Rabu, 08 April 2020

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 110. Gadis Penuh Sukacita

Chapter 110. Gadis Penuh Sukacita


Sekarang, Rishia sudah menjadi rekan baru ku, tapi...
Ketika Aku sedang berjalan menuju kamar, Raphtalia mendatangiku.

“Na-Naofumi-sama, tadi Aku mendengar teriakanmu, memangnya apa yang terjadi?”
“Oh, tadi Itsuki melakukan suatu hal yang sangat menyebalkan saja.”
“Anu? Orang yang di belakangmu itu siapa?” 
“A...Anu.”
“Kalau tidak salah..... ya sudah, ayo kembali ke kamar dulu. Setelah itu, jelaskan semua yang terjadi.”

Sepertinya, Raphtalia sudah mengerti apa yang terjadi setelah melihat keadaannya.
Setelah sampai di kamar, Aku menjelaskan yang terjadi pada Raphtalia. Dan juga memperkenalkannya sebagai rekan baru kita.
Sudah tidak perlu ditanyakan lagi, Raphtalia menanggapinya dengan setengah terkejut dan setengah marah.

“Jadi orang itu yang....”
“Jangan mengatakan hal buruk mengenai Itsuki-sama.”
“Walau sudah diperlakukan seburuk ini kau masih membelanya....”

Sudah kuduga Raphtalia juga terkejut.
Aku merasakan hal yang sama juga....

“Jika Filo tidak menolongnya, maka dia akan tenggelam.”
“Eluslah Firo.”
“Iya, iya. Tadi kan sudah ku elus-elus.”
“Ehm?”

Filo yang menginginkan elusan dariku lagi, dia langsung berubah menjadi wujud manusianya, dan menarik lenganku dengan paksa sambil menaruhnya dikepalanya.
Dan yang kurasakan...... rasa dari Ahoge-nya cukup menyebalkan.

“Ini bukan kesalahan Itsuki-sama. Itu semua karena Aku yang lemah saja.”

Rishia terlihat akan menangis lagi, lalu Raphtalia memegang lengannya.

“Aku mengerti. Dia itu orang yang sangat berharga untukmu, kan.”
“Iya...”
“Aku mengalami hal yang sama juga. Ayo kita berjuang bersama-sama.”
“... Raphtalia-san juga mengalaminya. Aku mengerti.”

Hmm? Entah hanya perasaanku saja, ada suatu aura aneh yang mengarah padaku?
Bersama-sama? Baguslah kalau begitu.
Ini seratus kali lebih baik dari pada hubungan permusuhan.


“Mulai sekarang Rishia akan ikut berpetualang sebagai rekan baruku. Dalam waktu itu, pikirkanlah cara untuk menjadi bertambah kuat.”
“Benar sekali.”
“Oh iya.... Mulai sekarang dan seterusnya, kau dilarang untuk mengikuti Itsuki.”
“Ah... Baiklah.”
“Kita hanya akan bersamanya di kapal ini beberapa jam saja, jadi kau harus menahan dirimu ya.”

Aku khawatir dia memiliki kebiasaan mengikuti Itsuki.
Akan lebih baik untuk menjauhkannya dari orang itu.

“Aku akan berjuang.”
“Dan juga.... Itsuki mungkin tidak akan melakukan hal aneh. Tapi demi kebaikanmu, sebaiknya kau menghindari untuk bertemu dengan Itsuki.”

Mungkin hanya waktu yang akan menyembuhkannya.
Aku juga akan mencoba untuk menghindarinya. Menghadapinya akan sangat menyusahkan.
Bila Aku perlu sesuatu dengannya, maka tinggal Aku panggil Shadow saja.

“Shadow.”

Aku panggil Shadow. Dan dia langsung datang didepanku.
Dia mengawasi kita dari mana?
Bukan hanya Aku saja yang diawasi, melainkan keempat hero juga di awasi jadi apa boleh buat.

“Ada apa degojaru?”
“Apa yang akan dilakukan hero lain setelah ini? Dan apa ada tugas yang diberikan kepada kita?”
“Hero Pedang dan Busur-dono akan memulai pekerjaan mereka kembali setelah sampai di daratan utama degojaru. Hero Perisai dan Tombak-dono diperintahkan untuk kembali ke istana setelah kembali di daratan utama degojaru.”
“Hmm...”

Jadi Ren dan Itsuki sudah memiliki pekerjaan yang harus dilakukan.... Motoyasu dan Aku diperintahkan untuk kembali ke istana ya..
Kebetulan Ratu sedang ada perlu denganku juga. Apa yang diperlukan istana dengan memanggil Motoyasu?
Oh, hukuman untuk Bitch.
Ya, selama kita mengetahui party-nya Itsuki tidak akan berpapasan dengan kita, itu tidak akan menjadi masalah.

“Rishia, apa yang akan kita lakukan sekarang?”
“Hi~ii!”
“Jangan berteriak begitu! Aku tidak akan melakukan hal aneh kepadamu?”

Awalnya dia berada di party-nya Itsuki.
Mungkin dia berpikiran Aku melakukan pemerkosaan itu.

Yang Aku lakukan hanya berdiskusi sebagai party saja. Agar bekerja sama bisa dilakukan dengan mudah.
Aku sudah berburu dengan party Itsuki selama 2 hari. Jadi Aku tahu keahliannya.
Rishia itu seorang Ahli dalam Segala Hal.
Penyerang Dekat, Mantra Serangan, Mantra Penyembuh, Mantra Pendukung.
Bersyukur sekali Aku ada orang seperti ini di party-ku.

Tidak ada masalah dalam serangan jarak dekat, karena sudah ada Raphtalia dan Filo disana.
Dalam party-ku hanya kekurangan Penyihir, mungkin itu cocok untuknya.
Dia bisa menggunakan banyak mantra sihir, dengan begitu dia bisa menaikkan kemampuannya tanpa ada masalah.

Level dan Status bukan segalanya.
Jika kau menggunakan otakmu dengan baik, maka kau bisa mendapatkan keuntungan yang banyak.
Kebetulan sekali.
Ayo kita atur kembali posisi di party.

Aku itu sebagai pelindung dan penyembuh. Dan juga Pendukung.
Tidak ada gunanya Aku mengubah posisiku.

Raphtalia itu penyerang utama.
Bila dibandingkan dengan Filo, dia cukup tertinggal. Tapi dalam pertarungan dia akan menggunakan mantra sihir dan serangan pamungkasnya.

Filo itu penyerang jarak dekat.
Serangan biasa yang kuat yang lincah menjadi serangan utamanya. Dia juga bisa menggunakan mantra sihir jarak dekat. Apa lagi ketika ada kerumunan musuh dia bisa menghempaskannya dengan mudah.

Dengan masuknya Rishia, Aku harus membuat cara bertarung yang baru.
Selagi Aku memikirkan itu, Raphtalia menjelaskan kepada Rishia yang sedang ketakutan.

“Jangan khawatir, Rishia-san. Naofumi-sama itu memang bermulut kasar, tapi ia itu tidak sejahat yang kau kira.”
“.... Bagaimana jika kau mendiskusikannya dengan Raphtalia dulu?”

Maksudnya dari ‘Tidak sejahat yang kau kira” itu apa?
Ya, Aku masih merasa sungkan saja, karena Aku sudah diperlakukan seperti Pedagang Budak dan Penjual Aksesori yang dasarnya mereka itu jahat.

“Kalau begitu...”

Rishia melihat kearahku sambil mengangguk.
Apa yang dia angguki?

“Apa? Kau memikirkan posisiku ketika bertarung?”
“Tidak...”
“Jangan bilang tidak. Akan kuberi tahu.”
“Itulah sifatnya.”
“Oh... Aku mengerti...”

Entah kenapa, Rishia sudah tidak ketakutan lagi. Aku tidak mengerti wanita.
Kenapa wanita itu sangat rumit? Padahal dalam game romance mereka itu mudah untuk ditebak...

“Oh iya....”

Aku memperhatikan Rishia dari atas sampai bawah.
Peralatan yang digunakannya tidak begitu bagus.
Itu mungkin karena ada sistem hierarki. Dan dia berada di posisi paling rendah.
Tanpa peralatan yang bagus kau tidak bisa bekerja dengan baik. Apabila tidak bisa bekerja dengan baik maka kau tidak akan mendapatkan peralatan yang bagus. Mungkin saja, dia terus menaikkan level tanpa ada perkembangan yang baik.

“Rishia, sekarang kau level berapa?”
“Eh? Level 68.”

Dia ini cukup penurut.
Aku tidak bisa mengecek Statusnya, tapi bukan berati dia tidak bisa diandalkan.
Karena Rishia itu seorang Ahli dalam Segala Hal. Akan lebih baik baginya untuk bertindak sebagai pengguna mantra penyerang dan mantra penyembuh. Itu sangat berguna untuk kita.
Aku mulai khawatir dengan kemampuan pelindungku. Akan sulit untuk melindungi mereka semua dalam waktu yang bersamaan.
Baik Raphtalia dan Filo, mereka memiliki mantra penyembuhan yang cukup kuat, dan kemampuan berlindung yang cukup kuat juga.
Levelnya masih 68, itu cukup tertinggal dengan Raphtalia dan Filo, menurutku dia masih bisa bertarung.
Masalahnya adalah kemampuan yang telah disamakan dengan keinginan Itsuki saja.

“Maaf ya, untuk menyeimbangkan kemampuanmu dengan kami, Rishia kau harus menggunakan ini dulu.”

Aku mengeluarkan Pengu Kigurumi, lalu memberikannya pada Rishia.
Ini memiliki banyak keuntungan, bahkan ini sudah melebih status zirah Raphtalia dan zirah miliku.

“Naofumi-sama.... itu terlalu....”
“Mau bagaimana lagi. Yang kita miliki hanya ini saja.”

Yang digunakannya hampir murahan semua, dengan begitu perlatan Rishia lebih bagus dari sebelumnya.
Ngomong-ngomong, kita itu memiliki 3 Pengu Kigurimi. Yang kukalahkan terlalu banyak.
Tapi kita tidak mendapatkan Kigurumi dari Karma Series lain.

“Ah, ini kan....”
“Kenapa?”
“Itsuki-sama memiliki peralatan yang sama seperti ini.... kalau tidak salah, Kigurumi Tupai.”
“Hah.... apa ia pernah memakainya?”
“Karena perlatan yang cukup bagus, akhirnya kita memutuskan siapa yang menggunakannya. Pada akhirnya mereka semua tidak mau memakainya.”
“Biarku tebak, kau yang memakainya, kan?”
“Iya.”

Bukannya ‘iya’. Kenapa kau malah mau menggunakan benda seperti itu.
Dia terlalu positif thinking.
Dia ini sudah terlalu sering menerima hukuman. Ditambah lagi, kau masih bisa tertawa.

“Peralatannya sangat bagus. Tapi, ketika Aku dikeluarkan dari party, peralatan itu langsung diambil.”
“Ketika kau memakainya, apa ada hal bagusnya?”
“Ketika Aku memakainya, Aku merasa leluasa karena efek kiguruminya.”
“Ya, itu peralatan yang cukup bagus...”

Mungkin, Kigurumi Tupai memiliki Penguat Mantra Sihir. Dan itu sangat cocok untuk Rishia.

“Rishia, sebaiknya kau pakai ini, mungkin ketika kita berpapasan dengan Itsuki, ia tidak akan mengira itu adalah dirimu.”

Aku yakin ia tahu orang yang menghianatinya bersama denganku, ini untuk menghindari saling tatap muka saja.
Dari sudut lain, ini sangat mencolok..... bagaimana ya.
Bila diperhatikan ini tidak terlihat seperti monster pada umumnya, ketika bertemu dengan Itsuki kita harus mengakalinya.

“Ketika turun dari kapal, kau boleh melepaskannya.”
“Harus ku lepas?”

Entah kenapa, Rishia menanyakan itu dengan wajah yang kesulitan.
Apa yang membuatnya begitu?

“....Memangnya kenapa?”
“Ini peralatan yang bagus, lalu bila Aku sedang bersedih maka tidak ada orang yang menyadarinya.”

Itu pemikiran seorang pecundang.
Dia seperti anak yang sedang di bully.

“Apa kau yakin?”
“Iya!”



Iya! Jangan begitu.
Bahaya sekali. Jujur pada diri sendiri itu bagus, tapi dari hatinya tidak terlihat perkembangan yang bagus.
Contohnya, Aku tidak akan kelihatan menangis bisa menggunakan Kigurumi.

“Untuk sekarang kau boleh menggunakannya, tapi kau nanti kau harus melepaskannya ya.”
“Haa...”

Raphtalia memasang wajah rumit.
Mungkin dia akan kesulitan untuk bisa akur dengan gadis ini, kan?
Sifatnya tidak terlalu buruk.... mungkin terlalu awal untuk memutuskannya.

“Ya sudah, ayo kita berkembang bersama-sama.”
“Iya!”

Jawabannya penuh dengan semangat.
Dia bisa akur dengan rekan Ren.
Dengan cepat, Rishia mengenakan Pengu Kigurumi.

“Bagaimana? Penpen.”
“Ah... cocok.”

Itu membuatnya terlihat seperti badut.
Aku jadi ingat duniaku dulu.
Ternyata ada kedua orang yang suka menggunakan ini selain Filo. 
Sepertinya, orang yang seharusnya menjadi rekanku itu manusia biasa malah menjadi monster.

“Mulai sekarang, Aku mohon kerja samanya.”
“Ya, mohon kerja samanya.”
“Mohon kerja samanya, kau sama seperti Firo.”
“Aku juga, mohon kerja samanya.”

Begitulah, Rishia menjadi rekanku, dia sangat diterima dalam partyku.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar