Sabtu, 27 Maret 2021

Realist Maou ni yoru Seiiki naki Isekai Kaihaku Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 58. Pemusnahan Wyvern

 Chapter 58. Pemusnahan Wyvern




Wyvern adalah reptil terbang.

Mereka umumnya dianggap masuk ke dalam keluarga naga, tetapi banyak ahli berkata bahwa mereka adalah spesies yang berbeda.

Tentu saja, aku menyerahkan hal semacam itu pada ahli biologi. Aku lebih suka mempelajari sejarah manusia.

Terlepas dari kategori apa yang cocok, mereka itu kuat. Aku bisa saja mati jika aku tidak berhati-hati.

Selain itu, Wyvern ini memakan daging manusia. Tampaknya tidak baik untuk membiarkan mahluk itu berkeliaran begitu saja.

Walau pun ini bukan wilayahku, tetapi masih ada desa dan kota di sekitar sini. Kerusakan yang tidak perlu harus dihindari.

Baiklah kalau begitu. Sebaiknya aku harus segera menghabisinya di sini.

Kemudian aku melantunkan mantra untuk menciptakan tombak es. Aku memanggil 5 buah tombak es. Aku bisa mengendalikan tombak-tombak es itu dengan bebas dan meluncurkannya ke arah Wyvern. Namun, musuhku lebih kuat dari yang diperkirakan.

Wyvern itu bahkan bisa menghindari tiga tombak es. Namun tetap saja dua sisanya mengenai Wyvern tersebut. Salah satu tombak berhasil mengenai sayap Wyvern itu, sedangkan satunya mengenai perutnya.

Aku bisa saja mengeluarkan lebih banyak sihir bahkan membekukannya, tapi Wyvern itu terbukti sangat keras kepala.

Walaupun dia sudah tidak bisa terbang lagi, tetapi dia masih bisa melawan. Kemudian dia melolong(?).

GAAAAAAGHHHRR !!

Kedengarannya seperti burung raksasa.

Aku ingin menutupi telingaku, tetapi ada seseorang yang menyerang ke depan tanpa ragu.

Seorang prajurit kulit putih dengan rambut emas.

Itu adalah Jeanne.

Dia menyerang sayap yang masih belum terluka dan kemudian berteriak.

“Raja Iblis! Sekarang! Ini kesempatanmu!”

Aku tidak membutuhkan dorongan lebih lanjut. Jadi aku melafalkan mantra untuk kedua kalinya.

Tombak es muncul sekali lagi. Kali ini aku lebih memfokuskan ukuran daripada jumlah. Panjangnya sepanjang Wyvern. Kerusakan yang akan dihasilkan oleh tombak ini pasti luar biasa.

Mungkin itu hanya perasaanku, tetapi Wyvern itu seperti gemetar saat melihat tombak es yang kupanggil 

"Oh? Jadi bahkan binatang buas dan naga sekalipun akan gemetar saat mereka tahu mereka akan mati. Tapi itu tidak akan membantumu sekarang. Kau hanya akan pergi dan memakan lebih banyak manusia jika aku membiarkanmu pergi.”

Jika Wyvern itu hanya memakan orang jahat, mungkin aku akan mempertimbangkannya kembali. Sayangnya, Wyvern tidak dapat membeda-bedakan korbannya. Kemudian Wyvern itupun tertusuk oleh tombak es-ku.

Dengan kedua sayapnya hancur, Wyvern yang lamban itu tidak bisa berbuat banyak untuk menghindari tombak es yang merobek perutnya.

Wyvern itu melolong sekali lagi. Lolongan kali ini berlangsung selama beberapa belas detik sebelum akhirnya Wyvern itu ambruk dan mati.

Tidak heran jika beberapa orang memandang mahluk ini sebagai naga. Mereka sangat tangguh.

Saat pertempuran selesai, Eve kembali kepadaku dan menyerahkan mantelku.

"Itu luar biasa, Astaroth-sama."

“Itu tadi sangat mengesankan, Raja Iblis.”

Jeanne setuju, sambil mengunyah sepotong daging kering.

Sepertinya dia merasa lebih baik sekarang, karena nafsu makannya telah kembali. Sekarang, masalahnya adalah para bandit ini.

Bandit yang pintar sudah melarikan diri, tapi setengah dari mereka terlalu pengecut untuk bergerak. Mereka sekarang membungkuk di hadapanku.

"T-tolong maafkan kami."

“Tolong ampuni nyawa kami.”

Mereka memohon sambil menangis.

Yah, kejadian ini sepertinya akan menghentikan banyak hal. Aku membuat mereka bersumpah untuk menghentikan kejahatan mereka dan membiarkan mereka pergi. Tidak ada yang lebih terkejut dengan ini selain mereka.

“Anda sangat penyayang tuan.”

“Sungguh orang yang baik hati.”

Sepertinya mereka sudah menyesal dan meminta maaf dengan tulus.

Jeanne memandang mereka seolah-olah mereka idiot, lalu saat dia akan membuka mulutnya aku segera membungkam mulutnya dengan tanganku. Mereka tidak boleh tahu kalau aku adalah Raja Iblis.

Setelah itu, mereka membungkuk sekitar sepuluh kali sebelum menghilang dari pandangan kami.

"Nah, ini saatnya kita pergi juga."

"Tunggu dulu, Astaroth-sama!" Kata Jeanne.

Dia menusuk Wyvern yang mati itu dengan pedangnya.

“Apakah daging ini tidak bisa dimakan? Ini terlihat lezat." Katanya sambil meneteskan air liur.

Aku memandang ke arah Eve.

"Daging Wyvern dikenal sangat lezat."

"Kalau begitu kita harus memakannya!" Kata Jeanne. Tapi itu tidak akan terjadi.

Aku tidak ingin memakan daging dari mahluk atau hewan yang memakan manusia. Aku adalah Raja Iblis, bukan iblis.

Jeanne mengerti ini.

"Itu benar. Aku lupa tentang itu."

Kemudian dia membuat tanda salib dan berdoa dalam hati. Sedangkan aku mengeluarkan pisau dan memotong hati Wyvern.

"Aku pikir kau tidak mau memakannya?"

“Hati Wyvern bisa digunakan untuk pengobatan dan katalis sihir. Tidak ada salahnya untuk menyimpannya. "

Hati Wyvern itu seperti simbol kehidupan.

Jadi aku menggunakan sihir untuk membekukan dan mengawetkan hati Wyvern tersebut, lalu masuk ke dalam kereta.

Perjalanan kami tidak semulus yang seharusnya, tapi kami terus melaju ke selatan. Kami membutuhkan beberapa hari lagi untuk mencapai tujuan kami.

Sebuah lubang besar muncul di tengah lapangan.

Pintu masuknya sendiri lebih kecil dari yang kuharapkan, tapi ruangan di bawahnya sangat besar.

"Ruin of Ashgold."

Itu adalah Dungeon yang dikabarkan sebagai kota peradaban kuno. Dan di sinilah kita mungkin menemukan 'Drifted Relic'.
<TLN: Drifted Relic ntuh kayak yg dipke buat summon Hijikata>

Aku bertanya pada Hanzo tentang keberadaan Relic itu sekali lagi.

Dia telah melepas penyamarannya sebagai supir kereta dan kembali menjadi seorang kobold.

"Seharusnya Relic itu berapa di salah satu lantai bawah tanah."

"Kalau begitu kita harus turun ke bawah sana."

Bagaimanapun juga, kami datang ke sini untuk menjelajahi Dungeon ini. Jadi tidak ada alasan untuk meringkuk ketakutan sekarang.


PREVIOUS CHAPTER       TOC        NEXT CHAPTER


TL: Tasha Godspell
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar