Kamis, 23 April 2020

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 7. Pria yang Dipanggil Boushin

Chapter 7. Pria yang Dipanggil Boushin


Pertempuran antara Raja Iblis Sabnac dan Count Ismalia dimulai satu minggu kemudian, di sebuah dataran dekat kastilku.

Ini karena aku telah membocorkan informasi kepada kedua belah pihak bahwa di sinilah pihak lain akan mendirikan kemah.

Raja Iblis Sabnac berteriak,

"Beraninya kau mencoba dan mengambil tanah saudaraku, manusia. Ini tidak bisa dimaafkan."

Dengan sangat marah dan penuh kesombongan.
Adapun Count Ismalia,

"Iblis mengira dia bisa menyerang wilayah dalam perlindunganku!"

Dia berteriak dengan penuh amarah.
Faktanya, Sabnac telah membawa dua pertiga pasukannya dan sepenuhnya siap untuk berperang.

Count Ismalia juga, membawa lima puluh ksatria bersamanya, bersama dengan beberapa tentara bayaran.
Kedua belah pihak bertempur pada pukul 12 siang.

Itu adalah pertempuran ganas. Monster-monster Sabnac jatuh satu demi satu, dan para ksatria Ismalia tumbang.

Jumlah mereka menyusut ketika aku menyaksikannya, namun kedua belah pihak tidak menunjukkan tanda-tanda meneriakkan kata 'mundur.'

Awalnya itu adalah pertempuran tentang siapa yang bisa mengklaim dominasi atas tanahku dan kastil Ashtaroth, tetapi mereka keras kepala, dan sekarang bertarung demi membuktikan nilai mereka sebagai seorang pemimpin.

Orang yang mundur terlebih dahulu adalah yang kalah.
Aku tidak bisa menahan senyumanku.

“Mereka benar-benar bodoh. Kebanggaan tidak menaruh makanan di atas meja. "
<TLN: Intinya kebanggaan itu tidak akan membawa manfaat>

"Memang, mereka semua bodoh. Mereka saling bertarung, dan meninggalkan kita tanpa terluka.”

“Jika aku mengikuti saranmu, Eve, aku hanya perlu melakukan penyergapan ketika mereka melemah. Kedua belah pihak akan hancur, dan aku akan bebas dari ancaman untuk sementara waktu. "

"Apakah anda akan melakukan itu?"

“Mungkin tidak. Aku tidak terlalu suka berperang. Yang aku inginkan saat ini, adalah bahan untuk mengembangkan pasukanku dan memperluas kastil.”

"Saya mengerti. Dan bagaimana Anda akan mendapatkannya? "

"Aku akan memberitahumu. Sekarang, kita akan membawa beberapa prajurit bersama kita dan menuju ke kastil Raja Iblis Sabnac. Dan di sana, kita akan menyerang penyimpanannya lalu merebut apa yang kita inginkan."

"... Jadi, anda akan menyergap kastil Sabnac saat pasukannya berperang untuk kita?"
"Aku tidak ingat untuk meminta bantuannya."

Kataku dengan dingin.

"... Walaupun, aku memang meminta bantuan kepada Count Ismalia."
"Anda memang tidak memintanya."

“Tapi aku tidak pernah membuat aliansi dengan Sabnac. Aku bukan bawahannya. Aku tidak di bawah perlindungannya. Ini bahkan bukan sebuah pengkhianatan. Ini adalah skemaku."

"Skema ya….."

Eve menatapku dengan ekspresi serius.

“Ada negara bernama Jepang di dunia yang sedang kuteliti. Dan di negara itu ada seorang jenderal bernama Mori Motonari. "
"Nama yang bagus."

"Iya. Dia adalah penguasa kecil wilayah Chugoku, tetapi kebijaksanaannya memungkinkan dia akhirnya menjadi gubernur sepuluh provinsi. Dia memanfaatkan tipu daya untuk naik ke puncak. Generasi selanjutnya memanggilnya: Boushin. "

"Boushin. Sang Dewa Strategi."
"Tepat. Dia pernah mengatakan bahwa perang dunia adalah ‘Semakin banyak yang kamu rencanakan maka semakin sedikit yang akan kamu lakukan.’kau harus selalu berpikir, dan mencoba untuk mengeksploitasi kelemahan musuh. "

“Saat ini, Raja Iblis Sabnac berada di medan perang dengan lebih dari setengah tentaranya. Itu berarti pertahanan kastilnya seharusnya agak melemah.”
"Benar. Jika aku pergi sekarang, bahkan Raja Iblis yang lemah sepertiku bisa menyerangnya.”

“Itu rencana yang sangat bagus, tuan. Mungkin anda adalah reinkarnasi Boushin.”
“Simpan semua pujian itu ketika aku berhasil. Sekarang, pergi dan persiapkan tiga golem kayu yang kubuat beberapa hari yang lalu.”

“Mereka bertiga? Tapi bagaimana dengan pertahanan di kastil Ashtaroth?”
"Eve, jika kemampuan pertahanan kastil Sabnac saat ini berada pada angka 5, berapa menurutmu pertahanan kastil Ashtaroth?"
"Jika itu termasuk anda, tuan, maka itu adalah 4. Jika tidak, maka itu adalah 1."

"Maka itu mungkin juga menjadi 0. Menambahkan sesuatu yang kecil ke nol tidak akan mengubah apa pun. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan hal itu.”

"..."

Eve terdiam.
Apa yang baru saja kukatakan terdengar sangat berani, bahkan nyaris ceroboh.

Namun, jika aku akan pergi dan menyerang musuh yang kuat, maka aku harus berkomitmen untuk itu.
Sabnac dan Count Ismalia menginginkan kastilku, tetapi sekarang mereka semua sedang bertarung.

Mereka benar-benar seimbang, dan aku menyimpulkan bahwa pertempuran itu akan berlangsung cukup lama.
Tidak ada yang bisa mereka lakukan bahkan jika aku meninggalkan kastil kosong.

Tapi Eve masih khawatir.

"Tapi bagaimana jika kedua belah pihak mengetahuinya? Kastil Ashtaroth akan jatuh.”
“Bukannya tidak mungkin. Tetapi belum lama ini aku baru mulai dari awal. Jatuh kembali ke titik awal tidak terlalu berarti bagiku.”

Kataku, kemudian Eve membungkuk.

"Itu adalah cara berpikir yang luas."

Dia tersenyum.
Ketika Eve memanggil para golem kayu, aku menggunakan botol Klein untuk memanggil lebih banyak monster.

Bahkan jika aku dan para golem cukup untuk menjarah kastil, kami membutuhkan lebih banyak tentara untuk membawa bahan-bahan dari gudang penyimpanan.
Bahkan monster paling lemah bisa melakukan itu.

“Sekarang… semuanya berjalan dengan baik sampai sekarang. Tapi siapa yang tahu apakah kita bisa menembus kastil Sabnac. Jadi aku akan menggunakan setiap prajurit yang kumiliki."

"Apakah anda akan bertarung juga, tuan?"
"Itu adalah niatku."
"Tapi bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?"

“Itu tidak masalah. Kelemahanku adalah inti dari kastil ini. Dan aku meninggalkannya terbuka di sini. Tidak masalah di mana aku bertarung. Aku akan menang atau mati. "

“... Jika tekadmu begitu kuat, saya tidak akan menghentikan anda. Namun, tolong bawa saya bersamamu, Tuan."
“Aku ingin minum teh di medan perang. Tapi aku khawatir tidak ada waktu untuk itu."

"Ya, saya bisa menuangkan teh di medan perang, tapi bukan itu saja. Saya memiliki skill 'Strategi'. Saya dapat membantu Anda di luar sana.”

Dia melanjutkan.

“Terlepas dari penampilan saya, saya berasal dari ras iblis. Saya bisa bertarung juga. Jika perlu, saya siap untuk mengorbankan hidup saya di medan perang. "

Dia mengeluarkan belati dari sakunya.

"... Jika kau bersikeras, maka mungkin kau bisa ikut. Tapi jangan sia-siakan hidupmu. Aku masih belum mencicipi teh yang melebihi milikmu sejak datang ke dunia ini. Mungkin aku tidak akan pernah menikmati segelas teh yang enak lagi jika kau mati.”

Mendengar kata-kata ini, pipinya berubah sedikit merah.

"Lalu saya akan terus membuat teh yang paling enak untukmu, tuan."

Dia bersumpah.
Setelah itu, dia memberikan senjata kepada skeleton soldier yang dia kumpulkan dan mengambil alih komando.


Note: 
Kalau semisal ada typo/kesalahan/ada kata yang kurang sreg dalam penulisan beritahu lewat komentar atau DM langsung FP Isekaichan.


PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Tasha
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar