Minggu, 24 Januari 2021

Maou-sama, Retry! Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 42. Malam Masing-Masing

 Chapter 42. Malam Masing-Masing



“Harus mengubah rencana. Harus memperluas divisi juga…” (Tahara)

Di malam hari, Tahara berjalan-jalan di desa dengan buku catatan di tangan.

Tidak ada yang bisa dianggap sebagai sumber cahaya, tapi pria ini adalah penembak jitu yang sangat terampil, jadi dia bisa melihat dalam kegelapan dengan sangat baik.

Dia menulis di buku catatannya seolah-olah berada di siang hari.

“Haruskah kita menghapus gunung ini?” (Tahara)

Terkadang dia akan mengatakan hal-hal diluar nalar, tetapi kemungkinan besar dia bisa melakukannya.

Kemampuan Tahara paling cocok untuk menyerang dari segala arah, tetapi jika diarahkan ke satu arah, tidak hanya akan mampu menghancurkan tank, tidak diragukan lagi itu akan mampu menghancurkan gunung juga.

“Cukup rajin, bukan.” (Yuu)

Tahara melihat ke belakang, dan di sana, dia melihat Yuu dengan senyuman aneh.

Sosoknya yang diterangi oleh sinar bulan sungguh luar biasa indah, tetapi jika seorang Player bertemu dengannya di tengah malam, mereka akan melompat, memohon: tolong setidaknya biarkan aku mati di tempat yang terang.

"Yah, dengan Chief-dono yang berharap banyak padaku..." (Tahara)

Tahara memiliki ekspresi yang meragukan, seolah dia tidak setuju dengan itu.

Benar, dia adalah pria yang kurang semangat dan suka bermalas-malasan. Dia tidak akan bergerak atas kemauan atau pekerjaannya sendiri karena dia ingin melakukannya meskipun secara tidak sengaja.

“Kau juga, bukankah kau cukup jinak? Jika itu adalah dirimu yang biasa, berkurangnya populasi disini akan menjadi hal yang wajar.” (Tahara)

“Sungguh cara yang mengerikan untuk menggambarkannya. Aku selalu bertindak dengan keinginan Chief diotakku." (Yuu)

'Itu benar, itu dia', adalah apa yang dipikirkan Tahara.

Orang yang paling dekat dengan apa yang disebut ‘keinginan’ adalah Yuu. Bahkan ketika dia menggila, pikirannya yang sangat tajam.

Dia tidak akan melakukan pembunuhan yang tidak berarti dan tidak akan melakukan kejahatan yang dengan mudah menarik permadani di bawah kakinya. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang terburu-buru dan sembrono seperti membunuh semua orang yang dia temui.

Dia akan mengamati secara diam-diam dan dalam… dan pada saat kau menyadarinya, gambaran neraka yang tidak dapat dibalik telah tersusun. Begitulah polanya. Dia adalah tipe pembunuh bermasalah yang pada saat dia muncul ke permukaan, semuanya sudah terlambat.

“Jadi, apa yang dipikirkan Chief-dono? Kita berbicara tentang dirimu di sini, jadi kau pasti sudah memiliki beberapa ide, bukan?” (Tahara)

Tidak berhemat tentang persiapan apa pun, kadang-kadang menggunakan uang dalam jumlah besar, dia akan memutar persnelingnya hingga batas maksimal, dan akhirnya, dia pasti akan membuat keinginannya menjadi kenyataan— tidak peduli berapa banyak darah dan tangisan yang dibutuhkan.

Dalam kategori semacam itu, Tahara merasa Kunai Hakuto dan Yuu sangat mirip.

Mengenai hal ini, Tahara tidak benar-benar memiliki perasaan benci atau jijik terhadapnya. Jika dia melakukannya, dia tidak akan bisa hidup di dunia seperti itu.

Menipu lawanmu, dan terkadang membunuh mereka; jika tidak, kau akan kalah.

Tahara juga telah menjalani kehidupan seperti itu.

“Sejujurnya, aku belum memahami semuanya.” (Yuu)

“Heeh… ini tidak terduga.” (Tahara)

Tahara menyalakan tembakau dan dengan santai memeriksa ekspresi Yuu.

Dia tidak berbohong, begitulah pendapat Tahara.

Dia tidak memiliki bukti atau apa pun, tetapi Tahara memiliki jenis indra keenam, dan dia sangat mempercayai indra itu.

“Chief-dono mengatakan dia akan berjalan di jalur yang berbeda dari Grand Empire.” (Tahara)

“Benar, dia berkata jika tidak, itu akan membosankan.” (Yuu)

"Yuu, apa kau tidak masalah dengan itu?" (Tahara)

Tahara berpikir bahwa jalan ini malah akan membosankan baginya.

Jika itu adalah Yuu yang biasanya, keinginannya adalah untuk berjalan di jalan di mana dunia dipenuhi dengan 'kelinci percobaan', dan dia akan menginjak-injak mereka dan membuat mereka berlutut.

"... Tahara, aku telah melihat sekilas tentang ‘kesenjangan dunia'." (Yuu)

“Kau mengatakan hal-hal aneh lagi.” (Tahara)

Tahara menggaruk rambutnya dan mengeluarkan asap.

Yuu terkadang mengatakan hal-hal yang sulit dimengerti. Seperti ilmuan gila, mereka akan mengatakan terminologi aneh dan berbicara mengenai filosofi.

“Dan juga, aku merasakan keberadaan Dewa pada Chief.” (Yuu)

“Dahaha! Apa-apaan itu. Apakah itu lagi? Misteri tubuh, evolusinya, dan hal-hal yang selalu kau bicarakan?” (Tahara)

"Tidak, bukan. Seiring berjalannya waktu, perasaan itu semakin tebal.” (Yuu)

… 'Kau juga memiliki sedikit gambaran tentang itu, bukan?', Yuu hanya mengatakan ini dan kemudian pergi ke tempat rumah sakit berada.

Rambut hitamnya dan jas labnya berayun dalam kegelapan.

Tahara menatapnya dengan bingung, tetapi kemudian dia menekan tembakau di asbak portabelnya, dan sekali lagi berjalan mengelilingi desa.

Aku merasakan keberadaan Dewa pada Chief.

Sambil memikirkan kata-kata yang anehnya menempel di kepalanya.

Di sisi lain, Maou yang disebut sebagai dewa…

■■ □□ ■■ □□

"Yah, tentu saja TV tidak akan berfungsi ..." (Maou)

Dia tinggal di kamar termewah penginapan pemandian air panas, dan sambil berbaring di futon, dia bermain dengan remote control.

Jika kau melihat sosoknya saat ini, Kau akan berpikir tentang seorang pegawai kantoran yang berbohong tentang perjalanan bisnis.

Ini sama sekali bukan sosok pria yang akan disebut dewa.

"Tidak ada roti kukus di kamar juga ... Jadi hal yang berhubungan dengan makanan juga tidak terbentuk." (Maou)
<TLN: Roti kukus itu seperti bakpao>

Dalam versi aslinya, tidak hanya kafetaria, tetapi ruangannya juga berisikan kue-kue, tetapi dia tidak dapat menemukannya di mana pun.

Roti kering di base pasti merupakan pengecualian.

“Bahan habis pakai bisa disuplai kembali sendiri, jadi bukan berarti semuanya buruk.” (Maou)

Sejak saat itu, Maou telah bereksperimen dengan berbagai hal. Sabun dan sampo terisi ulang dengan cara yang sama seperti air bak mandi, dan dia telah memastikannya berulang-ulang.

Dengan begini, tidak perlu khawatir kehabisan dan pengelolaannya. Jika ada kebutuhan untuk membuatnya lagi setiap kali habis, SP tidak akan cukup tidak peduli berapa banyak yang dia miliki.

“Maou-sama, pemandian air panas sungguh luar biasa! Bak mandi, uap, air—!” (Aku-chan)

“Tenanglah, Aku-chan.” (Maou)

Pintu geser terbuka dengan suara keras, dan Aku-chan dengan yukata kuning meluncur dengan penuh semangat ke kasurnya.

Sepertinya dia berencana untuk tidur bersama dengannya seolah-olah itu sudah pasti.

“Hari ini aku memasuki salah satu yang disebut pemandian herbal!” (Aku-chan)

“Hmm… Tubuhmu benar-benar wangi.” (Maou)

"Benarkah? Ehehe.” (Aku-chan)

“Apakah kau benar-benar akan tidur bersamaku lagi?” (Maou)

Maou mengatakan ini, tapi itu tidak membuatnya pergi. Dia mungkin mengatakan semua itu, tapi dia lembut pada Aku-chan.

Maou menggunakan remote control untuk mematikan lampu, dan saat dia akan tidur, dia mendengar suara gaduh dari koridor.

“Aku-chan! Aku sudah memberitahumu untuk menjadi bantal tidurku hari ini, bukan?!” (Luna)

Luna mengenakan yukata merah muda. Mungkin Yuu-lah yang membuatnya memakainya.

“Jika kau mencari Aku-chan, dia sedang tidur di sisiku.” (Maou)

"M-m-mesum! Apa yang kau rencanakan dengannya ?!” (Luna)

"Aku tidak tahu apa yang kau bayangkan, tapi sepertinya bagian dalam otakmu berwarna pink." (Maou)

Mungkin karena Aku-chan sedang berada di pemandian air panas, Aku-chan biasanya cepat tertidur kali ini khususnya sangat cepat.

Melihat ini, Luna terdiam.

“M-Mau bagaimana lagi… Kalau begitu aku juga akan memberimu kehormatan untuk membuatku tidur di sini hari ini.” (Luna)

“Tidak, kau tidur di kamarmu sendiri.” (Maou)

“Diam… aku pemilik desa ini!” (Luna)

Mengatakan itu, Luna pergi ke sisi berlawanan dari Aku-chan dan memasuki futon.

Seorang gadis muda dan seorang gadis berdada datar sedang mengapitnya. Namun, ekspresi Maou hanya menunjukkan emosi 'sungguh merepotkan’.

"Ini merepotkan ..." (Maou)

Dia akhirnya mengatakannya dengan lantang.

Luna adalah Luna dan sikapnya sangat blak-blakan.

“Aku adalah pemilik desa ini… Posisiku tertinggi di sini, kau tahu…” (Luna)

Bulu futon dari kelas tertinggi; kenyamanan itu membuat Luna memejamkan mata.

Dia mungkin Gadis Suci, tapi dia mungkin belum pernah tidur diranjang selembut ini. Ini juga salah satu benda dengan kualitas terbaik yang dibuat oleh Grand Empire.

Kenyamanan dan kelembutannya telah dimaksimalkan hingga batasnya.

“Ada apa dengan kelembutan ini… Luar biasa…” (Luna)

Luna menikmati kelembutan dengan berguling-guling, dan pantatnya dengan ringan menyentuh tangan kanan Maou. Luna langsung berteriak.

“K-Kau! Kau baru saja menyentuh pantatku, bukan ?!” (Luna)

"Berapa banyak tuduhan palsu yang kau sebarkan?" (Maou)

“A-alasan…! Aku akan menjaga tangan jahat ini!” (Luna)

"Oi oi ..." (Maou)

Luna meraih tangan kanan Maou dan menggunakannya sebagai bantal.

Siapa yang tahu jika dia ingin melakukannya sejak awal ...

“C-Cukup keras… V-venamu berdenyut…” (Luna)

“Kau mengatakannya dengan cara yang aneh!” (Maou)

Pertengkaran aneh berlanjut di kamar tidur untuk sementara waktu.

Beberapa hari setelah itu…

Akhirnya, tokoh sentral pertemuan sosial, Madam Ebifry telah tiba di desa.

TL: Isekai-Chan
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar