Selasa, 21 September 2021

Tate no Yuusha no Nariagari Light Novel Bahasa Indonesia Volume 20 : Chapter 8 – Pemujaan Pahlawan

Volume 20
Chapter 8 – Pemujaan Pahlawan


"Apa?!" Aku langsung berteriak kaget, melihat ke arah Pahlawan Perisai lainnya. Seperti yang dikatakan Raphtalia, itu sepertinya mustahil... tetapi metode peningkatan kekuatan yang hanya bisa kami gunakan sebagian, level yang tidak direset bahkan setelah berpindah, monster yang sudah punah, Fohl dan Melty yang mengenali pemandangan ini—semua misteri ini tiba-tiba tampak lebih masuk akal.

"Apa yang sedang terjadi?" Tanya Mamoru.

“Kau Mamoru Shirono, kan? Dari Jepang modern?” Kataku padanya.

“Ya, maksudku, aku akan menyebutnya modern, tentu saja...” Balasnya.

“Mungkin kau bisa mengerti ini, kalau begitu. Sepertinya sangat mungkin kami yang berasal dari masa depan yang jauh, terperangkap dalam jebakan dan dikirim kembali ke masa lalu, ” Jelasku.

"Dengan kata lain...” Renungnya.

"Benar. Dari sudut pandangku, kau adalah salah satu Pahlawan Perisai yang datang sebelum diriku, mengatasi gelombang di masa lalu,” Kataku. Mendengar perkataan ini, Mamoru menatap kami dengan tatapan tidak percaya di wajahnya.

“Dari masa depan?” Dia memiringkan kepalanya. “Tetap saja, walaupun kita telah dipanggil ke dunia yang berbeda, melompati waktu itu...”

"Itu terlalu berlebihan, bukan?" Kataku. Aku senang dia dapat memahaminya dengan cepat, tetapi semua orang sepertinya belum mencapai kesimpulan yang sama. Mereka semua saling memandang, memiringkan kepala, bingung dengan apa yang sedang kami bicarakan. Aku harus bertanya-tanya bagaimana kami bisa mencapai titik ini. Gelombang yang menyatukan dunia juga dapat mengirim orang kembali ke masa lalu. Perjalanan melintasi waktu bodoh semacam ini bisa sangat fluktuatif.

"Ngomong-ngomong, bisakah kita membuktikannya?" Tanya Mamoru.

"Pertanyaan bagus. Mungkin jika kami bisa memprediksi beberapa peristiwa masa depan untukmu, seperti di film atau semacamnya... tetapi di zaman kami, semua jenis dokumen sejarah telah dihancurkan atau dihilangkan. Kau tidak lebih dari cerita dongeng, jadi kami tidak punya cara untuk memberi tahumu tentang apapun selain peristiwa besar,” Jelasku. Ini akan menjadi waktu yang tepat untuk mengobrol dengan seseorang yang tahu banyak tentang legenda empat pahlawan, tetapi berkat makhluk yang menggunakan nama “Sang Kuasa”, sulit untuk mengatakan apakah ini fakta atau hanya fiksi. “Apa yang bisa kami katakan padamu, jika kau adalah Pahlawan Perisai dari masa lalu kami, kau pada akhirnya akan mendirikan sebuah negara demi0human bernama Siltvelt,” Kataku.

“Sitvelt...” Katanya.

“Satu-satunya cara kami dapat mencoba membuatmu memercayai kami adalah dengan membagikan apa pun yang kami ketahui kepadamu,” Kataku.

“Baiklah kalau begitu,” Mamoru akhirnya setuju. “Jika kau tidak ingin bertarung dengan kami, kami juga tidak perlu melawanmu. Jelaskan apa pun yang kau bisa.” Dia berhenti lagi. “Tapi satu hal. Jika kau benar-benar berasal dari masa depan, tidakkah ada kemungkinan bahwa datang ke sini akan mengubah sesuatu di masa depan?”

“Itulah masalahnya. Jika semua yang kami lakukan sudah menjadi bagian dari masa lalu kami, termasuk kembalinya kami ke sana, maka kami bisa melakukan apapun yang kami mau,” Kataku. Pilihan lainnya adalah bisa melakukan hal-hal seperti menyelamatkan orang yang seharusnya mati untuk membuat masa depan menjadi tempat yang lebih baik. Dalam situasi apa pun, kami tidak akan pergi ke mana pun tanpa informasi lebih lanjut.

"Katakan sesuatu, pendahulu (Sedang Dikonfirmasi)," Kataku.
<EDN: Emang nama panggilannya gitu awkk, ada tulisan sedang dikonfirmasi>

"Bisakah kau tidak memberiku nama panggilan yang aneh?" Komentarnya.

"Jangan khawatir. Setelah kami mengkonfirmasi kebenarannya, aku akan menghapus (Sedang Dikonfirmasi). Aku hanya ingin kau memahami bahwa jika kau mencoba melakukan kekerasan, mencoba menipu atau menjebak kami, atau menyerang kami dengan alasan apa pun, kami tidak akan menahan diri,” Kataku. Aku harus tetap waspada, tetapi pertempuran tidak akan menyelesaikan apa pun. Kami perlu mencari tahu kebenaran situasi kami terlebih dahulu—dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah berbicara dengan orang-orang ini dan yang lainnya di desa mereka. “Aku juga Pahlawan Perisai, ingat, yang artinya aku tahu dimana harus memukulmu. Coba apa saja dan aku akan membalasmu sepuluh kali lipat.”

"Kau sangat berhati-hati," Jawab Mamoru.

“Yah, aku tidak ingin hanya mengirim sisa tulangku ke masa depan. Aku telah bertemu banyak orang bermasalah di setiap dunia yang kukunjungi sejauh ini, ” Kataku padanya.

“Maaf tentang itu...” Kata Ren sambil menundukkan kepalanya. Aku sebenarnya tidak bermaksud menyinggungnya! "Aku terlalu terbawa suasana untuk membantu yang lain," Katanya.

“Ren, ini bukan tentangmu. Tenang saja," Kataku padanya. Ketika dia mendengar semua ini, ekspresi aneh muncul di wajah Mamoru.

"Aku mengerti maksudmu," Katanya, mengangguk. Sepertinya dia pernah mengalami hal yang sama. “Ada orang yang ingin menggunakan pahlawan untuk keuntungan mereka sendiri atau yang ingin—seperti katamu—menipu atau menjebak kita. Bahkan para pahlawan itu sendiri tidak semua selalu membuat keputusan yang tepat.”

"Apakah kau menyadari bahwa gelombang juga menyebabkan gangguan di sini?" Tanyaku. Mamoru mengangguk. Mereka memahaminya bahkan di era ini, namun informasi itu tidak sampai ke masa depan. Barisan Terdepan Gelombang telah melakukan pekerjaan jahat mereka dengan sangat baik, tentu saja.

“Aku terjebak dalam segala macam hal ketika aku pertama kali dipanggil. Ada orang jahat di mana-mana,” Kata Mamoru. Dari sudut pandangku, seluruh sistem dunia ini sudah rusak ketika mereka mulai mengandalkan pemanggilan orang dari dunia lain. Tapi aku tidak ingin menyebabkan masalah sekarang, jadi aku menyimpan pendapat itu untuk diriku sendiri.

Bagaimanapun juga, untuk lebih memahami situasinya, kami memutuskan untuk menunjukkan Mamoru dan rombongannya kembali ke desa kami.


“Aku yakin tidak ada desa di sini sebelumnya,” Kata Mamoru, mengangguk sambil melihat sekeliling. Garis batas yang mengelilinginya adalah bukti nyata bahwa kami adalah penyusup di sini.

"Naofumi, selamat datang kembali," Kata Melty.

“Kakak, semuanya! Kalian telah kembali!” Kata Fohl, mereka berdua melihat kami dan berlari. Kemudian mereka melihat Mamoru dan sekutunya. Mereka menatapku dengan tatapan bertanya di wajah mereka.

“Senjata itu... Jika kita benar tentang segalanya, ia adalah Pahlawan Sarung Tangan masa depan, kan?” Tanya Mamoru.

"Jika kita benar," Kataku.

"Kakak, siapa orang-orang ini?" Tanya Fohl.

"Itu cukup rumit," Kataku. Aku melanjutkan untuk memperkenalkan Melty, Fohl, dan semua orang di desa kepada Mamoru dan yang lainnya, dan kemudian aku menjelaskan bahwa mungkin kami telah dikirim ke masa lalu. "Apakah ada orang di sini yang tahu banyak tentang legenda Pahlawan Perisai?" Tanyaku. "Itu mungkin mengarah pada beberapa petunjuk lagi."

“Ada banyak yang disebut sebagai dongeng. Namun...” Melty memberi isyarat kepadaku bahwa dia menginginkan diskusi yang lebih pribadi. Berbisik di antara kami sendiri mungkin membuat kesan buruk pada teman-teman baru kami, tetapi kami tidak perlu khawatir tentang itu.

“Pasti ada beberapa monster aneh di masa depan,” Kata Mamoru.

"Raph," Kata salah satu spesies Raph.

"Ada apa?" Tanya seorang filolial saat Mamoru dan sekutunya melihat ke arah mereka. Dia memang bergaul dengan banyak demi-human, jadi mungkin dia adalah seorang penyayang binatang. Lagipula ini sepertinya kesempatanku untuk berbicara dengan Melty.

"Apa yang kau inginkan? Sesuatu yang tidak bisa kau katakan di depan mereka?” Tanyaku.

“Aku tahu sesuatu tentang Pahlawan Perisai yang dipanggil oleh gelombang di depanmu, Naofumi. Ibuku bercerita banyak. Aku yakin dia akan senang melihat ini, jika dia masih hidup,” Katanya. Ini terdengar menjanjikan. Ibunya adalah penggemar sejarah. Seperti ratu, seperti putri. “Ada banyak kisah heroik yang berhubungan dengan pahlawan yang paling dipuja dalam pembentukan Siltvelt—seperti bagaimana dia mengajari para demi-human cara untuk melindungi diri mereka sendiri.”

“Kalau itu benar, berarti kita sudah berhubungan dengan selebriti sungguhan di sini,” Kataku. Belum ada yang dikonfirmasi. Aku bahkan tidak yakin kami bisa membuktikannya. Namun, menambahkan apa yang dikatakan Raphtalia, pria ini sepertinya sangat disukai!

“Ada hal lain yang sebaiknya kau ketahui, Naofumi. Di mana ada cahaya, di situ juga ada bayangan. Di Melromarc, yang merupakan musuh Siltvelt, dia adalah Iblis Perisai yang paling dibenci... pahlawan yang dikenal sebagai Raja Iblis,” Lanjut Melty. Begitulah panggilan dari orang-orang yang membenciku—orang-orang seperti Gereja Tiga Pahlawan. Dan Armor, pria yang ditangkap dan dibawa kembali oleh Itsuki, juga memanggilku seperti itu.

"Raja Iblis Perisai, ya?" Kataku. Tidak banyak yang bisa kulakukan tentang itu sekarang. Itu karena perbedaan kesadaran akan keadilan dan kejahatan, topik hangat yang selalu dikhawatirkan Itsuki dan Rishia. Sisi mana yang benar dapat bergantung pada waktu—dan pihak yang kau pilih menjadikan pihak lain sebagai musuhmu. Ini adalah jenis masalah yang selalu muncul setelah kau terlibat dengan otoritas.

“Ada hal lain yang dikatakan ibuku. Jika kau mencari legenda heroik dari dunia kita di negara-negara sebelum Melromarc, Pahlawan Perisai tiba-tiba muncul pada satu titik. Itu menunjukkan dia tidak ada sampai saat itu, ” Kata Melty. Itu pasti efek dari penggabungan dunia, artinya tidak ada Pahlawan Perisai saat gelombang pertama kali terjadi.

“Apakah itu berarti, Melromarc adalah dunia dimana Pahlawan Pedang dan Tombak berasal?” Kataku.

“Itu terdengar masuk akal bagiku. Ada lebih banyak legenda tentang keduanya daripada tentang perisai dan busur. Menelusuri kembali garis keturunan ayahku mengarah ke Pahlawan Tombak juga,” Komentar Melty. Itu mengingatkanku pada sesuatu yang pernah dikatakan ratu tentang nama Trash sebelum mereka menikah, seperti "Lansarz" atau "Lansarose" atau semacamnya. Itu mungkin menjelaskan darimana perlakuan istimewanya terhadap Motoyasu berasal.
<EDN: Lancer = tombak, jadi karena namanya mirip tombak, motoyasu diberi perlakuan istimewa>

“Kita perlu mencari tahu apakah kita benar-benar datang ke sini dari masa depan atau tidak. Melty, bisakah kau berbagi apa yang kau ketahui dengan Mamoru dan yang lainnya?” Tanyaku padanya.

"Tentu saja," Jawabnya. Kami menyelesaikan obrolan pribadi kami. Lalu aku melihat Fohl.

“Fohl.” Panggilku.

“Ada apa, Kakak?” Tanyanya.

"Dengan garis keturunanmu, kau mungkin bisa berbagi beberapa info yang membuat orang-orang ini tertarik. Bisakah kau berbicara dengan mereka tentang Pahlawan Perisai bersama dengan Melty?" Tanyaku kepadanya. Fohl adalah ras hakuko, salah satu ras perwakilan Siltvelt. Mereka mungkin memiliki beberapa cerita atau sesuatu yang diturunkan dari generasi ke generasi.

“Aku bisa melakukan itu...” Balasnya. Mamoru dan sekutunya masih melihat-lihat monster desa. Tapi kemudian aku memperkenalkan Melty dan Fohl kepada mereka.

“Terima kasih telah datang untuk bertemu dengan kami, Pahlawan Perisai. Saya Melty Q Melromarc, ratu bangsa Melromarc.” Melty memberi mereka perkenalan seperti seorang ratu, termasuk sikapnya yang agung. Aku pernah melihatnya seperti ini sebelumnya, tapi itu sangat berbeda dari bagaimana aku biasanya mengenalnya sehingga masih terasa lucu bagiku.

“Yang Mulia. Melromarc bukanlah nama yang pernah kudengar sebelumnya,” Jawab Mamoru.

“Kemungkinan besar Melromarc belum ada saat ini. Kemungkinan, itu akan datang dari dunia yang sama sekali berbeda, berkat penyatuan gelombang, ”Kata Melty.

“Menjadi ratu dari suatu bangsa yang belum ada, itu berarti pangkatmu diturunkan menjadi 'gadis biasa', Melty!" Sindirku dari sampingnya. Dia menyikutku dengan kekuatan yang cukup besar, yang juga menghancurkan sikap agungnya. Dan juga, sayang sekali, aku adalah Pahlawan Perisai. Itu tidak menyakitiku sama sekali. Mungkin bukan kesan terbaik untuk dibuat di depan para tamu—Mamoru sudah terlihat bingung dengan interaksi kami ini.

“Dan ini Fohl, Pahlawan Sarung Tangan. Dia adalah salah satu orang paling berpengetahuan di desa kami tentang topik Siltvelt, ” Lanjutku, memperkenalkan Fohl kepada Mamoru dan sekutunya.

“Archduke Naofumi Iwatani, yang kami kenal sebagai Pahlawan Perisai, telah menjelaskan detail situasinya kepada kami,” Kata Melty, melanjutkan dengan sikap agungnya yang sudah rusak dan melanjutkan diskusi. Dia bahkan meletakkan "Archduke" di depan namaku! Terkadang merasa seperti bangsawan itu bagus juga. Aku mulai merinding. “Saya berharap ini bisa memperjelas situasi saat ini, kami akan berbagi beberapa cerita dari zaman Pahlawan Perisai kami.”

“Saya sangat menginginkan itu. Kami juga ingin mengkonfirmasi kebenaran situasi saat ini,” Kata Mamoru. Diskusi dipimpin oleh Melty dan Fohl. Kami mulai berbicara tentang Pahlawan Perisai dengan Mamoru dan sekutunya. Bahasan utamanya cukup sederhana—Mamoru dipanggil sebagai Pahlawan Perisai ke negara kuno Siltvelt, negara terlemah di benua itu. Dia mengajari mereka cara bertarung, menghadapi gelombang untuk menyelamatkan dunia, dan setelah melewati banyak perjuangan dan kesulitan, dia berhasil menyelamatkan dunia. Bagian tentang mengajari demi-human untuk bertarung mungkin tidak terlalu sulit untuk dilakukan, mengingat berkah pahlawan yang bisa dia berikan. Tetap saja, dia telah menghadapi kesengsaraan di sepanjang jalan, tetapi tidak ada waktu untuk membagikan semua cerita secara rinci. Aku sebenarnya agak tertarik, tetapi tidak ada yang bisa mengkonfirmasi apakah itu benar atau tidak, tetapi banyak hal yang belum terjadi disini.

“Marah pada invasi oleh negara lain, Pahlawan Perisai Mamoru menggabungkan kekuatannya dengan sekutunya untuk mengusir—” Lanjut Melty.

“Ada banyak catatan tentang itu saat ini,” kata Mamoru.

“Jadi itu benar?” Tanya Melty.

"Ya," Jawabnya.

“Oke, lalu. Dikatakan bahwa Siltvelt kuno terdiri dari mereka yang belajar cara bertarung dari Pahlawan Perisai. Empat ras utama yang diuntungkan dari ini adalah hakuko, aotatsu, shusaku, dan genmu. Pahlawan Sarung Tangan di sini yang bersama kami adalah anggota dari salah satu ras ini, hakuko, ” Ungkap Melty, menunjuk ke Fohl untuk mengarahkan perhatian padanya.

“Hakuko?” Kata Mamoru, bingung.

"Kau tidak memiliki ras itu?" Tanyaku.

“Tidak, kurasa tidak,” Jawab Mamoru. Aku bertanya-tanya apa artinya itu. Jika ini adalah masa lalu, ras hakuko seharusnya ada di sini juga. Mungkin mereka adalah ras yang muncul setelah ini tetapi sebelum zaman kami.

“Kedengarannya seperti nama yang akan kau berikan,” Kata R'yne pada Mamoru, menatap Fohl dengan senyum di wajahnya.

"Hei, itu tidak sopan!" Kata Mamoru.

"Aku benar-benar berpikir itu terdengar seperti salah satu nama yang akan kau berikan, itu saja," Godanya.

“R'yne!” Serunya.

"Kau kesulitan memikirkan nama, bukan?" Tanyaku. Jadi ini adalah pahlawan yang telah memberi ras semua nama bodoh itu. “Nama itu sedikit lebih baik daripada menggunakan huruf acak. Aku yakin kau juga memberikan nama panggilan yang sangat sederhana, bukan? Seperti 'anjing' untuk monster tipe anjing?”

“Aku tidak ingin berkomentar...” Kata Mamoru, mengalihkan pandangannya.

"Bingo!" Kata R'yne, menunjuk ke arahku seolah aku memenangkan jackpot. Seperti yang kuharapkan.

“Kau tidak berhak mengatakan itu, Tuan Naofumi. Kau juga hanya menambahkan 'II' pada julukan semua orang,” Kata Raphtalia. Menyerang sekutu, di saat seperti ini! Serangan sekutu yang sulit dihindari juga, karena diarahkan dengan sangat akurat.

“Ini bukan tentangku. Lagipula tak satu pun dari nama-nama itu akan tercatat dalam sejarah,” Kataku. Aku baru saja membuat nama panggilan untuk orang-orang yang tidak mau berbagi nama dengan kami—terutama musuh kami.

"Oh benarkah? Kau menyangkal menyebut Wyndia 'gadis lembah' dan hampir menyebut Ruft hanya dengan julukan 'sepupu' karena hubungannya denganku? Jika kita berhasil membawa perdamaian ke dunia kita, apakah kau yakin bahwa nama panggilanmu untuk Wyndia bukanlah nama yang akan tercatat dalam sejarah?” Kata Raphtalia dengan tajam.

“Wow, Raphtalia. Kau benar-benar bersemangat kali ini, ” Kataku.

“Lagipula, kita sudah saling kenal untuk waktu yang lama. Kita juga sudah pernah mendiskusikan ini sebelumnya,” Katanya. Kami berdua menatap dengan mata berkaca-kaca ke kejauhan. Kami telah menempuh perjalanan yang cukup jauh—sangat jauh, jujur saja. “Kita bertemu orang-orang di kastil Naga Iblis yang tidak memberitahu nama mereka, bukan? Julukan apa yang kau berikan untuk mereka?” Raphtalia tidak menyerah. Sepertinya kebiasaanku ini benar-benar mengganggunya. Dia sangat pandai mengingat nama sendiri. Itu mungkin sumber kemarahannya.

“Orang keren dan penyendiri kuberi julukan Ren II. Orang dengan rasa keadilan yang kuat, Itsuki II, ” Kataku, memutuskan bahwa aku tidak akan menyembunyikan apa pun lagi.

"Hey! Apakah kalian bicara tentang hal-hal yang terjadi di dunia lain? Hal-hal yang kalian ceritakan kemarin? Kau memanggil musuh dengan namaku?! ” Kata Ren, tiba-tiba terlibat.

“Aku harus memanggil mereka dengan sesuatu. Mereka tidak menyebutkan nama, dan ada salah satu dari mereka yang persis sepertimu dulu,” Jawabku. Sekarang Ren jauh lebih dapat bermain di dalam tim dan memberikan pertimbangan kepada sekutunya—dia adalah orang yang sama sekali berbeda, sungguh.

“Aku tahu aku seperti itu, dan aku menyesalinya, tetapi berapa lama hal tersebut akan melekat dalam namaku? Lain kali orang sepertiku muncul, kau akan memanggil mereka Ren III, bukan? ” Katanya menuduhku.

"Tentu saja," Balasku. “Aku sudah sampai III dengan Motoyasu dan Trash. Trash II terbelah menjadi dua, dan Trash III saat ini dikurung setelah menjadi berotot.” Kataku.
<EDN: Awkk bagi yang lupa, trash II, itu barisan terdepan gelombang yg dikejer-kejer sama Tsugumi di dunia kizuna dulu. Motoyasu II itu si master pak tua>

“Aku tahu siapa yang kau bicarakan. III adalah seorang wanita!” Raphtalia menepukkan tangan ke jidatnya. Ngomong-ngomong, Motoyasu III adalah Therese. Kemudian Raphtalia tiba-tiba melihat ke arahku lagi, sepertinya menyadari sesuatu yang lain. "Tunggu. Sebenarnya, aku sudah memikirkan ini sebelumnya. Apakah kau sebenarnya tidak tahu nama Trash II, Tuan Naofumi?” Aku tidak akan menjawab pertanyaan itu. Aku perlu menghindar sebelum Raphtalia mengetahui faktanya.

Sejujurnya, siapa yang peduli dengan Barisan Terdepan Gelombang yang pernah disukai Tsugumi? Tsugumi sendiri sekarang benar-benar terpaku pada Kizuna. Untuk sesaat, kupikir aku melihat Kizuna dan Tsugumi menggelengkan kepala mereka, tapi tidak, itu tidak mungkin. Mereka berdua pada dasarnya selalu lesbian setiap kali aku melihat mereka. Kemudian tambahkan Glass diantaranya dan kau akan mendapatkan cerita komedi romantis.

“Hmmm,” Renung Eclair. “Dalam kasus Pahlawan Iwatani, memberikan nama panggilan dari kesan yang diberikan orang lain bisa menjadi cara yang efektif. Ini mungkin cara yang baik untuk mengingat orang,” lanjutnya. Aku berharap dia hanya membuat lelucon, tapi itu sepertinya tidak mungkin, mengetahui ia adalah Eclair.

“Eclair?!” Kata Ren terkejut. "Ini bukan sesuatu yang harus kau tiru!"

"Dari mana 'gadis lembah' berasal?" Tanya Mamoru tiba-tiba. Wyndia tampak cemberut, tertarik pada jawabannya juga.

“Kau ingin tahu?” Tanyaku.

"Hanya penasaran saja," Jawabnya.

"Oke. Meskipun kau mengatakan kau berasal dari Jepang, kami sendiri sudah tahu bahwa kau mungkin tidak berasal dari Jepang yang sama denganku, jadi aku tidak yakin apakah kau akan mengerti ini, tapi baiklah.” Aku menunjuk spesies Raph dari desa yang awalnya adalah ulat dan mengarahkannya untuk bergerak di belakang Wyndia. "Sekarang berubah menjadi bentuk seranggamu," kataku. Ulat itu berubah kembali ke bentuk sebelumnya. “Saat itu, Wyndia dan yang lainnya yang tinggal di desa membesarkan monster-monster ini dan menyembunyikannya dariku. Bahkan ketika aku akhirnya mengetahuinya, dia melakukan semua yang dia bisa untuk menyembunyikan monster itu dengan berdiri di depannya seperti itu, memberitahuku bahwa tidak ada monster sama sekali.” Mamoru dengan jelas membayangkan pemandangan itu, dan matanya menyipit. Sepertinya dia sedang berpikir kembali, mengingat sesuatu. “Dari reaksi itu, kupikir kita memiliki hal yang sama di dunia kita,” Kataku. Ada banyak contoh pria culun yang terpilih sebagai pahlawan, jadi masuk akal—dan dalam hal ini, kita berbicara tentang anime yang terkenal secara internasional.

Sudah lama sekali aku tidak melihat anime, pikirku sedih. Itu adalah salah satu hal yang kurindukan.

“Oke, aku mengerti. Valley (Lembah) of the—” Kata Mamoru. Ya, dia mengerti.
<EDN: Akhirnyaaa, terjawab sudah referensinya dari manaaa! https://id.wikipedia.org/wiki/Nausica%C3%A4_of_the_Valley_of_the_Wind_(film) Emang sih, si heroine dari anime ini ditemenin sama ulat .-.>

“Aku tidak suka penjelasan ini yang hanya dimengerti oleh kalian para pahlawan!” Kata Wyndia marah.

“Tanyakan pada Ren dan dia akan menjelaskannya padamu,” Kataku.

“Aku juga tidak akan menyukainya!” Katanya singkat. Wyndia sangat tidak menyukai Ren.

“Mungkin salah satu pahlawan lain telah membawa cerita ini? Itu mungkin bisa membantumu untuk memahaminya,” Kataku.

"Kau tahu apa... Kupikir aku mungkin telah melihat sesuatu seperti ini,” Gumam Melty. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang bangsawan. Dia mungkin telah melihatnya dalam sebuah drama atau semacamnya.

"Hei... jika terus begini, maka nama Wyndia benar-benar akan tercatat dalam sejarah sebagai 'gadis lembah.' Apakah itu tujuan kita disini?” Tanya Raphtalia. Dia membuat poin yang bagus. Menyebarkan asal usul nama itu mungkin memang akan mengubahnya menjadi gadis lembah selamanya.

"Tolong, jangan biarkan itu terjadi!" Kata Wyndia tegas.

"Oke, oke," Jawabku.

“Jika kau bersekutu dengan Tuan Naofumi, pastikan untuk memberi tahu dia namamu. Beberapa kali, jika perlu. Kalau tidak, siapa yang tahu apa yang akan terjadi?” Kata Raphtalia. Kedengarannya dia tidak masalah jika aku memberi julukan pada musuh kita. Sebagian besar dari mereka mungkin tidak akan membagikan informasi itu bahkan jika kami bertanya—atau hanya akan memberikan nama yang dibuat-buat. Bahkan itu mungkin lebih baik. Tapi kemudian aku akhirnya akan memanggil mereka “Mr. Nama Palsu" atau semacamnya, jika itu terjadi.

"Kita mulai keluar dari topik," Kataku. "Kau tidak mengenal ras hakuko, kan?" Tanyaku. Mamoru tetap diam. "Ini mungkin sesuatu yang seharusnya tidak kami katakan padamu," Lanjutku. “Hakuko mungkin ras baru yang belum kau temukan, seperti ras kuat yang memilih untuk menyembunyikan diri dari habitat orang lain.”

"Ada cerita seperti itu juga," Kata Melty, melangkah untuk mendukungku. Mungkin seperti Hengen Muso Style, didorong ke ambang kepunahan oleh Barisan Terdepan Gelombang, tapi entah bagaimana berhasil bertahan. Ini semua masih hanya dugaan, tentu saja. Mereka mungkin juga berada di negara seperti Q'ten Lo yang menyegel dirinya sendiri dari dunia luar atau mungkin benar-benar menutup diri mereka di suatu tempat. Mungkin Mamoru akan menemui mereka suatu saat setelah ini dan berhasil mengajak mereka bergabung—atau mungkin mereka adalah pengungsi, menggunakan gelombang sebagai sarana untuk menyeberang ke dunia ini. Gelombang telah membelokkan sejarah dengan sangat buruk sehingga sulit untuk mengungkap kebenarannya lagi.

“Aku masih tidak yakin aku percaya semua ini...” Kata Mamoru.

“Nama itu terdengar seperti nama yang akan kau berikan, Mamoru. Aku percaya itu,” Kata R'yne cerah.

“Kita tidak akan mencapai apa pun tanpa sedikit kepercayaan, dan kau tampaknya tidak ingin bertarung. Sejujurnya, kupikir kau mungkin akan mengeroyok kami, ” Kata Mamoru. Jika kami adalah penjajah, itu mungkin taktik yang kami gunakan. Jika kami menggunakan semua orang yang kami miliki di sini untuk melancarkan serangan habis-habisan hanya pada Mamoru dan sekutu yang bersamanya, kami mungkin bisa menang.

"Aku bisa mengatakan hal yang sama padamu," Balasku.

"Memang. Aku telah memutuskan bahwa kami akan menerima kalian sebagai tamu dan bekerja sama dengan kalian semampu kami. Kami perlu menemukan cara untuk membawamu kembali,” Kata Mamoru.

"Oke," Kataku.

"Satu hal lagi. Monster-monster dengan sayap di punggung mereka, siapa mereka?” Tanya Mamoru.

"Hah? Filolial?” Balasku.

"Mereka dipanggil begitu??" Kata Mamoru. Dia sedang melihat filoial, mengerutkan alisnya. Dia tampak cukup tertarik pada mereka.

“Dari reaksimu, sepertinya kau juga tidak memilikinya saat ini, kan? Mereka monster yang cukup aneh dan suka menarik kereta. Di masa depan, filolial liar dapat ditemukan cukup banyak di mana-mana,” Kataku. Mereka adalah binatang yang serba bisa, digunakan untuk segala hal, seperti transportasi hingga ke makanan. Sayangnya, hanya Filo yang bisa terbang.

“Filolial, ya,” Gumam R'yne, juga melihat burung-burung itu. Aku mulai curiga lagi, tetapi aku tidak yakin apa penyebabnya. Filolial telah menyadari bahwa mereka telah menjadi pusat perhatian dan beberapa dari mereka bertanya apa yang sedang terjadi. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," Kata R'yne. "Bisakah aku bertanya sesuatu? Kau entah bagaimana telah dipindahkan ke tempat baru yang aneh ini, kemungkinan masa lalu—apa kau tidak takut?” Filolial berpikir sejenak.

“Tidak, kami baik-baik saja. Iwatani dan yang lainnya akan menyelesaikan ini. Jika mereka tidak bisa melakukannya, aku yakin Kitamura akan datang menyelamatkan kami,” Kata salah satu dari mereka.

"Ya, itu benar," yang lain setuju. Mereka sama bodohnya seperti biasa, aku sudah menyerah berurusan dengan mereka. Filolial yang diproduksi secara massal dengan kualitas terbaiknya. Sayangnya bagi mereka, Motoyasu tidak akan kembali ke masa lalu—atau setidaknya, aku sangat tidak menginginkannya.

Hal yang menakutkan adalah dia mungkin menemukan cara untuk melakukannya.

“Aku pikir itu cukup. Kami akan mengikuti dugaanmu untuk saat ini, ” Kata Mamoru setelah mendengarkan semua yang kami katakan.

“Aku punya banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu, tapi sungguh, kami hanya ingin kembali ke waktu kami secepat mungkin,” Kataku. Di masa lalu, sebelum aku dijebak, dan jika aku bisa bertarung—jika pada dasarnya tidak ada yang menahanku—maka aku mungkin akan sangat senang berakhir di masa lalu seperti ini. Sekarang aku ingin menjadikan pulang sebagai prioritas pertama. Kami telah terkena serangan yang memindahkan kami melintasi waktu. Kembali ke tempat asal kami, aku bertaruh bahwa kakak perempuan S'yne—Bitch dan anak buahnya juga, mungkin—akan pergi ke kota tanpa kehadiran kami. Aku harus melakukan sesuatu tentang situasi itu. Aku harus kembali secepat mungkin dan memusnahkan mereka semua.

“Kau dengan baik hati menjelaskan situasinya kepada kami, Naofumi. Aku ingin kau melihat basis operasiku juga,” Kata Mamoru.

“Aku mengerti...” Kataku sambil tertunduk. Aku melihat Melty dan yang lainnya dari desa. Pertanyaan yang paling penting adalah bagaimana kami akan kembali ke waktu kami. Mungkin kami bisa bernegosiasi dengan perisai atau meminta transfer dari katana Raphtalia? Namun, ketika aku memeriksa kemungkinan itu segera setelah tiba di sini, itu terlihat meragukan. Saat aku merenungkan masalah ini, aku melihat Rat tampak cukup senang dengan dirinya sendiri. Dia mungkin ingin memulai penyelidikan monster yang sudah punah ini. Dia bisa melakukannya nanti.

Aku memalingkan muka darinya dan kembali ke Mamoru dan sekutunya.

"Tunggu, Archduke," Kata Rat, menindaklanjuti setelah aku mengabaikannya. “Kau tidak akan meminta bantuanku?”

“Sejujurnya, ketika kemampuan seperti membaca teks kuno dipertimbangkan, satu-satunya di antara sekutuku yang aku anggap benar-benar cerdas adalah Rishia dan Trash—keduanya tidak ada di sini,” Kataku datar. Rat adalah seorang peneliti, jadi dia bisa melakukannya, tetapi bekerja di bawahku, dia tidak lebih dari seorang dokter/dokter hewan dan monster, aku tidak mengandalkannya terlalu banyak. Selain itu, dia telah meluangkan waktu untuk menguraikan teknologi yang kami kumpulkan dari dunia lain. Dia awalnya melakukan penelitiannya di Faubrey, tetapi Takt telah mengusirnya sehingga dia pergi ke Melromarc. Aku tahu bahwa setelah kami mengalahkan Takt, dia telah memperluas fasilitas penelitiannya.

“Kau cukup sibuk, meskipun kau tidak berhasil melakukan banyak hal,” Kata Wyndia, berkata dengan tajam dari sampingnya. Rat meringis dan memberinya tatapan tajam. Aku tahu dia punya bakat, tapi Wyndia juga tidak salah.

“Aku hanya tidak suka penelitian yang tidak melihat cukup jauh ke depan—yang tidak mempertimbangkan subjeknya! Buktinya adalah semua pemeriksaan medis yang kuberikan kepada spesies Raph, beberapa monster favorit archduke. Aku bekerja sekeras yang kubisa untuk mengurangi komplikasi dari peningkatan kelas antarspesies!” Kata Rat dengan marah.

"Tunggu. Ada komplikasi?” Tanyaku.

"Tentu saja. Jika seluruh tubuhmu tiba-tiba berubah menjadi bentuk baru dalam semalam, Archduke, aku yakin kau akan kesulitan menggerakannya atau menjaga semuanya tetap berfungsi. Aku membantu spesies Raph beradaptasi dengan tubuh baru mereka,” Jelas Rat. Dia mengaku telah bekerja keras, namun... masih sulit untuk mengevaluasinya berdasarkan hasil seperti ini. Dapat dikatakan, apa yang dia lakukan layak dipuji, jadi aku harus berhati-hati dengan perkataanku. Dia melanjutkan. “Aku juga mengawasi hal-hal teknis yang kau minta orang lain tangani, Archduke. Teks yang diterjemahkan oleh pahlawan senjata proyektil, gadis Ivyred, telah melewati tanganku juga—dan laporan yang kau bawa kembali dari dunia lain.” Dia mulai terdengar seperti jack-of-all-trade. Mungkin aku seharusnya memanggilnya “Rishia II.” Dia berspesialisasi dalam hal-hal yang berhubungan dengan monster tetapi tampaknya benar-benar tahu cukup banyak tentang hal lain juga. “Kau harus sadar, Archduke, bahwa alkimia membutuhkan pengetahuan dasar yang luas dari berbagai pengetahuan. Lagi pula, kau memiliki keterampilan sendiri, seperti membuat aksesori dan memasak, jadi kau pasti mengerti,” Kata Rat. Dia benar. Darah Naga Iblis yang  kugunakan dalam memasak, misalnya, lebih merupakan bahan sihir jika kau akan mengkategorikannya. Rat memiliki pengetahuan khusus, jadi dia jelas berpikir ini adalah waktunya untuk bersinar.

“Raph!” datang sekelompok panggilan. Monster spesies Raph berkerumun di sekitar Rat. Kukira ini berarti tidak apa-apa untuk percaya dan mengandalkannya. Lagipula, dia adalah orang kepercayaan kedua setelah aku bagi spesies Raph. Aku ingin melihat bagaimana dia bereaksi terhadap Naga Iblis.

“Jika spesies Raph menjaminmu, kurasa aku bisa mengizinkannya. Apa yang kau punya, Rat?” Tanyaku.

"Aku tidak yakin aku suka caramu bertanya," Kata Rat.

“Aku memiliki sedikit penolakan terhadap spesies Raph yang merekomendasikan ini. Apakah kau yakin?" Tanya Raphtalia. Tak satu pun dari mereka tampak begitu bahagia, tapi Rat sendiri yang memintaku untuk ini!

“Raphtalia, kita akan membicarakan ini nanti atau kita akan melenceng kembali. Pertama-tama, apakah menurutmu Rat tidak bisa dipercaya?” Tanyaku padanya.

"Tidak, tentu saja tidak. Dia melakukan pemeriksaan kesehatan untuk semua orang, dan kupikir kita bisa mempercayainya, ” Jawab Raphtalia.

“Itu kesimpulannya. Rat, kita akan mencari petunjuk denganmu, oke?” Kataku.

“Itu bukan keahlianku, tapi aku adalah otak terbesar yang kau miliki di sini, Archduke. Dan aku sangat tertarik dengan dunia masa lalu ini,” Kata Rat. Jadi itulah yang sebenarnya dia kejar. Seorang peneliti seperti Rat jelas akan bereaksi terhadap semua monster yang punah ini. Dia ingin mendapatkan materi tentang mereka, tidak peduli apapun yang ia diperlukan.

“Kalau begitu, kami akan membawamu, Rat, tapi kami juga harus memperkuat pertahanan desa. Jika kita keluar dengan kekuatan dan jatuh ke dalam perangkap, akan sulit untuk melarikan diri, ” Kataku.

“Kau masih tidak mempercayai kami?” Tanya Mamoru dengan cemberut.

"Aku tidak mengatakan itu," kataku hati-hati—tetapi cukup jelas, percaya kepada seseorang terlalu cepat hanya dapat menyebabkan rasa sakit.

“Sebagai pendahulumu sebagai Pahlawan Perisai, izinkan aku mengingatkanmu tentang sesuatu. Apa metode peningkatan kekuatan perisai? Kepercayaan, kan?” Kata Mamoru. Aku mendesah. Dia tahu dimana harus mendaratkan serangan. Metode peningkatan kekuatan perisai dapat meningkatkan kemampuan melalui kepercayaan dan selalu dipercaya. Kepercayaan itu sendiri bisa menjadi kekuatan. Dalam beberapa hal, Pahlawan Perisai bisa disebut sebagai “pahlawan kepercayaan.”

“Aku mengerti, tapi aku hanya bertahan hidup dengan hati-hati,” Kataku padanya.

"Seberapa gelap hal-hal di masa depan?" Kata Mamoru sambil menggelengkan kepalanya. "Ini seperti diberitahu bahwa semua yang kami perjuangkan di sini tidak ada artinya." Aku tidak bisa mengomentari itu. Aku tidak punya cara untuk menilai tindakannya. Kami bahkan tidak tahu sejauh mana kami pergi ke masa lalu. Itu pasti bukan sepuluh atau dua puluh tahun. Kita berbicara tentang ratusan tahun di sini, setidaknya. Mengingat kurangnya catatan, bahkan bisa ribuan. Kapan Siltvelt didirikan? Aku sepertinya ingat pernah mendengar sebuah angka... dan itu sudah cukup lama.

“Kurasa kita tidak perlu terlalu khawatir tentang itu,” Kata R'yne, memberikan jawaban biasanya yang ceria.

“Aku tidak menyarankan sandera, tetapi mengapa kita tidak meminta beberapa sekutu kita melepaskan senjata mereka dan tinggal di desa? Itu akan memberimu jaminan,” Saran R'yne. Beberapa sekutu Mamoru langsung meletakkan senjata dan mengangkat tangan.

"Aku bisa melakukannya," Kata pria yang disandera oleh Shadow. Satu langkah yang salah dan dia akan mati, dan disinilah dia, menawarkan dirinya sebagai "sandera." Itulah seberapa besar dia percaya pada Mamoru.

“Bagaimana?” Tanya Mamoru.

"Baiklah kalau begitu," Kataku. Jika mereka akan sejauh ini, sepertinya kami tidak punya banyak pilihan.

“Naofumi, aku akan pergi denganmu juga. Aku adalah perwakilan dari dunia ini. Aku tidak bisa hanya bersembunyi di sini, ” Kata Melty, yang jarang sekali bersemangat seperti ini. Dia masih merasa sangat tertekan karena Filo tidak ada di sini. Kurasa itu berarti jiwa pemimpinnya mulai meningkat. "Atau apakah kau pikir kau tidak akan bisa melindungiku?" Tanyanya dengan tajam, mempertanyakan apakah aku bisa melindungi ratuku atau tidak, hampir seperti ancaman. Aku bertanya-tanya apakah aku harus menganggap itu sebagai contoh seberapa besar dia telah tumbuh—atau mungkin contoh bagaimana pendidikan Trash mendorong perkembangannya dengan cara yang tidak terduga.

“Baiklah, baiklah. Ruft, kau dan Fohl dapat mengambil alih tugas Melty dalam mengelola desa,” Perintahku.

"Oke!" Kata Ruft bersemangat. Sejujurnya aku lebih suka meninggalkan Melty di sini bersama mereka, tapi bukan itu situasi yang kami hadapi. Ruft bisa menjaga penduduk desa sebagai ganti Melty, aku cukup yakin. Semua orang yang berada di bawah komandoku menjadi sangat cerewet saat mereka bertambah usia, pikirku sambil menggelengkan kepala. Aku hanya berharap mereka bisa mendukungnya dengan tindakan mereka.

"Melty, sebaiknya kau tetap dekat denganku setiap saat," Kataku padanya.

"Tentu saja. Berada di dekatmu adalah tempat yang paling aman!” Jawabnya dengan sinis.

"Hey! Melty, tidak adil!” Protes Keel, menunjuk Melty dengan menuduh.

“Jangan bertengkar!” Aku memperingatkan mereka. “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di sini, jadi aku ingin kalian tetap melindungi desa sambil menunggu kami kembali! Kami tidak akan pergi lama. Jangan khawatir!" Aku memberitahu mereka.

"Aku juga akan menemanimu," Kata Shadow, memberi hormat kepada Melty. Dia pasti bisa berguna, baik untuk mata-mata dan perlindungan, jadi aku tidak protes.

S'yne tidak berbicara, tetapi dia tampak sangat tertarik pada pahlawan dengan senjata yang sama dengannya dan jelas ingin ikut. Bahkan jika aku mengatakan tidak, dia mungkin akan mengabaikanku. Jadi aku memutuskan untuk memasukkannya ke dalam party kami. Itu berarti aku, Raphtalia, Raph-chan, Melty, Rat, S'yne, dan Shadow akan meninggalkan desa lagi. Bukan susunan party yang biasa, harus kuakui. Tidak ada Filo, Shadow keluar dari persembunyiannya, dan Rat yang meninggalkan labnya adalah keanehan yang paling menonjol. Eclair ingin bergabung dengan kami, karena khawatir akan Melty, tetapi akhirnya dia memutuskan untuk tetap tinggal demi Ren.

"Ayo pergi," Kata R'yne, Pahlawan Perlengkapan Jahit. Kemudian Mamoru dan R'yne mengirimi kami undangan party. Ada juga batasan jumlah orang yang bisa mereka teleportasi.

"Jumping Needle!" Kata R'yne.

"Portal Shield!" Kata Mamoru. Semuanya berkelap-kelip di sekitar kami dan kami berpindah ke tempat yang tampak seperti halaman kastil.




TL: Hantu
EDITOR: Isekai-Chan
PROOFREADER: Bajatsu

0 komentar:

Posting Komentar