Chapter 295. Konflik Kakak dan Adik
“Onii-sama! Lawanlah diriku!”
“Tidak!”
Sejak Fohl kembali, Atla terus-menerus mencaci maki dia.
Perlu diketahui, Atla tidak tiba-tiba menyerangnya untuk membungkamnya atau apa pun.
Yah, jika dia melakukan hal seperti itu, aku pasti tidak akan membiarkan dia ikut melawan Houou.
Sebab orang seperti itu tidak bisa dipercaya.
Atla ya...
Dia menanggapi semua perkataan sebagai perintah mutlak dan selalu setuju dengan apa yang aku bicarakan.
Tapi, bila ada kalanya nyawaku sedang dalam bahaya, Atla sangat khawatir sampai terdiam dalam waktu lama.
Bagi dirinya, aku adalah pemahaman utama dalam hidupnya.
Ada saat ketika aku ingin seorang gadis patuh tanpa banyak pikir langsung kerjakan apa yang aku minta, tetapi bila aku benar bertemu dengan gadis seperti itu, yang ada aku dipenuhi dengan rasa khawatir mengenai keselamatannya.
Aku orang jahat, aku tertawa ketika kemalangan menimpa orang lain. Sudah jelas aku bukan orang yang layak untuk diikuti lagi.
Banyak budak yang aku kumpulkan agar mereka menjadi kekuatanku lalu menyuruh mereka untuk pergi ke medan tempur dengan senang hati. Bagaimana mungkin.... aku memikirkan untuk membangun keluarga yang bahagia?
Itu sebabnya aku diam dan mengawasi pertarungan Atla dan Fohl.
Aku punya janji dengan Fohl, sebuah syarat penting baginya, dengan adanya itu dia akan bertarung demi diriku.
Itu sebabnya orang yang perlu membujuk Atla adalah Fohl sendiri.
“Aku sudah memohon setulus ini, aku masih tidak diizinkan?”
“Ya, Atla. Aku tidak bisa membawamu ke tempat berbahaya seperti itu.”
“Onii-sama, tidak ada tempat tanpa bahaya. Sebab tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana keadaan orang akan mati.”
“Tidak. Aku yakin kau akan aman jika menetap di sini.”
“... Apakah itu akan terjadi? Tidak ada yang akan tahu bila seseorang meracuni sungai disaat Tuan Naofumi pergi. Aku bisa saja mati sebab wabah penyakit. Bisa saja ada sekelompok orang yang tidak suka dengan pencapaian Tuan Naofumi, lalu aku bernasib sial sehingga terlibat konflik dengan mereka.”
Dia mengeluarkan contoh-contoh yang gila.
... Namun, semua itu memang sudah terjadi.
Ada yang meracuni sumber air desa, wabah yang disebabkan oleh Gaelion dan terakhir konflik kelam yang terjadi pada desa ini.
“Jangan bicarakan hal yang tidak masuk akal!”
“Aku hanya mengutarakan keselamatan seseorang hanyalah ilusi belaka, Onii-sama. Aku hanya ingin melindungi Tuan Naofumi dari kesialan yang terjadi padanya! Kemungkinan yang kusebutkan tadi, bisa saja menimpa Tuan Naofumi. Ketika aku tidak bersamanya, mungkin saja ada anak panah nyasar yang mengenai dadanya.”
Eh? Ternyata dia memperhitungkan kemungkinan aku terlibat juga?
Logika macam apa itu.
Ini adalah dunia lain. Mana mungkin seorang Hero Perisai mati sebab anak panah nyasar.
“Aku sudah bukan orang yang selalu dilindungi oleh orang lain! Tolong biarkan aku ikut bertarung juga.”
“Aku sudah bilang kau tidak boleh ikut!”
“Aku sekarang sudah tidak lemah!”
“Rasa sombong itulah yang membuatmu dalam bahaya!”
Ah, bagaimana mereka ini.... terus saja berdebat.
Jika aku ikut campur juga hanya akan membuat dampak yang buruk untuk keduanya. Apa yang harus aku lakukan?
Jika aku beralasan dia tidak ikut sebab terlalu dini, maka dia akan menyinggung budak desa yang ikut bertarung padahal bagi mereka bertarung itu masih terlalu dini, sama halnya dengan aku beralasan dia baru saja sembuh dari penyakitnya, sebab ada juga budak yang baru sembuh ikut bertarung juga.
... Mungkin aku terlambat menyadari ini, ternyata aku ini sangat tidak beradab?
“... Ini ada hubungannya dengan darah yang mengalir pada tubuh kita, Atla.”
“Ya.”
“Maka sebagai bagian dari keturunan Hakuko, seharusnya kau tahu apa tindakan selanjutnya.”
Fohl dan Atla mengangkat tinju mereka. Mereka mulai melepaskan haus darah.
Apa yang kalian rencanakan?
“Ya, jika keinginanku tidak cukup untuk meyakinkan dirimu... Maka, aku hanya perlu membuktikan kekuatanku padamu, Onii-sama!”
“Jika kau kalah dariku, kau harus menepati janji denganku.”
“Aku tidak akan menarik kembali kata-kataku.”
Bagaimana bisa kalian mau menyelesaikannya dengan cara itu?
Jujur saja, kami sudah sering melihat mereka ini bertengkar.
Dari sana, aku punya perasaan Atla yang akan menang.
Tapi, aku mengingat-ingat kembali perkembangan mereka.
Setelah insiden yang membuatku tidak waras, Fohl selalu saja mendapatkan kemenangan melawan Atla.
Dia berhenti bertindak sebagai tumor tak berguna di sisinya, sekarang dia melawannya dengan konsisten.
Alasan dia tidak membeli senjata atau hal yang serupa dari toko senjata adalah karena dia sulit untuk menahan diri, lalu dia mungkin bisa saja membunuhnya.
Tetapi, meski aku bilang dia terus menang dari Atla sejak hari itu, dia selalu memiliki rekan yang membantunya. Aku ingin tahu apa yang akan terjadi jika mereka tarung satu lawan satu.
Menurut Ren dan yang lainnya, pertumbuhan Atla lebih tinggi, tetapi jika mempertimbangkan kemauan dan statistik, Fohl lebih diuntungkan.
Setiap kali si jenius Atla merasa dirugikan, dia mundur dan menyesuaikan posisinya.
Dengan logika itu, keunggulan Fohl terletak pada pukulan pertama.
Karena Fohl sudah bertarung jauh sebelum aku bertemu dengannya, mungkin dia akan menunjukkan perbedaan pengalaman bertarung mereka.
“Kalau begitu Onii-sama, aku menantangmu untuk berduel.”
“Ya.”
Atla mengarahkan tangannya ke Fohl.
Cara bertarung mereka sangat berbeda.
Fohl menggunakan tinjunya untuk menghancurkan pertahanan dan melukai lawan. Atla mendorong melalui mereka. Alih-alih memukul mereka secara langsung, dia memilih titik-titik vital untuk melancarkan serangan dengan menggunakan aliran Kii.
Dari pertarungan ini, aku dapat menentukan kelayakan Atla untuk ikut melawan Houou.
Angin bersiul, dan bersamaan dengan itu, datanglah daun Bio Plant.
Saat daun menyentuh tanah, duel mereka dimulai.
“DAAAAAAAAAAAH!”
Cepat!
Untuk sesaat, aku tidak bisa mengikuti gerakan Fohl saat dia langsung mendekati Atla dan mengayunkan tinjunya ke arahnya.
“Tei!”
Menggunakan tangannya sendiri, Atla mengarahkan pukulannya dan menghindari tangan Fohl sejarak satu lembar kertas saja.
Tinjunya menyentuh tanah dan tertanam di dalamnya.
Setelah ledakan, bumi mulai bergemuruh. Retakan mulai menyebar dari area yang Fohl pukulkan.
“Sekarang!”
Bergerak untuk menghindari retakan, Atla menyodorkan tangannya ke punggung Fohl.
“Memangnya akan kubiarkan!”
Menggunakan tangan yang tertanam di tanah sebagai penopang, Fohl melakukan handstand, dan dia memutar tubuhnya untuk menghalau serangan tangan Atla dengan tendangan.
“Chiih!”
Atla menghentikan pukulan dengan satu tangan, tetapi harus memutar tubuhnya ke belakang untuk menyerap dampak pukulan tersebut. Mendapatkan kembali posturnya, dia mencoba serangan lain, tapi kali ini, Fohl membuat tubuhnya vertikal dan mendorong dengan tangannya untuk keluar dari tanah. Tangannya lepas dari tanah, dan tubuhnya terbang cukup tinggi. Dia membalikkan tubuhnya dan mengarahkan dropkick ke Atla.
Omong-omong, ini semua terjadi dalam 5 detik.
Seberapa kuat ilmu bela diri mereka ini?
Dengan ekspresi muak, aku mulai memperkirakan cara menangani serangan yang mereka lancarkan.
Bagaimana cara memblokir tinju dari Fohl ... bagaimana mempersiapkan tusukan dari Atla ...
Apakah ini sudah semacam pekerjaan dalam hidupku?
Keduanya melompat mundur dan menciptakan jarak. Mereka mengatur kembali pernapasan mereka.
“Seperti yang kuduga, kau bertambah lebih kuat lagi dari sebelumnya. Kakak sangat bangga padamu, Atla.”
“Jika kau terus meremehkanku, kau akan kalah, Onii-sama.”
“Ini baru tiga bulan... hanya dalam tiga bulan kau sudah sampai sekuat ini. Luas biasa. Tapi itu termasuk aku juga, Atla.”
“Betul sekali. Dalam tiga bulan yang panjang dan singkat ini. Orang-orang memang pasti akan berubah dalam waktu itu.”
“Kau sudah berubah, Atla. Dulu, kau merasa sangat menyusahkan banyak orang bila terus hidup. Sekarang semua itu hanya masa lalu.”
“... Aku masih sama. Selama aku hidup di sini, masih saja ada orang yang kesusahan mengurusiku. Itu sebabnya, aku ingin membalas kebaikan orang yang kesusahan itu. Onii-sama, kau juga termasuk dari orang kesusahan itu. Aku ingin melindungimu.”
Setelah mengatur napas mereka, keduanya melanjutkan percakapan mereka sambil bertukar pukulan.
Bila diperhatikan, mereka cukup hebat juga.
“Sekarang ini, kau bilang aku berada di tempat yang aman, akan tetapi aku tidak mau duduk dan diam saja. Jika aku mendapat kesempatan untuk menggunakan kekuatanku saat ini, maka dengan senang hati aku ingin melindungi desa bersama Tuan Naofumi dan juga dirimu, Onii-sama. Jika ternyata itu keinginan dari Tuan Naofumi, maka aku ingin memenuhi posisi sebagai pelindung untuknya.”
“Kenapa kau selalu mendukung orang itu!?”
“Kau tidak mengerti, Onii-sama? Isi hati yang sebenarnya dari Tuan Naofumi?”
“....”
Tak satu pun dari mereka dapat mendaratkan pukulan yang menentukan, dan baku hantam berlanjut.
Keduanya memiliki kecepatan yang cukup besar, dan semua orang yang mengamati pertarungan tidak bisa melakukan apa-apa selain menonton.
Hah? Mengapa banyak orang yang menonton mereka?
Ah, orang-orang di tempatku cukup tanggap, jadi mereka akan datang segera setelah sesuatu terjadi.
Mereka sangat bisa aku andalkan.
Sekarang kembali lagi ke Fohl dan Atla.
Aku yakin mereka juga bisa diandalkan.
Ren dan Itsuki mungkin sedang memikirkan bagaimana menghadapi mereka berdua. Mereka berdua mengepalkan senjata mereka erat-erat saat mata mereka mengikuti pertempuran.
Secara objektif, aku memikirkan hal yang sama.
“Aku mengerti tekad besarmu itu. Tapi aku tidak bisa mengakuinya sekarang. Sudah waktunya untuk menyelesaikan ini!”
Fohl memegang tangannya di depan dan berkonsentrasi.
“UWOOOOOOOOOOOOOOOH!”
Fohl berubah menjadi bentuk beastmen.
Apa yang dilakukannya saat itu meningkatkan kemampuannya secara signifikan.
Satu-satunya yang bisa mengimbangi Fohl ketika dia menjadi seperti itu adalah para Hero, Raphtalia, Filo, dan Nenek Tua saja?
Apakah Atla termasuk juga?
Tampaknya mereka belum bertarung dengan serius.
“Ya... aku mengerti mengapa kau memutuskan itu. Oleh karena itu, aku akan menunjukkan kekuatanku juga!”
Kedua belah pihak mengaktifkan Aktivasi Musou.
Udara terasa seperti bergetar di bawah tekanan. Semua orang yang hadir menyadari bahwa ada berbagai jenis haus darah.
Aura yang Fohl lepaskan adalah aura binatang buas. Itu terik dan penuh dengan kemarahan.
Sebaliknya, aura Atla... dingin... dan kejam. Itu juga sesuatu yang seharusnya tidak masuk ke tangan manusia.
Aura yang cukup panas untuk meluluhkan musuh, dan aura yang cukup dingin untuk membungkam mereka.
Saat kedua belah pihak bentrok, para penonton menahan napas dan menelan air liur mereka.
“Teknik Hengen Musou! Tiger Break!”
Aliran Kii milik Fohl mengembang. Lalu dia mengarahkan tinjuan tangannya pada Atla.
0 komentar:
Posting Komentar