Minggu, 12 April 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 11 : Epilog - Berdamai dengan Pahlawan Pedang

Volume 11
Epilog - Berdamai dengan Pahlawan Pedang


Setelah semuanya sudah berakhir, kami membawa Ren yang tidak sadarkan diri bersama kami kembali ke desa.

“Ugh.... Hah? Ini.... dimana ....”
“Kau sudah bangun. Aku adalah kepala desa ini. Tempat yang kau cemari itu masih satu wilayah dengan desaku.”
“Oh.... Begitu ....”

Setelah bangun, Ren tenang. Dia menatapku dan Eclair dengan penyesalan di matanya. Raphtalia menatapku seperti sedang berjaga-jaga, untuk memastikan aku tidak mencoba melakukan apa pun. Oh, Fohl telah kembali normal begitu Motoyasu pergi.

“Astaga... Kenapa malah jadi ketua bandit? Kau pasti tahu sesuatu yang lebih baik dari itu.”
“Aku berbuat salah....”

Ren tetap tenang dan mendengarkan apa yang aku katakan tanpa protes. Sepertinya serangan Eclair efektif.

“Untuk saat ini, bisa kau sebutkan di mana Witch bersembunyi?”
“Maaf, aku tidak tahu.”
“Omong kosong. Kau jadi bandit karena perintah Witch, bukan?”
“Tidak. Aku menjadi bandit.... karena salahku sendiri.”

Ren mulai menceritakan kisahnya. Tampaknya, pada hari yang sama saat mereka berdua melarikan diri, Wtich memberi tahu Ren ada orang yang ingin dia temui dan membawanya ke kota tertentu. Ren memakai teleportasi ke sana karena ada titik teleportasi yang dekat tempat bertemu Witch dengan seseorang itu. Di sana, Witch memperkenalkannya kepada seorang pria. Dia merasa pernah bertemu pria itu namun tidak ingat di mana. Pria itu membawa pedang dan mengajak latihan pada Ren.

“Tentu. Ini sebatas latihan saja,” kata Ren kepadanya.

Ren dengan senang hati menurut dan melakukan sedikit pertarungan dengan pria itu. Dan kemudian pria itu mulai mendiskusikan sesuatu dengan Witch. Sulit untuk memahami apa yang mereka katakan.

“Jujur saja, Dia ini ----- --- harapan. Kalau begini, kita ----- ----.”
“Oh begitu, --- ----- --- ---- -------- ---, bisa juga begitu kan.”
“Tapi, dia itu -------, bukan?”
“Ya, kau -----, --- -------- berkepala batu, kalau kita ---------- --- ----- --- sulit -- ------- ----.”

Ada rasa tidak nyaman dengan cara mereka menatap dirinya, tetapi Ren memercayai Witch dan dia tersenyum padanya, jadi dia memutuskan untuk tidak memikirkannya.

“Baiklah, Tuan Ren, hari ini pasti melelahkan bagimu. Ayo kita cari penginapan dan istirahat di sana.”

Witch membawa Ren ke penginapan yang agak mahal dan mereka memesan kamar.

“Anda tidak tahu, tadi itu kami merasa senang sekali bisa pergi bersama Anda, Tuan Ren,” kata Penyihir.
“Benar! Kami merasa lebih mengagumi Anda, Tuan Ren daripada Pahlawan Tombak,” tambah Wanita 2.
“Oh.... Benarkah? Aku akan... berjuang menyelamatkan dunia ini... demi kalian berdua.”

Ren memutuskan untuk bertarung sekali lagi demi orang-orang yang percaya padanya. Dia muak dengan orang-orang di dunia ini dan perubahan sikap mereka yang tiba-tiba, tetapi meskipun begitu dia berjuang untuk orang-orang yang percaya padanya.

Namun itu hanya bertahan sampai pagi berikutnya, begitu dia menyadari Witch telah mencuri segalanya kecuali pedangnya dan melarikan diri dari penginapan. Dia meninggalkan surat di meja penginapan.

“Ini suratnya.”

Jadi dia simpan baik-baik? Ren menyerahkan surat itu padaku. Suratnya sangat remuk seperti dia telah meremasnya sebelumnya, tapi aku masih bisa membacanya.

“Kau ini sudah tidak ada gunanya lagi, jadi aku ambil semua yang berguna darimu. Aku berterima kasih telah membebaskanku dari kejaran si Perisai dan si Tombak, tapi penampilan dan sifatmu bukan tipeku. Oh iya, aku mungkin cinta kamu bila berhasil mengalahkan si Perisai. Tentu saja, menilai dari caramu bertarung sekarang, seumur hidup pun tidak akan pernah terjadi. Ha ha ha!”

Sial, dia menyebalkan! Tanpa memikirkannya, aku merobek surat itu dan membuangnya. Witch sialan itu! Dia sudah tidak bisa dimaafkan lagi!

Tak kusangka dia sudah membuang Ren di hari berikutnya.... Sial, cepat sekali kerjanya! Astaga. Mungkin fakta sebenarnya dia hanya mengincar harta dan peralatan Ren. Tapi kurasa dia mungkin baru sadar tetap bersama Ren dalam waktu yang lebih lama akan terlalu merepotkan.

“Aku merasa ada yang aneh denganku setelah melihat isi surat itu. Semuanya menjadi gelap dan layar curse series yang sebelumnya kau sebutkan muncul, Naofumi,” kata Ren.

Dia langsung dikhianati sehari setelah percaya pada orang yang dipercayanya. Aku bisa mengerti bagaimana perasaannya. Jika Raphtalia mengkhianatiku sehari setelah aku percaya padanya, aku yakin curse amarah akan berkembang lebih cepat lagi.

“Setelah itu ....Hidupku hancur berantakan, seperti benang putus dari sumbernya. Aku pergi dari penginapan itu dan berkeliling mencari barang berharga... Dari direnggut aku putuskan untuk merenggut milik orang. Tetapi aku tidak ingin ada yang tahu identitasku, jadi aku pakai topeng dan....”

Aku kira saat itulah dia pergi menyergap kereta yang membawa tahanan bandit, menjadikan mereka sebagai bawahannya, dan membentuk kelompok bandit baru. Itu adalah contoh sempurna dari kehidupan yang lepas kendali.

“Naofumi... Aku tahu berlagak tidak tahu diri, sekarang ini aku ingin meminta maaf padamu.”
“Ya terserah. Terlepas dari aku memaafkanmu atau tidak, tujuanku awalku adalah mengamankanmu. Aku bisa membiarkanmu pergi jika berjanji tidak melakukan hal bodoh ini lagi. Sekarang aku ingin kau fokus memperkuat diri dan mendengarkan arahanku.”

Ada orang-orang yang menyelinap ke dunia ini untuk membunuh pahlawan suci. Mempertimbangkan kemungkinan itu dan apa yang akan terjadi, pahlawan suci harus menjadi lebih kuat lagi. Aku yakin Ren memiliki potensi untuk menjadi lebih kuat dariku paling tidak begitu jika dia benar menerapkan metode penguatan dan mengasah kemampuan bertarungnya.

“Baik. Aku akan melakukan yang terbaik untuk mengikuti saranmu dan menjadi lebih kuat, Naofumi.”

Ren yang dulunya memiliki kebanggaan besar dan terobsesi untuk mempertahankan citranya, tetapi sekarang dia menundukkan kepalanya dengan lemah lembut dan meminta maaf kepadaku. Dia tampak benar-benar menyesal. Jika dia sampai meminta maaf seperti ini, aku merasa seperti memaafkannya sebenarnya bisa menjadi pilihan. Jika iya aku maafkan, apa aku terlalu lembek padanya?

“Aku tidak mengira Witch orangnya seburuk itu. Awalnya aku masih ragu percaya.... tapi karena dia berbuat baik, aku jadi termakan dan percaya padanya. Tindakanku itu bodoh tak layak mendapat maaf. Aku juga mungkin menghilangkan kesempatan terakhir kita menangkap dia!”

Ren cukup bicara banyak dan menjelekkan Witch. Ya, dia sudah dipermainkan. Dia mungkin membencinya hampir sama sepertiku. Dalam hal itu, aku bisa bersimpati dengan Ren. Rasanya seperti.... kami terhubung karena musuh yang dihadapi sama.

“Yah, wajahnya memang menarik tapi hebat dalam menangis dan berpura-pura.”
“Kalian sedang gibahin mantan putri? Ya, bukan berarti aku tidak mengerti bagaimana perasaan kalian...” Gumam Eclair sambil menggaruk kepalanya.

Tapi ke mana dia lari? Berdasarkan apa yang dikatakan Ren, dia tampaknya memiliki kaki tangan. Seorang pria yang pernah dilihat Ren di suatu tempat.... Itu berarti seseorang yang telah dihubungi Ren pada suatu saat. Siapa itu?

Aku tidak tahu. Yang terpenting, jika kami ingin mengejar Witch, kami perlu menemukan Itsuki dulu. Witch telah menargetkanku, lalu Motoyasu, dan kemudian Ren. Sangat mungkin dia akan mengejar Itsuki selanjutnya. Aku tidak tahu apa rencananya, tetapi mereka tampaknya tidak bermaksud baik. Sungguh, dia hanya membawa masalah. Mungkin saja masih ada lebih banyak musuh seperti musuh yang telah dibunuh Motoyasu mengintai di sekitar kami, juga.

“Lalu, itu ya....”

Sekarang pertanyaannya adalah apa aku harus memberi tahu Ren bagaimana cara menjadi kuat atau tidak. Dia tampak benar-benar menyesal, dan tidak ada salahnya untuk memihak pada kami. Memang sudah seharunya para pahlawan bekerja sama untuk melawan gelombang, seperti Kizuna, Glass, dan teman-teman mereka.

“Waktu itu kau menggunakan curse skill, kita ingin tahu bagaimana keadaanmu sekarang. Selain itu .... kau cukup dengar perkataanku dan menjadi lebih kuat. Benar-benar tidak sesulit itu.”
“Aku akan melakukannya. Naofumi.... Mulai sekarang dan seterusnya, mohon bimbingannya.”
“Jangan khawatir tentang itu. Yang aku inginkan adalah kalian bertiga, semua pahlawan menjadi kuat. Kau perlu mengenali situasi kita juga sekarang.”
“Ya.”

Yang bisa aku lakukan hanyalah melindungi orang. Aku harus mengandalkan rekanku untuk menyerang. Alasan aku bisa melakukan pertarungan yang bagus sekarang adalah karena Raphtalia kebetulan telah dipilih oleh senjata vassal katana. Dengan kata lain, ketiga pahlawan lainnya seharusnya menjadi penyerang damage terbesarku. Jika aku bisa mendapatkan Ren dan jika dia benar-benar berusaha untuk menjadi lebih kuat, maka itu akan menjadi rekan terbaik yang bisa kuharapkan.

“Aku... akan menghadapi dan menebus apa yang telah kulakukan selama ini. Welt, Bakta, Tersia, dan Farrie.... Teman-temanku mati karena berusaha membawa perdamaian ke dunia ini. Aku ingin melanjutkan perjuangan mereka.”

Sepertinya Ren akhirnya siap untuk mendengarkan apa yang aku katakan. Aku masih sedikit khawatir, tetapi sepertinya semuanya akan berhasil.

“Tuan Pahlawan Pedang, cobalah untuk tidak membebani semuanya sendiri. Ada kami di sini .... ada aku, Eclair-san, dan anak-anak desa yang satu perguruan denganku, yang akan selalu ada dan membantumu berlatih.”

Rishia berusaha menghibur Ren, mungkin karena dia bersimpati dengan tujuan barunya. Ren mengangguk patuh sebagai tanggapan.

“Terima kasih.”
“Pahlawan Pedang, Amaki-dono.”

Eclair menghadap Ren dan melangkah maju. Ren menatapnya.

“Iya?”
“Sekarang kau sudah mengerti maksud perkataanku saat kita berduel, kan?”
“Ya.... Terima kasih .... sudah menghentikanku.”
“Ya, sama-sama. Aku juga akan membantu sebisa mungkin. Mulai sekarang ayo kita bertarung bersama. Bagaimana menurutmu?”

Ren menutup matanya dan mengangguk pelan.

“Mungkin aku akan merepotkanmu lagi. Tapi, bila aku melenceng dari jalan yang seharusnya lagi, tolong hentikan aku lagi.”
“Ya, pasti begitu. Jika suatu saat nanti Amaki-dono tersesat lagi, mau berapa kali pun itu terjadi, aku pasti akan menghalangi dan menghentikanmu lagi.”
“Aku akan mengandalkanmu.... umm, Eclair. Tolong, panggil aku dengan namaku.” Ren mengulurkan tangannya ke Eclair.
“Baik, Ren-dono.”
“Tak perlu pakai gelar. Eclair, mulai sekarang tolong ajarilah aku berbagai hal.”
“Baiklah, Ren. Tapi pelatihan dariku cukup keras, lho.”
“Aku mengandalkanmu.”

Ada aura pertemanan lelaki sejati disaat Ren dan Eclair berjabat tangan dengan kuat.

 
“Tuan Naofumi, kamu memikirkan sesuatu yang tidak sopan, ya?”
“Tidak, aku memikirkan mereka berteman seperti sesama lelaki.”
“Eclair adalah perempuan!”
“Iwatani-dono.... Astaga ....”
“Naofumi.”

Ren menatap wajah Eclair dan kemudian memanggilku.

“Apa?”
“Aku menyesal tidak mempercayaimu, maafkan aku.”

Bukankah sudah agak terlambat untuk itu? Tapi apa pun itu. Kami berdua ditipu oleh Witch. Aku tidak mencari rekan sependeritaan, tetapi aku merasa kami bisa bersimpati satu sama lain. Karena sekarang, anggota orang tersakiti olehnya berkumpul dan bertambah.

“Sebaiknya kau istirahatkan tubuhmu sekarang. Nanti besok ada banyak hal yang akan kita lakukan. Sampai nanti.”

Aku meninggalkan Ren dengan Eclair dan keluar dari kamar. Raphtalia mengikutiku di belakang.

“Itu adalah langkah besarnya. Pahlawan Pedang tampaknya bersikap positif.”
“Ya. Sejauh ini, kekuatan kita untuk melawan gelombang.... dan binatang penjaga berikutnya, Phoenix, terus meningkat.”

Selain itu, kami harus berurusan dengan musuh-musuh yang ingin membunuh pahlawan suci. Aku tidak menganggap dua pria itu saja yang datang kemari. Mendengar ada orang yang bersembunyi di suatu tempat saja sudah membuat hati seseorang gelisah dan mual. Dunia Kizuna memiliki masalah yang sama, tetapi kami juga memiliki banyak masalah di dunia ini. Hancurkan mereka, meski hanya satu per satu.... adalah satu-satunya pilihan kita, kurasa.

“Baiklah, Raphtalia. Kita punya banyak masalah di depan. Kita tidak punya waktu untuk bersantai. Kita harus siap menghadapi musuh apa pun yang menghalangi kita.”
“Iya! Apa yang akan kita lakukan sekarang?”
“Rekonstruksi dan meningkatkan kemampuan tempur kita sama-sama penting, tetapi setelah melihat peningkatan kemampuan Rishia dan Eclair, aku pikir mungkin sudah waktunya bagi kita untuk melakukan pelatihan serius.”
“Aku setuju. Akhir-akhir ini Kak Sadeena bilang kemampuan pedangku terlalu mudah dan simpel, ya tidak dipungkiri lagi aku memang kurang ilmu menggunakan katana ini.”

Statistik kami berkurang saat ini. Aku bisa saja menggunakan itu sebagai alasan, tapi aku pikir kami perlu kembali dan melakukan penilaian ulang menyeluruh atas teknik kami. Musuh kami saat ini hanyalah penggerak biasa. Mereka bukan pahlawan suci atau pahlawan bintang. Mereka setara dengan rekan pahlawan. Kesulitan dengan musuh seperti itu tidak bisa diterima. Kami akan melanjutkan tugas-tugas kami yang biasa, tetapi aku juga akan menambahkan pelatihan ke jadwal.

“Baiklah, kalau begitu, mari kita lakukan itu!”
“Ayo!”

Melihat ke luar desa, yang sedang dalam tahap untuk kembali ke masa kejayaannya, Raphtalia dan aku kembali bekerja.





TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar