Rabu, 29 April 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 116. Suara Pasir Biru

Chapter 116. Suara Pasir Biru


Untuk melakukan percobaan, Aku memanggil Raphtalia, Filo dan Rishia.
Setelah ini aku akan mencoba mempelajari mantra sihir, lagipula waktu menuju malam itu masih lama, jadi Aku bisa melakukan percobaan ini dengan leluasa.

“Ada apa, Naofumi-sama?”
“Aku ada suatu permintaan untukmu, Raphtalia.”

Aku melepas pembatas budak yang terpasang pada Raphtalia, yaitu batasan untuk menyerangku.
Jika Aku tidak melepasnya, maka pembatas budaknya Raphtalia akan aktif dan membuatnya kesakitan saat melakukan percobaan ini.

“Aku ingin mencoba pertahanan perisai yang baru aku tingkatkan. Aku sudah mengizinkannya jadi coba kau pukul aku.”
“Hah...”
“Coba dengan tangan kosong dulu. Jangan ragu ya.”
“Ba-baiklah.”

Walau ragu-ragu, Raphtalia tetap memukulku dengan sekuat tenaga ke area dadaku.
Terdengar suara bergema dari pukulan itu.
Tapi, yang Aku rasakan dari pukulan itu hanya gigitan dari nyamuk saja.
Hanya sekuat ini kah Raphtalia.....
Apa yang akan Aku rasakan bila diserang dengan pedangnya?
Ini memang terdengar bodoh, mungkin Aku terlalu gegabah dan itu bisa membuatku terluka. Tapi Aku ingin tahu sebanyak apa serangan yang bisa Aku tahan.

“Selanjutnya dengan pedang.”
“A-anu, apa kau baik-baik saja?”

Rishia menanyakan itu dengan nada ketakutan.
Aku mengerti perasaannya. Jika dilihat dari sudut pandang orang biasa, ini sudah sangat aneh.

“Aku hanya ingin tahu berapa banyak serangan yang bisa Aku terima.”

Jika Aku bisa bertahan dari serangan Raphtalia, maka itu pertanda baik.
Aku tidak tahu perlindungan yang Aku dapatkan itu sudah bagus atau belum.

“Aku mulai ya.”

Raphtalia menggunakan pedang biasa untuk menyerangku, Aku tahu dia itu sedikit menahan serangannya padaku.
Terdengar suara dentuman yang keras, pedang yang diayunkan Raphtalia mengenai bahuku.

“Keras sekali...”

Sambil menjatuhkan pedang biasa yang dipegangnya, Raphtalia melemaskan lengannya sambil mengatakan itu dengan suara kesakitan.
Wow. Aku tidak menerima damage sedikitpun.
Luar biasa. Tubuhku sudah seperti besi saja.
Ketika Aku sentuh tubuhku, ini seperti daging pada umumnya.

Jika diperhatikan, bukankah tubuhku ini tidak memiliki otot sebanyak ini?
Aku rasa ini karena pengaruh level yang terus bertambah dan itu menyebabkan tubuhku ini bisa bertarung dengan baik.
Ya, selama 4 bulan terakhir Aku ini sering bertarung.
Stamina yang kugunakan ketika berjalan atau mengemudikan kereta cukup banyak. Sudah tidak bisa dibandingkan lagi dengan diriku yang masih menjadi Otaku.

“Firo juga mau mencobanya.”
“Ah, boleh.”
“Yey!”

Aku melepas pembatas penjinak monster pada Filo.
Jika Aku bisa menahan serangan Filo, itu berarti pertahananku cukup kuat. Aku sangat ingin mencobanya.

“Mulai ya.”

Filo berubah menjadi wujud monsternya, lalu dia mengangkat kakinya setinggi mungkin untuk menendangku.
Misishi ... Misishimishi ... Biki ...

“Eh, eh....”

Dari kaki Filo terdengar suara otot yang semakin menguat.
Dari pengalaman yang pernah orang lain alami. Ini sangat berbahaya.

Biki ... Bikibiki!

“Hei, berhen—“
“Tei.”

Dengan refleks Aku mengangkat perisaiku.
Dengan di ikuti suara yang keras, tubuhku bergetar. Seluruh tubuhku merasakan getaran tersebut.

“Kau mau membunuhku!”

Kalau saja tadi. Aku tidak mengangkat perisaiku, maka Aku akan tertendang.
Aku yang mau protes tidak jadi karena melihat Filo yang sedikit tertawa.
Sejenak, Aku merasa alisku ini berkedut.

“Wow... Goshujin-sama, sangat kuat.”
“Tendangan macam apa tadi?”
“Jadi ya. Dalam pertarungan sebenarnya Aku tidak akan pernah bisa mengeluarkan tendangan sampai sekuat itu.”

Ternyata Firo menendangku dengan sungguh-sungguh...... ya ampun, tidak ada ragu sedikitpun.

“Jika itu adalah Orang Tombak maka ia akan langsung hancur.”

Kasihan sekali Motoyasu, jika saja ia ditendang sekuat ini maka hidupnya sudah berakhir.
Aku ingin melihat itu sekali saja.

“Jika Goshujin-sama yang dulu, mungkin sudah ada diangkasa.”
“Jika hal seperti itu terjadi, maka kau harus memikirkan ini kembali.”

Ya ampun, hampir saja Aku terbunuh.
Bahkan itu terjadi ketika Aku ditendang sampai ke angkasa.
Ini bukan anime.... melainkan dunia lain.

Tetapi, dalam hasil percobaan tadi Aku mendapatkan hasil pertahanan yang sangat tinggi.
Glass bilang kekuatan Filo itu setara dengan ketiga hero dan Aku berhasil menahan serangannya.
Aku masih belum tahu jelas seberapa kuat diriku ini, tapi setelah melihat percobaan tadi, ini sudah lebih baik dari sebelumnya.

“Hmm..... baik-baik saja ya.”
“Yang memutuskan itu bukan kau. Tapi Aku.”
“Aku berpikir master baik-baik saja.”

Dia ini memiliki insting liar ya?
Sebaiknya, Aku memasang pembatas itu kembali, untuk menghindarkan itu terjadi 2 kali.

“Ehem... kalau Aku baik-baik saja itu bagus..... tapi bila Aku terluka, maka kau akan menjadi menu makan malam hari ini.”
“Tidak~”

Baiklah, Aku menghadap Rishia secara perlahan.

“Fu ~ee?”
“Kau tidak perlu melakukannya juga tidak apa-apa.”
“Iy-iya.”

Baik Raphtalia dan Filo tidak dapat memberikan damage sedikitpun. Sekuat apapun Rishia berjuang maka hasilnya akan sama.
Akan menjadi masalah bila dia terlalu memaksakan diri sampai terluka.
Aku merasa sedang berhadapan dengan orang lemah, sudah tidak perlu dipikirkan lagi.

“Karena Gelombang selanjutnya sebentar lagi. Mulai hari ini kalian akan mempelajari mantra sihir. Mengerti.”

Akan lebih baik untuk menaikkan level dengan sungguh-sungguh.
Sekarang, Raphtalia dan pasukan ksatria sedang melakukan pelatihan simulasi gelombang.

“Iya.”
“Aku mengerti.”
“Firo mau belajar bersama Mel-chan dulu ya.”
“Ya, silakan.”

Melty itu memang seorang putri kerajaan, sudah pasti dia itu lebih sering belajar di perpustakaan istana.
Sekarang itu hanya dia saja yang menjadi pewaris ratu selanjutnya, karena Bitch sudah dikeluarkan dari pewaris ratu selanjutnya.
Mungkin disebut sistem kekaisaran. Diduniaku juga sering terjadi hal seperti itu.
Yang mereka ucapkan hanya, belajarlah dengan sungguh-sungguh agar kau bisa menjalankan negara ini dengan benar.

Kalau tidak salah, Melty itu sering diberi pelajaran mantra sihir di istana, bila ada waktu luang maka dia akan datang ke tempatku.
Aku juga diberi tahu gurunya bahwa Filo sangat suka belajar.
.....Beberapa hari yang lalu, Aku ingin melupakan Filo yang kesulitan menangkap pelajaran disana.
Bukan berarti kepala Filo itu lambat, mungkin saja kepala Melty yang lambat. Ya itu benar.

Baiklah, sudah waktunya Aku memperkuat batinku....... sebaiknya Aku memperkuat Wrath Shield.

Wrath Shield Ⅲ (Awakened) +7 50/50 SR
Kemampuannya Terkunci...... Bonus Penggunaan, Skill [Change Shield  (Menyerang)] [Iron Maiden] [Blutopfer]
Efek Penggunaan: [Dark Curse Burning S] [Kekuatan Meningkat] [Amarah Naga Agung] [Raungan] [Amukan Rekan] [Pembagian Mantra] [Zirah Amarah (Sedang)]
Keahlian: 0

Baik Item, Spirit dan Status Enchant tidak bisa digunakan dalam perisai yang masih terkunci.
Walaupun begitu kekuatannya masih bertambah dengan pesat.
Masalahnya, tepat saat aku mengubah perisaiku dengan perisai ini, dalam sejenak kesadaranku akan diambil alih, itu sangat menakutkan sekali.

Ini diperlukan untuk persiapan Gelombang selanjutnya.

Keesokan harinya.
Tinggal 3 hari sebelum Gelombang tiba.

“Oh iya, Ratu.”
“Ada apa?”

Setelah selesai makan siang, Aku memanggil Ratu yang sedang menuju ruang rapat.
Semua persiapan telah kami lakukan, tinggal menunggu waktu Gelombang tiba.
Sudah kuduga, melawan Glass itu cukup sulit bila hanya kita saja yang melawannya.
Dan sekarang Aku sedang menanyakan keberadaan Hero lain.

“Apa yang sedang dilakukan Hero lain? Lalu, apa boleh Aku ikut serta dalam pembasmian Gelombang di negara lain?”
“Selain Iwatani-sama, Hero lain sedang membasmi Gelombang di negara lain, dan mereka berhasil menyelesaikannya dengan baik. Iwatani-sama itu sedang diperlakukan dengan eksklusif oleh negara kami..... Selama tidak ada masalah besar maka kau tidak perlu khawatir.”
“Aku mulai khawatir dengan masalah besar itu – ~ uhh!?”

Tiba-tiba, terdengar suara seperti kaca pecah.
Sambil menundukkan kepala, Aku berlari agar tidak terkena pecahan kaca tersebut.
Aku mendengar suara seperti Gelombang muncul.... tapi ini sangat berbeda.

“Apa.... yang sedang terjadi?”
“Ha?”

Aku melihat sekitar.
Aku kira aku ditransfer ke tempat Gelombang terjadi, tetapi Aku tidak dipindahkan kemanapun, Aku tetap berada di teras istana.

“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Aku tidak tahu.... tapi, Aku yakin telah terjadi sesuatu.”

Aku melihat ikon waktu Gelombang yang ditunjukkan oleh Jam Pasir Merah.

— — Waktu yang tersisa hanya 3 hari untuk Gelombang selanjutnya tiba.

Kemudian, disebelahnya ada sesuatu yang baru.... Jam Pasir Biru muncul bersamaan dengan angka [7].

“Muncul jam pasir baru. Dan tertulis angka 7 disana, Aku tidak tahu yang harus dilakukan sekarang.”

Aku melihat panduan Help untuk mencari tahu apa ada informasi baru mengenai ini.
Tetapi.... setelah Aku cari tidak ada informasi baru mengenai ini.
Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

7.... Aku pernah mendengar angka ini sebelumnya, kalau tidak salah itu cerita tentang Hero Tujuh Bintang.
Kemungkinan karena itu?

“Kalau dipikir-pikir, mungkin hero lain telah terkalahkan di suatu Gelombang?”
“Tidak, kalau tidak salah Gelombang yang diikuti oleh hero lain baru saja berakhir.... ayo kita cari informasi dari negara lain.”

Aku dan Ratu memerintahkan seorang prajurit informasi untuk menyelidikinya, dan informasi baru didapatkan.
Ini adalah awal dari kasus besar......




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar