Senin, 25 Januari 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 193. Tujuh Dosa Besar

 Chapter 193. Tujuh Dosa Besar




Kita terus melakukan pencarian markas bandit, setelah kita temukan tempatnya, Ren tidak berada disana.
Dia mungkin akan menggunakan taktik licik lainnya dengan memisahkan kami dan menghabisi kami satu per satu.

“Baiklah.... apa yang akan kita lakukan sekarang?”
“Aku tidak pernah menduga ketua bandit yang kita cari adalah Hero Pedang....” Ksatria Wanita terkejut.
“Kuharap aku salah lihat. Dia seharusnya sedang bersama Witch sekarang.”
“Mantan putri.... Ada perintah untuk penangkapannya, tapi mau sampai kapan dia melakukan hal bodoh seperti ini....”

Kita tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Witch disini.
Dia mungkin sedang menunggu kami disuatu tempat.

“Hey, kau.”

Aku mendekati bandit yang terlihat mengelola tempat ini.
Wajahnya terlihat familiar dimataku.
Sepertinya aku pernah melihat dia.... tunggu, bukankah dia orang yang ditangkap oleh Ren, lalu dibebaskan olehku?
Kenapa dia berada disini?

“Hei.... bukannya kau sudah tertangkap?”

Para bandit ini adalah bandit yang sering aku ancam menggunakan Filo.
Sepertinya mereka berhasil kabur dan membuat persembunyian disini.
Mereka selalu terlihat arogan, tapi segera setelah mereka melihatku, kaki mereka gemetar.

“Ah, kali ini Filo tidak ikut bersama kami.”
“Di-diam! Siapa yang peduli!”
“Tapi, sebagai gantinya....”
“KyuAA!”

Gaelion melangkah dalam keadaan siap bertarung.

“Lawan kalian adalah dragon ini.”
“Hah!? Dragon itu lebih terlihat menakutkan dari pada burung algojomu!”
“Itu terserah kalian.”

Ya, dragon lebih memberikan kesan memakan manusia ketimbang Filolial.
Kurasa persenjataanku telah berkembang. Wajah dari para bandit itu memucat.
Sepertinya aku bisa menarik informasi mengenai Ren.

“Hahaha. Baiklah, Gaelion.”
“KyuA?”
“Makan—“
“Kami menyerah!” Mereka langsung menyerah begitu saja.
Beberapa dari mereka terlihat pasrah melihat keadaan seperti ini. Ada juga beberapa dari mereka yang tidak mengetahui siapa aku sebenarnya, akhirnya mereka saling berbisik.

“Hm? Jika kalian ingin melawan maka lawan saja aku.” Aku memprovokasi mereka.
Lalu beberapa bandit berdiri dan lari menujuku sambil mengarahkan senjatanya padaku.

“KYUAA!”
“Earth Break!”
“Tei!”
“Apa hubungan yang kau miliki dengan para bandit ini, Iwatani-dono?”
“Pergerakan mereka sangat buruk.”

Kali ini aku datang membawa banyak orang, jadi perlawanan mereka sangat mudah dipatahkan.

“Si-siapa mereka ini!? Apa mereka monster!?”
“Itu benar sekali. Dia adalah monster yang lebih kuat dari pada ketua kita saat ini.”
“Baiklah, kalian sudah tidak bisa lari lagi, cepat bayarannya.”
“Ku.....”
“Ngomong-ngomong, kenapa kalian masih berkeliaran disini padahal kalian baru saja ditangkap sebelumnya?”

Ini sangat aneh untuk mereka bisa membebaskan diri secepat ini.
Seharusnya mereka berada dipenjara yang sesuai hukum kerajaan ini.

“..... Kami berhasil kabur karena kereta yang membawa kami diserang oleh seorang perampok.”
“Begitu, ternyata....”

Alasan yang aneh.
Jadi kereta mereka telah diserang.... itu terdengar seperti ada seseorang yang membantu mereka saja.
Tak kusangka keamanan kerajaan ini sangat tidak bisa dipercaya.

“Dan dia adalah ketua.”
“Reeeeeen!” Tanpa kusadari aku berteriak.
Jadi si bodoh itu yang menyelamatkan para bandit ini. Mau apa dia!
Jadi, dia membebaskan para bandit yang dia tangkap, apa yang terjadi sebenarnya.

“Kapan kejadiannya?”
“Umm... sekitar 2 minggu yang lalu.”

Itu berarti.... tepat setelah Witch mengajaknya, dia langsung membuat Perkumpulan Bandit.
Pada saat itu, aku rasa Gaelion baru saja lahir.
Aku bertemu Witch ketika masih mengerami telurnya.

“Begitu, jadi Ren.... tunggu. Apa ketuamu datang bersama wanita berambut merah?”
“Wanita? Tidak, ketua selalu datang sendirian.”

Ya, dia memang selalu melakukan semuanya sendirian.
Dalam game online, dia disebut Solo Player.

Tidak terlihat dari para bandit ini untuk menutup-nutup kehadiran Witch.
Mereka benar-benar tidak mengetahui apapun. Mereka belum bertemu dengan dia juga.

Jadi Witch sudah tidak bersama Ren?
Setelah aku ingat kembali, perlengkapan yang digunakan Ren terlihat cukup murah.
Menyerang para petualang terdengar cukup menguntungkan. Tapi dia belum bisa menjualnya dan menikmati hasil dari perbuatannya.
Apa dia mencari uang demi Witch?

Bagus, sekarang harta yang dicuri oleh para bandit sudah terkumpul cukup banyak.
Atau mungkin, dalangnya sudah mengambil bagiannya atau mereka sudah dibuang olehnya.
<TLN: Dalangnya bisa Witch atau Ren>

.... Itu masih berupa kemungkinan saja, jadi aku tidak bisa berkesimpulan seperti itu.

Dia memiliki pedang yang sepertinya berasal dari Curse Series.
Aku yakin itu ada hubungannya dilihat dari skill dan kekuatan yang digunakannya.
Tapi aku belum tahu kutukan macam apa yang digunakannya.
Amarah..... berhubungan dengan kutukan berantai yaitu tujuh dosa besar.

Skill yang dia gunakan adalah.... Guillotine.
Sama halnya dengan Blutofer, itu bisa memunculkan peralatan penyiksaan atau alat untuk eksekusi. Keduanya memiliki kesamaan tapi skill yang digunakan jelas berbeda.

Memungkin untuk memunculkan alat yang berbeda jika dosa yang digunakannya selain Amarah.
Seingatku Tujuh Dosa Besar adalah....

Kebanggaan, Kecemburuan, Kemurkaan, Kemalasan, Ketamakan, Kerakusan dan Nafsu.

Aku rasa sudah semua.
Penyebab yang membuatku mendapatkan Murka adalah karena kebencianku terhadap Witch, Sampah dan orang-orang dunia ini.

Aku rasa tidak mungkin Ren membangkitkan Kemalasan dan Nafsu.....
Tapi jika untuk yang lain itu masuk akal.
Aku tidak menduga bisa mengetahui semua kutukan yang mereka miliki.

“Ya sudah, lalu kenapa tidak ada dari kalian yang tidak menyadari ketua bandit saat ini adalah Hero Pedang?”
“Aku rasa, tidak akan ada yang mempercayai itu jika seseorang mengatakannya. Karena yang mengatakan itu hanya akan disebut sebagai rumor saja.”

Dia telah menutupi wajahnya dengan topeng. Jika aku tidak melihat pedangnya, maka aku tidak akan bisa menyadari itu adalah dia.
Jika mereka belum pernah mendengar suaranya, maka mereka tidak akan menyadari bahwa itu adalah Ren.....

Jika dia bisa dikenali dengan mudah, pasti dia sudah dicurigai banyak orang karena telah menjadi pelaku kemunculan Reiki.
Meskipun yang disebarkan berupa rumor, meskipun aku tidak peduli dengan itu, tetap saja mereka akan mengeluh bahkan bisa saja menciptakan masalah karena rumor itu.
Apa ini yang membuatnya menggunakan topeng dan menjalankan quest guild sebagai petualang?

Ksatria biasa kerajaan ini tidak mengetahui semua kebenaran yang terjadi.
Ratu dan pemimpin negara lain setuju untuk membuat Melromarc sebagai satu-satunya tempat yang membuat Hero bisa melakukan segalanya tanpa ada batasan, dengan begitu kita bisa mengumpulkan mereka di satu tempat.
Sepertinya rencana yang digunakan telah berhasil menarik keluar Ren dan Motoyasu. Lalu ada Hide Justice yang menjadi petarung bayaran di Zeltoble.

Namun.... semua orang yang berada didunia ini sangat mudah percaya dengan rumor.
Mereka mencoba melakukan keadilan berdasarkan keinginan mereka, hingga akhirnya mereka menghasilkan masalah terhadap orang yang mereka anggap jahat.
Tapi, di dunia yang luas ini, sangat sulit untuk membedakan mana yang adil dan mana yang benar.
Bahkan ada dari mereka yang semena-mena mengatakan bahwa yang menyebabkan masalah adalah Hero.

Tapi sangat sulit diterima bahwa yang menjadi ketua bandit adalah Hero Pedang, aku rasa itu tidak akan tersebar cukup luas.

“Apa tidak ada dari kalian yang menyadari suara ketua kalian adalah Hero Pedang?”
“Dia mengancam kami jika membeberkannya pada seseorang. Dia mengatakan itu agar tidak memancing keributan.”

Oh, benar juga. Ren memiliki kebiasaan menyembunyikan dirinya juga.
Jadi topeng itu membuatnya sulit untuk dikenali.

“Sejujurnya, aku merasa senang. Sekarang aku bisa berhenti menjadi bandit.”
“Begitu.”

Apa yang sebenarnya Ren lakukan?
Aku memikirkan alasannya sambil mengikat para bandit setelah mereka menjelaskan semuanya.

“Kurasa aku akan melaporkan semua ini pada ratu.”
“Laporkan saja. Lagi pula, aku memiliki kekuasaan yang cukup untuk mengambil barang para bandit, jadi pengaduan apapun yang kau lakukan tidak akan memengaruhi keputusanku.”
“Haaa....”

Ksatria Wanita ternyata memiliki sifat yang merepotkanku.
Sebaiknya aku kompromi dulu sebelum melakukan hal yang serupa.
Para bandit ini mencoba untuk menipu dan memfitnahku. Mereka adalah contoh yang tepat untuk menunjukkan betapa buruknya pemikiran orang dunia ini.

“Sungguh.... apa sungguh semua hero seperti ini?”
“Aku tidak tahu, jadi jangan samakan aku dengan mereka.”
“Sekarang aku mulai merasa bahwa Iwatani-dono lah yang menjadi orang terjahat disini.”
“Aku lebih bersungguh-sungguh melakukan yang terbaik daripada mereka.”

Mereka selalu merasa hidup dalam game. Ketika semuanya memburuk, mereka lebih memilih pilihan yang baik untuk keinginan mereka.
Dengan kata lain, aku tidak mempercayai orang yang berusaha baik padaku.
Orang seperti itulah yang paling mencurigakan.
Tidak ada hubungannya lagi denganku apabila pijakan yang mereka miliki hancur setelah mendapatkan apa yang mereka miliki.

“Dunia ini bergantung pada uang.”
“Haaa.....” Dengan berat hati Ksatria Wanita menghela nafasnya.
Lalu, yang lain sedang melakukan apa?

“KyuA!”
“Gaelion! Kau jangan bermain-main dengan itu.”

Gaelion kecil menyelam ke gunungan harta.
Dragon memang ras yang suka dengan harta.
Dia terlihat sangat gembira. Taniko sedang mencoba untuk menenangkannya.
Rishia melirik sekitarnya dengan ekspresi tidak enak. Atla sedang menatapku dengan terpesona.

“Kau hebat sekali, Tuan Naofumi. Kemampuanmu menyelesaikan masalah bandit disini sangatlah luar biasa.”
“Sungguh?”

Aku menyerahkan sisanya pada Atla dan yang lain, sebenarnya aku tidak melakukan apapun....
Padahal aku hanya menganggap mereka seperti tanaman musiman saja.
Bagaimana caranya aku membawa semua ini? Gaelion dalam keadaan seperti ini mungkin akan senang membawanya.

“Jadi begitu, Taniko. Kau dengar tidak?”
“... Iya, bagaimana?”
“Hah?”

Musuh ayah Taniko, Ren sedang bersembunyi disekitar sini, tapi dia masih tetap tenang.

“Orang yang membunuh ayahku sudah dipastikan Hero Pedang. Namun, apa kau mengira aku orang yang suka membalaskan dendam?”
“Tidak. Tapi, aku kira kau akan senang jika melakukannya.”
“.... Tidak.” Taniko mengarahkan kepalanya kesisi lain. “Setelah dibunuh oleh Hero Pedang, ayah tidak mungkin bisa kembali.... Jadi aku tidak mau menghadapinya. Aku tidak mau melihat Hero Pedang, aku ingin dia segera mati dimanapun dia berada sekarang. Tapi, aku sudah memutuskan untuk tidak melibatkan diriku dengannya.”
“....Baiklah.”

Keputusan yang bagus. Untuk pertama kalinya aku bangga pada Taniko.
Aku selalu menyimpan dendam pada seseorang. Aku senang melihat orang yang aku benci tersiksa.
Ketika aku melakukan itu, Raphtalia dan yang lain marah padaku, tapi itu hanya sifatku saja.
Aku tahu harus menghilangkan sifat seperti itu cepat atau lambat jika ingin hidup bahagia.
Sekarang aku merasa dikalahkan oleh Taniko.

“....” Gaelion diam-diam melihat Taniko.

“Jadi, apa rencana selanjutnya, Iwatani-dono? Aku rasa mengadukannya pada kerajaan merupakan pilihan terbaik.” Saran Ksatria Wanita.
“Biar aku pikirkan dulu..... Ini sulit dilakukan, tapi jika kita membiarkan Hero Pedang melakukan hal seenaknya, itu akan mencemari nama baikku.”

Aku tidak mau sampai orang-orang menganggap Keempat Hero Suci yang dipanggil merupakan penjahat.
Aku sudah mendapatkan kekuatan untuk membasmi gelombang. Aku tidak mau ada tambahan masalah sekarang.

.... Baik, Hero Pedang merupakan masalah yang harus kita atasi.

Aku tidak mengira dia akan melakukan kejahatan atas keinginannya sendiri.
Dia memerlukan perasaan sedang dikejar oleh orang lain.
Sama halnya ketika aku dikejar ketika menggagalkan percobaan pembunuhan putri kedua.

Dia menolongku juga ketika muncul masalah yang melibatkan paus agung, jadi kurasa aku akan membiarkannya saat ini, tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.

“Pada akhirnya, pekerjaanku akan bertambah, bukan?”
“I-iya. Ketujuh Hero Bintang mungkin akan mengajukan permintaan bantuan padamu juga, Iwatani-dono.”
“Kalau begitu, akan lebih baik jika kita urus selagi masih punya waktu.”

Jika memang harus aku yang melakukannya, maka akan aku lakukan.
Aku perlu memperkuat Wrath Shield.
Penguatan yang aku lakukan saat ini tidak menghasilkan apapun selain kegagalan. Bahan penguatan yang kumiliki bisa habis.

“Atla, apa kau bisa merasakan keberadaan Ren sekarang?”

Dia bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat mata manusia biasanya. Seharusnya dia bisa mengetahui keberadaannya.
Hate Reaction memiliki waktu cooldown, aku tidak bisa menggunakannya terus-menerus. Jarak penggunaannya luas, tapi tidak dikira cukup untuk mendekati Ren dengan mudah.

“Iya, sepertinya aku bisa mengetahuinya.... tapi, dia memiliki kemampuan teleportasi sama sepertimu, Tuan Naofumi?”
“... Iya, itu benar.”

Benar juga.
Meskipun Atla berhasil menemukannya, jika Ren melihat dirinya tidak diuntungkan maka dia bisa lari begitu saja.
Untuk berhasil menangkapnya, kita perlu mengalahkannya sekali serang.
Dia hero yang sedang memiliki kemampuan dari Curse Series. Melakukannya akan sangat sulit.

“GyaU!” Gaelion mendekatiku sambil bertengger dipundakku.
Lalu mendekatkan kepalanya pada telingaku.

“Diriku punya ide. Maukah dirimu menyerahkannya padaku?” Dia mengatakan itu dengan suara kecil agar tidak terdengar oleh Taniko.

“Apa ada alasan tertentu?”
“Tentu, diriku ingin sekali membakar tubuhnya, jadi diriku menganggap ini merupakan waktu yang tepat untuk membalasnya.”
“Baiklah.”

Setelah selesai membisikan rencananya, aku memberitahukan yang lain rencana menangkap Ren.

“Aku akan membuat Gaelion sebagai umpan untuk menarik Ren keluar. Yang lain akan mengawasi sampai Gaelion memberikan sinyal bergerak.”
“Apa yang membuatmu memutuskan itu sendiri?” Taniko menentang rencana ini. Tentunya, itu karena dragon kesayangannya dalam bahaya. Sepertinya dia tidak mau Gaelion kecil menghadapi hal yang sama seperti Gaelion dewasa.
Rishia... terlihat khawatir seperti biasanya.
Tidak ada bedanya dari sebelum dia berkembang.

“Apa kau bisa melakukannya?” Ksatria Wanita menghawatirkannya juga.

“GyaU!” Gaelion memberikan pose penuh percaya diri untuk mempercayainya.
Akan tetapi, Gaelion.
Ingat baik-baik. Gaelion kecil mengeluarkan raungan KyuA.

“Rishia, jaga Taniko agar tidak mendekatinya nanti.”
“Dengarkan aku!”
“Gaelion sendiri yang ingin melakukannya.”
“GyaU!”
“Gaelion, kau tidak bisa melakukannya!”
“GyaUGyaUGyaU!” 

Gaelion menggerakkan tubuhnya untuk protes.
Jika saja dia bisa berbicara....

“KyuA!” Dia mengembalikan kendalinya pada Gaelion kecil.

Gaelion kecil juga membuat gerakan yang sama.
Sepertinya kedua jiwa ini sama-sama ingin melawan si hero pedang, Ren.

“Mu.... Terserah kau saja!” Taniko berjalan sambil menggembungkan pipinya.
Rishia mengikutinya.

“Baiklah, sekarang Wyndia sudah pergi.”
“Dia bisa berbicara!?” Ksatria Wanita mengatakan itu sambil mundur terkejut satu langkah.
Oh, dia tidak mengetahui ini.
Aku tidak memberitahukan siapapun, sehingga orang desa yang mengetahui kebenaran ini cukup sedikit.

“Akan kuperkenalkan diriku kembali. Namaku Gaelion. Diriku merupakan Pecahan Kaisar Naga yang menjadi ayah Wyndia.”

Ksatria Wanita menunjuk pada Gaelion.

“Diriku memiliki dendam terhadap Hero Pedang, jadi biarkan diriku yang memancingnya keluar. Dan diriku memiliki rencana.”
“Rencana apa?”
“Diriku belum mencobanya jika ini akan berhasil.... tapi, cooldownnya memakan banyak waktu....” Kemudian Gaelion melanjutkan penjelasannya.

“Jadi begitu.... itu mungkin berhasil. Aku mengandalkanmu.”
“Serahkan saja padaku.”
“Sebelumnya.... aku terkejut dengan kehadiran Filo-dono, tapi sepertinya banyak monster aneh yang berkumpul disekitarmu, Iwatani-dono.” Kata Ksatria Wanita sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Apa yang membuatnya terkejut seperti itu?
Jika dengan sifatmu saat ini, kau tidak akan bertahan lama di desa.
Semua orang disana berkembang ke arah yang aneh.

“Fufufu.... Diriku akan memperlihatkan pada bocah itu betapa mengerikannya teror dari diriku yang terlahir kembali.”
“Berhati-hatilah dari serangan tersembunyinya.”
“Dirimu mengira diriku siapa? Diriku tidak akan membiarkan serangan murahan seperti itu mengenai diriku.”

Penyamaran yang Ren lakukan tidak begitu tinggi.
Hate Reaction yang kumiliki masih belum bisa menghilangkan penyamaran Raphtalia.
Mungkin Gaelion bisa mengetahui kehadirannya.

Namun, aku tidak bisa menyadari kehadirannya dan menerima serangan menyakitkan di pundakku.
Dari bentuk serangannya sudah bagus, tapi siapa yang akan mengira Hero Pedang akan menyerang dengan serangan spesialnya.

Orang yang berhasil menghindari serangannya bukanlah manusia biasa.
Tanpa perlindungan perisai, aku hanyalah orang biasa.
Aku tidak tahu cara kerjanya, tapi aku hanya menggunakannya.
Aku tidak bisa bilang ini adalah kekuatanku.

Satu hal yang bisa aku banggakan hanyalah pengetahuanku dalam memahami bahasa dunia ini.
Tapi itu suatu hal yang biasa terjadi dalam lingkungan masyarakat, jadi itu bukan suatu hal yang spesial.

Demi berhasil memancing Hero Pedang keluar, Gaelion menawarkan dirinya sebagai umpan.




TL: Bajatsu
EDITOR: Isekai-Chan 

0 komentar:

Posting Komentar