Jumat, 15 Januari 2021

Kuma Kuma Kuma Bear Light Novel Bahasa Indonesia Volume 1 : Chapter 21. Beruang Membasmi Tigerwolf

Volume 1
Chapter 21. Beruang Membasmi Tigerwolf


Begitu keluar dari rumah beruang, aku langsung menaiki punggung Kumayuru dan pergi. Bepergian dengan sepatu beruang tidaklah buruk, tapi aku lebih suka mengendarai Kumayuru dan Kumakyu. Mereka akan merajuk jika aku hanya menunggangi salah satu dari mereka, jadi aku harus menunggangi mereka secara bergantian.

Sambil berada di punggung Kumayuru, aku mengaktifkan sihir deteksi untuk memeriksa wilayah sekitar dan mendapati monster dengan jumlah yang sangat banyak. Jangkauan sihir deteksi milikku semakin meluas seiring bertambahnya levelku.

Aha. apakah itu mereka?

"Kelihatannya mereka cuma berdua. Mungkinkah mereka pasangan?"

Aku menunjukkan arahnya kepada Kumayuru. Dia berlari, melesat melewati pohon-pohon dan menerobos setiap semak dan ranting yang ada. Lebih efisien daripada harus berlari menggunakan sepatu beruang milikku. Aku terkadang menjumpai serigala, tapi untuk hari ini, aku mengabaikan mereka dan terus bergerak maju.

Setelah beberapa saat, aku merasakan kehadiran Tigerwolf yang semakin dekat, aku lantas menghentikan Kumayuru. Aku dapat mendengar suara sungai dari tempatku berhenti. Haruskah aku mendekat dengan berjalan mengendap-endap, atau langsung menerjang sambil menaiki Kumayuru? Akan bagus jika respon mereka adalah menyerangku, tapi bagaimana jika mereka malah melarikan diri? Mengejar mereka akan sangat merepotkan. Jika saja kelasku adalah hunter, aku pasti sudah mendekati mereka dengan bergerak melawan arah hembusan angin supaya bauku tidak terdeteksi, tapi aku tidak punya kemampuan semacam itu.

Kurasa aku akan langsung menerjang ke arah mereka, Pikirku. Aku menunjukkan pada Kumayuru arah dimana Tigerwolf berada. Kami mulai berlari, melesat layaknya sebuah bayangan.

Begitu kami sampai di sungai, tampak dua kucing besar—Tigerwolf—tengah duduk beristirahat. Mereka bangkit dengan malas saat mendapati kehadiran kami. Satu diantara mereka menggeram. Mereka kelihatannya mencoba mengamati apa yang kami lakukan.

"Mereka lebih besar dari yang kuduga."

Satu diantara mereka ukurannya menyamai Kumayuru, sedang satu yang lain lebih besar. Mungkin yang kecil adalah betina dan yang besar adalah jantan? Pikirku.

Aku perlahan turun dari punggung Kumayuru, mengelus kepalanya kemudian memintanya untuk mengurus Tigerwolf yang kecil.

Aku melemparkan sihir angin kepada kedua Tigerwolf tersebut, tapi mereka menghindarinya dengan sangat mudah. Kumayuru maju, menerjang ke arah Tigerwolf betina, di sisi lain, aku menembakkan sihir api kepada yang jantan. Tigerwolf jantan tadi menghindar ke kanan dan langsung melesat ke arahku—soal kontrol dan kecepatan, mereka jauh di atas serigala. Dengan sekejap, Tigerwolf jantan berhasil memotong jarak diantara kami.

Aku menciptakan dinding tanah, tetapi Tigerwlolf tersebut menerobosnya.

Uhhh, pikirku, tampaknya sihir biasa tidak akan mempan pada mereka.

Aku nyaris saja diterkam, tapi aku berhasil menghindar dengan melompat ke udara. Melihatku terbang, Tigerwolf tadi meraung—dia kemudian ikut melompat, mengikutiku.

"Yang benar saja?"

Taring tajam dari Tigerwolf jantan sudah terarah kepadaku saat aku hendak mendarat.

"Bear punch."

Aku memukul pipi wajah dari Tigerwolf yang mencoba menerkamku tersebut, membuatnya terpelanting ke tanah. Begitu mendarat, aku langsung menghujaninya dengan banyak tombak es, tetapi kulitnya yang keras memantulkan semua seranganku. Kurasa ini persis seperti saat aku melawan Goblin King—aku tidak dapat melukainya dengan sihir biasa di levelku yang sekarang. Kalau begitu, aku akan mengalahkannya dengan cara yang sama seperti saat melawan Goblin King.

Aku lantas menciptakan sebuah lubang yang cukup dalam di tanah, menjatuhkan Tigerwolf tadi ke dalamnya. Tapi begitu aku ingin mendekati lubang tersebut untuk melancarkan serangan, Tigerwolf yang terjatuh berlari naik mendaki sisi lubang kemudian melompat keluar, mengubah momentum yang ia ciptakan menjadi sebuah serangan menerkam. Aku menghindarinya dengan melangkah mundur.

Tampaknya perangkap tersebut tidak berhasil.

Sementara itu, Kumayuru tengah sibuk menghadapi Tigerwolf kecil. Keduanya bertarung dengan imbang, beradu taring dengan taring, dan cakar dengan cakar. Seandainya Kumayuru adalah beruang biasa, gerakannya tidak akan selincah dan secepat itu, tetapi beruang-beruang panggilanku memanglah cepat—mereka bahkan lebih cepat dari seekor Tigerwolf. Mereka punya cukup stamina untuk terus berlari sepanjang perjalanan dari kota hingga ke tempat ini tanpa kelelahan sedikit pun. Jika Tigerwolf tersebut bisa seimbang melawan beruang panggilanku, maka mereka lebih kuat dari perkiraanku.

Menyerahkan Tigerwolf tersebut pada Kumayuru, aku memutuskan untuk fokus mengalahkan satu yang ada di depanku. Aku begitu menginginkan kulit mereka; butuh sebuah cara untuk mendapatkan kulit tersebut tanpa harus merusaknya.

"Water bear."

Seekor beruang yang seluruh tubuhnya terwujud dari air muncul dan berlari ke arah Tigerwolf di depanku, menahan Tigerwolf tersebut dengan kedua lengannya. Beruang tersebut lantas menekan kepala Tigerwolf masuk ke dalam dadanya. Menggeliat kesakitan karena kehabisan napas, Tigerwolf memuntahkan semua udara yang tersisa.

Sihir tipe beruang benar-benar kuat, pikirku.

Ketika aku mengalihkan pandanganku kepada Kumayuru, ia sedang menundukkan Tigerwolf yang dia lawan. Aku menciptakan sebuah bola air dan menembakkannya kepada Tigerwolf tersebut. Bola air tadi membungkus wajahnya dan Kumayuru mengunci gerakannya. Setelah beberapa saat, kedua Tigerwolf berhenti bergerak.

Membungkus lawan dengan air, cara membunuh yang aneh, pikirku.

Aku memasukkan kedua mayat Tigerwolf tadi ke dalam penyimpanan beruang dan kembali ke rumah beruang.




TL: Boeya
EDITOR: Zatfley

0 komentar:

Posting Komentar