengawasi semua pahlawan sejak kami tiba di Pulau Cal Mira. Jadi aku berasumsi, tentu saja, bahwa mereka mungkin mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi pada gelang Itsuki.
Rishia tidak merusak gelang itu. Salah satu anggota party Itsuki lainnya yang melakukannya.
Rupanya Shadow itu bahkan mengantisipasi masalah ini dan karena itu Shadow bertemu dengan Itsuki dan menjelaskan situasinya kepadanya. Tapi Itsuki memilih untuk mempercayai partynya daripada Shadow.
Ketika aku mendengar Itsuki telah diberitahu tentang kebenarannya, tidak ada yang tersisa untuk kulakukan selain menerobos masuk dan meminta jawaban.
“Tapi ada saksi! Saksinya adalah pihak ketiga, yang tidak ada hubungannya dengan kita, dia melihat ini secara objektif! Pakai otakmu! Apa kau benar-benar mempercayai anggota partymu menyaksikannya memecahkan gelang itu, apa mereka tidak berusaha menghentikannya?”
“Jadi, kau sudah menyelidikinya ... Yah, kukira tidak ada cara lain untuk menyelesaikannya. Itu semua untuk dirinya. Mereka tidak hanya memberinya kesempatan untuk mengaku. Dengan menjebaknya, mereka benar-benar memberi Rishia cara untuk menghindari konflik.”
“Apa yang kau bicarakan?”
Aku benar-benar tidak mengerti tentang drama ini. . . tetapi semua itu terdengar sangat memaksa.
“Itu adalah cara untuk membuat Rishia meninggalkan party. Rekan partyku di sini, telah mengambil peran jahat dan memberi Rishia cara untuk menghindari pertempuran. Tidakkah kau mengerti? Mereka melakukannya karena khawatir padanya.”
“HAH. . . ?”
Apa yang baru saja dia katakan? Aku bingung sejadi-jadinya.
Mereka melakukan semua ini dengan sengaja? Mereka membuat semuanya untuk membuatnya meninggalkan party?
“Rishia tidak cocok bertarung. Kami semua telah membicarakannya, lalu memutuskan untuk mengembalikannya ke desanya, agar hidupnya berlangsung bahagia.” Sebut rekan Itsuki.
“Ya benar. Kami melakukan semua ini untuk Rishia.” Tambah lainnya.
Anggota partai lain melompat masuk dan setuju dengan cerita Itsuki. Mereka berusaha membuatnya terlihat seperti ini karena khawatir padanya.
Bukannya mereka memperlakukannya seperti seorang kriminal?
Apakah mereka berpikir seperti apa kehidupan di desanya setelah itu?
Apakah mereka memikirkan bagaimana orang-orang akan memperlakukannya?
Apakah itu benar-benar ide terbaik mereka?
Rishia mengerti betul bahwa dia bukan petarung terkuat disini.
Jika mereka ingin melindunginya dari bahaya pertempuran, mengapa mereka tidak duduk dan membicarakannya dengan tulus?
Memang, Rishia sangat bersemangat ingin membantu mereka, jadi dia mungkin tidak akan langsung setuju untuk pergi. Tetapi jika Itsuki telah mendudukkannya dan dengan tulus menjelaskan perasaannya, bukankah dia akan menahan air matanya dan mengangguk?
Apapun itu, aku tahu satu hal pasti.
Itsuki ingin mengeluarkan Rishia dari partynya. Tetapi Rishia bersikeras untuk membantu, dan dia tidak tahu harus berbuat apa.
Jadi anggota partainya memutuskan untuk melakukan kejahatan dan menjebaknya?
Apa itu masuk akal? Tidak. Yang benar adalah bahwa Itsuki kesal karena dia membuktikan dirinya berguna dalam pertempuran terakhir.
Jadi mereka semua menjebaknya — karena iri hati.
Mereka melakukannya karena khawatir padanya? Ha! Jangan bermimpi!
Bagiku, terlihat jelas Itsuki menjalankan rencana ini tanpa ada risiko dia akan terlibat, Itsuki memikirkan cara itu dan meminta anggota partynya untuk melakukannya.
Itsuki bisa saja mengajukan permintaan yang tulus pada Rishia, tetapi sebaliknya, malahan Itsuki menipunya dan akhirnya menyakitinya. Dan semua itu karena dia cemburu pada kesuksesannya dalam pertempuran terakhir!
Kapan dia akan sadar bahwa kita tidak sedang bermain game?
Selain itu, seandainya ini game, seorang anggota party mungkin saja ikut meninggalkan party jika dia, Itsuki meminta padanya.
Tapi itu benar. Itsuki telah terbiasa bermain game konsol. Jika dia adalah pemain tunggal, maka dia akan terbiasa dengan NPC sebagai anggota partynya.
Aku benar-benar berada di ujung batas kesabaranku. Muak dengan semua ini, aku menoleh ke Rishia. Dia tampak seperti hampir menangis. Dia gemetaran ketika dia melihat Itsuki, terlihat jelas dia menggunakan energi yang dia miliki untuk tetap tenang.
Sedangkan untuk diriku sendiri, ini benar-benar yang terakhir. Tidak mungkin aku bisa menghormati Itsuki lagi setelah ini.
Motoyasu adalah seorang idiot yang percaya semua yang dikatakan Bitch, tentu saja. Tapi dia bukan tipe orang yang akan mengusir salah satu rekan satu timnya dan membiarkan mereka membusuk.
Sedangkan Itsuki, jika dia menghadapi musuh yang tidak bisa dia kalahkan, akankah dia melarikan diri dan meninggalkan partynya mati?
“Yang benar adalah Rishia tidak pernah benar-benar cocok dengan party ini. Aku tidak ingin memaksanya terjun ke dalam masalah yang tidak penting, aku rasa sebaiknya dia tinggal di tempat yang damai. Dia akan lebih bahagia disana.” Jelas Itsuki.
“Apa kau tidak mencoba untuk memikirkan bagaimana perasaan Rishia?!” Tanyaku.
“Itu mudah untuk dikatakan, tetapi kita tidak bisa ambil risiko dengan memikirkan emosi seseorang yang dapat mengganggu penyelamatan dunia.”
“Kalau begitu, mengapa kau tidak memberitahunya sejak awal?”
“Aku akan mengatakannya sekarang. Dia tidak cukup kuat untuk diandalkan dalam pertempuran. Kupikir jika kami memberinya waktu untuk naik level dan meningkatkan kekuatan, segalanya mungkin berubah. Tapi ternyata tidak ada yang berubah. Karena itu, kurasa yang terbaik adalah dia kembali ke desanya.”
Itulah yang kuharapkan dari dia.
Pada dasarnya, dia hanya berusaha membuat dirinya terlihat lebih baik.
“Lalu mengapa kau tidak mengatakan itu dengan mulutmu? Apa kau takut dicap penjahat?”
“Tidak begitu! Mengapa kau pikiranmu sempit?”
“Jika berpikir bijaksana berarti memanfaatkan seseorang dengan sebuah kejahatan sehingga kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan, maka ya, aku akan terus berpikiran sempit.”
“Dia tidak bisa mengikuti kami, karena pertempuran semakin sulit. Nanti kami harus tangguh untuk melindunginya!”
“Tapi kaulah yang mengabaikan potensi sebenarnya dan memaksanya untuk menjadi petarung! Mengapa kau tidak membiarkan orang lain mengendalikan hidup mereka sendiri?”
Bukankah dia mengatakan bahwa dia lebih baik dengan sihir daripada pedang?
Itsuki pasti tahu itu, tapi dia mengatakan padanya untuk fokus pada pertarungan jarak dekat ketika Rishia pergi untuk mengikuti upacara kenaikan kelas. Itsuki seharusnya tahu bahwa dia akan berakhir sia-sia!
Dan kemudian ketika Itsuki menyadari Rishia tidak bisa mengikuti itu, dia memutuskan untuk menyingkirkan Rishia.
Itu adalah Itsuki yang ku tahu.
Dasar brengsek!
Padahal jika dia jujur saja padanya, Rishia akan mengerti!
Pada akhirnya, dia datang dengan skema rumit ini supaya dia tidak terlihat seperti orang jahat.
Dan pada dasarnya itu juga lah yang telah dia lakukan padaku.
Mereka memiliki tujuan yang jelas dalam pikiran mereka dan mereka telah merencanakan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan Itsuki telah berada di dalamnya rencana sepanjang waktu.
“Jadi ini adalah kesempatan bagus untuk memperjelasnya. Partyku tidak akan dapat terus bekerja sama denganmu, Rishia. sejujurnya, kau terlalu lemah untuk mengikutinya.”
Yang berarti dia hanya akan mengatakan yang sebenarnya jika masalahnya sudah mentok ke dinding — hanya karena aku menyerbu masuk.
Selain itu, dia pasti merasa disalahkan atas perilakunya, jadi dia beralasan bahwa itu karena Rishia, dan karena itu Rishia harus salah.
Bagaimana dia bisa munafik dan sok suci begitu?
Dibandingkan dengan dia, aku lebih suka bekerja sama pedagang budak dan pedagang penipu. Setidaknya mereka tahu bahwa mereka jahat. Mereka tidak berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan mereka, dan niat mereka jelas. Itu saja membuat mereka jauh lebih baik daripada orang seperti Itsuki.
“...”
Rishia mencoba membalas Itsuki tetapi tidak dapat menemukan kata-katanya. Dia berbalik dan berlari keluar ruangan.
“Rishia?!”
“Dia hanya berusaha mendapatkan simpatimu. Sekarang tolong keluar dari sini!”
“Kau . . . Kau ingin membuat orang yang tidak bersalah menderita lagi!”
“Sejak kapan aku melakukan itu?!”
“Oh, jangan bilang kau sudah lupa? Tentang Bitch? Tentang kejenakaan pahlawan kecilmu yang menyamar?”
“Aku tidak yakin aku ada hubungannya dengan insiden Bitch-san.”
Tidak ada hubungannya dengan itu, huh? Dia berdiri bersamanya, menyalahkanku untuk semuanya. Tapi aku bahkan belum mendengar permintaan maaf untuk itu.
Dia benar-benar berpikir bahwa dia adalah pusat alam semesta. Dia tidak peduli dengan pikiran dan perasaan orang lain.
Aku tidak punya energi yang cukup untuk marah lagi. Aku merasa sedikit lelah.
Kemarahanku yang mendidih kurasakan mulai mendingin.
Kupikir ini membuatku merasakan apa yang dirasakan Bitch ketika mengkhianatiku. Tapi aku salah. Ini berbeda.
“Baiklah. Aku kira kau memiliki rasa keadilan. Kau memang memiliki beberapa masalah tetapi setidaknya kau bisa menjadi pahlawan yang baik. Dan sekarang ini. Rasanya aku terkejut. Terkejut dan kecewa padamu!”
Aku menatapnya dengan pandangan tidak enak.
Aku mendengar bahwa kebalikan dari kasih sayang bukanlah kebencian — itu adalah ketidakpedulian.
Jadi itu berarti kebalikan dari kebencian juga ketidakpedulian.
Aku tidak bisa lagi peduli pada Itsuki. Aku tidak bisa marah pada seseorang yang tidak kupedulikan.
“Kita tidak memiliki hubungan yang memungkinkanmu untuk mengatakan hal-hal seperti itu! Tolong jaga jarakmu!”
Itsuki sangat marah. Dia meneriakiku.
Aku mulai mengerti. Itsuki sangat memikirkan dirinya sendiri, jadi tidak ada yang lebih buruk baginya daripada mengetahui pendapat tentang dia telah jatuh di mata seseorang. Dia pasti memiliki beberapa trauma.
“Aku tidak peduli. Mengapa aku harus menghabiskan waktu dengan bocah sok suci sepertimu? Terus lakukan yang terbaik untuk menjaga sifat buruk dan jahatmu tetap tersembunyi dari semua orang.”
“Aku sudah bilang untuk keluar dari sini!”
Itsuki tampak seperti dia akan meraih busurnya, tapi aku hanya menatapnya dengan sikap acuh tak acuh.
“Lanjutkan . . . Lakukan. Ambil busur kesayanganmu dan tembak aku. Kau pengecut!”
“Kau yang meminta!”
Itsuki menarik kembali benang pada busurnya dan menembakkan panah.
Busurnya adalah busur sihir. Anak panah baru muncul ketika dia menarik tali kebelakang.
Aku berjalan perlahan ke arahnya.
Panahnya mengenaiku, tetapi berdentum ke lantai dengan suara dentangan seperti itu yang tidak efektif.
“Apa?!”
“Kau monster!”
Anggota party Itsuki tidak bisa percaya betapa tidak efektifnya panah itu terhadap pertahananku. Mereka memanggilku monster!
“Kau tahu tidak, serangan jahat tidak mempan untukku?”
Aku terus berjalan menuju Itsuki, dan dia terus mundur untuk menjaga jarak. Segera dia berada di sudut, menembakkan panah demi panah ke arahku.
“Eagle Piercing Shot!”
Aku tidak percaya dia akan menggunakan skill di dalam ruangan kecil seperti itu.
Aku memicingkan mata ke arah panah dan memantapkan diriku, lalu meraih dan menyambar anak panah berbentuk elang, menghentikannya sambil mencengkeram lehernya.
“Kau . . . Kau menghentikan Eagle Piercing Shot ku?”
“Aku yakin ini adalah serangan pengabai pertahanan, tetapi itu tidak masalah. Bahkan tidak layak untuk membela diri terhadap sesuatu yang begitu lemah.”
Aku mengumpulkan kekuatan, menatap elang sihir ditanganku, dan kemudian aku meremas tenggorokannya dan membunuhnya.
Karena itu bukan benar-benar monster , jadi aku bisa membunuhnya dengan kekuatanku sendiri.
Aku menjatuhkannya dan mendekati Itsuki sampai kami bertatap muka.
“Kau bilang Rishia lemah? Ha! Kau pikir dirimu kuat?”
“. . . !?”
Wajahnya memerah karena marah.
Aku tidak peduli. Aku tahu bahwa Fitoria telah memperingatkanku tentang hal itu, tetapi aku tidak ingin ada hubungan dengan Itsuki lagi.
Aku berbalik dan meninggalkan ruangan.
“Hanya kali ini saja kau bisa seberani ini!”
Aku tidak peduli. Mungkin dia akhirnya mengerti seberapa besar perbedaan dalam kekuatan kami. Mungkin itu akan menginspirasi dia untuk menjadi lebih kuat.
Aku mengejar Rishia.
Aku melihatnya berlari ke arah pelabuhan, tetapi ketika aku sampai di sana, dia tidak terlihat. Dia jangan-jangan ...
Tepat saat aku mempertimbangkannya, aku melihat Filo menarik Rishia keluar dari air.
Ada kerumunan orang berdiri di sekitar mereka.
“Kak, apa kau bisa berenang? Tapi sepertinya kau tidak sedang bersenang-senang! Kenapa kau tenggelam?”
“Lepaskan aku! Kumohon, aku. . . aku. . .”
“Filo, kerja bagus. Aku akan mentraktirmu nanti.”
“Aku tidak tahu apa maksudmu, yey!”
“Ceritakan apa yang terjadi.”
“Kakak ini baru saja jatuh ke laut. Tapi dia mulai tenggelam, jadi aku melompat dan menariknya keluar.”
“Dia menenggelamkan diri ...”
Dia cukup sedih untuk mencoba bunuh diri. Sungguh mengerikan hanya memikirkannya.
Tiba-tiba aku mengerti mengapa Motoyasu begitu ketakutan.
Seseorang yang kau sukai mungkin mengatakan hal-hal buruk kepadamu, tetapi mengapa kau harus mencoba bunuh diri karena itu?
“Kerja bagus, Filo.”
“Heh, heh, heh.”
Aku mengelus kepala Filo.
Jika Filo tidak ada di sana, itu mungkin akhir dari Rishia. Sisi pelabuhan itu sangat dalam di beberapa tempat.
Tempat di mana kapal-kapal besar berlabuh itu sangat dalam. Jika kau mencoba tenggelam di sana, kau bisa melakukannya.
Kami baru saja berhasil menghindari bencana.
“Oke, Rishia ...”
Filo masih memegangi Rishia, yang tampaknya sangat putus asa. Aku meraih tangannya dan berbicara dengannya.
“Anggap saja kau berhasil, kau sudah mati di sini. Sekarang apa yang ingin kau lakukan dengan kehidupan yang diselamatkan?”
“Biarkan aku mati. Tuan Itsuki sudah membuangku. Aku tidak punya alasan untuk hidup!”
“Orang yang memutuskan itu bukan orang lain selain dirimu sendiri.”
“Kalau begitu, biarkan aku mati....”
“Kau bisa melakukan apa yang kau mau, tapi aku tidak akan memaafkanmu!”
Aku tidak tahan membayangkan dia diperlakukan seperti ini.
“Apa kau akan menerima tuduhan yang mereka katakan? Apa kau tidak ingin membuktikan mereka lah yang salah?”
“Tetapi aku...”
“Tidakkah kau ingin membuat Itsuki berkata, [Tolong kembalilah. Aku membutuhkanmu]?”
“Aku tahu aku lemah. Aku tahu itu!”
“Siapa bilang kau akan selalu lemah? Itu hanya Itsuki. Tapi dia salah.”
Mereka bilang padaku bahwa aku adalah pahlawan terlemah juga. Mereka memandang rendah kepadaku.
Itu sebabnya. . . itu sebabnya kau tidak bisa terima saja apa yang orang katakan tentang dirimu sendiri.
“Benarkah . . . aku bisa menjadi kuat?”
“Aku berjanji padamu. Kita akan menunjukkan kepada Itsuki betapa kuatnya dirimu nanti!”
Kami akan membuatnya menyesal mengusirnya dari partynya. Si pahlawan bodoh itu!
Jika aku membuat Rishia lebih kuat dari rekannya yang lain, maka pada akhirnya Itsuki harus memercayai hal-hal yang kuceritakan kepadanya.
“Rishia, aku akan membantumu. Aku akan membantumu sampai kau cukup kuat. Tidak, akan kubantu kau sampai sangat kuat!”
Itulah yang kurasakan.
Kami sudah mengalami hal yang sama. Kami telah dijebak, dipanggil lemah, dan direndahkan. Aku melihat diriku dalam Rishia, aku akan memastikan dia menjadi sangat kuat dan membuktikan betapa salahnya Itsuki.
“Ikutlah denganku!”
Aku mengulurkan tangan padanya. Dia ragu-ragu, lalu mengambilnya.
“Tapi, hatiku milik Tuan Itsuki seorang saja.”
“Baiklah. Cintai orang yang kau sukai. Aku juga tidak peduli apa yang kau pikirkan tentangku. Aku hanya peduli tentang bagaimana kau memikirkan dirimu sendiri.”
Bukannya aku mengundangnya ke partyku karena dia seorang gadis.
Aku tidak bisa memaafkan tindakan Itsuki. Dia memaksanya untuk naik level seperti yang dia inginkan, lalu membuangnya ke tepi jalan ketika dia tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Aku merasa seperti aku telah melalui hal-hal yang sama yang dia miliki.
Itu sebabnya aku tahu apa yang kubicarakan.
“Kau akan kuat. Akan kugunakan semua cara yang ada.”
“Baiklah. Terima kasih.”
Dia masih terisak ketika dia menerima undangan partyku.
Jadi Rishia akhirnya bergabung dengan partyku, tapi ... Ketika kami dalam perjalanan kembali ke kamar, kami bertemu dengan Raphtalia.
“Aku mendengar teriakmu, Tuan Naofumi. Kau terdengar sangat marah! Apa yang terjadi?” Tanyanya.
“Itsuki membuatku kesal.” Jawabku.
“Tapi. . . Oh, sedang apa Rishia-san di belakangmu?”
Jadi dia kenal Rishia. Baiklah. Itu akan membuatku lebih mudah menjelaskannya padanya.
“Oh, um. . . iya.”
“Kau kenapa?” Tanya Raphtalia pada Rishia.
“Aku akan menjelaskan ketika kita masuk kamar.” Balasku.
“Bagaimana dengan Rishia?” Bingung Raphtalia.
“Sebab alasan tertentu dia menjadi rekan kita.”
“Be. . . benarkah? Baiklah.”
Raphtalia mengangguk. Sepertinya dia sudah mulai mereka-reka apa yang terjadi, di pikirannya.
Kami kembali ke kamar, dan aku memberitahunya apa yang terjadi.
Raphtalia bereaksi seperti yang kuharapkan. Dia setengah jengkel, setengah marah.
“Aslinya begitu ya ...”
“Tolong, jangan bicara buruk tentang Tuan Itsuki.”
“Setelah semua yang dia lakukan padamu, kau masih ingin membelanya?”
Raphtalia sepertinya tidak bisa mempercayai telinganya.
Aku merasakan hal yang sama.
“Jika Filo tidak menyelamatkannya, dia benar-benar akan tenggelam.”
“Mana lagi pujiannya!?”
“Ya, kau melakukannya dengan hebat. Aku sudah memberitahumu itu.”
“Heh, heh.”
Tampaknya Filo belum mendapat cukup pujian, jadi aku meraih nya dan mengacak-acak rambutnya.
Jambulnya agak mengganggu.
“Tuan Itsuki tidak jahat. Ini salahku karena aku lemah.”
Rishia tampak seperti akan menangis lagi. Raphtalia meraih dan menarik tangannya.
“Kau benar-benar menyayanginya, bukan?”
“Iya.”
“Suatu hari nanti, dia pasti akan mengerti. Sampai saat itu, kau dan aku hanya perlu berusaha.”
“Kalau begitu, kau merasakan hal yang sama, Raphtalia-san? Baiklah.”
Hah? Eh? Apa yang mereka bicarakan? Aku tidak benar-benar mengerti, tetapi ruangan itu terasa sedikit sesak tiba-tiba.
Apa yang dia maksud dengan “kau dan aku”? yah terserahlah, setidaknya mereka tidak saling bermusuhan.
“Oke. Rishia, jangan menguntit Itsuki, oke?”
“Oh. . . Baik.”
Dia sudah berada di rute yang tepat untuk menjadi penguntit, jadi aku merasa perlu mengingatkannya sekarang.
Yang benar-benar dia butuhkan sekarang adalah jarak dan ruang untuk berpikir.
“Aku akan berusaha.”
“Itsuki sangat kesal sekarang, jadi yang terbaik adalah menjaga jarak.”
Aku juga tidak ingin melihatnya. Seluruh sikap puas dirinya benar-benar membuatku sangat jengkel.
“Jadi peran apa yang harus diambil Rishia di party kita?”
“Oh tidak!”
“Tenang. Kami tidak akan memaksamu untuk melakukan apa pun yang tidak kau inginkan.”
Yang ingin kukatakan adalah sekarang bahwa dia adalah anggota party kami, kami perlu mencari tahu peran apa yang akan ia mainkan dalam formasi kami.
Tapi dia sudah berada diparty Itsuki selama ini.
Yang berarti ada besar kemungkinan dia mengira aku adalah predator seksual atau semacamnya.
“Apa yang kau kuasai? Dari apa yang kudengar kau menjadi petarung jarak dekat?”
“Yah, aku sudah melakukan yang terbaik, tapi. .”
“Setiap orang memiliki hal-hal yang mereka kuasai dan hal-hal yang tidak mereka kuasai. Kita hanya perlu berlatih berbagai hal untuk membantumu menemukan posisi yang cocok. Partyku benar-benar tidak memiliki cukup anggota, jadi pasti ada sesuatu yang sempurna untukmu.”
Baik Filo dan Raphtalia sudah menjadi petarung jarak dekat yang sangat baik, jadi kupikir kami akan baik-baik saja di bagian depan.
Dengan adanya mereka berdua sebagai petarung jarak dekat, mungkin lebih masuk akal jika dia fokus pada penggunaan sihir, karena tidak ada di antara kami yang mengkhususkan diri sebagai pengguna sihir.
“Sihir macam apa yang bisa kau gunakan?”
“Aku tidak punya spesialisasi sihir tertentu. Tapi itu juga berarti aku bisa menggunakan semua jenis yang berbeda.”
“Kedengarannya sangat berguna.”
Filo, Raphtalia, dan aku semua terbatas pada satu jenis sihir tertentu.
Aku bisa menggunakan sihir pendukung dan pemulihan, Filo bisa menggunakan sihir angin, dan Raphtalia bisa menggunakan sihir ilusi, sihir cahaya dan kegelapan.
Tetapi Rishia mengatakan bahwa jenis sihirnya tidak terbatas seperti kami.
Sayangnya, itu mungkin berarti bahwa dia tidak akan menjadi sangat bagus dengan tipe apapun.
Bagaimanapun, itu akan sangat membantu kami.
Jika dia bisa menggunakan sihir apa pun, maka kita akan dapat menyesuaikan rencana pertempuran kita dengan cepat, merespon apa pun yang muncul.
Bagaimanapun, kekuatan bukan hanya tentang level dan statistikmu.
Jika kami berpikir tentang strategi kami, kami seharusnya dapat melakukan melebihi yang bisa diperkirakan seseorang di level kita.
Jadi ini adalah kesempatan yang bagus bagi kita untuk duduk bersama dan memutuskan cara paling strategis untuk membagi peran yang diperlukan dalam party.
Aku bertanggung jawab atas pertahanan dan penyembuhan, yang menjadikanku sebagai pemain pendukung.
Raphtalia adalah seorang penyerang.
Ketika dia menyerang, dia akan menindaklanjuti serangan Filo. Dalam keadaan darurat, dia bisa menggunakan sihir ilusinya untuk memberi kita keuntungan.
Filo adalah seorang penyerang acak.
Dia kuat dan cepat. Dia bisa menggunakan haikuikku untuk mengeluarkan dan menghancurkan sejumlah monster dengan cepat.
Jadi aku perlu mencari posisi yang cocok bagi Rishia dan kemudian menyesuaikan strategi kami untuk mengakomodasi dia.
“Jangan khawatir, Rishia-san. Tuan Naofumi terlihat kasar dan kejam, tetapi sebenarnya dia tidak seburuk yang kau kira.”
“Mungkin kau dan Rishia harus mengobrol panjang tentang itu suatu hari nanti.”
Apa artinya itu? Tidak seburuk yang kau kira?
Baiklah. Bukan siapa aku sebenarnya, tetapi aku bisa membayangkan bahwa orang mungkin terintimidasi setelah mendengar tentang kehidupan pedagangku dan hubunganku dengan pedagang budak.
“Baiklah . . .”
Mata Rishia beralih kepadaku, dan kemudian dia memalingkan muka lagi sebelum mengangguk.
Kukira dia setuju dengan Raphtalia?
“Hei, apa yang kau katakan tentang aku?”
“Tidak ada...”
“Aku kira itu bukan apa-apa. Katakan padaku.”
“Orang seperti itulah dia.” Jelas Raphtalia.
“Aku mengerti.”
Apa yang dia mengerti? Aku tidak bisa mengerti cara berpikir wanita.
Mereka adalah sebuah misteri. Mereka lebih mudah dimengerti di galge.
<PRN: Aku sendiri sampai sekarang nggak ngerti maksud mereka apa>
“Itu mengingatkanku pada sesuatu.”
Aku melihat Rishia dari kepala ke kaki.
Dia tidak memiliki peralatan yang sangat bagus.
Kigurumi tupai, kupikir itu disebut Risuka Kigurumi? Mereka mungkin memaksanya untuk memakainya karena dia anggota paling baru di party.
“Rishia, kau level berapa?”
“Hm? 68.”
Itu lebih tinggi dari yang kuharapkan. Aku tidak memeriksa statistiknya secara langsung, tetapi jika dia berada di level 68, maka dia mungkin akan terbukti berguna.
Rishia akan menjadi tipe pengguna sihir yang serba bisa. Haruskah aku memintanya fokus pada penyembuhan dan sihir dukungan juga?
Jika dia adalah pengguna sihir, aku harus khawatir tentang peringkat pertahanannya. Aku harus tahu suatu saat ketika aku tidak akan dapat melindunginya dalam pertempuran.
Jika dia di level 68, maka dia akan sedikit di belakang Raphtalia dan Filo, tetapi dia masih bisa berpartisipasi dalam pertempuran.
Satu-satunya hal yang benar-benar membuatku khawatir adalah Itsuki telah berusaha keras untuk menyingkirkannya. Mungkinkah dia benar-benar selemah itu? Memang sih, Itsuki bukan orang terpintar tapi tetap saja. . .
“Um, Tuan Pahlawan Perisai? Kau punya Pekkul Kigurumi, bukan?” Tanya Rishia.
“Hah? Ya, aku punya beberapa pasang kostum itu. Oh, dan jangan panggil aku seperti itu. Terlalu kaku. Panggil saja aku dengan namaku.” Jawabku.
Dulu aku bertengkar dengan Melty karena hal seperti ini di masa lalu, jadi aku menyadari bahwa memanggil satu sama lain dengan nama kami itu penting.
“Feh? Oke, um, Naofumi-san.”
“Baik. Jadi bagaimana, untuk apa kau menanyakan Pekkul kigurumi?”
“Jika diizinkan, biarkan aku mengenakannya.”
“Apa?”
“Yah, awalnya mereka memintaku memakai Risuka Kigurumi, tapi. .”
“Maksudmu mereka tidak memaksamu untuk memakainya?”
“Tidak, mereka tidak melakukannya.”
Jawaban apa itu! Dan dia mengangguk seolah mengatakan hal yang paling jelas di dunia.
Dia sangat mudah dipengaruhi. Dia bermain langsung ke intimidasi mereka dan tersenyum tentang hal itu sepanjang waktu!
“Ini adalah peralatan yang luar biasa. Tetapi ketika mereka mengusirku, mereka mengambilnya kembali.”
“Sudah pasti...”
“Itu memiliki banyak efek khusus yang membuat semuanya lebih mudah.”
“Kurasa begitu.”
Risuka Kigurumi mungkin memiliki efek meningkatkan sihir, yang akan bekerja dengan baik dengan kecenderungan bawaan Rishia.
Aku mengeluarkan Pekkul Kigurumi dan menyerahkannya ke Rishia.
Itu memang memiliki banyak efek peralatan dan dalam banyak hal lebih baik daripada armor Raphtalia.
“Tuan Naofumi, apakah kau serius akan membuat dia memakai itu?”
“Aku tidak menyuruhnya memakai Kigurumi itu. Dia yang memintanya.”
Jika kami memberinya beberapa peralatan murah yang kami miliki, yang ada pada saat ini, itu tidak akan menjadi lebih baik dari apa yang sudah ia kenakan.
selain itu, kami memiliki tiga Pekkul Kigurumi. Kami mendapatkannya dari bos Karma Pengu di Pulau Cal Mira. Kami terlalu semangat sampai mendapatkan sebanyak itu.
Bos seri karma lainnya yang kami kalahkan tidak memberikan drop kigurumi apapun.
“Apa kau menyukainya?”
“Ya, sangat nyaman. Bahkan ketika aku sedih, tidak akan ada yang tahu, karena aku memakainya.”
Nah, itu hal yang menyedihkan untuk dikatakan. Seberapa parahkah mereka telah menggertaknya?
“Kau yakin mau memakainya?”
“Iya!”
Iya?! Aduh! Dia terdengar menyedihkan.
Ini menempatkanku di tempat yang sensitif. Aku ingin dia menjadi dirinya sendiri, tetapi jika dia tidak benar-benar ingin menjadi lebih baik, maka dia tidak akan berhasil.
Dan di sini dia meminta untuk memakai kigurumi sehingga dia bisa menangis dan itu akan luput dari perhatian semua orang?
“Kau bisa memakainya sementara, tapi pada akhirnya aku harus memintamu untuk menggantinya dengan yang lain.”
“Iya...”
Raphtalia tampak khawatir.
Apakah mereka akan menjadi teman? Bisakah Raphtalia bertahan?
Dari segi kepribadian, aku yakin kami bisa bergaul dengan baik, tapi masih terlalu dini untuk membuat keputusan penilaian.
“Mari kita bekerja bersama dan menjadi lebih kuat, oke?”
“Iya!”
Setidaknya dia bisa menjawab dengan penuh semangat. Bagiku sepertinya dia cocok dengan party Ren.
Perlahan, tetapi dengan penuh semangat, Rishia menyingkap bagaimana dia memandang Pekkul Kigurumi.
“Bagaimana penampilanku? Pen-Pen!”
“Um. . . ya.”
Dia tampak agak terlalu bersemangat tentang hal itu. Dia mengingatkanku pada diriku sendiri, sebelum aku dipanggil ke dunia ini.
Tapi sekarang aku bertemu dengan orang lain, selain Filo, yang benar-benar menikmati mengenakannya.
Seharusnya aku mendapatkan rekan manusia baru, tapi aku merasa seperti rekan manusia baruku telah menjadi monster.
“Mulai sekarang, Aku mohon kerja samanya.”
“Ya, mohon kerja samanya.” Sebutku.
“Mohon kerja samanya, kau sama seperti Firo.”
“Aku juga, mohon kerja samanya.”
Dan teman-temanku menyambutnya ke party.
0 komentar:
Posting Komentar