Rabu, 27 Januari 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 194. Dragon Sanctuary

 Chapter 194. Dragon Sanctuary




“Tinggal satu masalah lagi....”
“Apa itu, Iwatani-dono?”
“Apa Ren akan datang dengan sendirinya untuk membasmi dragon kecil?”
“Bukankah rencana ini dari awal sudah bergantung pada pemikirannya sendiri?”

Lagi pula dia orang yang suka melawan orang secara langsung, apalagi jika lawannya bisa dia kalahkan dengan mudah.
Gaelion memang anak dragon. Ren mungkin akan menyerangnya untuk mengambil Exp yang dimilikinya.
Selama Gaelion bisa mengetahui keberadaan Ren, semuanya akan baik-baik saja.
Gaelion hanya perlu berpura-pura tidak mengetahui keberadaannya saja.
Jika pedang yang digunakannya berasal dari Curse Series, maka Tujuh Dosa Besar yang akan membuatnya menyerang Gaelion sendirian adalah....

Kerakusan.... Ren mungkin akan menyerang Gaelion karena menginginkan Exp darinya. Menyerangnya saja sudah bisa dibilang kerakusan.
Gaelion terlihat memiliki Exp yang cukup banyak, dan untuk Solo Player seperti Ren cenderung menginginkannya.
Jika perasaannya sudah melampaui puncak tertinggi, maka sudah dipastikan dia akan menyerang Gaelion sendirian tanpa diragukan sedikitpun.

Kemungkinan lainnya adalah Ketamakan.... dia sudah menjadi ketua bandit untuk mengumpulkan harta sebanyak mungkin, itu semua bisa memenuhi keinginan menjadi orang kaya. Mengumpulkan harta sudah dibilang Ketamakan.
Harus kuakui, aku sendiri memiliki keinginan untuk mengusai semuanya, tapi aku tidak pernah membuka Curse Series Ketamakan.
Mungkin saja setiap senjata memiliki Curse Seriesnya masing-masing agar bisa dibuka.

Yang terakhir adalah Kesombongan.
Orang yang sangat menganggap level adalah segalanya akan menganggap rendah mereka yang memiliki level rendah, itu merupakan hal yang biasa dalam game online.
Mungkin sifat penyendirinya lah yang merupakan bentuk dari kesombongan.
Tidak, aku rasa Itsuki lebih dominan mengenai curse ini.

Masalahnya adalah, yang digunakan Dosa besar lama atau yang baru.
Tujuh Dosa Besar berubah seiring berjalannya waktu. Awalnya ada Delapan Dosa Besar.

Kerakusan, Kemalasan, Ketamakan, Kekesalan, Kemurkaan, Nafsu, Kesombongan, Kebanggaan.

Kecemburuan masih belum ada, Kekesalan dan Kesombongan yang menggantikan tempatnya.
Hingga akhirnya, Kekesalan disatukan dengan Nafsu, dan Kesombongan disatukan dengan Kebanggaan. Dan ditambahkan Kecemburuan setelah itu.

Jika yang digunakan adalah versi lama, maka Kesombongan lebih tepat, karena sangat memungkinkan baginya untuk memamerkan hal terbaik baginya pada orang-orang.
Dalam game online, kekuatan hanyalah delusi belaka, tapi keterikatan individu pada kekuatan tidak dapat diabaikan.
Tentu saja, seseorang juga bisa mendapatkan pengalaman dan kekuatan melalui game.

Di dunia asalku, memungkinkan untuk menemukan pekerjaan melalui teman satu game. Aku memiliki teman satu game yang mengajakku bekerja bersamanya setelah aku lulus kuliah.
Sebelumnya aku sudah bertemu dengannya secara langsung.
Aku tidak tahu niat sebenarnya, tapi dia mengatakan sesuatu padaku “Kepribadian dan Sifat memimpinmu dalam Gulid sangat dibutuhkan di perusahaan ini.”
Setelah aku pikirkan kembali, dia mungkin hanya mengatakan itu agar aku bekerja keras.

Tapi dari sifat Ren saat ini dan hubungan sosialnya, dia tidak mengalami hal seperti itu sebelumnya.
Aku bisa membayangkan dia mengalahkan monster bos sendirian kemudian memamerkan item langka yang dia dapatkan kepada orang-orang.
Tapi itu tidak bisa membuatnya menjadi yang terkuat, karena jika dia terus-terusan memamerkan item yang dimilikinya hanya akan membuat orang terganggu. Sebagai gulid master, itulah pendapatku.
Tapi ada banyak orang juga yang suka melakukan hal seperti itu, dan itu merupakan salah satu hal yang terpenting dalam Industri Game Online.

Aku rasa Kesombongan sesuai dengan sifat Ren. Tapi itu juga berlaku pada Itsuki.
Persyaratan untuk mengaktifkan Curse Series penuh dengan misteri.
Mungkin itu bisa terbuka dengan ledakan emosi yang membuat hati seseorang hancur?
Tapi.... aku tidak mengetahui pemicu utamanya, jika tidak aku bisa dalam masalah.

Ketamakan sangat berbahaya.
Aku sendiri tahu kalau aku orang yang rakus.
Aku berhasil mengendalikan rasa amarahku, dan itu semua berkat bantuan rekan-rekanku.

Tapi Ketamakan hanya ingin membuat dirinya menjadi kaya, bukan?
Ketika aku membayangkan ada kumpulan harta di belakangku, keinginan buruk mulai mengendalikan hatiku.
Dan keinginan itu tidak bisa dipadamkan dalam satu waktu saja.

.... Aku mulai merasa semakin lama aku memikirkannya, semakin cepat pemikiranku rusak, sebaiknya aku rubah pemikiranku sekarang.

Baiklah, Curse Series yang mungkin dimiliki Ren adalah Kerakusan, Ketamakan, Kebanggaan dan Kesombongan.
Dari semua informasi yang ada, dia mungkin akan menyerang Gaelion yang sedang sendirian, karena semua Curse diatas melibatkan keinginan mendapatkan Exp untuk menaikkan level.
Masalahnya dia menyerangku yang merupakan Hero Perisai.
Jika dia berhasil mengalahkanku, belum tentu dia mendapatkan Exp yang banyak.
Dan ada kemungkinan berbahaya yang melibatkan pembunuhan penghuni kerajaan ini.

“Ah, benar juga,” aku mendekati para bandit yang kami ikat. “Apa petualang yang diserang ketua kalian mati?”
“Tidak, tidak ada yang dia habisi. Bos hanya membuat mereka pingsan tanpa melakukan serangan selanjutnya, dia akan meninggalkan mereka di tempat penyerangan setelah mengambil semua peralatan mereka.”
“Begitu....”

Jadi dia masih memiliki hati untuk tidak melakukan pembunuhan. Meskipun begitu, dia sudah mencoba membunuhku dari belakang.
Mungkin dia hanya berpikir secara rasional saja, pertama dia mencoba melemahkanku karena pertahanan terbaik yang aku miliki.
Jika dia melakukan itu, maka itu bukanlah Kerakusan.
Kemungkinan lainnya.....

“Iwatani-dono!” Ksatria Wanita memanggilku ketika aku memikirkan kemungkinan lainnya.
“Ada apa?” Jawabku.
“Lihat itu!” Ksatria Wanita menunjuk keluar gua yang berlanjut pada semburan api yang muncul dari dalam hutan.

“Jadi dia berhasil menemukannya?”

Itu mungkin suar yang ditembakan oleh Gaelion.
Aku memperkirakan ini akan berlangsung selama beberapa hari, tapi ternyata Ren masih berada disekitar sini.

.... Cooldown dari Transfer Sword mungkin sudah selesai.

Meskipun Curse Series mengacaukan pemikirannya, dia masih bisa berpikir dengan baik.
Ren masih belum kehilangan pemikiran rasionalnya.

“Sayang sekali kita tidak bisa membantu Gaelion sebelum persiapannya selesai....:”
“Iya.”

Rencana yang Gaelion ajukan memerlukan waktu persiapan.
Jika mendekat sebelum waktunya, maka Ren bisa melarikan diri dengan mudah.
Tunggu.

“Hei, apa kau bisa menggunakan mantra penyamaran?” Tanyaku pada Ksatria Wanita.
“Aku bukan Raphtalia. Aku tidak pernah mempelajari mantra itu.” Jawabnya.
“Begitu....”

Aku kira kita bisa menggunakan rencana yang digunakan Ren, kita akan mengendap-endap untuk melepaskan serangan pamungkas pada Ren yang sedang sibuk melawan Gaelion.
Aku tidak mengira ketidakhadiran Raphtalia akan sangat menjengkelkan.
Taniko sangat berbakat dalam mantra, tapi aku rasa dia tidak mengusai mantra penyamaran.
.... Tunggu, kita punya Rishia.
Dia sang Ahli Dalam Segala Hal. Dia orang yang memiliki bakat terpendam.

“Rishia,” aku keluar dari dalam gua mendekati Taniko dan Rishia. Mereka berdua terlihat kebingungan.

“A-ada apa?”
“Apa kau bisa menggunakan mantra penyamaran?”
“Aku bisa menggunakan mantra level rendah....”
“Apa saja yang bisa dilakukan oleh mantra itu?”
“Um, penggunaannya hanya aku dan satu orang saja. Waktu penggunaannya hanya selama satu menit.”

Tak kusangka akan serendah itu.
Jadi dia tahu dasar penggunanya, tapi Raphtalia bisa bersembunyi lebih lama.

“Raphtalia bisa melakukannya lebih lama.”
“Jumlah kekuatan sihir yang dimiliki Raphtalia-san sangat banyak....”

Rakun memang memiliki keahlian dalam mantra cahaya dan kegelapan.
Mantra yang Rishia ajukan memang rendah, tapi itu sudah cukup luar biasa untuknya bisa mempelajarinya.
Selain menguasai Teknik Hengen Musou, dia hampir menguasai semua mantra sihir yang ada.
Itu sudah cukup bagus.

“Kalau begitu, aku dan Rishia akan mendekati Ren dan Gaelion untuk melihat apa yang sedang terjadi. Jika rencananya berhasil, aku akan memberi sinyal jadi persiapkan diri kalian.”
“Baiklah.”
“Apa Gaelion akan baik-baik saja?” Tanya Taniko penuh rasa khawatir.
“Tentu saja dia akan baik-baik saja.”

Sebelumnya dia sudah dikalahkan, tapi Gaelion saat ini lebih kuat dari dirinya yang sebelumnya, itulah yang dikatakan oleh Gaelion dewasa.
Aku rasa dia tidak akan kalah dengan mudah.
Akan menjadi masalah besar jika Taniko terburu-buru mendekatinya.

“Baiklah, ayo kita pergi, Rishia.”
“Iya!”
“Persiapkan semuanya sebelum kami panggil.”
“Serahkan padaku.”
“Bagus.”

Aku meninggalkan Atla, Ksatria Wanita dan Taniko dibelakang kemudian pergi bersama Rishia untuk melihat pertarungan Gaelion.


Kita berhasil sampai pada tempat yang aku perkirakan diluar penglihatan Ren.
Kita menyembunyikan kehadiran kita sekecil mungkin sambil melihat mereka dari balik pohon.

“GYAUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!”
“Tei! Derya!”

Ren dan Gaelion saling mengunci tatapan mereka selagi bertarung.
Gaelion bertarung dalam wujud naga besar. Dia mengelak dari serangan Ren sambil membalasnya dengan semburan nafas api. Dia berusaha keras melawannya.
Ren bergerak cukup cepat. Mungkin penyerangannya bergantung pada kecepatannya.
Karena aku selalu melindungi, aku juga berkonsentrasi pada kecepatan dan kemampuan fisik sangat diperlukan. Tapi orang-orang tidak mengerti hal ini.

Sial, aku mulai mengeluh kembali.
Tapi, jika perisai terus mengelak maka tidak ada gunanya.
Baiklah, sekarang kita semakin mendekat, mungkin Ren akan segera menyadari kehadiran kami.

“Hide.... Sword!” Ren tiba-tiba menghilang.
“Bodoh.... Kau kira bisa melarikan diri dari diriku dengan kemampuan rendah itu!?” Teriak Gaelion sambil mengayunkan ekornya menuju arah sebelah kanan yang tidak terlihat apa-apa.
Jika aku perhatikan, aku melihat pasir disekitar sana naik seperti ada orang yang berjalan.
Disana juga ada bekas rerumputan yang diinjak. Dari tempatku berdiri sudah terlihat jelas keberadaan Ren saat ini.
Sepertinya Gaelion sudah menyadari sepenuhnya tempat Ren berada.

“Fuee.... Gaelion-chan sedang berbicara.”
“Ah, Rishia, kau tidak tahu juga?”

Aku sungguh tidak memberitahu siapapun. Dan pastinya aku menyembunyikan ini dihadapan Taniko.
Raphtalia juga mungkin tidak mengetahui ini juga. Aku penasaran seterkejut apa dia setelah mengetahuinya.

“Flashsing Sword!”
“Serang yang sama!? Kau sungguh tidak berkembang!”

Gaelion menutupi wajahnya dengan cakarnya untuk menghalangi serangan Ren.
Kejadian selanjutnya terhalangi cahaya menyilaukan.

“Apa yang dirimu rencanakan dengan serangan lemah dan dangkal itu?”
“Rasetsu Meteor Shield!”

Gaelion mengelakkan tubuhnya untuk menghindar dari serangan hitam yang menghampirinya.
Dia benar-benar melawannya dengan baik.
Apa dia akan menang dengan cara ini?
Tidak, Ren akan melarikan diri jika keadaannya tidak menguntungkan. Pasti ada sebuah alasan yang membuatnya tidak lari sekarang.
Dan itu segera terungkap.

“Balasanku!” Gaelion menyemburkan nafas apinya pada Ren.
Pada saat itu, aku mengepalkan telapakku dan menganggap Gaelion sudah menang.
Tapi aku terlalu naif.

Ren berhasil menghindar dari serangan nafas Gaelion menggunakan tangannya.
Serangan sebesar itu tidaklah cukup untuk mengalahkannya.
Apa aku memang harus diam dan menontonnya saja?

Jika aku mendekat maka rencana Gaelion akan terganggu dan aku juga akan kehilangan kesempatan menangkapnya.
Bagaimanapun juga, ini kesempatan yang bagus untuk kita bisa menemukannya secepat ini.
Jika kita melewatkan kesempatan emas ini, maka Ren mungkin tidak akan mendekati kita secara biasa lagi.

“Diriku, Gaelion memerintah surga, memerintah alam, untuk memisahkan hukum alam dan menyambungkannya kembali hukumnya—“ Sebenarnya Gaelion terus membacakan mantranya dalam pertarungan ini. “Dalam wilayah yang diriku buat dan alasan kehadiran diriku disini.“ Rupanya dia sedang membacakan mantra yang panjang.

Ren sepertinya tidak menyadari ini dan terus melepaskan serangannya.
Ren yang sebelumnya mungkin akan menyadari ini sekarang..... berarti Curse Series mamang mengacaukan pemikirannya.

Jika Gaelion adalah dragon tanpa Inti Kaisar Naga, mungkin dia akan kalah sekarang.
Aku tidak tahu perasaan Ren saat ini, tapi aku rasa dia mulai tidak sabar.
Dalam pengetahuan gamenya, mungkin dia berpikiran “Ras Dragon ini seharusnya tidak berada disekitar sini”.

Namun.....

“.... Hei, Rishia.”
“Iya?”
“Apa kau tahu sesuatu tentang kuda-kuda yang digunakan Hero Pedang?”
“Sebentar.... Bela diri apa yang dia gunakan? Pergerakannya sangat aneh.”

Apa itu gerakan dari Kendo? Dia menyeret kakinya, aku rasa dia menggunakan kuda-kuda Jodan.
<TLN: Info yang kita miliki sedikit, jadi silakan baca ini jika ingin lebih tahu kendo https://id.wikipedia.org/wiki/Kendo>

Tapi, apa ini hanya imajinasiku saja? Ada yang aneh disini.
Baru-baru ini aku melakukan sparing bersama Atla dan prajurit kastil jadi aku tahu beberapa. Dalam pertarungan sungguhan.
Kendo tidak berguna.
Memang benar, aku tidak bisa menjelaskan kekurangannya secara menyeluruh, tapi ilmu berpedang Ren dan kuda-kuda yang digunakannya tidak selaras.

Dia mungkin mempelajari kendo lalu mempraktikkannya dengan tambahan gerakan tersendirinya.
Dari umurnya sekarang, aku rasa dia tidak mempelajari semuanya, ditambah lagi dia lebih sering bermain VRMMO, aku rasa dia tidak memiliki banyak waktu untuk mempelajari Kendo.
Lalu, setelah melihat guru seni bela diri, Nenek Tua dan Ksatria Wanita, pergerakan Ren terlihat lebih ceroboh.

Itulah yang aku rasakan ketika memperhatikan pergerakan Ren.
Serangan pedangnya penuh dengan kepercayaan, namun pundaknya tidak terlihat tegak, dan ayunan pedangnya terlihat terburu-buru.
Dia lebih bergantung pada kemampuan pedangnya, tidak pada kemampuan dirinya sendiri....

“Um, Ksatria Wanita-san bisa bertarung lebih elegan.”
“Benar sekali.”

Sifat keras kepala Ksatria Wanita bisa terlihat jelas dalam pedangnya, dan setiap gerakannya tidak ada yang sia-sia.
Aku pernah melihat dia dan Raphtalia saling beradu pedang ketika berlatih, dan sekarang aku melihat ilmu pedang Ren yang kekanak-kanakan.
Gaelion sudah menyadari kemungkinan ini, itu menyebabkan tidak ada serangan Ren yang mengenainya.

Tapi, aku rasa memang begitulah yang terjadi.
Meskipun dia seorang hero didunia ini, sebelumnya dia adalah manusia biasa yang hidup damai di Jepang.
Dalam dunia yang keras ini, Ren pasti mengalami banyak kesialan.

“Untuk menyatakan wilayah ini merupakan area perlindungan dragon.”
“Sepertinya pertarungan ini akan segera berakhir. Rishia, ayo kita mendekat.”
“Ah, iya,” Rishia mulai melantunkan mantranya. “Sebagai sumber kekuatan Aku memerintahmu. Aku membacamu untuk menguraikan hukum alam. Sembunyikanlah kami.”
“Fast Hiding!”

Mantra yang digunakan memunculkan hujan daun yang menutupi kami dari penglihatan dunia.
Waktu penggunanya sekitar 1 menit.
Kami langsung lari mendekat sebelum mantranya habis.

..... Karena kami sedang berlari, aku terkadang melihat adanya bagian yang tidak tertutupi.
Sepertinya kualitas mantranya lebih rendah dari mantra yang dimiliki Raphtalia.

“Mu!” Sial. Ren berhasil mengetahui kedatangan kami. “Transfer—“ sebelum Ren selesai mengucapkannya.
“Sudah terlambat! Dragon Santuary!”

Dari mantra yang Gaelion gunakan, muncul barrier yang mengelilingi wilayah ini.
Apa kegunaannya? Pikirku selagi memperhatikan sekitar. Tiba-tiba, aku merasa ada sentakan kecil pada kulitku. Kemudian aku merasa ada sesuatu yang melewati tubuhku.

“—Sword!” Teriak Ren. Namun....“Apa!?” Respons Ren terlihat penuh dengan kejutan.
Gaelion telah menggunakan pengalamannya sampai saat ini..... Sebagai Wrath Dragon dan Kaisar Naga. Dia berhasil memunculkan skill yang membuat skill teleportasi tidak dapat digunakan.

“Kejar-kejarannya sudah berakhir, Ren,” kataku pada Ren yang terdiam.





TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar