Selasa, 28 April 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 12 : Chapter 3 - Filolial dan Dragon

Volume 12
Chapter 3 - Filolial dan Dragon


Di luar desa, ada segunung peti kayu. Peti kayu dari mana ini? Aku yakin tidak melihat ada banyak peti ini kemarin.

“Coba kau lihat isinya,” kata Eclair.

Aku membuka satu peti dan melihat isinya. Ada berbagai senjata dan perlengkapan lain, serta beberapa telur monster.

“Apa ini? Apa kalian baru saja memutuskan untuk membeli banyak barang dengan uang yang kuberikan? Lalu ditinggal semuanya di sini? Atau ini semua barang yang kau curi, Ren?”

Ya, Ren menjadi Lord bandit sebelum sadarkan diri dari curse. Aku melihat ke arah Ren, tapi dia menggelengkan kepalanya.

“Tidak. Aku tidak ingat mendapatkan semua ini,” jawabnya.

Jadi Ren tak tahu. Mungkin dari Motoyasu. Dia meninggalkannya di sini sebagai hadiah untuk Filo. Itu sepertinya sesuatu yang akan dia lakukan.

“Baca ini,” kata Eclair. 
“Apa?”

Aku melihat tutup peti yang saat ini kubuka. Setelah diperiksa lebih dekat, hal yang sama sepertinya tertulis di semua peti. Tulisannya benar-benar berantakan. Dalam surat-surat besar tertulis seperti ini: “Kepada Tuan Pahlawan Perisai. Tolong berikan hadiah ini kepada budak yang kurang beruntung.”

“Apa-apaan ini?”
“Ini sepertinya semacam sumbangan. Ada beberapa barang yang cukup mahal dalam peti lain. Persediaannya termasuk ramuan obat langka, bijih, dan kayu juga,” jelas Eclair.
“Siapa yang akan melakukan hal seperti itu?” Aku bertanya.
“Kemungkinan besar Siltvelt atau Shieldfreeden yang melakukan semua ini. Berdasarkan cara penulisan kosakata dan jenis tinta yang digunakan, aku tidak meragukannya lagi,” lanjutnya.
“Bisakah kita menerimanya?” tanyaku.
“Hampir mustahil untuk menemukan pemilik asli dari semua ini. Mereka telah berusaha keras untuk menghapus semua jenis bukti yang menjadi petunjuk siapa pemilik aslinya. Bahkan jika kita menemukan pelaku atau kelompok yang bertanggung jawab, akan sulit untuk mengambil tindakan terhadap mereka,” jawabnya.

Aku menduga mungkin orang-orang di Siltvelt yang kujadikan tujuan penjualan pemburu budak. Ada orang yang melakukan hal serupa di pasar budak Zeltoble. Dengan kata lain, itu adalah sumbangan yang mereka berikan padaku agar mengembalikan penilaiku terhadap mereka, kurasa. Aku harap mereka tidak meminta imbalan apa pun.

“Setiap orang yang menyebabkan masalah bagi Tuan Naofumi pantas dihukum mati. Mari kita segera eksekusi!” seru Atla.
“Itu terlalu berlebihan. Dan aku tidak terlalu dibuat repot juga oleh mereka.”

Aku bisa menerima ini tanpa merasa disalahkan.

“Kita diberi barang yang terbilang cukup merepotkan,” kata Ren.
“Aku rasa begitu. Bagaimana dengan telurnya? Rat, kau tahu ada telur apa saja ini?”
“Tampaknya seperti telur dari segala jenis mulai dari usapil hingga beberapa ras yang lebih jarang. Lalu ada ini...”

Oh, dia bisa mengenali telur monster hanya dengan melihatnya saja.

“Yang bisa menjadi masalah.”

Rat menunjuk telur di peti yang lebih besar dari yang lain. Apa itu? Mungkin itu adalah telur binatang buas yang sekuat Spirit Tortoise atau semacamnya.

“Telur apa itu?”
“Ini telur Hiryuu. Dari ras yang cukup langka, mahal dan juga kuat.” 

Yah, tak terduga sekali... Kurasa mereka meninggalkan sesuatu yang merepotkan.

“Dragon, ya? Itu sangat keren.” kata Ren. 
“Ya! A…”

Gadis lembah berteriak setuju, tapi kemudian suaranya menghilang dan dia memalingkan muka dengan cemberut di wajahnya. Dia kenapa? Tapi dia mulai tersenyum lagi segera setelah itu. Rat, di sisi lain, tidak tampak bahagia. Mungkin dia tak suka Dragon.

“Aku merasa senang sekali jika ada Dragon yang kita pelihara di desa ini!” seru gadis lembah. 
“Kurasa Gadis Lembah suka Dragon, tidak seperti Rat,” kataku.
“Gadis Lembah?!”
“Itu salah satu dari nama panggilan luar biasa Tuan Naofumi. Aku cemburu,” kesan Atla.

Atla malah melantur tidak jelas saja. Aku memutuskan untuk mengabaikannya. Sebenarnya, bukankah aku sudah menyuruhnya untuk diam? Itu tidak berlangsung lama. Gadis Lembah memelototiku ketika aku memanggilnya begitu.

“Ada apa dengan nama itu?” dia bertanya.
“Yah, aku tidak tahu nama aslimu,” jawabku.
“Aku yakin julukan itu dari anime atau semacamnya,” kata Ren.
“Ya, betul,” jawabku.

Aku memilih julukan itu karena dia terus bersikeras melindungi ulat yang mirip dalam sebuah film. Seharusnya dia berterima kasih padaku, sejauh yang aku ketahui.

“Jika kau tidak memberi tahu nama aslimu, Tuan Naofumi akan terus memanggil terus dirimu dengan julukan itu selamanya, itu pasti. Cepat perkenalkan dirimu!” kata Raphtalia. Dia sepertinya terburu-buru menjelaskan hal itu pada gadis lembah karena suatu alasan.
“Aku Wyndia.”
“Oh itu namamu. Apa salahnya dipanggil Gadis Lembah?”
“Tidak mau!”
“Itu kejam, Naofumi. Pikirkan gadis malang itu,” kata Ren. Dia pasrah. Ren merasa kasian pada gadis lembah, alias Wyndia, tapi sekarang Wyndia sedang memelototinya.
“Oh, baiklah. Terserah,” jawabku.
“Aku harus meminta budak lain memperkenalkan dirinya padamu. Kalau tidak, entah akhir macam apa yang akan menimpa mereka karena panggilan aneh dari Tuan Naofumi pada mereka apa,” kata Raphtalia.
“Apa itu masalah yang cukup besar?”

Tentunya tidak ada yang salah dengan memberi orang nama panggilan. 

“Kita keluar dari topik. Kembali ke telur naga,” kataku.
“Semuanya berhati-hatilah. Tapi kamu benar. Apa yang harus kita lakukan pada telur ini?” Raphtalia bertanya dengan ekspresi bermasalah di wajahnya.

Seekor dragon, ya? Aku rasa Filo tak akan suka itu. Itu bukanlah hadiah istimewa dari seseorang yang kukenal. Menerima itu bisa berakhir menyebabkan keributan besar. Diberi sesuatu yang begitu mahal hanya membuatku tambah khawatir. Tetap saja, jika tidak ada cara untuk mengembalikannya, kurasa aku harus menerimanya tanpa mengeluh. Membuangnya akan sia-sia.

“Kurasa kita akan menyimpan semua ini untuk sekarang. Jika ada yang memperebutkan ini, kita cukup berpura-pura tidak tahu saja. Ngomong-ngomong, apa tata cara penjinakan atau pemasangan segel monster pada Hiryuu? Kau tahu bagaimana caranya?”
“Yang pasti harus memasang segel monster tingkat tinggi. Untuk itu, rupanya sudah mereka siapkan juga peralatan untuk upacara pemasangan segelnya. Aku bisa lakukan jika kau mau, Count.”
“Ya, tolong ya. Ngomong-ngomong, kenapa kau sepertinya sangat tidak menyukai naga?”

Rat tampak agak kesal ketika aku bertanya kepadanya.

“Dragon kelas satu, mereka akan termakan hasrat mereka begitu musim kawin tiba.”
“Hah?”
“Kau tidak tahu itu? Wilayah tempat banyak dragon tinggal itu selalu kotor. Mereka berbahaya karena berbagai macam alasan.”
“Benarkah?”

Aku berpikir tentang daerah yang aku tahu di mana dragon tinggal. Ada desa di timur tempat Ren mengalahkan naga, dan kemudian daerah pegunungan tempat kami berburu bandit. Ada mayat dragon penuh yang dipenuhi kuman di kedua daerah. Aku cukup setuju jika dibilang area terisolasi.

“Dragon tidak punya kendali atas hasrat mereka, jadi daerah itu akhirnya penuh dengan makhluk setengah seperti dragon dalam waktu singkat.”
“Kedengarannya berbahaya.”

Jika dalam game fantasi, mungkin ada sekelompok subspesies dragon atau setengah naga yang keluar dari daerah tersebut. Aku penasaran apa itu masalah utama di sini.

“Yah, mereka memiliki wilayah tersendiri dan tinggal disana. Tapi mereka mengacaukan ekosistem tanpa sepengetahuan diri mereka sendiri, jadi aku tidak suka mereka. Dan Hiryuu yang digunakan orang hanyalah setengah naga yang dicampur dengan monster yang lebih lemah, sungguh.”

Hmm... Jadi itu seperti saat spesies asing mengacaukan ekosistem di Jepang. Spesies asli sudah didorong ke tepi jurang kepunahan karena ikan black bass dilepaskan di danau sana. Akan ada masalah yang mirip dengan itu. Atau masalah dengan kawin silang yang menyebabkan spesies asli menghilang atau punah, kurasa.

“Sumber masalah yang lebih besar adalah, dragon yang menyebut dirinya Kaisar Naga, mereka murni ras naga. Naga-naga itu sama sekali tidak melihat ras apa yang ada di hadapannya. Mereka bahkan akan mencoba kawin dengan manusia.”

Mereka memang terdengar seperti makhluk yang merepotkan.
Hmm? Wyndia tampak kesal.

“Mereka punya sopan santun!” dia berteriak.

Kenapa dia berbicara seperti dia tahu tentang naga? Dia seperti berusaha melindungi mereka. Selain itu dia berisik sekali, benar-benar menjengkelkan sekali jika berhubungan dengan monster.

“Bahkan ada ras campuran demi-human kan. Demi-human Aotatsu adalah contoh yang terkenal,” Rat menjelaskan.

Aotatsu? ‘Ao’ adalah ‘biru’ dalam bahasa Jepang. ‘Tatsu’ bisa berarti ‘naga’, jadi kurasa ‘aotatsu’ seharusnya mengacu pada Naga Air. Ras harimau putih disebut ‘Hakuko’, jadi masuk akal. Aku yakin salah satu pahlawan masa lalu pasti memilih nama ini juga.

“Memang benar, naga berdarah murni memiliki sopan santun dan berperilaku baik, selama mereka tidak lepas hasrat.”
“Jadi kau beralasan terlihat jijik karena telur ini adalah salah satu dari dragon yang mudah terkendalikan hasrat?”
“Kurang lebih. Segel monster tingkat tinggi untuk dragon memungkinkanmu membatasi aktivitas reproduksi, jadi pastikan untuk diperiksa baik-baik. Kalau tidak, semua monster desa akan dikawini olehnya.”

Itu tidak masuk akal bagiku. Aku menghabiskan seluruh waktuku untuk berburu pasangan naga dalam game pemburu monster yang kumainkan. Tampaknya aneh kalau naga tidak memusnahkan manusia dan demi-human jika mereka bereproduksi secara agresif.

“Kaisar Naga Agung tidak akan pernah membiarkan hal semacam itu terjadi!” teriak Wyndia dengan marah.

Kaisar Naga, ya? Aku sering mendengar nama itu. Bermula dari Fitoria yang bilang padaku. Ini sudah pernah aku dengar juga di dunia Kizuna.

“Oh ya, Kaisar Naga legendaris yang konon bertarung dengan ratu Filolial, kan?” balas Rat.
“Aku dengar ada naga semacam itu di dunia berbeda. Apa ada yang seperti itu juga di sini?”
“Itu hanya legenda. Masih banyak yang meragukan keberadaan dua makhluk itu. Oh, tunggu... kupikir aku mendengar kabar bahwa ratu Filolial yang menahan Spirit Tortoise, kan?”

Jadi pada dasarnya, pasti ada legenda naga yang mengancam keberadaan manusia dan demi-human. Dan kemudian ratu Filolial muncul untuk membunuhnya, kurasa.

“Tapi meskipun begitu, aku jarang bertemu naga seperti itu. Aku hanya pernah bertemu dengan Tyrant Dragon Rex, kurasa,” kataku.
“Monster itu menakutkan. Kami pernah bertarung dengan naga di Colosseum juga,” tambah Raphtalia.

Oh ya. Kami langsung membunuh yang itu, jadi aku benar-benar lupa.

“Dragon umumnya ditemukan di daerah yang tidak dikunjungi orang. Pernahkah kau berada di wilayah naga, Count?” tanya Rat.

Jalan yang kulalui sangat terbatas pada tempat aku menjajakan dagangan. Sekarang setelah aku memikirkannya, aku hampir tidak pernah naik ke gunung atau pergi ke gua mana pun. Kami pergi berburu di pegunungan sebelum menangkap Ren, tapi hanya itu. Aku memang ingat bertarung dengan monster setengah naga saat itu.

“Ren, kau pernah melawan seekor naga. Benarkan, Ren?”
“Ya. Aku memang mengalahkannya berdasarkan apa yang aku tahu dari game dan akhirnya menyebabkan kekacauan besar. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa menebusnya.”

Aku rasa dia secara sadar menyesali hal itu, karena dia mulai terlihat sangat tertekan. Ren memiliki rasa tanggung jawab yang kuat.

“Jika kau tulus melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan dunia, aku yakin itu sudah cukup,” kataku padanya.
“Ya tahu, kurasa begitu, tapi tetap saja...”
“Ingat saja untuk tidak berpikir menebus dengan nyawamu sendiri, karena itu bukan bentuk penebusan kesalahan.”

Jika ada satu dari empat pahlawan suci lainnya yang mati, itu akan membuat pekerjaanku lebih sulit saat gelombang menyerang lagi. Fitoria memberitahuku itu, dan kenyataan itu telah menjadi jelas di dunia Kizuna sampai batas tertentu juga. Aku tidak bisa membiarkan Ren mati.

“...”

Wyndia memelototi Ren untuk sementara waktu sekarang.

“Yah, mereka memiliki wilayah sendiri dan tidak akan pergi dari sana, jadi kau tidak akan bertemu kecuali jika kau sengaja ke sana untuk menemui mereka,” lanjut Rat.
“Oh begitu. Selain itu, aku tidak ingin membuang-buang sumber kekuatan tempur, jadi mari kita tetaskan dan besarkan naga itu.”
“Semakin rekonstruksi berjalan, semakin sedikit desa yang terasa seperti Lurolona yang kuingat!” Seru Raphtalia.

Rat akan merawat monster dan tanaman. Aku membayangkan para penduduk desa cenderung menjadi petani, dan sekarang aku tidak bisa berhenti menganggap Rat sebagai petani. Dia akan menjadi petani, dan kami bisa memanen beberapa tanaman atau semacamnya menggunakan Bio Plant. Kami bisa mendapat untung menggunakan monster juga. Itu persis seperti salah satu game pertanian santai yang kami mainkan di duniaku.

“Ternyata membesarkan naga itu merepotkan juga. Aku akhirnya merasa mengerti rintangan yang dialami satria naga.”
“Oh ya. Aku pernah melihat mereka beraksi melawan Spirit Tortoise. Mereka tidak terlalu kuat.”

Aku ingat melihat mereka menjerit dan jatuh dari udara setelah diserang oleh para familiar Spirit Tortoise.

“Kita masih belum tahu apa yang terjadi nanti setelah dragon ini menetas dan besar sebagai peliharaan pahlawan suci. Itu mungkin berkembang secara berbeda, seperti Filolial milikmu, Count.”
“Hmm... Kau benar juga. Aku akan berhati-hati.”

Jadi aku memutuskan untuk menetaskan telur Hiryuu. Katanya, itu akan memakan beberapa waktu setelah melakukan upacara segel monster sebelum telur benar-benar menetas. Aku harus menjadi orang yang melakukan penetasan, rupanya. Rat tampak seperti sedang dalam suasana hati yang buruk ketika mengurus persiapan. Lalu…

“Kenapa aku harus membawa telur ini di punggungku?!”

Aku disuruh menggendong telur Hiryuu di punggungku agar tetap hangat. 

“Kenapa tidak Ren saja yang mengerami telur ini?!”

Aku menatap Ren.

“Tidak, jangan... Mungkin akan membusuk jika aku menyentuhnya.”

Ren masih menderita efek kutukan. Bukannya aku lupa itu. Salah satu konsekuensi untuk menggunakan skill kutukannya adalah kualitas apa pun yang disentuhnya memburuk. Karena itu, dia berhati-hati untuk tidak menyentuh apa pun.

“Jangan! Jelas Pahlawan Pedang bukan orang yang tepat! Justru Pahlawan Perisai lah pilihan yang lebih baik daripada dia!”

Wyndia bersikeras kalau itu tidak masalah asalkan selain Ren. Aku agak ingin bertanya mengapa dia begitu memusuhi Ren, tapi... terserahlah. Aku hanya berpikir membawa telur sebagai salah satu kesulitan memelihara naga yang mahal.

“Di mana Raph-chan?!”
“Kenapa malah membawa-bawa Raph-chan?”
“Aku harus mengelusnya untuk menghilangkan stress!”

Tidak ada yang bisa mengalahkan Raph-chan pada saat-saat seperti ini. Kenapa dia tidak ada di sini?! Akhirnya, kemudian aku mengetahui kalau dia sedang tidur siang di desa.

“Ha ha ha! Konyol sekali dirimu, Kaka!”

Keel menunjuk ke arahku dan tertawa.

“Bajingan kau! Sial! Aku tidak bisa melakukan ini! Sudah benar cukup mendaftarkan aku sebagai pemiliknya saja, bisa kan?!”
“Aku tidak melakukan itu jika kau tidak bersedia menjadi induk yang mengerami telurnya. Ini adalah bagian dari syarat dasar agar pendaftarannya sukses. Jika kau tidak melakukan ini, dia akan mengabaikan perintahmu sepanjang waktu, jadi hadapi saja!”

Rat terdengar kesal saat menjawabnya. Apa Hiryuu benar-benar merepotkan? Aku hampir ingin segera menyingkirkannya.

“Apa yang kau katakan tadi itu benar?”
“Iya! Aku adalah peneliti monster, jadi percaya saja!”
“Justru karena orangnya kau, aku sulit percaya...”
“Apa maksudmu?!”
“Oke oke. Baik. Aku mengerti.”

Sial. Sungguh merepotkan. Dan kemudian Filo kembali dengan Melty di belakangnya. Waktunya sangat buruk. Itu seperti saat teman sekelas yang benar-benar menjengkelkan, melihatmu membodohi diri sendiri.

“Ahahahaha! Naofumi! Apa itu?!”
“Diam, Putri Kedua!”
“Kau sudah berjanji tidak akan memanggilku Putri Kedua lagi!”
“Kalau begitu jangan menertawakanku, bodoh!”
“Bodoh?! Apa kau baru saja memanggilku bodoh?!” 
“Umm...”

Raphtalia tidak tahu harus berkata apa untuk semua ini. Ekspresi aneh di wajahnya membuatnya semakin buruk. Kemudian Atla ikut campur.

“Aku tidak tahu seperti apa rupanya, tapi jika itu membuat Tuan Naofumi tidak nyaman maka kita harus hancurkan saat ini juga.”
“Harganya sangatlah mahal, jadi tidak bisa!” 

Huuuh... Kenapa semuanya berubah menjadi seperti ini?

“Oke, Count. Kau mau Hiryuu betina atau jantan?” Rat bertanya.
“Hah?”
“Kita bisa memengaruhi jenis kelamin dengan menyesuaikan suhu kehangatan telurnya. Kau bisa memilih jenis kelamin apa pun yang kau sukai, Count.”

Kupikir aku pernah mendengar tentang suhu telur menentukan jenis kelamin reptil tertentu. Aku kira hal yang sama juga berlaku untuk naga.

“Aku menduga... mungkin kau akan memilih betina, bukan begitu Count? Mungkin dia bisa menggunakan bentuk manusia seperti Filolialmu,” lanjut Rat.
“Atas dasar apa itu? Keel pernah mempermasalahkan ini waktu dulu. Apa itu karena aku dikelilingi oleh wanita?”

Perlahan aku melihat ke arah Filo. 

“Apaaa?”

Dengan asumsi akan ada pola perkembangan khusus karena aku yang membesarkannya, jenis kelamin apa yang terbaik? Jika akhirnya bisa menggunakan bentuk manusia seperti Filo, terbayangkan hal buruk dan berantakan akan terjadi diwaktu Hiryuu itu lepas kendali hasratnya. Dengan mengingat hal itu, aku ingin memilih jenis kelamin yang tidak akan menjadikanku sebagai korban.

“Jantan.”
“Aku ingin tahu kenapa kau memutuskan itu setelah melihat Filo, bisa tolong jelaskan kenapa itu yang kau pilih, Naofumi,” kata Melty dengan ekspresi tidak nyaman di wajahnya. Bukankah sudah jelas? Aku ingin punya jalan keluar di waktu buruk itu datang.
“Baiklah kalau begitu. Aku akan memastikan itu menjadi jantan. Kau cukup bersantai dan menjaga telur di punggungmu. Kau hanya perlu membawanya sekitar dua atau tiga hari lagi sebelum menetas,” kata Rat.
“Ya terserah. Sial! Ini tidak lucu!”
“Sekali lagi, aku mohon kerja samanya, Count.”

Dan akhirnya desa itu memiliki seorang Alkemis.


Dan begitulah hari ini tidak berjalan seperti biasanya. Aku biasanya pergi berburu, jika aku punya waktu luang. Hari itu aku pergi ke kota kastil, lalu berurusan dengan Rat dan segunung hadiah, jadi tidak ada waktu untuk berburu. Begitu malam bergulir, aku membuat makan malam dan memberi makan penduduk desa.

“Kaka! Aku ingin tambah, Kaka!”
“Tentu, jika ada yang tersisa.”
“Tentu saja tidak akan ada yang tersisa! Masak lagi!”

Membuat cukup makanan untuk memuaskan Keel dan budak yang tumbuh lainnya adalah kerja keras. Setelah semua itu, di luar sudah gelap ketika kami selesai makan malam.

“Hentikan, Onii-sama! Lepaskan aku!”
“Tidak!”
“Baiklah, Fohl, aku mengandalkanmu untuk menjaga Atla. Jangan biarkan dia pergi malam ini.”
“A... Aku tidak akan...”

Aku menyerahkan Atla ke Fohl karena jam latihan kami sudah selesai.

“Tuan Naofumi! Ingat baik-baik, aku pasti berhasil lepas darimu, Onii-sama!”
“Tidak mungkin aku akan membiarkanmu pergi!”

Sampai saat ini aku masih bingung, apakah mereka ini kakak adik yang rukun atau tidak. Tepat saat Atla dan Fohl pergi, Sadeena datang mendekatiku bersama Raph-chan yang ada di bahunya.

“Naofumi-chan! Ayo kita bersenang-senang!”
“Pemabuk itu telah tiba.”
“Selamat malam, Kak Sadeena.”
“Ara? Bukankah ini sekarang sudah waktunya untuk anak kecil tidur, Raphtalia-chan?”
“Kau benar. Anak-anak sudah harus tidur sekarang,” jawabku.
“Berhentilah memperlakukanku seperti anak kecil!”

Aku merasa kami selalu mengulangi percakapan ini setiap malam. Beberapa budak takut tidur dan itu tugas Raphtalia dan Sadeena untuk tinggal bersama mereka sampai mereka semua tertidur.

“Baiklah, kami akan memastikan anak-anak tidur. Setelah itu, mari bersenang-senang, Naofumi-chan!”
“Untuk apa!”
“Aku tahu kau ingin!”

Sadeena mulai membuka sedikit rompinya, tapi Raphtalia meraih bahunya. Dia memancarkan hawa membunuh.

“Kak Sadeena?” dia berkata.
“Ara, aduh!”

Sadeena tertawa seperti semua itu adalah permainan, tapi aku benar-benar berharap dia akan berhenti. 

“Agak disayangkan ya. Tapi aku selalu siap kapan saja!” katanya.
“Pergilah tidur!”

Huuh... Berbicara tentang Sadeena, dia terus naik level di sana-sini setelah reset level dan sudah level 62 lagi. Aku menduga leveling paksa melalui bantuan Filo tidak seefisien cara Sadeena. Karena Fohl mereset levelnya pada hari yang sama tapi dia masih level 39.

“Baiklah, Kak Sadeena. Ayo pergi,” kata Raphtalia.
“Ya! Sampai jumpa lagi, Naofumi-chan.”
“Ya terserah.”

Pagi dimulai lebih awal dengan merawat para monster, dan itu berakhir menjadi hari yang panjang dan sibuk. Aku tidak punya waktu untuk naik level sama sekali. Aku penasaran apa sebaiknya aku melakukan leveling bersama Sadeena. Aku mungkin seperti melakukan tawar-menawar dengan iblis. Ren tidak bisa berenang, tapi aku mungkin bisa mengirimnya ke sana sebagai korban.

Ketika aku berpikir ingin tidur, aku mendengar suara ketukan pintu. 

“Naofumi, kau masih bangun?” tanya Ren.

Dia muncul beberapa saat setelah Raphtalia dan Sadeena pergi. 

“Ada apa?”
“Umm... Setelah apa yang terjadi sore ini, aku melakukan leveling bersama Eclair dan para budak. Aku menemukan bayaran yang diperlukan menggunakan curse skill dari kerakusan.”
“Oh? Apa itu?”

Secara melihat statistik saja, Ren masih belum tahu apa efek samping dari penggunaan curse kerakusan. Dia sudah menguji kemungkinan efek samping yang terjadi satu per satu, jadi mengetahuinya membutuhkan waktu.

“Dugaanku ternyata benar, efek samping dari curse kerakusan membuatku tidak bisa mendapatkan exp.”
“Ugh...”

Dia telah mengorbankan poin Exp untuk menggunakan skill, jadi aku curiga dia mungkin tidak bisa mendapatkan Exp untuk sementara waktu sebagai bayaran skill itu.

“Kau sudah memastikan tidak bertarung di dekatku?”
“Ya.”

Jauh saat aku berada di dunia Kizuna, kami melakukan pengujian untuk mencari tahu lebih banyak tentang hukuman bagi para pahlawan suci yang bertarung bersama. Salah satu hukumannya adalah tidak bisa mendapatkan Exp saat bertarung di dekat pahlawan suci lain. Ternyata “dekat” itu berarti radius sekitar satu kilometer. Itu adalah jarak yang terasa dekat, namun juga jauh.

Jika kami bertarung dalam jarak satu kilometer, kami tidak akan bisa mendapatkan Exp. Jika dia lebih jauh dari itu dan masih tidak bisa mendapatkan Exp, maka mungkin itu karena efek kutukan. Sial. kondisi Ren setidaknya sama buruknya denganku. Semua efek kutukan yang dideritanya memengaruhi perkembangannya. Kami harus menunggu efeknya menghilang sebelum kami bisa benar-benar berusaha membuatnya lebih kuat. Dia sama sekali tidak berguna dengan keadaan sekarang.

“Kau kemari karena ingin memberitahuku itu sekarang?”
“Iya. Selain itu, aku ingin kau menilai kemampuan baca tulisku.”

Dengan mengingat masa depan Ren, aku telah mengajarinya bahasa tulis dunia ini. Aku ingin dia bisa membaca buku-buku sihir sehingga dia bisa belajar sihir. Masalahnya adalah hanya aku yang bisa memeriksa hasilnya, karena tidak ada orang lain yang mengerti bahasa Jepang. Mungkin aku bisa mengajarkan Rishia bahasa Jepang. Dia berhasil mempelajari bahasa-bahasa di dunia lain dengan cukup cepat.

“Aku harus bangun pagi besok, sekarang aku mau tidur. Kau keberatan jika aku memberikanmu kuisnya besok?”
“Tidak apa-apa. Aku yakin kau lelah. Istirahatlah.”
“Ya.”

Mungkin sudah waktunya aku mencari orang untuk menemaninya pergi ke pulau Cal Mira agar dia berendam di pemandian air panas sana yang bisa menyembuhkan kutukan. Kutukan yang Raphtalia, Filo, dan aku derita tidak bisa disembuhkan sepenuhnya dengan cara itu, tapi senjata Ren belum diperkuat metode penguatan. Mungkin itu akan berhasil baginya.

Aku bisa membuat beberapa penyesuaian penjadwalan dan mengirimnya kesana dengan Eclair. Aktivasi mungkin sudah berakhir, jadi seharusnya skill portal bisa digunakan. Jika masih tidak bisa, aku bisa meminta Raphtalia untuk mendaftarkan senjatanya pada jam pasir naga di kuil bawah air dan kemudian dia bisa menggunakan Return Dragon Vein untuk membawa mereka ke lokasi terdekat.

“Dalam waktu dekat, kau mungkin akan pergi dengan Eclair atau Wanita Tua dan fokus pada penyembuhan,” kataku pada Ren.

Perjalanan hanya memakan waktu satu hari dengan perahu. Jika dia pergi dengan Eclair atau Wanita Tua, dia tidak perlu khawatir tentang membuang-buang waktu. Mereka bisa mendapatkan pelatihan dalam perjalanan. Bukannya dia tidak bisa meluangkan waktu satu hari pun untuk belajar menulis dan sihir. Aku yang mengajarinya. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, dia seharusnya bisa mempelajarinya lebih cepat daripada aku.

“Baik. Jika kau bilang begitu, maka aku akan pergi ke sana.”
“Semuanya akan semakin baik lagi begitu metode penguatan telah kau terapkan dan latihan langsung melawan monster.”

Ren memang rajin latihan akhir-akhir ini, tapi dia juga sedang berupaya menerapkan metode peningkatan yang aku ceritakan kepadanya. Efek kutukan tidak secara langsung memengaruhi pertarungannya, jadi dia seharusnya tidak akan kalah, bahkan jika dia kebetulan menghadapi salah satu dari orang-orang jahat yang mencoba membunuh pahlawan suci. Supaya lebih aman, aku akan mengirim Eclair atau Wanita Tua untuk melindunginya. Itu pasti cukup.

“Oke, mungkin besok nanti kau sudah pergi ke sana. Pastikan kau siap ya.”
“Sampai nanti, Naofumi.”

Setelah Ren pergi, aku naik ke kasur dan tidur. Inilah adalah hariku yang di desa. Hal-hal yang harus kulakukan berbeda-beda setiap harinya, tapi kurang lebih begitulah hari-hariku berlalu. Aku selalu sibuk. Ugh... Aku harus segera menaikkan level juga.

Telur di punggungku ini membuatku sulit tidur.

Sore hari, dua atau tiga hari kemudian.

“Tuan Naofumi.”

Raphtalia menatapku dengan tatapan agak pahit di matanya. Aku merasa kami mungkin sudah melangkah terlalu jauh.

“Aku akan rasa semuanya ternyata berjalan cukup baik,” kataku.
“Betul. Kita melakukan semua ini hanya dalam dua hari. Aku benar-benar jenius,” balas Rat.

Rat dan aku melakukan memodifikasi Bio Plant. Hasilnya sangat mengesankan. Terlibatnya seorang ahli benar-benar membuat perbedaan besar.

Aku sudah mendaftarkan Rat sebagai salah satu budakku. Aku memastikan kalau dia tidak berbohong padaku tentang apa pun. segel budak yang kami gunakan padanya juga sangat kuat. Tidak mungkin aku akan membiarkannya pergi. Pengkhianatan berarti kematian. Aku tidak berencana menurunkan penjagaku, tapi Rat tenggelam dalam penelitiannya dan tampaknya puas dengan keadaannya saat ini.

Sehubungan dengan apa yang telah kami lakukan dalam dua atau tiga hari ini. Aku memintanya untuk fokus meneliti pengembangan varian Bio Plant yang dapat tumbuh menjadi bentuk rumah sederhana. Aku mendasari ini karena aku akan mendapatkan lebih banyak budak lagi, jadi aku ingin membangun lebih banyak tempat tinggal. Aku pikir mungkin tanaman kecil kami yang menarik dapat mengatasi hal itu.

Eksperimen itu sukses. Rat mengembangkan Bio Plant yang akan tumbuh dan memiliki bentuk rumah, semua sesuai dengan arahan dariku. Varian itu diberi nama ‘Camping Plant’. Aku benar-benar tergoda untuk membuat satu atau dua lelucon dari nama itu, tapi namanya memang menggambarkan fungsi tanaman itu dengan sempurna, jadi aku tidak bisa benar-benar membantahnya.

Pada siang hari, varian ini akan menggunakan fotosintesis untuk mengubah sinar matahari menjadi kekuatan sihir. Di malam hari, kekuatan sihir itu bisa digunakan untuk membuat bunga tanaman mengeluarkan cahaya. Para budak merasa nyaman dan adaptasi mereka terhadap tanaman ini lumayan cepat, padahal ini awalnya tanaman yang berbahaya tapi mereka dengan nyaman tinggal di sana. Yang bagus dari rumah ini adalah kami bisa menggunakan herbisida untuk menyingkirkannya ketika tidak lagi dibutuhkan. Singkatnya, kami telah berhasil mengembangkan lingkungan hunian yang sangat nyaman dan sederhana.

Dan sekarang desa ditutupi rumah tanaman hijau, itulah sebabnya Raphtalia mengkritikku.

“Maaf ya,” kataku pada Raphtalia.
“Tentang apa?” dia bertanya.
“Kamu kesal karena aku mengubah desamu menjadi dunia fantasi misterius, bukan?” Aku menjawab.
“Yah... kurasa itu tidak bisa dihindari. Aku mengerti manfaatnya.”

Selain Raphtalia, Rat benar-benar senang dengan modifikasi yang kami lakukan pada Bio Plant. Dia menyebutnya penggunaan tanaman yang ‘revolusioner’.

Aku tidak yakin tentang ‘revolusioner’. Aku baru saja menggunakan kemampuan perisai untuk memodifikasinya. Perisai itu memiliki efek kuat pada hasilnya. Aku membuat modifikasi kasar, dan kemudian Rat mengubah rinciannya. Permintaanku berikutnya adalah untuk mengembangkan variasi Bio Plant yang dapat membuat tanaman obat. Aku akan senang dengan Bio Plant yang bisa membuat obat, tapi dia mengatakan itu terlalu sulit.

Kami mengalami beberapa kegagalan sebelum sampai di Camping plant saat ini, tentu saja. Misalnya prototipe pertama adalah rumah pemakan manusia. Rat memberi tahu kami kalau itu berbahaya dan berulang kali mengatakan tidak masuk ke dalam, tapi Wyndia dan Filo mengabaikannya dan dengan bersemangat berlari masuk. Prototipe pertama memakan mereka. Tapi Raphtalia dan aku menghancurkannya dan berhasil mengeluarkan mereka dengan aman. Wajah para penduduk desa penuh dengan emosi campur aduk ketika itu terjadi.

Selain itu, aku meminta Rat untuk meneliti telur monster. Dia segera menyadari bahwa monsterku menunjukkan perkembangan luar biasa. Dia datang dan bertanya padaku tentang hal itu. Ketika aku memberi tahu dia tentang efek pertumbuhan koreksi yang aku dapatkan dari perisai, dia menjadi sangat bersemangat dan menghabiskan cukup banyak waktu untuk melihat perisai itu.

“Wow. Aku pernah mendengar monster yang dibesarkan oleh para pahlawan akan lebih cepat tumbuhnya. Aku rasa itu menjelaskan penyebabnya,” katanya.
“Ya, mungkin saja benar. Apa pahlawan lain memiliki kemampuan yang serupa?”

Karena Ren ada di desa, aku sudah menyuruhnya mengujinya sebelumnya. Dia mendapat senjata serupa.

“Pahlawan yang aku tahu tidak pernah menyebutkan hal seperti itu kepadaku,” jawabnya.
“Begitu ya.”

Ya karena hubungan dia dengan pahlawan bintang di Faubrey cukup buruk. Dia menyebut pahlawan itu sangat serius. Pahlawan itu benar-benar tidak menyukai penelitian tidak konvensional seperti modifikasi monster atau alkemis, karena itu keahliannya. Sepertinya dia tidak benar-benar ingin membahas detailnya, jadi aku tidak bertanya padanya tentang orang seperti apa pahlawan itu. Selain itu, aku sudah meminta agar pahlawan menghubungiku agar kami dapat berbicara. Seharusnya mereka mendatangiku.

Selain itu, kami mengembangkan Bio Plant varian menghasilkan makanan dan hasilnya juga berjalan baik. Rasa makanannya sudah lebih dari cukup, jadi aku serahkan sisanya pada Rat. Dia dapat menciptakan beberapa variasi dalam jenis makanan yang diproduksi. Aku punya budak yang dapat mengurus monster, jadi kami mungkin bisa benar-benar serius tentang operasi berdagang tidak lama lagi.

“Dengan benih ini, aku bisa membuat laboratoriumku sendiri sesuka hatiku. Ini sangat bermanfaat bagi kita,” kata Rat.

Laboratorium Rat adalah gedung besar yang dibangun memakai benih camping plant. Dia membawa tabung reaksi besar entah dari siapa dan memasangnya di laboratorium. Itu diisi dengan cairan bergelembung, dan semacam monster mengambang di dalam cairan tabung reaksi. Itu mengingatkanku pada semacam binatang buas dalam film fiksi ilmiah. Begitu melihat penelitian yang dia mulai dari idenya sendiri, membuatku merasa membuat kesalahan keputusan karena telah menerimanya menjadi bagian dari kami.

Semua ini telah terjadi selama dua hari terakhir. Itu adalah perubahan yang cukup besar. Mungkin terlalu besar. Sebuah laboratorium besar ditambahkan ke desa hanya dalam dua hari...

Ngomong-ngomong, Wyndia dan Rat menjadi saingan. Wyndia berpikir akan lebih baik untuk memperkuat monster dengan meminta mereka bertarung. Itu bertentangan dengan pernyataan Rat kalau memodifikasi mereka adalah cara terbaik untuk membuat mereka lebih kuat. Mereka berdua mencari cara untuk membuat monster lebih kuat, jadi bagaimanapun, mereka tidak bisa saling membenci. Mereka berdua selalu sibuk mendiskusikan topik itu. Namun, Rat jelas jauh lebih berpendidikan daripada Wyndia, jadi sepertinya Rat hanya bermain-main dengannya.

“Baiklah, aku akan memfokuskan penelitianku pada Bio Plant sampai aku bosan. Beri tahu aku kapan kau bisa menyediakan dana untuk penelitian lain.”
“Aku akan mengabarimu. Aku ingin mulai memodifikasi monster secepat mungkin,” kataku kepadanya.

Aku cukup bergantung pada kekuatan tempur rekanku sendiri. Tidak ada jalan lain. Terlihat jelas dari pertarungan dengan Spirit Tortoise kalau aku tidak akan pernah bisa memiliki terlalu banyak sekutu. Dan memiliki monster yang lebih kuat akan membuat segalanya menjadi lebih baik.

Krak! Krak!

Aku mendengar suara retak datang dari punggungku. Aku rasa telurnya akan segera menetas. 

“Saya bisa merasakan tanda-tanda kehidupan baru,” kata Atla.
“Hoo. Kau bisa merasakannya, Atla?”

Aku mengambil telur dari punggungku dan melihatnya.

“Apakah telurnya sudah menetas?”
“Kelihatannya iya.”

Telurnya jauh lebih besar daripada Filo. Sebuah retakan terbentuk di permukaannya, dan anak dragon perlahan mulai muncul.

“Ngomong-ngomong, apa yang dimakan naga?” Aku bertanya.
“Saya rasa dia memakan daging.”
“Apa kita punya persediaan daging?”

Kami memiliki daging asap dan daging kering di gudang desa, tapi aku tidak yakin apa ada yang tersisa.

“Itu tergantung pada rasnya, tapi yang ini dia omnivora,” kata Rat.

Untunglah. Kami bisa memberinya makan buah dari Bio Plant. Akhir-akhir ini jumlah persediaannya terlalu banyak setelah melakukan panen, dan perlahan-lahan menjadi produk utama dari operasi penjualan kami.

“Kwaaaa!”

Anak dragon mengintip dari telur dan melihat ke arah kami. Menetaskan monster membawa kembali kenangan lama. Itu seperti ketika Filo... Tidak, dia jauh lebih energik. Anak naga itu sebesar kepalaku. Dia pasti lebih besar daripada Filo ketika dia menetas.

“Bentuknya terlihat aneh,” kataku.

Bayi naga itu tampak seperti labu kecil yang gemuk dengan sayap kecil di punggungnya. Dia memiliki ekor gemuk dan dua tanduk, tapi masih belum memiliki sisik. Aku mengangkatnya dan tahu bahwa tubuhnya hangat.

“Kwa!”

Anak dragon itu berkedip beberapa kali dan kemudian menatap mataku. 

“Kwaaa!”

Dia mengangkat salah satu tangannya, seolah dia menyapa. Itu mengingatkanku. Aku pikir aku harus menyerap sepotong kulit telur ke dalam perisai. Aku mengambil sepotong dan menyerapnya ke dalam perisai.

Zap!

Apa itu tadi? Perisai itu menyala. Aku teringat sesuatu yang serupa terjadi ketika kami berada di dunia Kizuna. Itu adalah Demon Dragon Shield, kurasa. Itu bereaksi sama seperti saat itu.

“Tee hee… Dia benar-benar imut. Dia mengingatkanku pada Filo saat masih kecil.”

Raphtalia menyentuh-nyentuh anak dragon dengan jarinya. Naga itu menggigit jarinya seperti sedang bermain-main. Apa makhluk ini benar-benar akan berubah menjadi penjahat kelamin?

“Jadi ini adalah dragon. Saya bisa merasakan kekuatan hidup yang luar biasa hangat,” kata Atla.

Dia juga menyambut anak naga. Berdasarkan apa yang aku tahu, aku rasa dragon tidak akan akur dengan Byakko. Tapi sepertinya bukan itu yang terjadi di sini.

“Baiklah, aku akan diagnosa dia sebentar,” kata Rat.

Dia melihat bayi naga itu dengan hati-hati, menyentuhnya dengan lembut di sana-sini.

“Baik. Tidak ada masalah. Sehat, secara keseluruhan. Dia ini jantan. Semuanya berjalan sesuai rencana,” katanya.
“Itu bagus,” kataku.

Jika jantan, berarti itu seharusnya tidak menjadi masalah jika dia menunjukkan pola perkembangan abnormal dan akhirnya bisa menggunakan bentuk manusia seperti Filo. Namun, jika dia bisa menggunakan bentuk manusia itu akan menjadi masalah lagi, yah terserahlah.

Ketika Rat melepaskan anak dragon, dia terbang ke arahku dan mulai memanjat kakiku. Dasar pengacau kecil.

“Menurutku ras ini tidak akan membawakan banyak masalah saat dipelihara.”
“Menurutmu begitu?”
“Aku sarankan kau ajak dia berburu agar bisa terbiasa mencari makan sejak masih kecil. Kau belum tahu serakus apa nafsu makan yang dimiliki anak dragon yang beranjak dewasa.”
“Huh, kau bercanda pada orang yang sering masak, yaitu aku?”
“Ah, benar juga. Kau dikelilingi oleh sekelompok anak-anak yang bahkan bisa memakan porsi naga, ya?”

Rat mengerti maksudku dan mengangguk. Dia mencuri kalimatku, dan mendengar itu keluar dari mulutnya hanya membuatku depresi.

“Dragon ini berspesies apa?”
“Spesiesnya Wyr. Spesies ini memiliki sifat setia yang luar biasa, dibanding spesies dragon lain. Mereka adalah campuran antara naga murni dan Tyrella.”
“Tyrella?”
“Tyrella adalah monster tipe kadal besar. Tidak bisa terbang tapi bisa menjadi transportasi yang sangat baik. Tapi mereka sangatlah jarang ditemui.”
“Aku mengerti.”

Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan. Aku belum pernah melihat mereka sebelumnya. Tetapi, aku juga sebenarnya belum melihat berbagai macam spesies naga.

“Monster ini memang tidak tinggal dan berkembang biak di daerah Melromarc, Count pastinya tidak tahu ada spesies ini. Mereka juga tidak dipelihara sebagai hewan peliharaan di sekitar sini.”
“Oh benarkah?”
“Itu monster yang kemungkinan besar akan kau temui di Faubrey, Shieldfreeden, atau Siltvelt.” 
“Ooh.”
“Apakah dragon ini berasal dari telur itu?!”

Wyndia datang dan mendekati naga yang baru menetas dengan penuh semangat. 

“Kwa!”

Anak naga itu tidak malu sama sekali. Dia bertingkah imut untuk mendapatkan perhatian sebanyak mungkin.


“Baiklah, mungkin kita besarkan dia sambil kita leveling dan berburu,” kataku.
“Ya! Tapi kurasa Filo tidak akan Senang.”

Wyndia mengangguk setuju. Dia sedang bermain dengan anak naga. Wyndia selalu menuruti apa saja yang kuperintahkan. Dia tidak mencoba mengeluh tentang membunuh monster malang atau semacamnya. Sebaliknya, dia biasanya sangat bersemangat saat pergi berburu yang sebenarnya merenggut nyawa monster. Dia tampaknya memahami arti ‘yang kuat memangsa yang lemah’. Namun aku tidak mengerti sama sekali. Tapi dia mungkin benar tentang Filo yang tidak akan senang dengan ini. Dragon dan Filolial adalah musuh alami, jadi tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu.

“Namamu Gaelion,” kata Wyndia.
“Siapa bilang kau bisa menamainya?!”
“Tuan Naofumi, rupanya itu nama yang telah disepakati oleh semua anak desa,” kata Raphtalia.
“Kamu benar juga. Saya ingat pernah membahas ini bersama anak desa,” tambah Atla.
“Jadi itu benar? Ya sudah, tidak apa-apa deh.”

Membuat nama itu merepotkan. Aku mungkin akan menamainya sesuatu seperti Dran dan tidak terpikirkan nama yang lain lagi. Jika dibandingkan, menamainya Gaelion tidak tampak buruk sama sekali.

“Aku akan memperkenalkan dia pada semua orang!”

Wyndia mengambil alih Gaelion dan membawanya berkeliling desa. Aku berharap dia akan tumbuh dan menjadi pejuang yang kuat dengan cepat.



“Aku rindu Raph-chan,” kataku.

Raph-chan duduk di atas kepala Filo selama beberapa hari terakhir. Dia sepertinya sangat suka di sana dan tidak mau datang kepadaku ketika aku memanggilnya. Itu membuat aku agak sedih.

“Oh iya, aku juga penasaran dan ingin menanyakannya padamu. Di mana kau menemukan monster itu?” tanya Rat.

Aku melirik Raphtalia. Dia memiliki ekspresi yang sangat pahit di wajahnya. Aku harus jelaskan tapi bagaimana aku menjelaskan info semacam itu. Memberikan penjelasan terperinci mungkin hanya akan menyebabkan masalah. Tapi Raph-chan adalah favoritku. Aku ingin membuatnya lebih kuat sehingga dia bisa membantu lebih dari yang sudah dia lakukan. Aku memutuskan untuk menjelaskan.

“Raph-chan adalah shikigami yang aku buat di dunia lain. Di dunia ini, shikigami setara dengan apa yang kita kenal sebagai familiar. Aku menggunakan rambut Raphtalia sebagai bahan dasarnya.”
“Tuan Naofumi! Itu jawabanmu setelah berhenti berpikir lama-lama?!” Bentak Raphtalia.

Ya tentu saja, jelas sekali.

“Sama halnya dengan Bio Plant, berkat bantuan kemampuan perisaiku aku bisa meningkatkan berbagai atributnya. Namun tampaknya melakukan itu membutuhkan bahan yang berbeda dan menghabiskan energi.”

Aku selalu mengatur-atur atribut Raph-chan. Meningkatkannya membutuhkan bahan, jadi aku membuat kemajuan perlahan tapi pasti. Pada dasarnya, ini seperti menaikkan perisaiku.

“Aku tidak tahu ada familiar seperti itu. Aku pikir itu adalah tipe monster baru,” kata Rat.
“Membuat monster jenis baru seperti dia adalah tujuanku.”
“Aku baru tahu itu! Apa yang kamu rencanakan, Tuan Naofumi?!” bentak Raphtalia. Oh sial. Aku tidak sengaja mengungkapkan tujuanku pada Raphtalia. “Jadi itu yang kamu rencanakan.”
“Hmph. Aku tidak akan menyerah soal satu hal ini, Raphtalia. Aku tidak akan membiarkan Raph-chan tetap seperti sekarang.”
“Aku tidak mengerti mengapa kamu begitu bersemangat soal dia.”

Tidak peduli berapa besar kepercayaan kami, akan selalu ada hal-hal yang tidak bisa kami pahami satu sama lain. Tapi aku tidak berpikir itu adalah hal yang buruk. Bukan hanya karena Raph-chan terlihat seperti Raphtalia. Aku sangat suka bagaimana dia selalu mendukung ideku dan bersamaku juga.

“Apa yang membuatmu kesal, Raphtalia-san? Apabila ternyata itu adalah hal yang diinginkan oleh Tuan Naofumi, maka sebagai bawahan setianya, kamu harus menerima kenyataan itu,” kata Atla.
“Aku kesal karena itu hal yang tidak boleh aku terima! Pikirkan itu baik-baik, Atla-san. Apa kamu mau seseorang menjadikan monster dari rambutmu?”
“Jika itu adalah monster yang akan dirawat oleh Tuan Naofumi, maka aku akan dengan senang hati memberikan seikat rambutku!”

Aku berpikir untuk membuat shikigami atau familiar dari seikat rambut Atla. Aku membayangkan seekor Byakko kecil. Jika hal seperti itu ada, aku yakin itu akan imut. Tapi sulit membayangkan itu semanis Raph-chan.

“Tuan Naofumi, semuanya tertulis di wajahmu. Aku tidak tahu mengapa kamu sangat menyukai Raph-chan.”

Ugh... Raphtalia telah membaca pikiranku lagi.

“Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tuan Naofumi saat ini. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menang seperti itu lagi,” kata Atla.

Apa yang membuatnya berambisi seperti itu? Apa Atla ingin bisa membaca ekspresiku? Apa dia lupa dia buta?

“Kalau begitu, Count, mengapa kau tidak mencoba meningkatkan atribut mutasi miliknya?”
“Setelah apa yang terjadi pada Bio Plant, aku benar-benar ingin menghindari melakukan hal itu.”
“Ini tidak seperti mutasi tidak dapat memberikan hasil yang baik juga, kau tahu. Jika kau mempercayai familiarmu, maka tentu saja meningkatkan sedikit mutasi adalah pilihan.”

Hmm... Dia benar juga.

“Dalam legenda sang pahlawan telah menciptakan Filolial. Karena kau sangat menyukainya, mungkin monster yang berdasarkan padanya bisa menjadi Filolial berikutnya,” lanjut Rat.

Pemikiran yang luar biasa. Itu tidak berhubungan dengan tujuan Rat menciptakan monster yang berguna seperti Filolial. Itu seperti ‘sekali mendayung dua tiga pulau terlewati’. Aku akan membuat Raph-chan lebih kuat. Rat bisa mencoba menciptakan Filolial berikutnya. Baiklah. Aku akan coba sedikit tingkatkan mutabilitas Raph-chan. Aku akan mengubah familiarku menjadi monster.

“Tolong jangan hentikan itu, Tuan Naofumi,” pinta Raphtalia.
“Aku tidak akan membiarkan siapa pun mengambil masa depan Raph-chan. Termasuk itu kamu orangnya, Raphtalia.”
“Oh, astaga...”

Dia pasti merasakan perasaan tekadku yang kuat, karena Raphtalia tidak mendorong masalah ini lebih jauh.

“Baiklah... cukup sampai sini dulu. Kita masih harus mengunjungi Pak Tua di toko senjata hari ini.”

Aku memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan dan menghindari pertengkaran lagi. Mungkin katana yang aku pesan sudah dia selesaikan.

“Baik. Ayo pergi.”

Ini sifat yang aku suka darinya. Raphtalia selalu membiarkanku lari dari perdebatan pada akhirnya.

Setelah kami selesai membahas perkara yang terjadi, kami meninggalkan Rat di belakang dan menggunakan portalku untuk menuju toko senjata Pak Tua.




TL: Ryuusaku
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar