Minggu, 21 April 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 16-45 Pier Rock Kingdom, Kontes Persembahan (1)

Chapter 16-45. Pier Rock Kingdom, Kontes Persembahan (1)


Satou di sini. Aku suka menonton pertandingan olahraga, tapi aku tidak suka pertandingan bela diri yang melibatkan pertumpahan darah. Itu bukan karena aku tidak suka darah, tetapi lebih karena aku tidak suka sensasi menyakitkan yang aku dapatkan dari menontonnya. Aku suka pertandingan tanpa darah seperti Judo.


"Ini arena yang sangat besar bukan, Master."

Liza melihat ke atas arena yang terbuat dari batu berwarna kuning tua dari kursi penonton.
Arena ini rupanya merupakan struktur historis yang dibuat secara ajaib pada zaman Furu Empire.

Liza dan aku langsung menuju ke Kuil Utama Zaikuon ketika kami tiba di Pier Rock, tetapi karena satu-satunya miko Zaikuon yang memiliki skill Oracle berpartisipasi dalam turnamen di arena, ritual ditunda hingga pertandingannya selesai.

Jadi, aku pergi bersama Liza untuk melihat turnamen yang penuh sesak dan juga untuk menghabiskan waktu.

"Besar ~?"
"Ini benar-benar pesar nanodesu." <TLN: Tidak, ini bukan salah ketik.>

Tama dan Pochi muncul tiba-tiba.
Sepertinya mereka sampai kesini, di kursi penonton, dari gate kapal udara melalui ninjutsu Tama.
Dilihat dari waktunya, mereka seharusnya sedang istirahat makan siang.

『Tunjukkan pada mereka kekuatan [Prajurit Garleon]!』
『Jangan berani-berani kalah dari pengikut kuil Garleon! Buatlah mereka tahu bahwa [Holy Warrior Zaikuon] adalah yaaang terkuat! 』

Sorakan meletus dari arah penonton.

Turnamen kali ini tampaknya juga berfungsi sebagai persembahan khusus, semua pemain dalam tim mewakilkan nama dewa mereka dan mereka mengenakan mantel dan armor yang memakai tanda suci.
Tampaknya ada taruhan yang juga berfungsi sebagai sedekah, banyak bandar yang membawa tanda suci berkeliaran.

"Para pemain untuk pertandingan berikutnya tampaknya sudah masuk."

Tim Garleon adalah sepasang pria raksasa yang memegang dua kapak perang besar, dan seorang pria tua dengan pedang panjang. Keduanya di level 30-an, tidak ada yang membawa perisai.
Tim Zaikuon terdiri dari seorang temple knight pria muda tampan yang dilengkapi dengan perisai kecil dan pedang satu tangan, dan seorang priest wanita memegang gada panjang yang terlihat seperti tongkat besi bersama dengan perisai bundar. Temple knight berada di level 29 sementara priest wanita berada di level 40, agak tidak seimbang.

"Priest wanita itu kelihatannya petarung yang cukup handal."

Liza menatap priest itu.

"Otot ~?"
"Muki muki nanodesu." <TLN: Onomatopoeia untuk 'sangat berotot’.>

Tama dan Pochi mengemukakan pendapat mereka sambil berpose seperti binaragawan, yang pasti diajarkan oleh Arisa.
Keduanya yang memiliki kulit lembut tidak akan terlihat seperti berotot, apa pun yang mereka lakukan.

Seperti yang dikatakan keduanya, priest ini memiliki tubuh berotot yang tidak akan terlihat tidak cocok untuk Penguasa Tertinggi Abad Ini. <TLN: referensi Fist of the North Star.>

Tidak yakin apakah itu dapat dianggap sebagai pujian bagi seorang wanita, tapi dia memiliki aura yang dapat diandalkan dan paling cocok dengan kata [Rock]. <TLN : Keras, Kuat>
Dia tampaknya berasal dari Norooku Kingdom, Putri Mitia yang tinggal di kota labirin mungkin tahu tentangnya.

"--Namun, apakah priest itu benar-benar miko yang kita cari?"
"Ya, sepertinya begitu."

Wajah Liza sepertinya sulit dipercaya.

Dia mengenakan pakaian priest bukan miko, namun, pembacaan ARku menunjukkan bahwa dia memiliki skill [Oracle].
Liza pasti bingung karena dia yang pertama terlihat seperti ini di antara semua miko yang kita temui sejauh ini mulai dari Sera.

『Dengan nama Zaikuon, semoga rahmatnya bersama holy warrior Senuma.』

Skill Attentive Ear-ku mendengar Rock Miko membacakan sesuatu saat dia memberi tanda tanda suci.
Cahaya kuning meluap keluar dari gelang emas temple knight.

Itu - mirip dengan kondisi [Kekuatan Super] Lady Karina yang diberikan oleh Raka.

"Itu dimulai ~"
"Tampaknya pengguna kapak perang akan melawan priest, dan pria tua dengan pedang panjang itu akan melawan temple knight."
"Mereka tidak bekerja sama bersama nodesu?"

Tampaknya, itu akan menjadi pertarungan satu lawan satu, walaupun setiap tim terdiri dari dua orang.
Temple knight bergegas keluar dengan kecepatan manusia super dan mendahului pergerakan pria tua berpedang panjang.

"Pertarungan defensif ~"
"Ojii-chan, lakukan yang terbaik nanodesu!"
"Serangan temple knight itu tajam dan berat, tetapi tidak ada pengalaman di dalamnya. Dia akan membuat celah jika terus -"

Liza menghentikan ucapannya di tengah jalan.

Seperti yang dia duga, pria tua pedang panjang itu melakukan pukulan telak di sisi temple knight yang tak berdaya.
Tapi alasan mengapa Liza berhenti bukan karena itu, tetapi hasilnya.

"Sama seperti Karina ~?"
"Perisai kecil yang terbuat dari cahaya kuning keluar nodesuyo."

Seperti yang dikatakan Tama dan Pochi, perisai kecil yang terbuat dari cahaya kuning menghalangi serangan pria tua pedang itu.

Menurut bacaan AR, tampaknya gelang emas yang dikenakan temple knight adalah divine treasure Dewa Zaikuon, yang disebut [Zaikukaan].
Berkat divine treasure itu, dia mampu menyamai atau bahkan melampaui pria tua yang lebih terampil.

"TIDAAAAAK!"

Tak lama kemudian, pria dengan kapak perang itu bergegas menuju Rock Miko dan mengayunkan kapaknya dengan momentum.
Sepertinya pria dengan kapak perang menggunakan skill [Great Strength] sedangkan Rock Miko menggunakan skill [Body Reinforcement].

"Penuh celaah ~?"
"Dia menyelip ke bawah kapak, seperti Achilles Hunter nodesu!"

Tama dan Pochi bersorak kepada Rock Miko sambil mengangkat tinju mereka.
Didepan kami, Rock Miko mengenai lengan pria kapak perang sambil memblokir kapaknya dengan perisai bundarnya.

"Serangannya sederhana tapi stabil."
"Lambat dan mantap ~"
"Gerakan Kapak semakin lemah nodesu."

Rock Miko memanfaatkan kesempatan sekilas ketika pria kapak perang meringis dan mengayunkan gada nya ke pria kapak perang itu.
Pria kapak perang mengorbankan lengannya untuk memblokir gada dan menendang ke arahnya.
Rock Miko menahan tendangannya dengan kakinya.

"Pertandingan gulat nanodesu!"
"Tidak seperti Karina ~?"
"Karina-sama melakukannya dengan terus bergerak tanpa henti, tapi bagi mereka itu adalah pertandingan antara tubuh yang berotot."

Pertarungan antara keduanya agak mengingatkan aku pada gulat pro.
Setelah beberapa wajah yang menyakitkan terlihat, Rock Miko merebut kemenangan.

Rock Miko yang dengan gagah menyeka hidungnya dari darah dan sedang menatap rekannya dengan serius.

"Temple knight tampaknya berada pada posisi yang kurang menguntungkan sekarang."
"Terlalu banyak gerakan yang sia-sia ~?"
"Ojii-chan bergerak dengan sangat menakjubkan nanodesu."

Temple knight telah kehabisan mana dan terengah-engah, tapi dia tidak terluka.

Di sisi lain, meskipun pria tua pedang panjang itu dengan ganas menyerang temple knight dengan wajah yang tampak tenang, aku tahu dari pembacaan AR bahwa dia juga sangat kelelahan.
Ada potongan-potongan yang diwarnai merah pada baju pria tua itu, menghancurkan armornya di sana-sini.

"Serangan kejutan ~"
"Dia menghindarinya nodesu!"

Pria tua berpedang panjang itu dengan lancar menghindari gada Rock Miko yang menerjangnya dari belakang.

Temple knight mencoba menebas sisi pria tua itu, tetapi celah itu adalah jebakan, karena pria tua itu menangkis pedang temple knight dan sebaliknya mengarahkannya ke Rock Miko.
Rock Miko memutar lehernya dan berhasil menghindari pedang temple knight, tetapi dia dipaksa untuk menerima temple knight yang punggungnya ditendang oleh pria tua itu.

"Oh tidak ~"
"Mereka berada dalam bahaya nanodesu!"

Ketika pria tua itu akan menusuk punggung temple knight dengan pedang panjangnya, Rock Miko menggunakan tubuhnya untuk memblokirnya.
Pedang panjang itu menusuk tubuhnya, tetapi dia mengencangkan ototnya untuk menghentikan tusukan itu.

Pedang temple knight itu mengarah kepada pria tua berpedang panjang.

Pria tua itu melepaskan pedangnya yang panjang dan memblokir pedang temple knight dengan sarung tangannya.
Sarung tangan itu tampaknya merupakan magic tool tipe defensif.

"Jangan ikut campur!"

Rock Batu yang telah membuang pedang panjang itu dihentikan oleh temple knight ketika dia mencoba untuk membantunya.
Dan kemudian temple knight meletakkan seluruh tubuhnya pada pedang untuk menekan ksatria tua itu dalam upaya untuk mengakhiri pertarungan.

"Auch."
"Buruk Nanodesu."
"Tidak ada cara untuk menghindarinya."

Ketika mereka cukup dekat hingga dahi mereka bisa bertabrakan, pria tua itu meledakkan dekorasi sarung tangannya untuk menembakkan peluru kecil.
Bahkan perisai cahaya kuning tidak bisa menangkis mereka semua, mungkin karena ledakannya terlalu dekat, temple knight terhuyung-huyung ketika dia tertembak oleh beberapa peluru kecil.

Pria tua itu menyambar pedang temple knight dan mengayunkannya ke arah pemilik sebelumnya.

"Tackle ~"
"Bantuan yang bagus nanodesu."

Bahu Rock Miko menabrak pria tua itu dan segera menjauhkannya menggunakan daya dorongnya, sebelum dia mengayunkan gala panjang ke arahnya.
Pria tua itu berhasil menangkis beberapa ayunan, tetapi dia tidak bisa menahan kekuatan Rock Miko ketika pedangnya terlempar dari tangannya, terpojok, dia menyatakan kekalahannya.

Setelah pertandingan selesai, Rock Miko mulai melantunkan spell untuk menyembuhkan temple knight.

"Gagal ~?"
"Fanburu nanodesu."

Sepertinya dia gagal chant spell penyembuhan.

Rock Miko meminta maaf kepada temple knight sambil terlihat menyesal, tapi dia mendorongnya ke samping dan pergi ke ruang tunggu tanpa sedikit pun amarah.
Dia pasti merasa canggung setelah dia mencoba menyelesaikan pertandingan sendiri namun akhirnya kalah.


Pertandingan selanjutnya adalah antara [Magic Warriors Karion] dan [Love Warriors Tenion].
Tidak ada yang terlalu istimewa dalam pertandingan itu selain nama mereka yang menarik, jadi kami menonton sambil menikmati kentang panas yang kami beli di sebuah kios di sepanjang jalan menuju arena.

Meskipun Tama dan Pochi pasti memakan makan siang mereka di sekolah sebelum datang ke sini, nafsu makan mereka masih tinggi.
Sambil mengawasi dua yang mengunyah kentang, aku menggigit milikku sendiri.
Rasa asin yang sederhana. Orang lebih suka kentang rebus di negara ini, karena agak dingin di sini.

Kentangnya tidak terlalu enak, jadi aku memotongnya dan memasukkan sedikit mentega ke dalamnya.
Aroma mentega yang enak meleleh di dalam kentang panas menyebar kesekitar kursi penonton.

"Très Bien ~?"
"Benar, benar, super lezat nanodesu."

Aku menaruh mentega pada kentang yang diulurkan keduanya kepadaku saat ekor mereka berkibar-kibar.

"Delisha ~"
"Lezzat ~ nanodesu."
"Ini lezat."

Aku tidak berpikir itu terlalu lezat, tetapi ketiganya terlihat bahagia seperti mereka baru saja mencicipi beberapa masakan kelas atas.

Aku menonton pertandingan sambil menggigit kentang mentega.
Ini mengingatkanku pada [Jaga Mentega] yang dimakan selama festival musim dingin Hokkaido.

Pada akhirnya, [Magic Warriors Karion] memenangkan pertandingan tanpa sesuatu yang layak untuk ditunjukkan.

"Sepertinya pertandingan berikutnya adalah antara『 Beast Warrior Parion 』dan『 Sun Warriors Heraruon 』."

Aku memberi tahu info yang aku dengar dari Attentive Ears kepada gadis-gadis beastkin.

"Rusus ~?"
"Dan Fifi juga nodesu."

Ekor Tama berdiri tegak sementara ekor Pochi berayun dengan penuh semangat ketika [Beast Warriors Parion] - tigerkin Rusus dan wolfkin Fifi memasuki arena.

Aku tahu bahwa gadis-gadis ini berada di arena ini dari Menuku, tetapi aku tidak pernah berpikir bahwa kedua orang ini, yang merupakan pendamping dari Hero Saga sebelumnya, akan berpartisipasi dalam kontes.

Aku tidak merasa aneh mengingat keduanya adalah pecandu pertempuran.

Setelah pertandingan dimulai, [Beast Warriors Parion] dengan cepat memenangkan pertandingan satu sisi.
Kesenjangan levelnya terlalu besar, dan yang paling penting, pengalaman yang mereka kumpulkan di banyak medan perang yang keras bersama dengan Hero Hayato tidak dapat dibandingkan dengan prajurit lain.

"Rusus kuat ~"
"Fifi juga benar-benar kuat nodesu."
"Sun Warriors sendiri tidak terlalu buruk, tetapi keduanya hanya pada tingkat yang sama sekali berbeda."

Mata gadis-gadis beastkin itu berkilauan, seolah-olah mengatakan bahwa mereka ingin melawan mereka.

Sambil menunggu semifinal, kami menghangatkan diri dengan sup consommé yang aku bawa dan mendengarkan Tama dan Pochi tentang kehidupan sekolah mereka.


"Berikutnya adalah pertandingan antara 『Warrior Beast Parion』 dan 『Holy Warrior Zaikuon』 sepertinya. "

Rusus dan Fifi akan bertarung tanpa istirahat, tetapi jika aku harus mengatakan, [Holy Warrior Zaikuon] terlihat lebih lelah.
Pertandingan sebelumnya adalah pertandingan sepihak.

『Dengan nama Zaikuon, semoga rahmatnya bersama Holy Warrior Senuma.』

Rock Miko menempatkan temple knight pada status [Kekuatan Super] dengan ritual yang sama seperti sebelumnya.
Sepertinya temple knight akan menggunakan pedang besar kali ini.

『Pendamping yang melayani Hero Parion!』

Temple knight mendekati Rusus dengan kecepatan tinggi.

『Aku Holy Warrior Senuma! Orang yang akan mengalahkanmu! 』

Rusus memblokir pedang besar yang diayunkan dengan telapak tangannya.
Aku pikir dia menggunakan skill def up [Vajra], tapi itu tetap tindakan yang cukup nekat darinya.

『Siapa yang akan mengalahkan siapa?』

Rusus menunjukkan senyum ganas sambil mencengkeram erat pedang besar temple knight.
Temple knight dengan panik mencoba untuk menarik pedang besar darinya.

"Enyahlah"

Temple knight kehilangan pijakan ketika Rusus melepaskan pedangnya yang besar, lalu dia dengan ringan menendang perutnya, menghempaskannya.
Rusus mengejarnya lebih cepat daripada temple knight dengan Flickering Movement dan mencoba untuk mendaratkan serangan lain padanya, tetapi Rock Miko memblokir serangannya menggunakan gada panjangnya.

『Oh kau cukup bagus--』

Rusus memuji Rock Miko.

『--Tapi masih belum cukup bagus.』

Rusus memutar pergelangan tangannya dan gada panjang Miko terlempar dari tangannya.

『WOOOOOO!』

Temple knight mengayunkan pedang besarnya ke arah Rusus, pada lintasan yang akan memotong Rock Miko bersamanya.

『Setidaknya kau punya nyali--』

Rusus menendang Rock Miko untuk mengeluarkannya dari lintasan pedang besar, lalu dia dengan ringan mengayunkan pedangnya, memisahkan pedang besar itu dari tangan temple knight.
Sepertinya dia memotong pergelangan tangan temple knight dalam sekejap.

"Purara ~ n?"
"Itu akan jatuh dari nanodesu."

Tama memperhatikan pergelangan tangannya yang berayun dengan matanya, Pochi menutupi wajahnya sambil tampak sedih.

"--Mengapa?"

Liza bergumam ketika dia melihat Rock Miko.
Sang miko mengabaikan gada panjang yang tergeletak di tanah, dan chant holy magic ke arah temple knight yang berlutut.

Rusus menatap mereka tanpa menyerang.
Sepertinya Fifi baru bergerak satu inci sejak awal pertandingan.

Tampaknya Rock Miko menggunakan magic penyembuhan tingkat menengah, pergelangan tangan temple knight berhasil terpasang kembali.

『- Masih mau melakukannya?』
『Tidak, ini kekalahan kita.』

Rock Miko menggelengkan kepalanya atas menjawab pertanyaan Rusus.

『Oy! Aku masih bisa bertarung! Aku, Holy Warrior Zaikuon, Senuma-sama-- 』

Temple knight akan menolak Rock Miko, tetapi Fifi memusatkan perhatian padanya dalam sekejap dengan Flickering Movement dan menjatuhkannya dalam satu pukulan.

"Nah, sepertinya miko sudah selesai dengan kontes, mari kita pergi ke kuil setelah menyapa Rusus dan Fifi. Tama, dan Pochi, ingin menemui mereka?"
"Ya!"
"Ya nanodesu!"

Semifinal selanjutnya adalah [Force Warriors Urion] vs [Magic Warriors Karion], tetapi karena sepertinya tidak menarik menilai dari pertandingan terakhir mereka, kami berbalik tanpa ragu-ragu dan langsung menunggu diruangan.

Note :
Maaf updatenya kelamaan :'v ada tiga deadline memburu mimin, jadi baru sempat translate. Alhamdulillah semuanya udah kelar jadi insyaallah besok bisa update sesuai jadwal~



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar