Selasa, 05 November 2019

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 17-39. Jalan Pada Dungeon dan Koridor Bulan (1)

Chapter 17-39. Jalan Pada Dungeon dan Koridor Bulan (1)


※ Chapter ini diceritakan dalam sudut pandang orang ketiga. Bukan dari sudut pandang Satou.

"L-Lilio!"

Seorang pria berambut hitam, John Smith dan seorang wanita tomboy berambut merah, Lilio sedang saling memandang di depan air mancur yang terletak di depan rumah bangsawan Kota Seryuu.

"A-ada apa."

Lilio malu untuk sesaat karena merasakan suasana yang tidak biasa terlihat dalam raut wajah John Smith.
Percakapan canggung mereka pasti disebabkan oleh kombinasi rasa malu dan gugup.

"Aah, dia tergagap."
"Cobalah untuk tetap tenang, mereka akan mendengar kita."
"Maksudku, ayolah ~"

Dari tempat yang agak jauh, rekan kerja Lilio, Ruu dan Iona, dan juga anggota Pengawal John Smith, kedua wanita cantik itu mengawasi mereka dengan cemas.

"M-maukah kau -"

John Smith tergagap-gagap ketika dia melihat Lilio menatapnya.

"Oy, jangan berani-berani untuk mundur sekarang."
"Presiden! Kau bisa melakukannya!"

Ruu dan wanita pengawal karavan John Smith berbisik untuk menyemangatinya.

"Maukah kau menikahikku!"

John Smith melanjutkan perkataannya dengan memanfaatkan momentum.
Kata-katanya sedikit keliru, tapi baik dia maupun Lilio tidak menyadarinya.

"Ya, dia akhirnya mengatakannya."
"Presiden!"

Kedua wanita cantik itu membeku ketika mereka melihat Lilio kehilangan senyum di wajahnya.

"K-kau ingin mempekerjakanku sebagai pengawal untuk dua kekasih simpananmu?"
"Kau salah! Keduanya hanya pengawalku."
"Seorang selir?"
"Aku belum melakukan apa pun pada mereka!"

John Smith berusaha mati-matian untuk membersihkan kesalahpahaman yang dikatakan Lilio.

"Aku hanya ingin bercinta denganmu!"
"J-jangan meneriakkan sesuatu yang memalukan!"

Lilio bingung ketika John Smith menyatakan itu dengan lantang.
Ketika Lilio hendak memalingkan wajahnya, John Smith melangkah maju dan memeluknya cukup dekat hingga hidung mereka saling bersentuhan.

"Aku akan mengatakannya lagi. Tolong jadilah istriku, Lilio!"
"B-baiklah ... Mari kita menikah."
"Lilio!"

John Smith memeluk Lilio yang membisikkan itu dengan tatapan seorang gadis yang sedang jatuh cinta.

"Oh, bagus. Selamat, Presiden."
"Ah, sheesh! Seharusnya itu bagian di mana kalian saling berciuman!"
"Lilio sudah mendahului kita, huh."
"Kita harus memberi selamat padanya nanti."

Kedua wanita cantik dan rekan kerja Lilio memberi restu saat mereka mengawasi pasangan itu.

"Lilio, mari kita hidup bersama di Garleok City di mana kantor pusat perusahaanku berada."

John Smith berbisik ke telinga Lilio ketika mereka saling berpelukan.
Tanpa menyebutkan alasan berbahayanya labirin Kota Seryuu.

"Lilio, maukah kau ikut denganku?"
"... Un."

Suara dering yang berasal dari alarm Kota Seryuu menghapus jawaban malu-malu Lilio.
Pada saat yang sama, keributan besar dapat terdengar dari kastil dan di luar tembok kota.

"Apa yang terjadi? Kita sedang berada dibagian terbaiknya sekarang."
"Simpan pertanyaan untuk nanti. Kita harus kembali ke kastil. Lilio, kau juga ikut!"

Iona menepuk pundak Ruu dan berlari sambil mengangkat rok panjangnya.
Ruu mengikutinya.

"Jangan pergi, Lilio!"

John Smith meraih bahu Lilio saat dia berbalik.

"Maaf. Tapi aku masih menjadi bagian dari pasukan teritorial untuk saat ini."

Lilio meletakkan tangannya di atas tangan John Smith dan menepisnya.

"Jangan khawatir tentang diriku. Kau akan terkejut mendengarku di antara prajurit terbaik yang mereka miliki!"

Lilio mengatakan itu dengan nada sedikit ceria seolah-olah ingin menenangkan John Smith, sebelum memberi hormat seperti seorang prajurit dan meninggalkannya.

"Presiden, aku sudah mengirim Rita pergi untuk mengumpulkan info. Kita harus berlindung di tempat yang aman."

Pengawalnya yang cantik mendesak John Smith untuk pergi ke tempat berlindung di bawah tanah setelah dia melihat Lilio pergi.
Lagi pula, tidak ada jaminan apa yang akan terjadi selanjutnya mengingat keadaan saat ini.

"Lilio, kuharap kau baik-baik saja ..."

Sekalipun merasa sedih karena dirinya yang hanya bisa berdoa demi keselamatan kekasihnya, dia memilih apa yang dia yakini sebagai tindakan terbaik yang bisa dia lakukan.

Alarm itu menandakan serbuan dari monster yang keluar dari menara ungu tetangga.
Pasukan utama yang dipimpin oleh Earl Seryuu dikirim ke tembok kota dan menara ungu, tetapi unit yang dimiliki Lilio ditempatkan di benteng yang mengelilingi [Devil Labyrinth] yang terletak di pinggiran Kota Seryuu.
Earl Seryuu mewaspadai serbuan monster yang belakangan ini sering terjadi di [Devil Labyrinth].

"Uwaa, ada sesuatu yang bersinar di sana."

Ruu berteriak kaget ketika dia menyaksikan apa yang terjadi di balik tembok kota.

"Pasti magic lightning pak tua-sama."
"Sekarang kabut putih! - Wah, dingin!"
"Itu pastilah magic ice Isua-sama."
"Isua? Apakah ada magician dengan nama itu?"
"Apa kau tidak kenal dia Ruu? Penjaga toko magic yang sering dikunjungi oleh Zena-san."
"Aah, wanita tua itu ya!"

Tepat setelah itu, bencana tornado terlihat di luar tembok kota, merobek serbuan monster yang tak terhitung jumlahnya bersama dengan pohon dan pasir.

"... Kurasa itu adalah Zena-cchi?"
"Dia menggunakan nama Silver Ksatria Air sekarang."
"Siapa yang peduli dengan nama itu."

Ruu ingin mengatakan bahwa dia merasa kesepian karena tidak bisa bertarung di sisinya tetapi dia menahan diri.
Meskipun mereka sendiri telah menjadi sedikit lebih kuat, mereka tidak memiliki tempat di medan perang di mana magic kelas bencana mengamuk.

"Geh, Lilio, Iona! Lihat ke atas!"
"D-demon?"
"Ada begitu banyak dari mereka."
"Oh tidak! Mereka mendarat ke arah Zena-cchi."

Iona menghentikan Lilio saat dia hampir berlari kesana.

"Tunggu, Lilio. Percayalah pada Zena-san dan yang lainnya di sana."
"Tapi--"

『Anak-anakku tercinta yang hidup di dunia ini.』

Sebuah gambar ibu suci diproyeksikan di langit tepat ketika Lilio hendak memprotes Iona.

"Apa itu?"
"Seorang dewi?"

Ruu dan Lilio bergumam ketika mereka melihat ke atas.

『Menembus menara ungu - [Menara Pengujian] dan membiarkan Monster Pengujian mengalir keluar dari menara adalah cara para dewa untuk mengurangi kepercayaanmu pada Demon god-sama.』
"Jadi, itulah yang terjadi!"
"Sialan para dewa itu! Berikan kembali kontribusiku!"
"Maksudku, kita sudah mendapatkan penghasilan tambahan berkat menara ungu yang diciptakan Demon god, dia lebih seperti dewa daripada dewa-dewa itu."
"Itu benar! Hidup bagi Demon god-sama!"

Tentara yang dipengaruhi oleh magic ibu suci mulai menunjukkan dukungan mereka untuk demon god.

"A-apa yang terjadi pada orang-orang ini?"
"Sepertinya mereka telah dipengaruhi oleh magic ibu suci itu."
"Jadi, mengapa kita baik-baik saja?"
"Aku yakin itu pasti berkat peralatan yang diberikan Zena-san ini pada kita."

Rupanya ketiga anggota regu Zena telah memperoleh peralatan buatan Satou melalui Zena.
Setelah itu, magic tersebut dibatalkan berkat campur tangan dewa Heraruon, rasul dewa berbentuk pola geometris yang ikut dalam pertarungan antara serbuan monster dan demon, mengubahnya menjadi pertempuran tiga-cabang, meninggalkan pasukan teritorial di belakang.

Beberapa waktu setelah itu, seorang hero bertopeng diproyeksikan di langit.

『Halo, orang-orang di dunia. Aku Hero Nanashi. 』

"Kita bahkan punya hero sekarang ..."

Ruu menggerutu dengan ekspresi lelah di wajahnya.

Perasaan itu juga dirasakan banyak orang di sekitarnya.
Mereka pasti berpikir bahwa banyak pihak yang suka berkehendak sendiri tanpa menghiraukan mereka.

Tepat setelah hero Nanashi selesai dengan deklarasinya, pilar cahaya jatuh dari langit, memusnahkan serbuan monster bersamaan dengan demon ketika menara ungu menghilang dalam kilatan cahaya dan suara gemuruh.

Ruu bergumam ketika dia melihatnya dari jauh.

"Hei, Lilio."
"Apa."
"Bukankah hero ini seperti dewa?"
"Ah, un. Setuju."

Banyak prajurit di sekitar mereka mengangguk bersama dengan Lilio.
Pertarungan tersebut telah berakhir tepat saat mereka menghela nafas lega.



"John! Berita buruk!"

Salah satu pengawal cantik yang bertugas mengawasi situasi di luar kembali ke tempat penampungan bawah tanah tempat John Smith berlindung.

"Ada apa sekarang? Labirin?"

John Smith bertanya dengan tatapan jengkel.

Dalam kurun waktu singkat, ada adegan lamaran pernikahannya, menara ungu, invasi demon, ibu suci demon, dewa dan hero diproyeksikan di langit, dan kemudian gempa dan gemuruh dari kehancuran menara ungu.
Keadaan mentalnya melemah karena rentetan peristiwa yang biasanya terjadi dalam kurun waktu 100 tahun.

Alasan mengapa dia menebak labirin adalah karena tempat itu memiliki kemungkinan kelainan tertinggi yang terjadi selanjutnya di Kota Seryuu.

"Tepat sekali!"

John Smith memiliki ekspresi pahit di wajahnya ketika dia mendengar wanita itu.

"Atau tepatnya, aku mendengar orang-orang membicarakan kabut hitam dan ungu yang keluar dari labirin."

Kemudian, wanita lain kembali.

"John! Aku sudah tahu posisi Lilio-san. Dia ada di benteng yang mengelilingi labirin."
"Cih, dari semua tempat, kenapa dia harus ada di sana!"

Pada saat itulah seorang pria yang datang dari pintu masuk lain berteriak, "Ada serbuan! Monster-monster keluar dari labirin!"

"Sialan. Kembalilah ke penginapan dan bersiaplah untuk melarikan diri!"

John Smith berlari keluar tepat setelah dia mengatakan itu.

"Presiden! Kemana kau pergi?"
"Aku akan menculik Lilio!"
"Tunggu, presiden! Rita, urus persiapan kita. Aku akan mengejar presiden."
"Dimengerti."

Pengawalnya yang cantik berlari mengejar John Smith.



"Tidak ada di antara kalian yang akan pergi ke luar tembok benteng!"

Ksatria Yukel Marientail telah berurusan dengan monster yang keluar dari labirin sebelum kembali ke dalam benteng yang mengelilingi labirin.
Awalnya mereka unggul, tetapi di tengah jalan ia mengeluarkan perintah untuk mundur kembali ke benteng.

Kabut ungu dan hitam tiba-tiba menyembur keluar dari gerbang labirin dan tanah di sekitarnya serta menyerbu kuda-kuda dan peralatan yang berada di luar tembok pertahanan, mengubah mereka menjadi makhluk yang menakutkan.

"Lihatlah, benteng-benteng itu tertawa."
"Gerobak yang kami tinggalkan di luar berjalan di seluruh tempat tanpa ada kuda yang menariknya."
"Lupakan itu kalian berdua, lihatlah kesana!"

Ruu dan Iona yang melihat situasi di luar sambil merasa ngeri, Lilio yang berwajah pucat menunjuk ke orang-orang yang menggeliat kesakitan di luar benteng.

"Bahkan manusia ..."

Beberapa orang yang memiliki kabut hitam dan ungu melilit mereka mulai berubah bentuk menjadi mirip dengan demi goblin.
Mayat orang-orang yang mati melawan serbuan monster dari menara ungu mulai bergerak seperti mayat hidup. Bahkan di dalam labirin normal, mayat tidak bisa berubah menjadi mayat hidup secepat ini.

"Yukel, kita harus membiarkan para priest melakukan magic ritual penyucian. Mohon izinmu!"
"Aku memberi mereka izinku Auna-sama."
"--Sama?"
"Maksudku, Auna."

Mantan miko dari Kuil Parion yang juga merupakan putri dari earl, Auna menunjukkan ketidakpuasannya ketika dia mendengar suaminya memanggil dirinya dengan akhiran ‘sama’.
Lilio tersenyum kecut pada suasana manis yang berasal dari pasangan yang baru menikah dan berteriak keras saat dia menatap langit.

"Semuanya, di atas! Lihat ke langit, cepat!"

Bulan yang tinggi di atas di langit telah berubah menjadi bulan purnama sebelum ada yang menyadari ketika sesuatu yang hitam mulai turun ke bumi.

"Bencana lain ?!"

Ruu meringis melihat bulan.

"Aku tidak akan terkejut jika bulan akan hancur."
"Tidak mungkin, itu tidak mungkin - ya ampun."

Tepat saat Ruu berusaha menegaskan bahwa itu tidak mungkin--.

"" "Bulannya menghilang ?!" ""

Bulan di langit telah menghilang.
Secara tiba-tiba menghilang seolah-olah dewa menyimpannya di dalam saku mereka.

Benda hitam yang menetes masih berada di langit, tetapi tidak ada yang cukup tenang untuk memperhatikan hal itu.

Semua orang terus memandang ke langit bahkan ketika lingkaran magic yang tidak menyenangkan terbentuk di depan labirin, dan demon keluar dari sana.

『Nuhahaha. Moi, sudah sampai! 』

Orang-orang akhirnya menyadari kehadiran demon yang berteriak keras.

『Kau sedikit kurang ajar! Aku, geram! Tuan kita adalah ajudan demon god-sama! Seorang demon monarch yang hampir bisa disamakan dengan dewa! Takutlah kalian! Aku, memerintah! 』

Di sebelah demon berkabut hitam, demon yang berbentuk seperti bola mata dengan sayap dan tangan muncul, salah satu dari mereka berteriak keras di depan demon berkabut hitam.

"Black greater demon? Aku yakin Zena-san sudah mengurusnya saat itu ..."

Iona bergumam sambil menatap greater demon.
Zena yang mereka andalkan tidak ada di sini, dia meninggalkan tempat itu bersama hero Nanashi.

『Serahkan dirimu, kalian manusia alias cacing. Moi, merekomendasikan. 』

Magic lightning dan ice tingkat lanjut menyerang greater demon.
Beberapa demon kecil dihancurkan menjadi kabut hitam oleh magic, tetapi greater demon itu sendiri tidak terluka, dilindungi oleh cahaya ungu.

『Kebodohan. Moi telah diberikan perlindungan dewa. Magicmu yang lemah tidak akan berhasil. Moi, kasihan. 』

"Kekuatan Parion-sama tidak akan kalah dari perlindungan dewa palsu!"

Auna mengayunkan tongkatnya untuk memandikan demon dengan magic ritual yang sudah selesai di chant.

"Bahkan greater demon tidak mungkin menang melawan magic ritual yang dilakukan oleh para priest tingkat tinggi -"

Senyum Auna menegang ketika dia melihat hasil yang tidak terduga.

"B-bagaimana bisa!"
『Kuhahahaha. Moi, tak terkalahkan. 』

Greater demon membuat pose tubuh untuk menunjukkan bahwa dia tidak terluka.

『Untuk menghormati kekagumanmu, Moi akan memberitahumu sekali lagi orang-orang bodoh. Moi, bersukacita. 』

Mengabaikan demon yang mengoceh, Yukel mengirim sinyal cahaya untuk meminta bantuan dari ksatria Kigor yang berdiri di atas menara benteng dan untuk para magician termasuk magic lightning pak tua sebelumnya untuk bekerja bersama menyerang demon.

"Pasukan Iona, maaf tapi aku harus memintamu untuk bertarung denganku."

Yukel berbicara kepada Iona dan para gadis.

"Geh, serius ~"
"Lilio, itu perintah dari atasan kita."
"Aku akan memberikan segalanya untuk Yukel-sama."

Lilio tersenyum dengan kram di wajahnya, sementara Iona yang serius menegurnya.
Ruu yang memiliki perasaan pada Yukel memberi hormat kembali dengan ekspresi gugup di wajahnya.

『Ini adalah markas kami untuk menginvasi dunia manusia dan menaklukkan [Dragon Valley]. Kau manusia mungkin tidak lebih berharga daripada cacing, tetapi kami akan membiarkanmu hidup sebagai ternak penghasil miasma. Moi, bermurah hati. 』

Ksatria Yukel dan Ksatria Kigor menyerang greater demon.
Dengan pasukan Iona mendukung mereka.

Kedua ksatria itu tampaknya menggunakan potion akselerasi terlarang, mereka bergerak dengan kecepatan tidak manusiawi.

『Perjuangan yang sia-sia. Moi, tunjukkan. 』

Greater demon dibalut cahaya ungu menghindari kedua ksatria dengan kecepatan yang setara dengan mereka.

Greater demon memutari Yukel dan mengayunkan tinjunya yang besar ke kepalanya dari belakang.

"Sacred Aegis."

Cahaya biru dan ungu bertabrakan dengan intens di atas kepala Yukel, menghentikan tinju raksasa tersebut.

Holy magic Auna telah melindungi Yukel dari serangan greater demon.
Itu pasti buah dari kerja keras istri baru.

『Kurang ajar. Moi, serius. 』

Cahaya ungu membentang di atas tubuh greater demon.
Pembuluh darah muncul di badannya yang hitam legam, otot-ototnya menggembung.

『Memiliki otoritas dewa. Moi, berakselerasi. 』

Greater demon menendang Yukel dan Kigor dengan kecepatan yang membuat keduanya, yang masih dalam kondisi dipercepat, seperti berhenti.
Ini adalah akselerasi supersonik melalui Unique Skill.

『Hukuman yang cocok untuk kura-kura berkepala dingin. Moi, mengutuk. 』

Greater demon mengayunkan tinjunya ke kepala Yukel yang terjatuh -.

"WORYAAAAAAAAAA!"
"WAAAAAAAAAAAAA!"

Pedang Ruu dan Iona diayunkan ke arah greater demon.
Kedua pedang mereka terhenti di antara jari-jari greater demon.

『Tuan kami, luar biasa. Aku, bersukacita! 』

Demon kecil yang masih hidup memuji greater demon.

Sebuah panah yang dibalut cahaya biru ditembakkan dari belakang greater demon.
Lilio telah melepaskan tembakan holy arrow dari crossbow buatan satou.
<TLN : Holy Arrow = anak panah suci, crossbow = semacam panah otomatis abad pertengahan, cari digoogle aja untuk lebih jelasnya>

Lilio menggunakan kartu truf yang diberikan Zena pada waktu yang tepat.

Tembakan ini sudah cukup untuk membunuh sebagian besar monster.

Namun--.

『Moi, terampil.』

Setelah melemparkan Iona dan Ruu dengan ayunan ekornya, greater demon melemparkan pedang yang dicurinya dari Iona untuk menghancurkan holy arrow.

Pedang yang dilemparkan itu mendekati Lilio.

Lilio segera melompat menjauh, tetapi dia tidak bisa menghindar dengan sempurna dan menderita luka yang besar di pahanya.

Pedang kedua terbang ke arah Lilio.

"--Lilio!"

Tepat sebelum pedang menghantamnya, sesuatu terbang dan meledak, mengubah lintasan pedang pada saat-saat terakhir.

John Smith berlari masuk dan membawa Lilio pergi di bahunya.

Di belakangnya, pengawal John Smith yang cantik melindungi keduanya dari serpihan-serpihan batu menggunakan gelang magic shield buatan Echigoya.

"O roh penjaga kota Seryuu. Aku perintahkan dirimu dengan namaku sebagai penguasa wilayah. Hancurkan musuh kota ku!"

Suara Earl Seryuu bisa terdengar dari jauh, lalu pedang transparan biru menyaingi magic tingkat lanjut menghujani greater demon dari atas.
Diikuti oleh magic lightning pak tua dan magician lainnya yang menyerang greater demon.

Dinding benteng di dekatnya hampir hancur karena gelombang kejut yang dihasilkan oleh magic mereka.

『Kuha, kuhahahahaha. Manusia, lemah. Sekarang moi telah menerima perlindungan dewa, tidak ada lagi kelemahan. Moi, tak terkalahkan. 』

Greater demon terbungkus cahaya ungu, berdiri tanpa terluka sedikitpun.

Kalau saja nee-san dan Hero-sama ada di sini--.

Bahkan saat tersiksa dengan ketidakberdayaannya sendiri, ksatria Yukel membuang martabatnya dan menelan kata-kata itu di tenggorokannya.

『Serahkan dirimu, cacing. Moi, memerintahkanmu. 』

Semua orang menginginkan keajaiban ketika mereka menatap greater demon.

Tolong kalahkan musuh ini, kita tidak mungkin mengalahkannya sendiri.

--Sekakmat.

Greater demon yang telah membual tentang dirinya yang tak terkalahkan terpotong menjadi dua oleh pedang hitam pekat bahkan sebelum bisa memproses apa yang sedang terjadi.

"... Hero-sama."

Gumam Yukel.

Seorang lelaki bertopeng berdiri di tengah kabut hitam tersebut.


Note :
Woah, pertarungannya udh mau dimulai xD
Emang sih satou udh kayak dewa aja, setuju saiya~


※ Chapter berikutnya direncanakan untuk terbit pada 11/11 atau 12/11



TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar